Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
Dalam ilmu kebidanan dan kandungan mengetahui, mempelajari, dan
memahami tentang anatomi, fisiologi, dan patologi alat-alat dan organ-organ yang
ada di dalam panggul sangatlah penting. Sebab tidak jarang kelainan dalam hal
reproduksi dapat terjadi sebagai akibat disfungsi atau malformasi alat genital.1
Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genitalia eksterna dan interna.
Organ genitalia eksterna dan vagina adalah bagian sanggama, sedangkan organ
genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempa pembuahan sel telur,
transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin.1
Dalam perkembangan embrio, pada hari kedua puluh satu setelah konsepsi
akan terbentuk genital ridge yang berasal dari proliferasi intermediet mesoderm.
Genital ridge ini terbentang dari kranial ke kaudal dari embrio yang merupakan
asal dari seluruh alat genital, kecuali vulva, uretra, dan vagina bagian bawah.2
Pada minggu ke-5 dan ke-6 terbentuk saluran Muller atau saluran
paramesonefros yang berjalan kanan dan kiri. Pada minggu ke-7 dan 8 sampai
minggu ke-12 terjadi penggabungan (fusi) dari kedua saluran Muller pada bagian
distalnya, sedangkan pada bagian proksimalnya masih tetap terpisah. Bagian distal
setelah berfusi kemudian akan mengalami rekanalisasi sehingga terbentuklah
vagina dan uterus. Bagian proksimal saluran Muller yang tidak berfusi akan
membentuk tuba fallopi. Vagina bagian bawah atau distal dibentuk oleh sinus
urogenital. 2
Pada waktu saluran Muller berfusi, ujung distalnya bersentuhan dengan
sinus urogenital sehingga terjadi suatu invaginasi dari sinus urogenital yang
disebut dengan Mullerian Tuberkel. Daerah ini menjadi tempat proliferasi dari
sinus urogenital sehingga terbentuk bilateral sino-vaginal bulbs. Kanalisasi dari
sinovaginal bulbs ini akan membentuk vagina bagian bawah. Proses ini
berlangsung sampai minggu ke-21. Bagian sino-vaginal bulb yang pecah tidak
sempurna akan menjadi selaput himenalis, sedangkan bagian sinus urogenital
yang berada di atas tuberkel akan menyempit membentuk uretra dan vestibulum
vulva di mana uretra dan vagina bermuara.2,3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi saluran reproduksi wanita
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu,
alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis dan alat
reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum.1,4

Gambar 1. Anatomi genitalia eksterna5


1. Alat genitalia eksterna
a. Mons veneris / mons pubis
Mons pubis merupakan bagian yang menonjol di bagian depan simfisis
yang terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat, di mana setelah dewasa
akan tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung
banyak kelenjar sebasea (minyak) yang berfungsi sebagai bantal pada waktu
melakukan hubungan seksual.4
Setelah pubertas kulit mons pubis ditutupi oleh rambut keriting yang membentuk
perisai (escutcheon). Berbentuk segitiga dan dasarnyadibentuk oleh batas atas
simfisis. 4
b. Labia mayor
Secara embriologis, labia mayor homolog dengan scrotum pada pria.
Bentuk dan strukturnya bervariasi sesuai dengan kandungan lemaknya.

