Anda di halaman 1dari 9

Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim nasional yang mewakili Indonesia dalam

sepak bola internasional senior pria. Tim ini dikendalikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI), yang merupakan anggota FIFA dan juga anggota Konfederasi Sepak Bola
Asia. Tim ini dianggap oleh FIFA sebagai penerus Hindia Belanda.

Indonesia pernah tampil dalam Piala Dunia FIFA, yakni pada tahun 1938 saat bernama
Hindia Belanda. Mereka kalah dalam pertandingan pertama menghadapi Hongaria. Pada
tingkat regional, Indonesia pernah tampil empat kali dalam Piala Asia AFC. Namun,
Indonesia belum pernah lolos dari babak grup. Pada tingkat Asia Tenggara, Indonesia telah
tampil dalam berbagai edisi Kejuaraan AFF, dengan capaian terbaiknya adalah menjadi juara
kedua dalam enam edisi.

Sejarah
Periode awal

Pada pertandingan-pertandingan awal, melibatkan pihak dari Hindia Belanda, diorganisasi


oleh Nederlandsch-Indische Voetbal Bond (NIVB), atau suksesornya, Nederlandsch-Indische
Voetbal Unie (NIVU). Pertandingan-pertandingan yang dilaksanakan sebelum kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945 tidak diakui oleh PSSI.[7]

Pertandingan sepak bola tercatat pertama yang melibatkan tim dari Hindia Belanda adalah
kontes melawan Singapura pada 28 Maret 1921. Pertandingan tersebut dilaksanakan di
Jakarta dan Indonesia menang dengan skor akhir 1–0. Hal ini diikuti dengan pertandingan
melawan Australia XI pada Agustus 1928 (menang 2–1) dan satu tim dari Shanghai selang
dua tahun kemudian (seri 4–4).[7]

Pada 1934, satu tim dari Jawa mewakili Hindia Belanda dalam Far Eastern Games yang
dimainkan di Manila, Filipina. Setelah mengalahkan Jepang 7–1 dalam pertandingan
pertama,[8] dua pertandingan berikutnya berakhir dengan kekalahan 0–2 atas Tiongkok dan 2–
3 atas tim tuan rumah menempatkan Timnas Jawa menempati peringkat dua. Meski tidak
diakui PSSI, pertandingan ini diakui oleh World Football Elo Ratings sebagai pertandingan
pertama yang melibatkan Timnas Indonesia.[9]

Piala Dunia FIFA 1938

Artikel utama: Indonesia pada Piala Dunia FIFA 1938

Indonesia pada tahun 1938 (pada masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding
di Piala Dunia FIFA 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies
(Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil
mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia FIFA
1938 hanya terdiri dari dua negara, Hindia Belanda dan Jepang. Indonesia akhirnya lolos ke
putaran final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak
kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.

Pada waktu itu, tim ini menggunakan seragam berwarna oranye dan bercelana putih seperti
warna seragam yang dipakai kesebelasan Belanda.[10]
Skuat Piala Dunia 1938

Pelatih: Johannes Christoffel Jan Mastenbroek.

Nama Klub Posisi

Mo Heng Tan Hua Chiao Tsing Nien Hui (HCTNH) Malang Penjaga gawang

L.N. Van Beuzekom


Hercules Batavia Penjaga gawang
Digantikan oleh Jack Samuels
Pemain
Dorst Tidak diketahui
belakang

Pemain
J. Harting Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja
belakang

Pemain
Frans G. Hu Kon Sparta Bandung
belakang

Jack Kolle Pemain


Tidak diketahui
belakang
Digantikan oleh Teilherber
Jack Samuels
Pemain
Excelsior Soerabaja
Menggantikan L.N. Van belakang
Beuzekom
G.H.V.L. Faulhaber Djocoja Djogjakarta Pemain tengah

Sportvereniging Binnenlands Bestuur (SVBB)


