PENDAHULUAN
Dalam ilmu kebidanan dan kandungan mengetahui, mempelajari, dan
memahami tentang anatomi, fisiologi, dan patologi alat-alat dan organ-organ yang
ada di dalam panggul sangatlah penting. Sebab tidak jarang kelainan dalam hal
reproduksi dapat terjadi sebagai akibat disfungsi atau malformasi alat genital.1
Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genitalia eksterna dan interna.
Organ genitalia eksterna dan vagina adalah bagian sanggama, sedangkan organ
genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempa pembuahan sel telur,
transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin.1
Dalam perkembangan embrio, pada hari kedua puluh satu setelah konsepsi
akan terbentuk genital ridge yang berasal dari proliferasi intermediet mesoderm.
Genital ridge ini terbentang dari kranial ke kaudal dari embrio yang merupakan
asal dari seluruh alat genital, kecuali vulva, uretra, dan vagina bagian bawah.2
Pada minggu ke-5 dan ke-6 terbentuk saluran Muller atau saluran
paramesonefros yang berjalan kanan dan kiri. Pada minggu ke-7 dan 8 sampai
minggu ke-12 terjadi penggabungan (fusi) dari kedua saluran Muller pada bagian
distalnya, sedangkan pada bagian proksimalnya masih tetap terpisah. Bagian distal
setelah berfusi kemudian akan mengalami rekanalisasi sehingga terbentuklah
vagina dan uterus. Bagian proksimal saluran Muller yang tidak berfusi akan
membentuk tuba fallopi. Vagina bagian bawah atau distal dibentuk oleh sinus
urogenital. 2
Pada waktu saluran Muller berfusi, ujung distalnya bersentuhan dengan
sinus urogenital sehingga terjadi suatu invaginasi dari sinus urogenital yang
disebut dengan Mullerian Tuberkel. Daerah ini menjadi tempat proliferasi dari
sinus urogenital sehingga terbentuk bilateral sino-vaginal bulbs. Kanalisasi dari
sinovaginal bulbs ini akan membentuk vagina bagian bawah. Proses ini
berlangsung sampai minggu ke-21. Bagian sino-vaginal bulb yang pecah tidak
sempurna akan menjadi selaput himenalis, sedangkan bagian sinus urogenital
yang berada di atas tuberkel akan menyempit membentuk uretra dan vestibulum
vulva di mana uretra dan vagina bermuara.2,3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi saluran reproduksi wanita
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu,
alat reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis dan alat
reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum.1,4
Klitoris
Klitoris merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat
erektil, dan letaknya dekat ujung superior vulva dan diatas uretra. Organ ini
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif. Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan terdiri dari glans, korpus dan
dua krura. Diameter glans biasanya kurang dari 0,5 cm, terdiri dari sel-sel
berbentuk gelendong dan dilapisi oleh epitel gepeng berlapis yang kaya
persarafan. Badan klitoris mengandung dua korpora kavernosa. Klitoris analog
dengan penis laki-laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksual. 4
e. Vestibulum
Bagian alat reproduksi bagian luar ini berbentuk seperti perahu atau
lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri
dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas,
dan friksi. 4
Pada vestibulum biasanya terdapat enam ostium: uretra, vagina, dua
duktus kelenjar bartolini dan dua duktus kelenjar parauretral terbesar-kelenjar
skene. Bagian posterior vestibulum diantara frenulum labiorum pudenda dan
ostium vagina disebut fossa navikularis. Ini biasanya terlihat hanya pada wanita
nulipara. 4
f. Bulbus vestibuli
Jaringan erektil yang homolog dengan bulbus penis laki-laki, terletak di
samping kanan-kiri ostium vaginae. Ujung depannya menyempit dan kedua bulbus
(kanan dan kiri) menyatu di depan ostium urethrae eksternum. Bagian belakangnya
menebal, sementara bagian depannya meruncing dan berhubungan dengan glans
clitoridis (hubungan ini dinamakan anastomoses venarum bulbi et clitoridis). Bulbus
vestibuli ditutupi oleh m. bulbospongiosus (m. sphincter vaginae) yang terletak di
sebelah luarnya, dan menutupi glandula vestibularis major yang terletak di
belakangnya. Pendarahannya diurus oleh a. bulbi vestibuli (cabang a. pudenda
interna). 6
g. Glandula Vestibularis Major
Glandula vestibularis major (Glandula Bartholini) adalah kelenjar yang
homolog dengan glandula bulbourethralis (glandula Cowperi) laki-laki.
