Anda di halaman 1dari 26

0

Lampiran 7

APLIKASI MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY PADA


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY.DJ DENGAN DENGAN STATUS
OBSTETRIK G4P3A0 PADA KEHAMILAN 36-37 MINGGU
DENGAN SERVIKS INKOMPETENSIA
DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RS.

Diajukan sebagai salah satu tugas pada


.

Pembimbing:
.

Disusun Oleh :
Diyan Indriyani

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2011

1
APLIKASI MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY PADA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY.DJ DENGAN STATUS OBSTETRIK
G4P3A0 PADA KEHAMILAN 36-37 MINGGU
DENGAN SERVIKS INKOMPETENSIA
DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RS..
I.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk mengidentifikasi kehamilan seseorang, maka diperlukan pemeriksaan
terhadap tanda pasti kehamilan. Mungkin seseorang mengeluh amenorrhea,
mual, ngidam, payudara tegang, sering miksi dan lain-lain. Tanda tidak pasti
kehamilan yang ditemukan berupa rahim membesar, pemeriksaan urine
terhadap kadar HCG (mungkin juga palsu). Sehingga pada akhirnya tanda
pasti kehamilan berupa gerakan janin dalam rahim dan denyut jantung janin
harus ditemukan (Mochtar, 2000)

Pada saat kehamilan terjadi klien akan mengalami kondisi perubahan, baik
pada saat trimester I, II, maupun III, dimana hal ini akan juga dipengaruhi oleh
status primigravida, multigravida, kehamilan berisiko, juga riwayat penyakit
masa lalu (Mochtar, 2000).

Ny. Dj dengan status obstetric G4P3A0, melahirkan dengan kondisi premature


dengan 2 anak meninggal dan 1 anak hidup berusia 4 tahun. Kelahiran
premature yang dialami Ny. Dj tersebut dapat terjadi karena adanya serviks
inkompetensia, sehingga kehamilan ketiga juga yang keempat ini pada serviks
dilakukan pengikatan (shirodkar). Ny Dj memasuki kehamilan 36-37 minggu
(trimester III), maka dia juga mengalami perubahan dari keadaan sebelum
hamil baik perubahan biologis maupun psikologis.

Kehamilan sendiri sudah merupakan suatu stressor (krisis maturasi), apalgi


bila kehamilan tersebut termasuk kehamilan yang berisiko (dengan serviks
inkompetensia). Serviks Inkompetensia merupakan keadaan obstetric dimana
ditandai dengan adanya dilatasi serviks tanpa rasa sakit pada kehamilan
trimester kedua atau permulaan trimester ketiga, dengan menonjolnya selaput
anin melalui serviks yang membentuk balon selaput janin dalam vagina. Hal

2
tersebut akan disusul dengan pecahnya selaput janin, ekspulsi, janin immature
yang kemungkinan besar akan meninggal (Pritchart, MacDonald, Gant, 1991 ;
Bobak, 2005).

Ny. Dj mengalami perubahan, sehingga klien akan berusaha beradaptasi pada


tingkat regulator/kognator untuk menggunakan model adaptasi mulai
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tetapi karena
kehamilan meruapakan kondisi yang perlu dipertahankan dalam jangka waktu
lama (38-40 minggu), apalagi bila kehamilan terseut berisiko untuk terjadi
kalahiran immatur atau premature, maka perilaku klien yang dapat
mempengaruhi kehamilan yang sehat sangat perlu diperhatikan (Roy, 1991).

Penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus Ny. Dj tersebut, karena Ny. Dj
memiliki pengalaman obstetric yang tidak semua klien mengalami. Dengan
kondisi tersebut penulis ingin mengidentifikasi lebih lajut bagaiman klien
menghadapi stressor dan perubahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut penulis
menggunakan pendekatan model konsep adaptasi Roy untuk memberikan
asuhan keperawatan pada Ny. Dj dengan kehamilan 36-37 minggu dengan
serviks inkompetensia.
B. PERUMUSAN MASALAH
Serviks Inkompetensia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya
dilatasi serviks tanpa ada rasa sakit pada kehamilan trimester kedua atau
permulaan trimester ketiga, dimana keadaan ini sangat berisiko untuk terjadi
abortus atau kelahiran premature pada suatu kehamilan. Ny Dj dengan
G4P3A0 dengan 1 orang anak hidup, merupakan kondisi kehamilan yang
masuk dalam kelompok risiko tinggi. Sehingga hal ini memerlukan suatu
perhatian dan penatalaksanaan yang khusus pada klien dalam melalui
kehamilan dan kelahiran dengan aman.

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mempelajari aplikasi Model Konsep Keperawatan Adaptasi Roy pada
kasus klien Ny Dj dengan status obtetrik G4P3A0 pada kehamilan 36-37

3
dengan serviks inkompetensia dalam bentuk Asuhan Keperawatan di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati Jakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Menguraikan alasan ketertarikan dalam pengambilan kasus kehamilan
dengan serviks inkompetensia pada klien Ny Dj
b. Melakukan penerapan model konsep keperawatan Adaptasi Roy pada
kasus kehamilan dengan serviks inkompetensia pada klien Ny Dj.
c. Melakukan

pengelolaan pada kasus kehamilan dengan serviks

inkompetensia pada klien dengan menggunakan pendekatan model


konsep keperawatan tersebut.
d. Melakukan pembahasan terhadap kasus yang telah dikelola.
e. Menarik kesimpulan dari proses penerapan model konsep tersebut pada
kehamilan dengan serviks inkompetensia.
II.

TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR SERVIKS INKOMPETEN
Serviks Inkompetensia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya
dilatasi serviks tanpa ada rasa sakit pada kehamilan trimester kedua atau
permulaan trimester ketiga, dengan menonjolnya selaput janin melalui serviks
yang membentuk balon selaput janin dalam vagina, disusul dengan pecahnya
selaput janin dan kemudian ekspulsi, janin immature dan kemungkinan besar
akan meninggal (Pritchart, MacDonald, Gant, 1991).

Biasanya dugaan diagnosis bila wanita mengalami pecah selaput ketuban dan
pembukaan serviks, tanpa ada rasa nyeri seperti yang lazim terjadi pada
persalinan. Penyebab pasti kasus ini tidak jelas, tetapi ada beberapa factor pada
beberapa kasus seperti bekas trauma serviks, terutama karena dilatasi dan
kuretage, konisasi, kauterisasi. Pada keadaan lain kelainan pertumbuhan
serviks termasuk setelah pemberian stilbestrol in utero (Pritchart, MacDonald,
Gant, 1991).

Perawatan karena serviks inkompetensia adalah pembedahan. Terapi


pembedahan dengan cara memperkuat serviks yang lemah dengan semacam

4
jahitan kantung uang (purse string).Bila mungkin jahitan dilakukan setelah
trimester pertama, tetapi sebelum tercapai dilatasi serviks 4 cm. Adanya
perdarahan dan kontraksi uterus merupakan kontraindikasi untuk pembedahan
tersebut (Pritchart, MacDonald, Gant, 1991).

Terdapat 2 tipe operasi utama yang digunakan pada waktu hamil, cara
sederhana adalah dengan cara Mc Donald, dan yang lainnya operasi Shirodkar
yang lebih sulit. Sesudah operasi spirodkar, jahitan operasi dapat ditinggal bila
tetap tertutup mukosa, dan dilakukan SC menjelang aterm. Bila tidak, jahitan
shirodkar dilepas dan dilakukan persalinan pervaginam. Jika selaput ketuban
pecah tanpa terjadi persalinan, dan bila jahitan dibiarkan insitu serta kelahiran
ditunda, kemungkinan terjadi infeksi berat pada janin meningkat (Pritchart,
MacDonald, Gant, 1991).

B. KONSEP DASAR MODEL ADAPTASI ROY


Dalam asuhan keperawatan menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan
adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai
Holistic adaptif system dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.

System adalah suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai


kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap
bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan
balik (Roy, 1991). Adapun yang dimaksuk dengan tahapan tersebut adalah :
a. Input
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan
informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat
menimbulkan respon, diman dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stimulus
fokal,stimulus kontekstual dan stimulus residual.
1) Stimulus Fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan
seseorang dan efeknya segera.
2)

Stimulus Kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami


seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi
dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan.

5
Rangsangan

ini

muncul

secara

bersamaan

dimana

dapat

menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal .


3) Stimulus Residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan
dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi
kepercayaan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman
yang lalu, hal ini memberi proses belajaar untuk toleransi.
b. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping
yang digunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi menjadi regulator dan
kognator yang merupakan subsistem.
1) Subsistem Kognator
Stimulus untuk subsistem kognator dapat ekternal maupun internal.
Perilaku output dari subsistem regulator dapat menjadi stimulus umpan
balik untuk subsistem kognator. Kognator kontrol proses berhubungan
dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.
Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal
dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi
dengan proses imitasi, reinforcement dan insight (pengertian yang
mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah
proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi
adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan
penilaian dan kasih sayang.
2) Subsistem Regulator
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input, proses
dan output. Input sebagai stimulus dapat berupa internal atau eksternal.
Transmitter subsistem regulator adalah kimia, neural atau endokrin.
Refleks otonom adalah respon neural barain sistem dan spinal cord
yang diteruskan sebagai perilaku output dari subsistem regulator.
Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku susbsistem
regulator.
c. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur, atau
secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun luar.
Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan

6
output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang maladaptif.
Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara
keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan
tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan,
reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon maladaptif merupakan
perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.

Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan proses


kontrol seseorang sebagai adaptif sistem. Dalam memelihara integritas
seseorang, regulator dan kognator subsistem diperkirakan sering bekerja sama.
Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh
perkembangan individu itu sendiri dan penggunaan mekanisme koping.
Penggunaan mekanisme koping yang maksimal mengembangkan tingkat
adaptasi seseorang dan meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon
secara positif. Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang
sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor yaitu 4 mode
adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

7
Skema. Keterkaitan model konsep dan teori keperawatan adaptasi Roy
Pada kasus inkompetensi serviks
Tanda-tanda kehamilan
Amenorrhea, mual,ngidam,payudara tegang,sering miksi dll

Tanda tidak pasti kehamilan :


Rahim membesar pemeriksaan urine HCG (+) (kadang palsu)

Tanda pasti kehamilan :


gerakan janin, DJJ (+)

perubahan pada fase kehamilan

trimester I

trimester II

Faktor yang berpengaruh


secara
umum
:
primigravida,
multigravida,
grandemulti,
rwayat
penyakit masa lalu,
kelainan obstetric :
inkompeten serviks
trimester III

Stimulus menurut Roy :


Fokal (stressor), kontekstual (eksternal), residula (internal)

Tingkat adaptasi :
1. Regulator
2. Cagnator

Model adaptasi :
Fisiologis, konsep diri, fungsi peran, interdependensi

Adaptasi :
Positif/adaptif
Negative/maladaptive

Sumber : Pritchard, dkk, (1991); Mochtar, R.,(2000); Roy, (1991).