Frans Alfred Meeng Pemain tengah
Batavia

Achmad Nawir Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain tengah

Anwar Sutan Voorwaarts Is Ons Streven (VIOS) Batavia Pemain tengah

G. van den Burgh Semarang Voetbal Vereniging (SVV) Semarang Pemain tengah

Tan Hong Djien Tiong Hoa Soerabaja Pemain depan

Tan See Han Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain depan

Isaac "Tjaak" Pattiwael Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi Pemain depan

Suvarte Soedarmadji Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain depan

M.J. Hans Taihuttu Voetbal Vereniging (VV) Jong Ambon Tjimahi Pemain depan

Teilherber
Djocoja Djogjakarta Pemain depan
Menggantikan Jack Kolle
R. Telwe Houdt Braaf Stand (HBS) Soerabaja Pemain depan
Herman Zomers Hercules Batavia Pemain depan

Pertandingan melawan Hongaria

Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda.
Mereka bermain di Stadion Velodrome Municipale, Reims, Prancis. Sekitar 10.000 penonton
hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu
kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan
Belanda Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, wali kota
Reims menyebutnya, "Saya seperti melihat 22 atlet Hongaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."

Pada menit ke-13, jala gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos
Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4–0.
Nasib tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0–6. Pada saat itu,
Piala Dunia memakai sistem gugur.

Surat kabar dalam negeri, Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni
1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi
Perlawanan Gagah".[11]

1950-an

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan mereka pada tanggal 17 Agustus 1945,


tim nasional Indonesia berhasil lolos ke Olimpiade Melbourne 1956. Indonesia berhasil
melaju ke perempat final dan bertemu dengan Uni Soviet yang ketika itu dikapteni oleh kiper
Lev Yashin. Ketika itu, Indonesia berhasil menahan Uni Soviet 0–0. Pada akhirnya Indonesia
harus kalah dengan skor 4–0 pada laga ulangan dua hari kemudian.

Pada Kualifikasi Piala Dunia 1958, Indonesia berhasil mengalahkan China pada ronde
pertama. Kemudian, Indonesia menolak untuk bertanding melawan Israel pada ronde kedua
karena alasan politis. Sejak saat itu, Indonesia tidak pernah ikut dalam kualifikasi Piala Dunia
hingga tahun 1970.

Setelah bertanding di kualifikasi Piala Dunia, Indonesia berhasil meraih medali perunggu di
Asian Games 1958 setelah pada perebutan tempat ketiga berhasil mengalahkan India 4–1.
Indonesia juga bermain imbang 2–2 saat melawan Timnas Jerman Timur.

Suspensi 2015

PSSI disuspensi FIFA karena intervensi pemerintah dalam liga nasional pada 30 Mei 2015.
Pembekuan mengambil efek segera yang artinya Indonesia tidak berhak berkompetisi pada
Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 (AFC) sekaligus Kualifikasi Piala Asia AFC 2019, yang
dimulai kurang dari 2 minggu kemudian. FIFA masih mengizinkan Indonesia untuk bermain
dalam Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2015 hingga turnamen berakhir,
karena sudah telanjur dimulai. FIFA mengambil tindakan melawan Indonesia menyusul
konflik antara pemerintah dan PSSI yang berakibat pada pembatalan kompetisi domestik.[12]

Suspensi tersebut dicabut pada Kongres FIFA ke-66.[13]

2017–2019
Beberapa minggu setelah finis di posisi kedua pada ajang Piala Suzuki AFF 2016, PSSI
mengadakan kongres pada 8 Januari 2017 dalam upaya untuk menandatangani Luis Milla
untuk menangani senior mereka dan tim U-22. Sebelum Kejuaraan AFF 2018, Milla pergi
tanpa penjelasan apa pun, menyebabkan kemarahan di kalangan supporter Indonesia.[14]
Indonesia tersingkir dari babak penyisihan grup di Kejuaraan AFF 2018 menyebabkan
pemecatan Bima Sakti.[15] Untuk mempersiapkan kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia
menandatangani Simon McMenemy dengan harapan bahwa masa jabatannya yang sukses
dengan Filipina dapat menghidupkan kembali kinerja Indonesia, terutama ketika Indonesia
dikelompokkan dengan tiga rival dari Asia Tenggara: Malaysia, Thailand dan Vietnam
bersama UEA.[16] Indonesia kalah dalam empat pertandingan termasuk kekalahan kandang 2-
3 dari Malaysia, diikuti oleh kekalahan kandang dari Vietnam untuk pertama kalinya di setiap
turnamen kompetitif. Pada 6 November 2019, PSSI memutuskan untuk memecat McMenemy
atas kinerja tim nasional yang memburuk.[17] Indonesia bertandang ke Malaysia dan kalah 0–2
dari saingannya dan secara resmi tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2022.[18]