Kelenjar ini terletak di di samping kanan-kiri ostium vaginae, di sebelah dalam
bulbus vestibuli dan di bawah membrana perinei. Saluran keluarnya bermuara
padi pinggir ostium vaginae.6
Gambar 2. Genitalia Eksterna pada jaringan subkutan dilihat dari sisi kanan4
h. Himen (Selaput dara)
Bagian ini merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat
rapuh dan mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.1,4
i. Perineum
Perineum merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus., panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum
terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma pelvis
terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi
kedua otot. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu
didaerah segitiga antara tuberoisiadika dan simfisis pubis.
Perineum mendapat pasokan darah terutama dari arteri pudenda interna dan
cabang-cabangnya. Persarafan perineum terutama oleh nervus pudendus dan
cabang-cabangnya.1
levator ani. Di puncak vagina dipisahkan oleh serviks, terbentuk forniks anterior,
posterior dan lateralis kiri dan kanan. Oleh Karena puncak vagina belakang lebih
tinggi daripada bagian depan, maka forniks posterior lebih dalam daripada
anterior. Kurang lebih 1,5 cm diatas forniks lateralis terletak ureter yang terdapat
didalam parametrium. Ditempat itu ureter melintasi arteri uterine tepat
dibawahnya. 4
Vagina mendapat darah dari: 4
1. Arteri uterine, yang melalui cabangnya ke serviks dan vagina memberikan
darah kevagina bagian 1/3 atas.
2. Arteri vesikalis inferior , yang melalui cabangnya memberikan darah kevagina
bagian 1/3 tengah.
3. Arteri hemoroidalis mediana dan arteri pudendus interna yang memberikan
darah kevagina bagian 1/3 bawah. Darah kembali melalui pleksus vena yang
ada, antara lain pleksus pampiniformis ke vena hipogastrika dan vena iliaka ke
atas. Getah bening yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan melalui
kelenjar getah bening didaerah vasa illiaka, sedangkan getah bening yang
bersal dari 1/3 bagian bawah akan melalui kelenjar getah bening diregio
inguinalis. 4
Gambar 5. Vagina pada pelvis dengan potongan sagittal dilihat dari sisi kiri
berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang
antara kedua lapisan ini beranyaman. Miometrium dalam keseluruhannya dapat
berkontraksi dan berelaksasi. 1
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar,
disebut endometrium. Endometrium tas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan stroma
dengan banyak pembuluh-pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Di korpus uteri
endometrium licin, akan tetapi di serviks berkelok-kelok ; kelenjar-kelenjar itu
bermuara di kanalis servikalis (arbor vitae). Pertumbuhan dan fungsi endometrium
dipengaruhi sekali oleh hormone steroid ovarium.1
Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul
dalam anteversiofleksio (ke depan atas) dan membentuk sudut 1200-1300 dengan
serviks uteri. Di Indonesia uterus sering ditemukan dalam retrofleksio (korpus
uteri berarah ke belakang), yang pada umumnya tidak memerlukan pengobatan.1
Perbandingan antara panjang korpus uteri dan serviks berbeda-beda dalam
pertumbuhan. Pada bayi perbandingan itu adalah 1: 2, sedangkan pada wanita
dewasa 2:1. Di luar, uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum viserale). Jadi, dari
luar ke dalam ditemukan pada dinding korpus uteri serosa atau perimetrium,
miometrium, dan endometrium. 1
Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis dengan
jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik.
Ligamentum yang memfiksasi uterus adalah: 1
1) Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum (Mackenrodt) yakni ligamentum
yang terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat
tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding
pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan
arteria uterina.