8
III. APLIKASI MODEL KONSEP ADAPTASI ROY PADA STUDI KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Pasien
a. Identitas
Ny DJ, 27 tahun, Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan ibu rumah
tangga, suku Jawa, Kawin dengan suami Tn I 31 tahun, Islam,
pekerjaan swasta, suku Jawa, Reg 717418 (pengkajian tanggal 9
Oktober 2006).
b. Keluhan Utama
Klien dating untuk priksa hamil dengan keluhan kadang-kadang perut
terasa kenceng-kenceng, apakah itu tanda-tanda mau melahirkan,
apakah yang harus saya ketahui bila ternyata saya akan melahirkan,
karena pada kelahiran yang lalu tidak sampai terjadi mules-mules.
c. Riwayat Obstetrik
1) Riwayat Menstruasi
Menarche 17 tahun, teratur, siklus haid 30 hari, lamanya 5 hari,
jumlah darah menstruasi banyak terutama hari pertama dan kedua
menstruasi. Haid terakhir pertengahan Januari 2006 (sekitar 15
Januari 2006).
2) Riwayat Perkawinan
Ny DJ menikah 1 kali yaitu dengan Tn I pada usia 19 tahun.
3) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
G4P3A0, hamil 36-37 minggu dengan anak hidup 1. Riwayat :
Anak pertam lahir di RS, ditolong dokter, premature (6 bulan),
spontan pada tahun 1998 dan meninggal. Anak kedua lahir di RS
ditolong dokter, premature (7 bulan), spontan pada tahun 1999,
bayi meninggal. Anak ketiga lahir di RS ditolong dokter pada usia
kehamilan 8 bulan, spontan tahun 2002, BB 1600 gram, laki-laki
dan anak sampai sekarang sehat. Sekarang hamil yang keempat.
4) Riwayat kelainan Obstetrik
Klien pernah mengalami kelahiran premature 2 kali dan bayi
meninggal. Hasil riwayat pemeriksaan medis klien mengalami

9
serviks inkompetensia dan kehamilan ke 3 dan ke 4 ini dilakukan
shirodkar.
5) Riwayat Pengunaan Kontrasepsi
Klien pernah menggunakan kontrasepsi pil.

d. Riwayat Ginekologi
Klien mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang berkaitan
dengan penyakit-penyakit gynekologi.
e. Riwayat penyakit Sekarang
Klien dating dengan keinginan periksa hamil, mengatakan kehamilan
keempat, tetapi anak pertama dan kedua meninggal (premature) dan
anak ketiga hidup. Klien mengatakan kalau mulut kandungannya
diikat, karena risiko melahirkan premature.
f. Riwayat penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit atau keluhan yang berkaitan
dengan penyakit seperti jantung, DM, hipertensi, asma dan lain-lain.
Riwayat spirodkar cerviks pada kehamilan ketiga.
g. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
seperti keluhan kasus jantung, DM, hipertensi dan lain-lain.
h. Status Perkembangan
Merupakan keluarga inti, dengan 1 naka, klien menikah saat berusia 19
tahun. Ny DJ pernah hamil 4 kali dengan 3 kali melahirkan, tetapi anak
yang hidup hanya 1, dan sekarang sedang hamil 36-37 minggu.
i. Riwayat Psikososial
Ny DJ beragama Islam, suku Jawa, Tn I beragama Islam, suku Jawa.
Pernikahan dengan Tn I dikaruniai 1 anak hidup, 2 anak premature dan
meninggal, sekarang sedang hamil 36-37 minggu. Ny DJ dan suaminya
sangat mengharapkan anak pada kehamilannya yang sekarang, suami
sangat mendukung, termasuk keluarga dari Ny DJ maupun suaminya.
Hubungan dengan keluarga baik, termasuk dengan lingkungan di
sekitarnya.

10
j. Status Sibling
Klien mengatakan bahwa keberadaan sibling terhadap calon anak yang
akan dilahirkannya tidak ada masalah. Sibling selalu diorientasikan
oleh Ny DJ bahwa akan lahir adik, sibling diajak mengelus perut
ibunya dan dikatakan bahwa di dalam perut ada adik. Klien
mengatakan bahwa sibling sangat senang denag akan hadirnya adik
diwaktu mendatang.
k. Pola Seksualitas
Klien mengatakan selama hamil tidak melakukan hubungan seksual
dengan suaminya, karena takut mencederai janin dan berisiko bayi
lahir premature. Bahkan suami sangat serius untuk menjaga kehamilan
istrinya dengan rela dan tidak mempermasalahkan tidak melakukan
hubungan seksual selama istrinya hamil. Hal ini termasuk pada
kehamilan anak ketiga juga melakukan hal yang sama, tetapi ternyata
menurut klien tetap melahirkan pada kehamilan 8 bulan. Klien dan
suami mengatakan tidak masalah, dan biasa saja dengan situasi ini,
karena yang terutama bagi mereka berdua adalah sudah merupakan
konsekuensi dengan harapan ingin memiliki anak lagi. Jadi selama ini
klien bercumbu tetapi tidak sampai melakukan penetrasi.