Labia mayor merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong


dengan panjang sekitar 7-8 cm, lebar 2-3 cm, ketebalan 1-1,5 cm dan agak
meruncing pada ujung bawah. Disuperior menyatu langsung dengan mons veneris
dan ligament bulat berakhir dibawahnya. Di posterior, labia mayor akan menyatu
didaerah perineum membentuk komisura posterior. Permukaan luar labia mayor
ditutupi oleh rambut, sedangkan dipermukaan dalam tidak. Selain itu terdapat
banyak kelenjar apokrin dan sebasea. Dibawah kulit, terdapat lapisan jaringan ikat
padat yang hamper sama sekali tidak terdapat otot namun kaya akan serat elastis
dan jaringan lemak. Massa lemak merupakan bagian terbesar labia mayor dan
diperdarahi oleh banyak pleksus vena. 4
c. Labia minor
Labia minor merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak di
bagian dalam bibir besar (labia mayor) tanpa rambut yang memanjang ke arah
bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, sementara bagian lateral dan
anterior labia biasanya mengandung pigmen, serta permukaan medial labia minor
sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah. Pada laki-laki homolog
dengan ventral penis. Labia mayor meluas ke superior dan menjadi dua lamella.
Kedua bagian ini menyatu membentuk frenulum klitoridis. Secara struktural, labia
minor terdiri dari jaringan ikat dengan banyak pembuluh darah, serat elastis, dan
beberapa serat otot polos, yang disarafi oleh berbagai ujung saraf dan sangat
sensitive. Epitel labia minr berbeda sesuai tempatnya. Epitel berlapis gepeng
menutupi permukaan luar masing masing labium. Bagian lateral permukaan dalam
ditutupi oleh epitel berlapis gepeng sampai batas garis Hart. Medial terhadap garis
ini ditutupi oleh epitel gepeng tidak berkeratin. Walaupun labia minor terdapat
sedikit folikel rambut, kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin namun terdapat banyak
kelenjar sebasea. 4
d.

Klitoris
Klitoris merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat

erektil, dan letaknya dekat ujung superior vulva dan diatas uretra. Organ ini
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif. Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan terdiri dari glans, korpus dan
dua krura. Diameter glans biasanya kurang dari 0,5 cm, terdiri dari sel-sel

berbentuk gelendong dan dilapisi oleh epitel gepeng berlapis yang kaya
persarafan. Badan klitoris mengandung dua korpora kavernosa. Klitoris analog
dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksual. 4
e. Vestibulum
Bagian alat reproduksi bagian luar ini berbentuk seperti perahu atau
lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri
dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas,
dan friksi. 4
Pada vestibulum biasanya terdapat enam ostium: uretra, vagina, dua
duktus kelenjar bartolini dan dua duktus kelenjar parauretral terbesar-kelenjar
skene. Bagian posterior vestibulum diantara frenulum labiorum pudenda dan
ostium vagina disebut fossa navikularis. Ini biasanya terlihat hanya pada wanita
nulipara. 4
f. Bulbus vestibuli
Jaringan erektil yang homolog dengan bulbus penis laki-laki, terletak di
samping kanan-kiri ostium vaginae. Ujung depannya menyempit dan kedua bulbus
(kanan dan kiri) menyatu di depan ostium urethrae eksternum. Bagian belakangnya
menebal, sementara bagian depannya meruncing dan berhubungan dengan glans
clitoridis (hubungan ini dinamakan anastomoses venarum bulbi et clitoridis). Bulbus
vestibuli ditutupi oleh m. bulbospongiosus (m. sphincter vaginae) yang terletak di
sebelah luarnya, dan menutupi glandula vestibularis major yang terletak di
belakangnya. Pendarahannya diurus oleh a. bulbi vestibuli (cabang a. pudenda
interna). 6
g. Glandula Vestibularis Major
Glandula vestibularis major (Glandula Bartholini) adalah kelenjar yang
homolog dengan glandula bulbourethralis (glandula Cowperi) laki-laki.
Kelenjar ini terletak di di samping kanan-kiri ostium vaginae, di sebelah dalam
bulbus vestibuli dan di bawah membrana perinei. Saluran keluarnya bermuara
padi pinggir ostium vaginae.6

Gambar 2. Genitalia Eksterna pada jaringan subkutan dilihat dari sisi kanan4
h. Himen (Selaput dara)
Bagian ini merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat
rapuh dan mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.1,4
i. Perineum
Perineum merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus., panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum
terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis
terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi
kedua otot. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu
didaerah segitiga antara tuberoisiadika dan simfisis pubis.

Diafragma urogenitalis meliputi muskulus tranversus perinei profunda, otot


konstriktor uretra dan fasia internal maupun eksternal yang menutupinya.

