Anda di halaman 1dari 12

Fibromialgia

Definisi
Kelainan yang dicirikan oleh nyeri muskuloskeletal yang
menyebar dengan penyebaran simetris, kekakuan, mudah lelah,
parestesi, dan gangguan tidur.

Epidemiologi
Rasio perempuan : laki-laki = 9:1
Biasanya mulai menyerang di usia 50 tahun

Etiologi
Belum jelas
Stres emosional, infeksi, pembedahan, hipotiroidisme, trauma, pasien
yang terinfeksi hepatitis C, HIV, parvovirus B19, lyme disease,
kurangnya latihan, penggunaan otot secara berlebihan, dan
perubahan metabolisme otot

Patogenesis
Meskipun penyebab pasti fibromialgia masih menjadi
misteri, secara umum para ahli sepakat mengenai adanya
mekanisme pengolahan input yang tidak normal,
khususnya input nyeri (nosiseptif), pada sistem saraf pusat.
Pada studi dolorimetri dan pemberian stimuli seperti panas,
dingin dan elektrik, ditemukan ambang rangsang yang
rendah pada pasien fibromialgia. Pasien fibromialgia
mempersepsikan stimuli non-nosiseptif sebagai stimuli
nosiseptif serta kurang mampu mentoleransi nyeri yang
seharusnya dapat ditoleransi oleh orang normal.
Beberapa kelainan fisiologik dan biokimia telah ditemukan
pada susunan saraf pusat pasien fibromialgia. Kelainan
tersebut adalah :
1. Kadar serotonin yang rendah
2. disfungsi poros hipotalamus hipofisis
3. kadar hormon pertumbuhan yang rendah
4. kadar substansi P yang meningkat
5. faktor pertumbuhan saraf yang meningkat

1. Kadar Serotonin yang


Rendah
Serotonin merupakan
neurotransmiter yang
berperan dalam tidur, nyeri
dan perubahan mood.
Serotonin yang disekresikan
oleh ujung serat neuron
rafe, menyebabkan
perangsangan untuk
menyebabkan tidur.
Serotonin yang disekresi oleh
radiks dorsalis medula
spinalis, merangsang
sekresi enkefalin yang
menimbulkan hambatan
presinaptik dan postsinaptik
pada serabut nyeri.
Kadar serotonin yang rendah
diduga memiliki peran dalam
patogenesis fibromialgia

2. Disfungsi Poros
Hipotalamus Hipofisis
Poros hipotalamus hipofisis
berperan penting dalam respons
adaptasi terhadap stres. Pada
sistem yang berfungsi normal,
hipotalamus mensekresi
corticotropin-releasing hormone
(CRH) yang kemudian
merangsang sekresi
adrenocorticotropic hormone
(ACTH) oleh hipofisis. ACTH
kemudian merangsang korteks
adrenal mensekresi
glukokortikoid yang berperan
dalam respons adaptasi terhadap
stres.
Regulasi sirkadian sistem poros
hipotalamus hipofisis sebagian
dipengaruhi metabolisme
serotonin. Disfungsi sistem poros

3. Kadar Growth Hormone yang Rendah


Growth hormone (GH) adalah suatu hormon yang berperan dalam
pertumbuhan karena sifatnya yang meningkatkan sintesis protein,
meningkatkan penggunaan lemak untuk energi, menurunkan
pemakaian glukosa untuk energi, dan merangsang pertumbuhan
tulang. Hormon tersebut secara normal disekresi pada tahap 4 dari
tidur, sehingga gangguan tidur diduga dapat menurunkan sekresinya.
Pada pasien fibromialgia ditemukan penurunan kadar GH yang penting
untuk proses repair otot dan kekuatan, yang diduga diakibatkan oleh
gangguan tidur.
4. Kadar Substansi P yang Meningkat
Substansi P adalah neurotransmiter yang dilepaskan bila akson
distimulasi. Peningkatan kadar substansi P meningkatkan sensitivitas
saraf terhadap nyeri. Kadar substansi P yang tinggi menyebabkan
stimulus normal dipersepsikan sebagai stimulus nosiseptif oleh
penderita fibromialgia.
Kadar substansi P yang meningkat di cairan serebrospinal pasien
fibromialgia juga mungkin berperan dalam menyebarkan nyeri otot.
Peneliti pada 4 studi yang independen melaporkan kadar substansi P
pada pasien fibromialgia meningkat sampai 2-3 kali kadar pada
individu normal.