3. Aplikasi Teori Adaptasi Roy


a. Pengkajian Tahap Pertama
1) Physiological Mode
a) Oksigenasi
Pernapasan 20 kali/menit, nadi 88 kali/menit, tekanan darah
100/70 mmHg, Capipilary refill time 3 detik, konjungtiva tidak
anemis, ekspansi dada maksimal, pernapasan regular.
b) Nutrisi
Status nutrisi klien normal, TB 158 cm, BB sebelum hamil 48
kg, BB saat sekarang 62,5 kg, klien memiliki nafsu makan yang
baik, hanya akhir-akhir ini sedikit menurun karena mudah
merasa kenyang. Klien tidak melakukan pantang makanan.
c) Eliminasi

11
BAB dan BAK tidak ada keluhan, hanya frekuensi BAK
sekarang sedikit meningkat dibandingkan sebelumnya.
d) Aktifitas dan Istirahat
Aktifitas klien sejak hamil sengaja dikurangi, supaya tidak
berisiko

terhadap

kehamilannya

yang

dilakukan

spirodkar.Istirahat tidak ada masalah, tidur siang dilakukan 2


jam dan tidur malam sekitar 6-7 jam.
e) Proteksi
Kulit klien utuh, spirodkar pada cerviks, hiperpigmentasi areola
mammae.
f) Senses
Kadang kenceng-kenceng pada perut, punggung kadang terasa
pegal-pegal. Tidak ada gangguan dan keluhan terhadap sense
yang ada.
g) Cairan dan Elektrolit
Pola minum tidak ada keluhan, dalam sehari minum 10 gelas,
kadang lebih. Turgor kulit baik, tekstur kulit baik.
h) Fungsi Neurology
Kesadaran compos mentis, daya ingat baik, fungsi kognitif
baik, tidak ada gangguan neurology.
i) Fungsi Endokrin
Tidak ada masalah pada gangguan hormonal, kelenjar thyroid
normal.

2) Self Concept Mode


a) Physical Self
Klien mengatakan badanyya memang berubah, perutnya buncit,
tetapi dia dapat menerima keadaan itu karena memang kondisi
hamil, klien tetap yakin dan memiliki konsep diri yang positip
terhadap perubahan bentuk tubuhnya, dan suaminya tidak
mempermasahkan hal tersebut karena itu sesuatu yang wajar.
Kegiatan seksual memang tidak dilakukan oleh klien dan
suaminya sejak awal kehamilan keempat, hal ini juga terjadi

12
saat kehamilan ketiga, dengan tujuan semata-mata untuk
menjaga kehamilan agar tidak lahir sebelum waktunya.
b) Personal Self
Harga diri klien positip, apalagi harapan ingin memiliki anak
lagi sekarang tercapai. Klien sangat berharap kehamilan yang
sekarang cukup bulan dan sekarang usia kehamilan sudah
memasuki minggu ke 36-37, jadi klien dan suaminya senang
sekali. Klien bertanya apakah bayinya baik-baik saja, kepala
bayi apa sudah di bawah. Saat periksa hamil klien juga
memiliki koping yang positip. Pada setiap menghadapi
masalah, klien melakukan hal seperti bicara dengan pasangan,
mencari bantuan, belajar, dan bertanya.

3) Role Function Mode


Klien mengatakan sudah siap untuk menjadi ibu bagi kedua
anaknya kelak, bahkan kehadiran bayi dalam kandungannya juga
diorientasikan pada sibling. Kehamilan ini adalah kehamilan yang
sangat diharapkan, apalagi klien merasa memiliki kelainian pada
mulut rahim yang berisiko untuk terjadi premature pada setiap
kehamilannya.

Sehingga

klien

sangat

berhati-hati

untuk

menjaganya.

4) Interdependensi Mode
Hubungan dengan anggota keluarga baik, hubungan dengan suami
baik, klien mengatakan suaminya sangat pengertian dan dialah
orang utama tempat klien berkeluh kesah. Suami klien selalu
mengantar klien kemana saja bila klien memiliki keperluan,
terutama juga saat klien melakukan pemeriksaan kehamilan. Bila
ada masalah klien seslalu membicarakan dengan anggota
keluarganya, terutama suami.

13
b. Pengkajian Tahap Kedua
1) Faktor Fokal
Klien datang ke poli kebidanan dan kandungan untuk periksa
hamil, dengan keluhan perut kadang-kadang terasa kencengkenceng, punggung pegal-pegal, juga klien menanyakan bagaimana
tanda-tanda yang benar untuk orang yang akan melahirkan. Klien
selalu menyelesaikan masalahnya terutama dengan membicarakan
dengan suaminya. Koping klien cukup adaptif dalam menghadapi
persoalan.
2) Faktor Kontekstual
Klien hamil 36-37 minggu, klien sangat menjaga kehamilannya
karena ada kelainan pada mulut rahim, sehingga sangat
membutuhkan informasi yang berkaitan dengan kehamilan dan
rencana persalinannnya kelak pada kehamilan yang keempat ini.
Suami sangat mendukung, dan terutama juga untuk kehamilannya
sekarang. Klien dan suaminya sama-sama menjaga, karena iningin
memiliki bayi yang dilahirkan dengan cukup bulan.
3) Faktor Residual
Klien mengatakan pernah memiliki riwayat melahirkan premature
pada anak pertama dan kedua, serta keduanya meninggal. Anak
ketiga juga lahir belum cukup bulan (8 bulan) dengan BB 1600
gram dan sekarang sudah berusia 4 tahun dengan keadaan cukup
sehat. Kehamilan ketiga dilakukan spirodkar pada serviks,
termasuk kehamilannya yang sekaran. Klien belum pernah merasa
mules-mules atau belum merasakan bagaimana sebenarnya tandatanda orang akan melahirkan, karena pada persalinan terdahulu
mengalami premature dan klien tidak mengalami tanda-tanda
seperti yang ibu-ibu lain ceritakan bila akan melahirkan, jadi
informasi itu sangat diperlukan untuk persiapan persalinannya
kelak.

