konsultan
Penguasaan pengetahuan
Kualitas pengetahuan dan keahlian tidak diperoleh semata-mata
dalam praktik atau pengalarnan melainkan lewat pendidikan tinggi
dan
pelatihan intensif dalam waktu yang l ama.
Karena itu apabila seseorang ingin dipandang sebagai seorang
profesional maka ia harus memiliki keahlian khusus dalam
bidangnya.
Namun yang diperlukan bukan sekadar pengetahuan (knowledge)
melainkan lebih dari itu, penguasaan pengetahuan (profciency),
peningkatan pengetahuan (improvement), dan pengertian
(understanding).
Seorang yang memiliki pengertian mampu menjelaskan mengapa
(the why) problem desain tertentu harus dipecahkan kan dengar
cara atau metode tentenfu.
Kemampuan mengerti
Kemampuan "mengerti,, memungkinkan
individu melihat
berbagai altematif serta memilih
alternatif yang paling tepat dalam
memecahkan sebuah masalah.
Mengerti sebuah prosedur, misallya,
berarti mengetahui mengapa prosedur
itu efekti{ atau bahkan paling efektif,
ketika digunakan dalam situasi tertentu.
kesimpulan
Seorang rekayasawan dengan demikian pertama-tama bukan
praktisi yang bertugas menyelesaikan tugas lapangan. Ia adalah ilmuwan
yang mengkhususkan diri untuk melakukan aralisis tentang
produk, struktur dan proses dari suatu produk dengan bimbingan ilmu
pengetahuan. Ketika seorang konsultan enjiniring dimengerti sebagai
petugas lapangan, ia menjadi tukang. Padahal untuk meniadi tukang
tidak perlu pendidikan dan pelatihan intensif dan ekstensif dalam
bidang enjiniring. Yang diperlukan seorang tukang hanya praktik dan
pengalaman urusan menyelesaikan perkerjaan yang dirancang oleh ahli
enjiniring. Pengetahuan dan keallian inilah yang menjadl basis otoritas
yang sekaligus memberi kedudukan khusus (baca: otonomi, prestise
dan kehormatan) bagi seorang rekayasawan. Faktor pengetahuan dan
keahlian inilah yang membedakan pelayanan seorang ahli dari pelayanan
seorang tukang atau seorang awam
Kegiatan dalam arti pekerjaan dilakukan sematamata untuk mendapatkan upah atau
mempertahankan hidup. Tetapi tidak demikian
hallya sebuah profesi. Adanya pengetahuan dan
keahlian, pekerjaan seorang memiliki bobot
istimewa tidak saja dalam arti mendapat
penghargaan finansial lebih besar daripada yang
diterima oleh seorang tukang; tetapi juga dalam
arti bahwa kegiatan profesional
menjadi medium ekspresi diri. Pengetahuan dan
keahlian adalah milik yang tak dapat dirampas dari
siapa pun dan oleh siapa pun.
konsultan
Dalam kasus Ikatan Konsultan Indonesia yang menjadi latar-belakang
tulisan ini, misalnya,
para pegiat profesi adalah para ahli konstruksi. Mereka bergerak dalam
jasa enjiniring jalan, jembatan, dan bangunan-bangunan lainnya yang
sangat menuntut pengetahuan dan keahlian, selain pengalamal Karena
perbedaan mendasar ihL maka pertanyaannya, apakah jasa enjiniring
juga layak disebut profesi? Lebih kongkrit, apakah unsur pelayanan
menjadi tuntutan niscaya bagi jasa enjiniring untuk membuatnya layak
disebut profesi? Lebih dari pada itu apakah enjiniring boleh disebut
bisnis profesional?
Meskipun tidak menjadikan kualitas hidup marusia
Meskipun tidak menjadikan kualitas hidup marusia sebagai tuiuan
langsung kegiatarrrya, namun seperti profesi pada umumnya jasa
enjiniring tidak bisa mengabaikan unsur pelayanan dalam kegiatannya'