Manifestasi Klinis
Nyeri muskuloskeletal yang menyebar, kekakuan, dan
kelelahan.
Parestesi
Gangguan tidur (sering terbangun di malam hari dan sulit tidur
kembali)
Nyeri bersifat menyebar
Dirasakan selama minimal 3 bulan
Di atas dan bawah pinggang pada kedua sisi tubuh
Kaku di pagi hari kemudian membaik di siang hari atau
bertahan sepanjang hari
fenomena Raynaud atau gejala mirip fenomena Raynaud
gangguan kognitif dengan kesulitan berpikir dan kehilangan
khas pemeriksaan fisik pasien fibromialgia
ingatan jangka pendek (loss of short-term memory)
Titik-titik tender points (titik-titik yang dirasakan lebih nyeri oleh
sakit kepala tipe migrain, pusing, cemas, dan depresi.
pasien dibandingkan orang lain) berjumlah 18. Titik-titik itu
ditemukan dengan melakukan palpasi dengan jari, dan
memberikan tekanan kira-kira seberat 4 kg, yaitu setara
dengan gaya yang dibutuhkan untuk membuat jari pemeriksa
menjadi pucat.
Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan dolorimeter.
Di wilayah yang nyeri, juga dapat ditemukan nodul subkutan

Diagnosis
1. Riwayat nyeri yang menyebar
Definisi: Nyeri dianggap menyebar jika ada di seluruh lokasi berikutnyeri di sisi kiri tubuh, nyeri di sisi kanan tubuh, nyeri di atas/di
bawah pinggang. Nyeri rangka aksial (nyeri servikal, dada depan,
spina thorakalis, atau punggung bawah) harus ada.
2. Nyeri di 11 dari 18 tender points pada palpasi dengan jari
Definisi: Pada palpasi dengan jari, nyeri harus terdapat pada
minimal 11 dari 18 situs tender points di bawah ini.
Oksiput bilateral, di insersi otot suboksipital
Servikal bawah bilateral, di aspek anterior spasium
intertransversum di C5 hingga C7
Trapezius bilateral, di titik tengah batas atas
Supraspinatus bilateral, di origo, di atas spina skapula dekat
batas medial
Iga kedua bilateral, di junctio kostokondral kedua, lateral dari
persambungan permukaan atas
Epikondilus lateral bilateral, 2 cm distal dari epikondilus
Gluteal bilateral, di kuadran atas luar dari bokong di lipatan
anterior otot
Trochanter mayor bilateral, posterior dari prominensia
trochanter

Terapi
Nyeri
asetaminofen, tramadol, atau gabapentin (300-1200 mg/d)
Tindakan lokal seperti pemanasan, pijatan, suntikan steroid
atau lidokain, dan akupunktur hanya meredakan gejala
sementara.
Kualitas tidur
Amitriptilin (10-50 mg), nortriptilin (10-75 mg), dan doksepin
(10-25 mg), siklobenzaprin (10-40 mg), 1-2 jam sebelum
tidur.
Depresi dan cemas
Konseling psikiatrik.
Fluoksetin, sertralin, paroksetin, sitalopram, atau inhibitor
reuptake serotonin lain dapat diberikan untuk mengatasi
depresi.
Tradozon dan venlafaksin bekerja sebagai antidepresan,
sedangkan alprazolam dan lorazepam efektif untuk
mengatasi kecemasan.

Ankylosing spondylitis (AS)


Definisi
Bentukartritis langka yang menyebabkan peradangan pada
tulang belakang dan sendi-sendi sakroiliaka.Ditandai dengan
kekakuan progresif dari sekelompok sendi dan ligamen di
tulang belakang, menyebabkan rasa sakit kronis dan
gangguan mobilitas tulang belakang. Ketika tulang belakang
pasien menjadi lebih kaku, beberapa fraktur kecil dapat
berkembang dan patah tulang ini dapat sangat
menyakitkan. Jika parah, ankylosing spondylitis juga dapat
menyebabkan
Epidemiologi fusi (penggabungan) ligamen tulang belakang
dengan
cakram/diskus
Rasio pria
: wanita =3:1antar vertebra.
Onset dimulainya pada usia dewasa muda sampai usia awal
dewasa.
Sementara
Etiologi pada usia lebih dari 45 tahun jarang ditemuka.
Tidak diketahui pasti
Hubungan langsung antara AS dan mayor histokompabiliti
Human Leukosit Antigen (HLA) B-27 adalah menentukan,
adanya anamnesa mengenai keluarga yang menderita

Patofisiologi
Prosesperadangankronis,
termasukCD4,CD8,limfositTdanmakrofag.Sitokin,
terutamatumornecrosisfactor- (TNF-) dan Transforming Group
Factor- (TGF-), juga penting dalam proses inflamasi dengan
menyebabkan fibrosis dan pengerasan di tempat terjadinya
Kriteria
Diagnosis
peradangan.
1. Nyeri pinggang paling sedikit berlangsung selama 3 bulan, membaik
dengan olahraga dan tidak menghilang dengan istirahat.
2. Keterbatasan gerak vertabra lumbal pada bidang frontal maupun
sagital
3. Penurunan relatif derajat ekspansi dinding dada terhadap umur dan
jenis kelamin
4. Sacroiliitas bilateral grade 2-4.
Diagnosisunilateral
ankylosing
spondylitis
definitif apabila terdapat
5. Sacroiliitis
grade
3-4
sacroiliitis unilateral grade 3-4 atau sacroiliitis bilateral grade 24 disertai dengan salah satu gejaia klinis di atas
Terapi
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) biasanya digunakan
untukmengurangi nyeri dan mengurangi peradangan. Pembedahan
ini diarahkan untukresolusi komplikasi yang berhubungan dengan
Ankylosing Spondylosis.
Tidak ada pengobatan bedah kuratif.
Pengobatan konservatif berhasil 75%

Anda mungkin juga menyukai