4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum baik, tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
88 kali/menit, suhu 36,4oC, pernapasan 20 kali/menit, BB 62,5 Kg, TB 158

14
cm, kesadaran compos mentis, secara umum penampilan klien bersih.
Kepala : rambut bersih, sedikit rontok, mata konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik, palpebra tidak edema, tidak ada keluhan pandangan,
muka : tidak sembab, tidak berjerawat. Telinga : bersih, tidak ada
peradangan, tidak ada keluhan, Hidung bersih, leher tidak ada pembesaran
tonsil, tenggorokan tidak meradang. Mulut bersih, gigi ada karies, tidak
ada kesulitan menelan. Dada : simetris, suara nafas normal vesikuler, tidak
ada ronkhi baik sebelah kiri atau kanan, tidak ada wheezing, bunyi jantung
I dan II normal. Payudara : membesar, areola mammae hiperpigmentasi,
putting susu menonjol, kolostrum ada. Abdomen : perut membuncit, striae
gravidarum ada, tidak ada jejas. Leopold I bagian fundus teraba bokong,
TFU 30 cm, Leopold II punggung kanan, Leopold III presentasi kepala,
sudah masuk PAP tapi masih bias digoyang sedikit, Leopold IV kepala
sudah masuk PAP 2/5, auskultasi DJF 145 kali/menit, teratur, kuat.
Vulva/Vagina : (tidak dilakukan pemeriksaan), klien mengatakan tidak
ada keputihan, tidak ada darah yang keluar pervaginam. Rektum : klien
mengatakan tidak ada haemorroid. Ektremitas : tidak ada edema, tdak ada
varises, pergerakan bebas tidak ada keluhan, refleks patella +/+.

5. Analisa Data
a. Analisa 1
Data Subyektif :
Klien mengatakan kalau perutnya kadang-kadang kenceng-kenceng,
punggung kadang pegal-pegal, apakah itu tanda-tanda mau melahirkan,
apakah yang harus saya ketahui bila saya terdapat tanda-tanda mau
melahirkan, karena pada kelahiran yang lalu tidak sampai merasakan
mules-mules seperti yang diceritakan ibu-ibu lain selama ini, anak saya
lahir premature (3 anak dengan lahir pada usia 6 bulan, dan 7 bulan
meninggal, anak ketiga lahir usia kehamilan 8 bulan hidup). Klien
mengatakan belum mendapat penjelasan dari petugas kesehatan tentang
tanda-tanda akan melahirkan, hanya dari ibu-ibu lain yang pernah
punya pengalaman melahirkan. Rencana melahirkan di RSUP
Fatmawati, klien tahu ada shirodkar di cerviks.
Data Obyektif :

15
G4P3A0 prematur 3, anak hidup 1, usia kehamilan 36-37 inggu, TFU
30 cm, fundus teraba bokong, punggung kanan, presentasi kepala,
sudah masuk PAP tetapi masih bias sedikit digoyang, kepala masuk
pAP 2/5, DJF 145 kali/menit, teratur, kuat, tafsiran persalinan 22
oktober 2006.
Masalah : Perilaku positip dalam mencari bantuan persalinan.
Kemungkinan penyebab : -

b. Analisa 2
Data Subyektif :
Ny DJ dan suaminya sangat mengharapkan anak pada kehamilannya
yang keempat ni. Klien mengatakan pernah mengalami melahirkan
premature 3 kali dan hanya 1 anak yaitu yang ketiga yang hidup,
mengatakan mulut rahimnya diikat agar tidak melahirkan premature,
ibu-ibu lain hamper tidak ada yang memiliki kelainan seperti saya,
saya berharap anak ini lahir cukup bulan, dan alhamdulillah sekarang
sudah 36-37 minggu, saya dan suami sangat menjaga kehamilan ini.
Bila memiliki masalah selalu membicarkan dengan keluarga terutama
suami, klien mengatakan suaminya sangat perhatian dan dialah orang
utama tempat berkeluh kesah. Suami mengantar klien kemana saja bila
ada keperluan, termasuk periksa hamil. Pada setiap ada masalah, klien
akan mengambil langkah bicara dengan pasangan, mencari bantuan,
belajar dan bertanya.
Data Obyektif :
Klien menikah usia 19 tahun dan suami 23 tahun. Ekpresi wajah rileks
dan santai saat bercerita tentang keluarga, suami mengantar klien
periksa hamil dan duduk di ruang tunggu, sibling juga mengantarkan.
Masalah :
(Wellness) Mekanisme koping efektif
Kemungkinan penyebab :
Support social yang optimal.

16
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku positip dalam mencari bantuan persalinan
2. Mekanisme koping efektif yang berhubungan dengan support social yang
optimal.