2) Ligamentum sakro-uterinum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang
menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian
belakang, kiri dan kanan, ke arah os sakrum kiri dan kanan.
3) Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang
menahan uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan
kanan, ice daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang
terasa sakit di daerah inguinal waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi
10
11
Gambar 8. Perubahan ukuran servik dan corpus uterus dari infant hingga dewasa 11
12
13
14
16
17
18
Gambar 15. Rahim, uterus, indung telur, ovarium dan tuba uterine dari dorsal.9
Gambar 16. Rahim, uterus, indung telur, ovarium dan tuba uterine dari dorsal.9
Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum. Struktur
ovarium terdiri atas: (1) Korteks bagian luar yang diliputi epitelium germinativum
berbentuk kubik dan didalamnya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial
19
dan (2) Medulla, bagian disebelah dalam kortek tempat terdapatnya stroma
dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.1
Diperkirakan pada perempuan terdapat 100.000 folikel primer. Tiap bulan 1
folikel akan keluar, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de graaf.
Folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium yang dapat dilihat dikorteks
ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan tingkat perkembangan yang berbeda,
yaitu dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel sampai menjadi
folikel de graaf yang matang yang terisi dengan likuor follikuli mengandung
estrogen dan siap berevolusi.1
Folikel de graaf yang matang terdiri dari: (1) ovum yakni suatu sel besar
dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nucleus dengan anyaman kromatin
yang jelas sekali dan stu nucleolus (2) stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel
granulosa yakni sel-sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan
mengelilingi ovum, pada perkembangan lebih lanjut ditengahnya terdapat suatu
rongga terisi likuor follikuli (3) teka interna suatu lapisan yang melingkari stratum
granulosum dengan sel-sel lebih kecil dari sel granulosa dan (4) teka eksterna
diluar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.1
Pada ovulasi folikel yang matang yang mendekati permukaan ovarium pecah dan
melepaskan ovum kerongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan
yang membentuk korona radiate bersama-sama ovum ikut lepas. Sebelum dilepas,
ovum mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai persiapan untuk dapat
dibuahi.1
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum diovarium mulai berproliferasi
dan masuk keruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula
jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada. Biasanya timbul
perdarahan sedikit, yang menyebabkan folikel berwarna merah dan diberi nama
20
korpus rubrum. Didalam sel-selnya timbul pigmen kuning dan korpus rubrum
berubah menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein
dengan banyak kapilar dan jaringan ikat diantaranya. Jika tidak ada pembuahan
ovum, sel-sel besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik,
sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi
korpus albikans.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 2008. Anatomi Alat
Kandungan. Edisi ke-4. Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2. Sadler, TW. 2006. Susunan Kemih dan Kelamin. Dalam Langman Embriologi
Kedokteran. Edisi ke-10. Jakarta. EGC.
3. Malhotra, N, Rhandiruri & Malhotra, J (Ed.). 2009. Operative Obstetric &
Gynecology. New Delhi, India. Jaypee Brothers Medical Publishers Ltd.
4. Cunningham FG, McDonald PC, Gant NF. 2006. Anatomy of Reproductive
Tract. In Williams Obstetric, edisi ke-21. New York. Prentice-Hall
International.
5. Hartwig and Walter, C. 2008. Fundamental Anatomy, 1st Edition. Lippincott
Williams & Wilkins
6. Snell, R. 2006., Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6.
Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.
7. De Cherney, A.H, et al. 2007. Current Diagnosis & Treatment Obstetric and
Gynecology. The McGraw-Hill Companies
8. Anand, V.P.E. 2006. Textbook of Obstetric: External Female Genetalia. New
Delhi. PVT Ltd.
21
9. Putz, R dan Pabst, R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22. Munchen.
Elsevier.
10. Tank, P.W, Thomas, R.G.W. 2009. Atlas of Anatomy 1st edition. Lippincott
Williams and Wilkins.
11. Hacker, Moore and Gambone. 2009. Essentials of Obstetrics and Gynecology.
Elsevier
12. Ross, L.M. 2006. Atlas of Anatomy : Neck and Internal Organs. Thieme
22