merupakan
batu-batu
pembangun
berpikir. Konsep adalah suatu abstraksi
yang mewakili satu kelas objek-objek,
kejadian-kejadian,
kegiatan-kegiatan,
atau
hubungan-hubungan,
yang
mempunyai atribut-atribut yang sama.
Oleh karena orang mengalami stimulusstimulus yang berbeda-beda, orang
membentuk konsep sesuai dengan
pengelompokan
stimulus-stimulus
dengan cara tertentu (Dahar, 1988: 95;
Winkel, 1996: 328).
Menurut Posner, et al., (dalam
Suparno, 1997: 50), dalam proses belajar
mengajar ada proses perubahan konsep.
Perubahan konsep melalui dua tahap,
yaitu tahap asimilasi dan tahap
akomodasi. Dengan asimilasi siswa
menggunakan konsep-konsep yang telah
dipunyai untuk berhadapan dengan
fenomena yang baru. Dengan akomodasi
siswa mengubah konsepnya yang tidak
cocok lagi dengan fenomena baru yang
dihadapi. Adanya pengubahan ini dapat
menyebabkan konsep yang semula benar
menjadi
salah
atau
sebaliknya.
Penggunaan konsep yang salah dapat
dikatakan miskonsepsi.
Miskonsepsi yang dikemukakan
oleh Fowler (Suparno, 2005), yaitu
miskonsepsi memiliki arti sebagai
sesuatu yang tidak akurat akan konsep,
penggunaan konsep
yang
salah,
klasifikasi contoh yang salah, kekacauan
konsep dan hubungan hierarkis konsepkonsep yang tidak benar.
Stoikiometri merupakan salah
satu pokok bahasan yang ada dalam
mata pelajaran kimia SMA kelas X.
Materi stoikiometri dianggap sulit oleh
60% siswa kelas XI IPA 1 SMA
Khadijah
Surabaya
yang
sudah
mendapatkan materi tersebut. Pada
penelitian Chandrasegaran et. al (2009)
pun
masih
ditemukan
adanya
miskonsepsi siswa pada materi pokok
stoikiometri,
khususnya
dalam
menentukan
pereaksi
pembatas.
Miskonsepsi yang terjadi disebabkan
90
Persentase Siswa(%)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
10
11 12
13
Nomor Konsep
Gambar 1 Grafik Persentase Jumlah Siswa yang Tahu Konsep,
Tidak Tahu Konsep, dan Miskonsepsi
Hasil analisis terhadap
data dalam Gambar 1 adalah
sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil analisis
profil miskonsepsi secara
individu diketahui bahwa
setelah pembelajaran nonTAP
ditemukan
adanya
miskonsepsi pada materi
stoikiometri.
b. Persentase miskonsepsi terbesar
terdapat pada konsep nomor 13
tentang penentuan massa zat
melalui pereaksi pembatas, yaitu
sebesar 56%. Hal ini menunjukkan
bahwa pada konsep tersebut,
sebagian besar siswa menjawab
salah, tetapi siswa yakin jawaban
tersebut benar.
c. Persentase
miskonsepsi
terkecil
terdapat pada konsep nomor 1 tentang
konversi jumlah mol dengan jumlah
partikel, yaitu sebesar 4%. Hal ini
menunjukkan bahwa pada konsep ini
sebagian besar siswa sudah menguasai
konsep dengan baik dan hanya sebagian
kecil
siswa
yang
mengalami
miskonsepsi.
d.Tidak ada siswa yang mengalami
miskonsepsi pada konsep nomor 2
tentang konversi jumlah mol dengan
massa yang ditunjukkan dengan
persentase miskonsepsi sebesar 0%. Hal
ini berarti bahwa sebagian besar siswa
sudah memahami konsep dengan baik
yang ditunjukkan dengan persentase
sebesar 74%.
B - 92
Gambar 2
3. Hasil
Wawancara
Penetapan
Sumber Penyebab Miskonsepsi
Stoikiometri
Untuk menelusuri sumber
penyebeb miskonsepsi pada konsep
stikiometri ini, maka dilakukan
wawancara terhadap lima siswa yang
paling banyak mengalami miskonsepsi
pada
masing-masing
indikator,
Sumber
penyebab
miskosnsepsi
tersebut
antara lain keterbatasan
kemampuan siswa, siswa tidak tahu
teknik membaca buku, teman diskusi
yang salah, dan catatan yang keliru.
4. Tes Pelacakan Miskonsepsi Akhir
pada Materi Stoikiometri
B - 93
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1
Gambar 3
Nomor Konsep
10
11
12
13
B - 94
4.0
3.5
3.0
0.8
0.7
0.6
2.5
2.0
1.5
0.5
0.4
0.3
1.0
0.5
0.0
0.2
0.1
0.0
5.0
4.5
10
11
12
13
SIMPULAN
1. Profil miskonsepsi pada materi pokok
stoikiometri terjadi pada semua
konsep, kecuali konsep konversi
jumlah mol dengan massa. Persentase
miskonsepsi terbesar terdapat pada
konsep penentuan massa zat melalui
pereaksi pembatas, yaitu sebesar
56%. Persentase miskonsepsi terkecil
terdapat pada konsep konversi jumlah
mol dengan jumlah partikel, yaitu
B - 95
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta:
Depdiknas
Chandrasegaran, A L, David F Treagust,
Bruce G Waldrip, dan Antonia
Chandrasegaran. 2009. Students
Dilemmas
in
Reaction
Stoichiometry Problem Solving:
Deducing The Limiting Reagent
in Chemical Reactions. Journal:
Chemistry Education Research
and Practice, Vol.10 hal. 14-23
B - 96