C. RENCANA TINDAKAN
1. Diagnosa Keperawatan (1)
a. Tujuan
Klien tetap mempertahankan perilaku positipnya dalam mencari
bantuan persalinan sampai dengan waktu persalinan tiba.
b. Kriteria Hasil
Klien mampu menjelaskan kembali tentang : hal-hal yang harus
dilakukan berkaitan dengan persiapan dan waktu persalinan, kapan
mencari bantuan kesehatan, fasilitas kesehatan tempat mencari bantuan
persalinan.
c. Intervensi
1). Jalin hubungan saling kenal dan percaya untuk memasuki tahapan
belajar. Rasional : Hubungan saling percaya dapat memudahkan
proses dalam pemberian informasi dan penyuluh dapat memberikan
bimbingan dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap
kesehatan.
2). Kaji persiapan, tingkat pengetahuan dan harapan klien. Rasional :
membantu menentukan kebutuhan akan informasi/belajar.
3). Klarifikasi kesalahpahaman. Rasional : Ketakutan biasanya timbul
dari kesalahan informasi dan dapat mengganggu pembelajaran
selanjutnya.
4). Tentukan derajat motivasi untuk belajar. Rasional : Klien dapat
mengalami kesulitan dalam menerima informasi (belajar) kecuali
kebutuhan untuk belajar tersebut jelas.
5). Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
Rasional : Penerimaan penting untuk mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
6). Berikan bimbingan dan informasi serta diskusikan hal-hal yang
berkaitan dengan persiapan dan waktu persalinan. Rasional :

17
Informasi yang diperlukan oleh klien akan dapat mengkondisikan
klien mempertahankan perilaku positipnya.
7). Diskusikan dengan klien waktu yang tepat dalam mencari bantuan
kesehatan, dan menentukan tempat persalinan yang telah
direncanakan. Rasional : Waktu mencari bantuan yang tepat dan
sekaligus tempat persalinan yang memadai memungkinkan klien
mendapat bantuan persalinana yang optimal.
8). Beri reinforcement positip tentan perilaku klien yang positip.
Rasional : Memberikan penguatan dalam mempertahankan sikap
positip klien.

2. Diagnosa Keperawatan (2)


a. Tujuan
Mekanisme koping klien tetap efektif sampai proses persalinan klien
berlangsung.
b. Kriteria Hasil
Klien mampu mengungkapkan tentang :
Penggunaan koping selama ini, penggunaan koping berkaitan dengan
kehamilannya yang sekarang, support social yang penting bagi klien,
hubungan dengan pasangan, koping yang adaptif dan tidak adaptif.
c. Intervensi
1). Gali kemampuan dan penggunaan koping yang dimiliki klien
selama ini. Rasional : Mengidentifikasi lebih lanjut koping yang
dimiliki klien.
2). Gali penggunaan koping yang dilakukan selama kehamilan.
Rasional : Mengidentifikasi kemampuan koping klien terhadap
masalah.
3). Disskusikan efektifitas koping yang selama ini digunakan dalam
menghadapi masalah. Rasional : Penggunaan koping yang efektif
dapat mengkondisikan klien beradaptasi secara adaptif.
4). Diskusikan dengan klien tentang bagaimana bila penggunaan
koping yang ada kadang belum efektif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi. Rasional : Mengidentifikasi kemapuan klien dalam
memilih alternative koping.

18
5). Perkuat diskusi perasaan diantara pasangan. Rasional : Pasangan
merupakan orang terdekat yang dapat mendorong kemampuan
koping klien dalam menghadapi masalah.
6). Gali cara untuk memberi kesempatan bagi pasangan yang terlibat
dalam kehamilan persalinan bayi. Rasional : Hubungan yang
harmonis dengan pasangan dapat meningkatkan kemampuan
koping klien.
7). Perkuat pelibatan anak yang lain (sibling) dalam perencanaan.
Rasional : Anak dapat merupakan dorongan bagi klien dalam
meningkatkan kemampuan koping.
8). Diskusikan dengan klien tentang support social yang penting bagi
klien selama ini. Rasional : Support social yang dapat diterima
klien dapat membantu klien dalam meningkatkan kemampuan
koping.
9). Diskusikan dengan klien tentang jenis-jenis koping yang adaptif
dan kurang adaptif. Rasional : Pengetahuan klien dalam
mengidentifikasi koping dapat meningkatkan kemampuan klien
dalam memilih koping yang tepat.

D. IMPLEMENTASI
1. Diagnosa Keperawatan (1)
a. Berkenalan dengan klien dan menjalin hubungan saling percaya.
Respon : Klien terbuka dan kooperatif dalam berinteraksi selama
dalam proses asuhan.
b. Menggali tingkat pengetahuan dan persiapan serta harapan klien dalam
menerima informasi yang diharapkan. Respon : Klien mengatakan
ingin tahu secara benar tentang tanda-tanda persalinan, dan selama ini
hanya mendengar dari orang lain (pengalaman melahirkan orang lain),
tapi penjelasan dari petugas kesehatan belum pernah diterima.
c. Melakukan klarifikasi bila ada kesalahpahaman dari informasi selama
ini yang telah diterima klien. Respon : Klien mendengar bahwa bila
perut kenceng-kenceng akan melahirkan, dan akhir-akhir ini perutnya
kadang-kadang terasa kenceng, apakah ini tanda akan melahirkan.