2021–sekarang

Menyusul kegagalan di kualifikasi Piala Dunia, PSSI menunjuk Shin Tae-yong sebagai
pelatih Indonesia dengan harapan untuk menghidupkan kembali tim untuk Kualifikasi Piala
Asia AFC 2023 yang akan datang, menggunakan keberhasilan Park Hang-seo di Vietnam
sebagai bukti penunjukan.[19]

Di bawah manajemen Shin Tae-yong, mayoritas tim senior dirombak dan memiliki banyak
pemain muda yang mayoritas berasal dari tim U-23. Indonesia berhasil mencapai final dan
meraih posisi runner-up di Kejuaraan AFF 2020 dengan rata-rata usia pemain 23 tahun.

Pada Kualifikasi Piala Asia, Indonesia secara mengejutkan mengalahkan tuan rumah, Kuwait,
yang belum pernah mereka kalahkan dalam 42 tahun, yang mengejutkan banyak orang.
Indonesia akhirnya berhasil lolos ke Piala Asia AFC 2023 mendatang setelah absen selama
16 tahun.

Kostum

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Indonesia national football team kits.

Jersey pada tahun 1981


Kostum tim Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan
hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut "memperkuat" timnas sejak tahun 1962 hingga
1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI
mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962 di Jakarta.

Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnic, yakni PSSI Banteng
dan PSSI Garuda. PSSI Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti Maulwi
Saelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, memiliki kostum hijau-putih, selain kostum
merah-putih. Sedangkan tim Garuda, yang diperkuat oleh Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong
Silalahi, juga dilengkapi kostum biru-putih. Namun, setelah terungkap kasus suap yang
dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya
membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu
berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya, digunakan tim
campuran di Asian Games.

Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS 1905, menjelaskan bahwa setelah dari era
Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal
kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk
bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim
nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda di bagian
dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan
kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games 1981
Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia
menjadi runner-up Piala Raja 1981," kata Ronny Pattinasarani.

Dalam Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah
mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-
hijau.

Pada kostum Timnas Indonesia yang dibuat Nike pada 2010 untuk Piala Suzuki AFF 2010,
terdapat Burung Garuda yang membentang di bagian depan kostum yang tidak berwarna
tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada
kostum kedua yang berwarna Putih-Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada
burung Garuda berwarna abu-abu muda.

Pembuat

Nama Tahun

Adidas 1970–1995

Diadora 1995–1996

Asics 1996–1997

Adidas 1997–2000

Nike 2000–2001

Adidas 2001–2003

Ghazali Sport 2003–2004


Adidas 2004–2006

Nike 2006–2020

Mills 2020–

Stadion
Terletak di Jakarta, stadion kandang bagi timnas Indonesia adalah Stadion Utama Gelora
Bung Karno yang berkapasitas 78.011 penonton. Stadion ini merupakan stadion terbesar di
Indonesia, stadion terbesar kedua di Asia Tenggara dan stadion sepak bola terbesar
kesembilan di dunia. Stadion ini dibangun pada tahun 1960 untuk Asian Games 1962 dan
pembangunannya didukung oleh pemerintah Uni Soviet, dengan pinjaman lunak sebesar US$
12,5 juta. Stadion ini selesai setelah dua tahun dan secara resmi dibuka pada tanggal 24
Agustus 1962.[20]