Perineum mendapat pasokan darah terutama dari arteri pudenda interna dan
cabang-cabangnya. Persarafan perineum terutama oleh nervus pudendus dan
cabang-cabangnya.1

Gambar 3. Struktur bagian dalam perineum 4

Gambar 4. Kelenjar limfe pada pelvik7


2. Alat genitalia interna
a. Vagina
Setelah melewati introitus vagina , terdapat liang kemaluan (vagina) yang
merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus.4
Arahnya sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis ke promontorium.
Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing-masing
panjangnya berkisar 6-8 cm dan 7-10 cm. bentuk vagina sebelah dalam terdapat
rugae. Ditengah-tengahnya terdapat bagian yang lebih keras, disebut kolumna
rugarum. Lipatan-lipatan ini memungkinkan vagina dalam persalinan melebar
sesuai dengan fungsional sebagai bagian lunak jalan lahir.4
Divagina tidak didapatkan kelenjar bersekresi. Dibawah jaringan ikat
terdapat otot-otot yang susunannya sesuai dengan otot usus. Bagian dalamnya
terdiri dari muskulus sirkularis dan bagian luarnya longitudinal. 4
Disebelah luar otot-otot ini terdapat fasia (jaringan ikat) yang akan
berkurang elasitasnya yang kan berkurang pada usia lanjut. Bagian atas vagina
berasal dari duktus mulleri dan bagian bawah dari sinus urogenitalis. 4
Disebelah depan dinding vagina berhubungan uretra dan kandung kemih
yang dipisahkan jaringan ikat yang biasa disebut septum vesikovaginalis.
Disebelah belakang, diantara dinding vagina bagian bawah dan rectum terdapat
jaringan ikat disebut septum rektovaginalis. Seperempat bagian atas dinding
vagina belakang terpisah darirektum oleh kantong rektouterina yang biasa disebut
kavum douglasi. Dinding kanan dan kiri vagina berhubungan dengan muskulus

levator ani. Di puncak vagina dipisahkan oleh serviks, terbentuk forniks anterior,
posterior dan lateralis kiri dan kanan. Oleh Karena puncak vagina belakang lebih
tinggi daripada bagian depan, maka forniks posterior lebih dalam daripada
anterior. Kurang lebih 1,5 cm diatas forniks lateralis terletak ureter yang terdapat
didalam parametrium. Ditempat itu ureter melintasi arteri uterine tepat
dibawahnya. 4
Vagina mendapat darah dari: 4
1. Arteri uterine, yang melalui cabangnya ke serviks dan vagina memberikan
darah kevagina bagian 1/3 atas.
2. Arteri vesikalis inferior , yang melalui cabangnya memberikan darah kevagina
bagian 1/3 tengah.
3. Arteri hemoroidalis mediana dan arteri pudendus interna yang memberikan
darah kevagina bagian 1/3 bawah. Darah kembali melalui pleksus vena yang
ada, antara lain pleksus pampiniformis ke vena hipogastrika dan vena iliaka ke
atas. Getah bening yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan melalui
kelenjar getah bening didaerah vasa illiaka, sedangkan getah bening yang
bersal dari 1/3 bagian bawah akan melalui kelenjar getah bening diregio
inguinalis. 4

Gambar 4. Anatomi Vagina potongan corona12

Gambar 5. Vagina pada pelvis dengan potongan sagittal dilihat dari sisi kiri

Tabel 1. Vaskularisasi, limfe dan nervus pada genetalia wanita8


b. Uterus
Uterus pada seorang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah
peer yang sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di tempat
yang paling lebar 5,25 cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (2/3
bagian atas) dan serviks uteri (1/3 bagian bawah). 1
Di dalam korpus uteri terdapat rongga (kavum uteri), yang membuka ke
luar melalui saluran (kanalis servikalis) yang terletak di serviks. Bagian bawah
serviks yang terletak di vagina di namakan portio uteri (pars vaginalis servisis
uteri), sedangkan yang berada di atas vagina disebut pars supravaginalis servisis
uteri. Antara korpus dan serviks masih ada bagian yang disebut isthmus uteri. 1
Bagian atas uterus disebut fundus uteri, tuba Fallopii kanan dan kiri masuk
ke uterus. Dinding uterus terdiri atas miometrium, yang mengandung otot polos

berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang
antara kedua lapisan ini beranyaman. Miometrium dalam keseluruhannya dapat
berkontraksi dan berelaksasi. 1
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar,
disebut endometrium. Endometrium tas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan stroma
dengan banyak pembuluh-pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Di korpus uteri
endometrium licin, akan tetapi di serviks berkelok-kelok ; kelenjar-kelenjar itu
bermuara di kanalis servikalis (arbor vitae). Pertumbuhan dan fungsi endometrium
dipengaruhi sekali oleh hormone steroid ovarium.1
Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul
dalam anteversiofleksio (ke depan atas) dan membentuk sudut 1200-1300 dengan
serviks uteri. Di Indonesia uterus sering ditemukan dalam retrofleksio (korpus
uteri berarah ke belakang), yang pada umumnya tidak memerlukan pengobatan.1
Perbandingan antara panjang korpus uteri dan serviks berbeda-beda dalam
pertumbuhan. Pada bayi perbandingan itu adalah 1: 2, sedangkan pada wanita
dewasa 2:1. Di luar, uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum viserale). Jadi, dari
luar ke dalam ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau perimetrium,
miometrium, dan endometrium. 1
Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis dengan
jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik.
Ligamentum yang memfiksasi uterus adalah: 1
1) Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum (Mackenrodt) yakni ligamentum
yang terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat
tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding
pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan
arteria uterina.
2) Ligamentum sakro-uterinum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang
menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian
belakang, kiri dan kanan, ke arah os sakrum kiri dan kanan.
3) Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang
menahan uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan
kanan, ice daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang
terasa sakit di daerah inguinal waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi

10

kuat, dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan


pada daerah inguinal. Pada persalinan is pun teraba kencang dan terasa sakit
bila dipegang.
4) Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang meliputi
tuba, berjalan dari uterus kea rah sisi, tidak banyak yang mengandung jaringan
ikat. Sebenarnya ligamentum ini adalah bagian peritoneum viserale yang
meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal
ligamntum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum et dektrum). Untuk
menfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
5) Ligamentum infudibulo-pelvikum, yakni ligamentum yang menahan tube
fallopi berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya
ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, ateria dan vena ovarika.

Gambar 6. Anatomi Uterus 9

11

Gambar 7. Posisi uterus10

Gambar 8. Perubahan ukuran servik dan corpus uterus dari infant hingga dewasa 11

12

Gambar 9. Anatomi uterus tampak lateral 10

Gambar 10. Ligamen penyokong uterus 11

13

Di samping ligamentum tersebut di atas ditemukan pada sudut kiri dan


kanan belakang fundus uteri ligamentum ovarii proprium kiri dan kanan yang
menahan ovarium. Ligamenta ovari ini embriologis berasal dari gubernakulum;
jadi sebenarnya asalnya seperti ligamentum rotundum yang juga embriologis
berasa dari gubernakulum.1
Isthmus adalah bagian uterus antara serviks dan korpus uteri, diliputi oleh
peritoneum viserale yang mudah sekali digeser dari dasarnya atau digerakkan di
daerah plika vesiki uterine. Di tempat inilah dinding uterus dibuka jika
mengerjakan seksio sesarea transperitonealis profunda. Dinding belakang uterus
seluruhnya diliputi oleh peritoneum viserale yang membentuk di bawah suatu
rongga yang disebut kovum Doglasi. Dalam klinik rongga ini mempunyai arti
penting : rongga ini menonjol jika ada cairan (darah atau asites) atau ada tumor di
daerah tersebut. 1
Uterus diberi darah oleh arteria uterine sinistra et dekstra yang terdiri dari
rumus asendens dan rumus desendens.pembuluh darah ini berasal dari a iliaka
interna (a.hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum latum, masuk ke dalam
uterus di daerah serviks kira-kira 1,5 cm dari forniks vagina.1