19
d. Menggali motivasi klien tentang kebutuhannya akan informasi tentang
hal yang berkaitan dengan proses persalinannya kelak. Respon : Klien
mengatkan ingin sekali mengetahui secara benar.
e. Mempertahankan sikap terbuka selama proses diskusi. Respon : Klien
cukup terbuka selama terjadinya diskusi sesuai dengan harapan
petugas.
f. Berdiskusi dengan klien tentang tanda-tanda awalpersalinan terutama
yang berkaitan dengan kasus inkompeten serviks dengan pemakaian
shirodkar, bahwa penekanannya adalah klien dating ke RS sesuai
tanggal rencana persalinan dengan SC, tetapi sewaktu-waktu bila
belum jatuh pada tanggal yang direncanakan, tetapiklie sudah ada
tanda-tanda inpartu seperti terdapat lender darah, diikuti/tidak adanya
mules, maka diharapkan segera mendatangi RS yang akan dimintai
bantuan persalinan. Respon : Mendengarkan dan terjadi diskusi secara
aktif.
g. Bila memungkinkan menyarankan untuk tinggal di rumah yang
mendekati RS (missal rumah saudara), sebagai antisipasi kondisi
emergency bila sudah mendekati rencana tanggal persalinan.
h. Berdiskusi dengan klien tentang waktu yang tepat mencari bantuan dan
tempat persalinan yaitu saat ada tanda-tanda inpartu dan klien
diinformasikan harus melahirkan di RS, karena ada shirodkar pada
cerviks. Respon : Klien mengatakan mengerti dengan informasi
tersebut.
i. Memberikan reinforcement positip pada jawaban-jawaban klien yang
cenderung positip. Respon : Klien tersenyum dan mengucapkan
terimakasih.

2. Diagnosa Keperawatan (2)


a. Menggali koping yang dimiliki klien selama ini, dan juga selama klien
menghadapi kehamilan yang keempat sekarang. Respon : Klien
mengatakan kalau memiliki masalah selama ini dan juga selama hamil
selalu membicarakan dengan keluarga terutama suami.
b. Berdiskusi dengan klien tentang efektifitas koping yang selama ini
digunakan. Respon : Klien mengatakan selama ini masalah yang

20
dihadapi dapat diselesaikan karena saling adanya dukungan dari suami
maupun keluarga.
c. Berdiskusi dengan klien tentang support social yang penting dalam
kehidupan klien. Respon : Suami terutama, dan juga anak serta
keluarga merupakan orang penting yang mendorong klien untuk
menyelesaikan masalah dengan baik.
d. Menggali perasaan klien untuk saling memperkuat hubungan dengan
pasangan, termasuk menggali cara klien memberi kesempatan pada
pasangan untuk terlibat dalam kehamilan klien. Respon : klien
mengatakan selama ini mereka berdua telah memiliki komitmen
bersama untuk saling menjaga kehamilan yang berisiko ini, dank lien
selalu melibatkan suami dalam pengambilan keputusan berkaitan
dengan kehamilannya.
e. Berdiskusi dengan klien tentang jenis-jenis koping yang adaptif dan
maladaptive, seperti ntuk koping adaptif antara lain terbuka, mencari
bantuan, bertukar pikiran dan lain-lain; sedang koping yang
maladaptive antara lain menutup diri, merusak, menyalhkan/proyeksi,
menyakiti diri sendiri dan lain-lain. Respon : Klien mendengarkan
secara aktif dan ikut berdiskusi secara aktif, terutama tentang
pengalamannya selama ini. Bila dinilai dari apa yang dipaparkan klien,
dapat diartikan bahwa koping klien cukup efektif.
f. Memberi reinforcement positif pada pencapaian kemampuan klien
selam proses diskusi,terutama karena koping yang dimiliki cukup
efektif.

E. EVALUASI
1. Diagnosa Keperawatan (1)
Subyektif :
Klien dapat menyebutkan kembali tentang tanda-tanda : permulaan
persalinan, tanda-tanda inpartu yang mungkin terjadi pada dirinya, waktu
yang tepat dalam mencari bantuan, dan mengatakan akan melahirkan di
RSUP Fatmawati, ada keluhan Braxton hicks.
Obyektif :

21
G4P3A0 kehamilan 36-37 minggu, keadaan janin normal, tafsiran
persalinan 22 Oktober 2006, belum ada tanda-tanda memasuki fase
inpartu.
Analysa :
Perilaku positip klien dalam mencari bantuan persalinan tetap dapat
dipertahankan, hal ini dinilai dari apa yang disampaikan klien selama
proses diskusi.
Planning :
Pertahankan kompetensi klien dari hasil diskusi tersebut, beri catatan agar
klien bias membaca dan mengulangnya kembali saat pulang ke rumah
tentang tanda-tanda persalinan yang mungkin terjadi dan waktu serta
tempat mencari bantuan persalinan.

2. Diagnosa Keperawatan (2)


Subyektif :
Koping klien selam ini bias menghadapi masalah adalah dengan
membicarakan dengan keluarga terutama suami, masalah selam ini dapat
diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari suami dan keluarga. Orang
penting dalam hidupnya adalah suami, anak juga keluarga. Klien dapat
menyebutkan kembali tentang jenis-jenis koping yang adaptif dan
maladaptive.
Obyektif :
Ekpresi wajah klien rileks saat diskusi, klien cukup terbuka saat diskusi.
Analysa :
Mekanisme koping yang dimiliki klien cukup efektif
Planning :
Menganjurkan mempertahankan hubungan saling menguatkan dengan
pasangan, juga anggota keluarga, menganjurkan penggunaan koping yang
selama ini cukup efektif, serta alternative bila koping tersebut kurang
efektif untuk masalah tertentu, maka klien bisa memilih koping yang lain.
Selanjutnya menganjurkan klien untuk mengevaluasinya kembali.

22
IV. PEMBAHASAN
Perubahan yang terjadi saat fase kehamilan trimester III (36-37 minggu) dengan
serviks inkompeten membutuhkan adaptasi dari Ny Dj untuk mencapai
keseimbangan.

Perawat

dapat

melakukan

asuhan

keperawatan

dengan

menggunakan pendekatan model adaptasi Roy untuk mengoptimalkan koping dan


potensi yang dimiliki klien untuk beradaptasi.

