PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
SINTA ASA KARSALINA
115040201111309
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN HAMA PENYAKIT TUMBUHAN
MALANG
2014
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditi holtikultura
yang tergolong sayuran rempah dan biasanya digunakan sebagai pelengkap
bumbu masakan. Selain itu, bawang merah juga sering digunakan sebagai bahan
obat obatan untuk penyakit tertentu. Karena kegunaannya sebagai bahan masakan
dan obat obatan, bawang merah dikenal sebagai tanaman rempah dan obat
(Samadi, 2005).
Banyaknya kegunaan bawang merah dalam kehidupan sehari hari
menyebabkan permintaan terhadap komoditas ini semakin bertambah sehingga
pasarnya tetap terbuka luas, baik pasar luar negeri (ekspor) maupun dalam negeri
(Rukmana, 1994). Meskipun demikian, meningkatnya permintaan akan bawang
merah sulit diikuti dengan peningkatan produksi tanaman tersebut karena adanya
beberapa faktor pembatas. Faktor pembatas tersebut diantaranya adalah adanya
serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), baik hama maupun patogen
penyebab penyakit tanaman. Salah satu hama yang menyerang bawang merah
adalah Ulat Grayak Bawang (UGB) Spodoptera exigua.
Spodoptera exigua merupakan hama polifagus yang sangat merugikan dan
banyak menyerang berbagai jenis tanaman, terutama bawang merah yang
berperan sebagai inang utama (Kalshoven, 1981 dalam Buchori, 2008). Di
Indonesia, hama ini merupakan salah satu hama terpenting yang banyak
menyerang tanaman palawija dan sayuran dengan tingkat kerusakan yang tinggi,
bahkan pada pertanaman bawang merah kerugian dapat mencapai 100% (Hariani,
2011). Salah satu teknik pengendalian yang biasa dilakukan untuk mengendalikan
serangan hama ini adalah dengan menggunakan pestisida sintetis.
Pengendalian Spodoptera exigua secara kimiawi yang umumnya dilakukan
yaitu dengan penyemprotan insektidisa Dicarzol 25 SP dengan dosis 2 g/l air dan
volume semprot 400 900 l/ha (Rahayu, 2004). Aplikasi pestisida tersebut selain
mempunyai beberapa keuntungan (daya bunuhnya lebih cepat dan membutuhkan
tenaga kerja yang sedikit dalam pengaplikasiannya) juga dapat menimbulkan
berbagai permasalahan secara ekologis, diantaranya terjadinya resistensi dari
: Kontrol.
P1
P2
P3
P4
P5