Gambar 11. Anatomi Vaskularisasi Uterus9

14

Gambar 12. Vaskularisasi pada dinding uterus dan endometrium8

Kadang-kadang pada persalinan pada persalinan terjadi perdarahan banyak


oleh karena robekan serviks ke lateral, sehingga mengenai cabang- cabangnya
arteri uterina. Robekkan ini disebabkan antara lain oleh pimpinan persalinan yang
salah, persalinan dengan alat misalnya ekstraksi dengan cunam yang dilakukan
kurang cermat dan sebagainya.1
Dalam hal ini harus berhati-hati dalam menjahit robekan serviks; kadangkadang disangka robekan sudah dijahit dengan baik oleh karena tidak tampak
adanya perdarahan lagi, padahal, perdarahan tetap berlangsung terus ke dalam
parametrium. Timbulah hematoma di parametrium yang sukar di diagnosis dan
dapat mengakibatkan ibu yang baru bersalin jatuh dalam syok dan jika hematoma
di parametrium tidak dipikirkan, wanita itu mungkin tidak tertolong lagi. 1
Kita harus berhati-hati pula jangan sampai ureter yang dekat pada daerah
tersebut ikut terjahit, sehingga terjadi anuria disusul oleh uremia, dan akhirnya
kematian penderita. 1
Pembuluh darah lain yang memberi pula darah ke uterus adalah arteria
ovarika sinistra et dekstra. Ini berjalan dari lateral dinding pelvis, melalui
15

ligamentum infundibulo pelvikum mengikuti tuba fallopi, beranastomosis


dengan ramus asendens arteria uterine di sebelah lateral, kanan dan kiri uterus.
Bersama-sama dengan arteri-arteri tersebut di atas terdapat vena-vena yang
kembali melalui pleksus vena ke hipostrika. 1
Getah bening yang berasal dari serviks akan mengalir ke daerah
obturatorial dan inguinal selanjutnya ke daerah vasa iliaka. Dari kropus uteri
saluran getah bening ini akan menuju daerah para aorta atau paravertebral dalam. 1
Intervensi uterus terdiri terutama atas sistem saraf simpatik, tetapi untuk
sebagian juga atas sistem parasimpatik dan serebrospinal. Yang dari sistem
parasimpatik ini berada di dalam panggul di sebalah kiri dan kanan os sacrum,
berasal dari saraf sacral 2,3,4 dan selanjutnya memasuki pleksus frankenhauser.
Yang dari sistem simpatik masuk ke rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus
melalui bifurkasio aorta dan promontorium terus ke bawah dan menuju ke pleksus
frankenhauser. Pleksus ini terdiri atas ganglion-ganglion berukuran besar dan
kecil dan terletak terutama pada dasar ligamentum sakro-uterina.
Serabut-serabut saraf tersebut di atas memberi inervasi pada miometrium
dan endometrium. Kedua sistem simpatik dan parasimpatik mengandung unsur
motorik dan sensorik. Kedua sistem bekerja antagonistik. Saraf simpatik
menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi, sedangkan yang parasimpatik
sebaliknya yaitu mencegah kontraksi dan menimbulkan vasodilatasi. 1
Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari
uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf
sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sacral 2, 3 dan 4,
sedangkan dari bagian bawah vagina melalui nervus pudendus dan nervus
ileoingunalis. 1

16

Gambar 13. Persarafan Genitalia wanita10


c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterin
hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga
uterus. Panjang tuba fallopi 12 cm dengan diameter 3-8 cm. Dinding tuba terdiri
dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia
sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
Fungsi tuba fallopi adalah untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa mencapai ovum hingga tempat
terjadinya konsepsi, serta tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
Tuba fallopi terdiri atas:
1. Intertisialis, yaitu bagian yang dapat dibagian uterus
2. Pars ismika merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya
3. Pars ampularisyaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
kontrasepsi terjadi.
4. Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan
mempunyai fimbria. Fimbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur
dan selanjutnya menyalurkan telur kedalam tuba.
Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale yang merupakan bagian
dari ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot
longitudinal dan otot sirkular. Lebih kedalam lagi didapatkan selaput yang
berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi
untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi kearah kavum uteri dengan arus yang
ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.