Riwayat obstetric yang terjadi pada Ny Dj cukup berat yaitu pengalaman 3 kali
melahirkan dengan premature dengan 2 anak premature meninggal. Hal ini terjadi
karena

klien

mengalami

serviks

inkompeten,

sehingga

klien

memiliki

kecenderungan untuk terjadi abortus atau kehamilan yang premature bila tidak ada
tindakan medis (pengikatan serviks) dan upaya menjaga kehamilan dengan baik.

Kondisi klien tersebut di atas, ternyata tidak membuat klien putus asa atau harga
diri rendah. Karena Ny Dj memiliki support social yang cukup optimal, sehingga
hal ini dapat menguatkan mekanisme koping Ny Dj dalam menghadapi kenyataan
berat dalam hidupnya ataupun kehamilannya sekarang yang juga berisiko.
Sehingga dari hasil pengkajian tersebut di atas dapat dipersepsikan bahwa
mekanisme koping klien cukup efektif. Suami klien dapat menerima keadaan Ny
Dj, dank lien serta suaminya tetap berupaya optimal dalam menjaga kehamilan
klien agar tidak lahir premature. Salah satu upaya mereka adalah dengan
dilakukannya tindakan medis Shirodkar dank lien berencana melahirkan di RSUP
Fatmawati. Hal ini menunjukkan bahwa koping klien cukup efektif dengan
dukungan suami sebagai support social yang penting bagi Ny Dj.

Selain hal tersebut Ny Dj yang tidak pernah mengalami kehamilan sampai aterm,
juga mengatakan bahwa selama ini klien belum memiliki pengalaman tentang
tanda-tanda melahirkan (seperti perut kenceng-kenceng dan lain-lain) seperti
informasi yang didengarkan dari ibu-ibu lain yang memiliki pengalaman bersalin.
Hal ini menyebabkan klien sangat ingin mengerti dengan benar apa tanda-tanda
yang akan terjadi pada dirinya, karena klien mengalami inkompeten serviks
dengan pemasangan shirodkar. Klien cukup kooperatif dan dapat menerima
informasi dengan baik selama proses pemberian informasi dan diskusi.

23

Terdapat 2 masalah keperawatan yang muncul pada Ny Dj yaitu perilaku positip


dalam mencari bantuan persalinan dan mekanisme koping efektif. Selama proses
implementasi, termasuk saat proses pemberian informasi klien cukup kooperatif
dan dapat menerima informasi dengan baik. Sehingga pada hasil evaluasi
didapatkan kondisi bahwa perilaku klien yang positip dalam mencari bantuan
persalinan dapat dipertahankan dan mekanisme koping klien tetap efektif.
Pemberian reinforcement positif sangat diperlukan pada klien ini, karena banyak
ditemukan perilaku klien yang positif berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut di atas, maka dapat dikatakan
bahwa pendekatan adaptasi Roy dalam pemberian asuhan keperawatan Ny Dj
dengan G4P3A0 hamil 36-37 minggu dengan serviks inkompeten dengan anak
hidup 1 orang dapat diterapkan sebagai landasan pemberian asuhan.

V.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Model adaptasi Roy dapat digunakan untuk mengidentifikasi adaptasi terhadap
perubahan kehamilan berisiko dengan serviks inkompeten, sehingga dapat
diketahui apakah adaptasi yang dilakukan klien Ny Dj adaptif atau
maladaptive.

Selain dukungan petugas kesehatan terhadap masalah kesehatan yang dihadapi


klien, support social dari ornag terdekat klien seperti suami sangatlah
dibutuhkan untuk menguatkan koping klien, sehingga klien dapat melalui
proses adaptasi secara optimal.

Pemberian informasi yang berkaitan dengan rencana persalinan dan fasilitas


melahirkan yang harus disiapkan pada kasus kehamilan dengan serviks
inkompeten pada kasus Ny Dj sangatlah penting, sehinga klien dapat melalui
tahapan akhir kehamilan dan persalinan dengan baik.

24
B. Saran
Kasus kehamilan dengan serviks inkompeten yang memiliki riwayat obstetric
kelahiran premature berulang dapat dilakukan asuhan keperawatan dengan
menggunakan pendekatan model konsep adaptasi Roy.

Berkaitan dengan pengkajian yang masih belum bisa diadopsi melalui


pendekatan adaptasi Roy, maka perawat dapat memodifikasi dengan
menggunakan pendekatan meodel konsep yang lain untuk melengkapi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alligod, M.R. & Marriner-Tomey,A. (2002). Nursing Theory Utilization &


Application. St. Louis : Mosby Company.
Bobak, LM., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., (2005). (Alih Bahasa * Wijayarini,
M.A.), Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Craven, R. (1991). Maternal, Neonatal & Womens Health Nursing. Pensylivinia :
Spring House Corporation
Craven & Hirnle. (2000). Fundamental of Nursing, Human Health and Function. 3rd
ed. New York : Lippincott.
Hamilton, P.M., (1995). Alih Bahasa Yasmin Asih. Dasar-Dasar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC.
Pritchard, Mac Donald, Gant (1991). Obstetri Williams. (Edisi ke tujuh belas).
Surabaya : Airlangga University Press.
Roy, S.C & Andrews, H.A., (1991). The Roy Adaptation Model, The Definitive
Statement. California : Appleton & Lange
Stolte, K.M., (1996). Wellness Nursing Diagnosis For Health Promotion. USA :
Lippincot-Raven.
Wiknjosastro, H., dkk., (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan kelima. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, FK UI.

Anda mungkin juga menyukai