Daftar stadion kandang timnas Indonesia

Liputan media
Kualifikasi tim Indonesia untuk Piala Dunia FIFA 2022 (babak kedua saja) dan Piala Asia
AFC 2023 disiarkan oleh jaringan televisi publik free-to-air TVRI dan jaringan televisi free-
to-air Emtek (melalui SCTV) sejak 2021;[21] sedangkan untuk layanan jaringan multiplatform
premium dipegang oleh Mola hingga 2022.[22]

MNC Media juga menyiarkan pertandingan timnas Indonesia, tetapi dari tahun 2020 hingga
2023, MNC hanya meliput pertandingan timnas di Kejuaraan AFF 2020 dan Piala Asia AFC
2023 karena MNC-Lagardère[note 1] dan kontrak kemitraan hak siar Football Marketing Asia
(Piala Asia AFC).[23][24] Berbeda dengan TVRI, SCTV, dan Mola TV, ketiga televisi tersebut
hanya membeli hak dari PSSI.

Jadwal dan hasil


Artikel utama: Hasil pertandingan tim nasional sepak bola Indonesia

Pertandingan dalam 12 bulan terakhir, dan jadwal pertandingan mendatang

      Menang       Seri       Kalah

2021

Artikel utama: Hasil pertandingan tim nasional sepak bola Indonesia tahun 2021

9 Desember 2021 BG Piala Indonesia 4–2  Kamboja


AFF 2020

Bishan, Singapura
12 Desember 2021 BG Piala Laos  1–5 Indonesia
AFF 2020

Bishan, Singapura

15 Desember 2021 BG Piala Indonesia 0–0  Vietnam


AFF 2020

Bishan, Singapura

19 Desember 2021 BG Piala Malaysia  1–4 Indonesia


AFF 2020

Kallang, Singapura

22 Desember 2021 SF Piala Singapura  1–1 Indonesia


AFF 2020

Kallang, Singapura

25 Desember 2021 SF Piala Indonesia 4–2   Singapura


AFF 2020 (p.w.)

Kallang, Singapura

29 Desember 2021 Final Indonesia 0–4 Thailand


Piala AFF 2020

Kallang, Singapura

2022

Artikel utama: Hasil pertandingan tim nasional sepak bola Indonesia tahun 2022

1 Januari 2022 Final Piala Thailand 2–2 Indonesia


AFF 2020

Kallang, Singapura

27 Januari 2022 Indonesia  4–1  Timor Leste


Persahabatan

Gianyar, Indonesia

30 Januari 2022 Timor Leste  0–3  Indonesia


Persahabatan

Gianyar, Indonesia

1 Juni 2022 Persahabatan Indonesia  0–0  Bangladesh

Soreang, Indonesia
8 Juni 2022 B3 Kualifikasi Kuwait  1–2  Indonesia
Piala Asia AFC 2023

Kota Kuwait, Kuwait

11 Juni 2022 B3 Kualifikasi Indonesia  0–1  Yordania


Piala Asia AFC 2023

Kota Kuwait, Kuwait

14 Juni 2022 B3 Kualifikasi Indonesia  7–0    Nepal


Piala Asia AFC 2023

Kota Kuwait, Kuwait

24 September 2022 Indonesia  3–2  Curaçao


Persahabatan

Bandung, Indonesia

27 September 2022 Curaçao  1–2  Indonesia


Persahabatan

Cibinong, Indonesia

23 Desember 2022 BG Piala Indonesia  v  Kamboja


AFF 2022

Jakarta, Indonesia

26 Desember 2022 BG Piala Brunei  v  Indonesia


AFF 2022

Kuala Lumpur, Malaysia[note 2]

29 Desember 2022 BG Piala Indonesia  v  Thailand


AFF 2022

Jakarta, Indonesia

2023

Artikel utama: Hasil pertandingan tim nasional sepak bola Indonesia tahun 2023

2 Januari 2023 BG Piala AFF Filipina  v  Indonesia


2022

Manila, Filipina

Pemain

Anda mungkin juga menyukai