17

Gambar 14. Anatomi Tuba Fallopi10


d. Ovarium
Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri.
Mesovarium menggantung ovarium dibagian belakang ligamentum latum kiri dan
kanan. Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kirakira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. pinggir atasnya atau hilusnya
berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh
darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas.
Permukaan belakangnya menuju ke atas dan belakang, sedangkan permukaan
depannya kebawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi
daripada ujung yang dekat dengan uterus dan tidak jarang diselubungi oleh
beberapa fimbria dari infundibulum.
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus melalui
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan jaringan otot diligamentum rotundum.

18

Gambar 15. Rahim, uterus, indung telur, ovarium dan tuba uterine dari dorsal.9

Gambar 16. Rahim, uterus, indung telur, ovarium dan tuba uterine dari dorsal.9
Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum. Struktur
ovarium terdiri atas: (1) Korteks bagian luar yang diliputi epitelium germinativum
berbentuk kubik dan didalamnya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial

19

dan (2) Medulla, bagian disebelah dalam kortek tempat terdapatnya stroma
dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.1
Diperkirakan pada perempuan terdapat 100.000 folikel primer. Tiap bulan 1
folikel akan keluar, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de graaf.
Folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium yang dapat dilihat dikorteks
ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan tingkat perkembangan yang berbeda,
yaitu dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel sampai menjadi
folikel de graaf yang matang yang terisi dengan likuor follikuli mengandung
estrogen dan siap berevolusi.1

Folikel de graaf yang matang terdiri dari: (1) ovum yakni suatu sel besar
dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nucleus dengan anyaman kromatin
yang jelas sekali dan stu nucleolus (2) stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel
granulosa yakni sel-sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan
mengelilingi ovum, pada perkembangan lebih lanjut ditengahnya terdapat suatu
rongga terisi likuor follikuli (3) teka interna suatu lapisan yang melingkari stratum
granulosum dengan sel-sel lebih kecil dari sel granulosa dan (4) teka eksterna
diluar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.1
Pada ovulasi folikel yang matang yang mendekati permukaan ovarium pecah dan
melepaskan ovum kerongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan
yang membentuk korona radiate bersama-sama ovum ikut lepas. Sebelum dilepas,
ovum mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai persiapan untuk dapat
dibuahi.1
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum diovarium mulai berproliferasi
dan masuk keruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula
jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada. Biasanya timbul
perdarahan sedikit, yang menyebabkan folikel berwarna merah dan diberi nama

20

korpus rubrum. Didalam sel-selnya timbul pigmen kuning dan korpus rubrum
berubah menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein
dengan banyak kapilar dan jaringan ikat diantaranya. Jika tidak ada pembuahan
ovum, sel-sel besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik,
sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi
korpus albikans.1

DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 2008. Anatomi Alat
Kandungan. Edisi ke-4. Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Sadler, TW. 2006. Susunan Kemih dan Kelamin. Dalam Langman Embriologi
Kedokteran. Edisi ke-10. Jakarta. EGC.
3. Malhotra, N, Rhandiruri & Malhotra, J (Ed.). 2009. Operative Obstetric &
Gynecology. New Delhi, India. Jaypee Brothers Medical Publishers Ltd.
4. Cunningham FG, McDonald PC, Gant NF. 2006. Anatomy of Reproductive
Tract. In Williams Obstetric, edisi ke-21. New York. Prentice-Hall
International.
5. Hartwig and Walter, C. 2008. Fundamental Anatomy, 1st Edition. Lippincott
Williams & Wilkins
6. Snell, R. 2006., Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6.
Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.
7. De Cherney, A.H, et al. 2007. Current Diagnosis & Treatment Obstetric and
Gynecology. The McGraw-Hill Companies
8. Anand, V.P.E. 2006. Textbook of Obstetric: External Female Genetalia. New
Delhi. PVT Ltd.
21

9. Putz, R dan Pabst, R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22. Munchen.
Elsevier.
10. Tank, P.W, Thomas, R.G.W. 2009. Atlas of Anatomy 1st edition. Lippincott
Williams and Wilkins.
11. Hacker, Moore and Gambone. 2009. Essentials of Obstetrics and Gynecology.
Elsevier
12. Ross, L.M. 2006. Atlas of Anatomy : Neck and Internal Organs. Thieme

22

Anda mungkin juga menyukai