Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam
mempertahan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur
keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam-basa dengan cara filtrasi
darah, reabsorpsi selektif air, elektolit dan non elektolit, serta
mengekresikan kelebihannya sebagai urine. Ginjal juga mengeluarkan
produk sisa metabolisme ( missal, urea, kreatinin, dan asam urat ) dan zat
kimia asing ( Price & Wilson, 2006 ).
Penyakit gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease ( CKD )
adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektolit akibat destruksi struktur ginjal yang
progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit ( toksik uremik )
di dalam darah ( Muttaqin & Sari, 2011 ).
Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai penyakit yang merusak
massa nefron ginjal. Pada awalnya beberapa jenis penyakit ginjal terutama
menyerang glomerulus ( glomerulo nefritis ), sedangkan jenis lain yang
menyerang tubulus ginjal ( pielonefitis atau penyakit polikistik ginjal )
atau yang dapat mengganggu perfusi darah pada parenkim ginjal
( nefrosklerosis ). Bila semua proses penakit tidak dihambat, maka pada
semua kasus seluruh nefon akhirnya hancur dan diganti dengan jaringan
parut. ( Wilson, 2006 )
Menurut WHO dan Global Burden of Disease (GBD ), penyakit
ginjal dan saluran kemih telah menyumbang 85.000 kematian setiap
tahunnya, hal ini berarti menduduki peringkat ke 12 tertinggi atau
peringkat ke 17 tertinggi angka kecacatan. Sedangkan menurut Kidney
Disease Outcome Quality Initiative ( KDOQI, 2005 ) diperkirakan 20 juta
orang dewasa di Amerika serikat mengalami penyakit gagal ginjal kronik.
Di Negara-negara berkembang

insiden ini diperkirakan sekitar 40-60

kasus per juta penduduk per tahun. (Bakri, 2005 dalam Widodo 2013 ).

Poltekkes Kemenkes Palembang

Menurut United State Renal Data System (USRDS,2008) di


Amerika Serikat prevalensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat sebesar
20 25% setiap tahunnya. Di Kanada insiden penyakit gagal ginjal tahap
akhir meningkat rata rata 6,5% setiap tahun (Canadian Institute for
Health Information (CIHI),2005), dengan peningkatan prevalensi 69,7%
sejak tahun 1997. ( Nadiroh, Fitri & Halim, 2013 )
Di Indonesia jumlah penduduk gagal ginjal diperkirakan terus
meningkat hampir 10 % per tahun. Berdasarkan data yang dirilis PT. Askes
pada tahun 2010 jumlah pasien gagal ginjal ialah 17.507 orang. Kemudian
meningkat lagi sekira lima ribu lebih pada tahun 2011 dengan jumlah pasti
sebesar 23.261 pasien, Pada tahun 2011 ke 2012 terjadi peningkatan yakni
24.141 pasien, bertambah hanya 880 orang. ( Nawawi,2013 )
Berdasarkan data Medical Record RSUP dr.Mohammad Hosein
Palembang didapatkan data pasien gagal ginjal kronik yang dirawat inap
dari tahun 2011 total pasien gagal ginjal kronik sebanyak 672 pasien
dengan jumlah pasien laki-laki sebanyak 331 pasien, perempuan sebanyak
236 pasien dan pasien meninggal sebanyak 105 pasien. Pada tahun 2012
mengalami kenaikan total pasien gagal ginjal kronik menjadi 825 pasien
dengan jumlah pasien laki-laki sebanyak 440, pasien perempuan sebanyak
280 dan pasien meninggal sebanyak 105. Pada tahun 2013 total jumlah
pasien mengalami penurunan menjadi 692 pasien dengan jumlah pasien
laki-laki sebanyak 325 pasien, pasien perempuan sebanyak 268 dan pasien
meninggal sebanyak 99 pasien. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
terjadi fluktuasi jumlah pasien gagal ginjal kronis di RSUP dr.Mohammad
Hosein Palembang dari tahun 2011 sampai 2013.
Penanganan pasien gagal ginjal kronik perlu mendapat perhatian,
baik dari segi aspek farmakokinetik maupun farmakodinamik, serta dari
aspek pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang benar
penting diberikan pada pasien gagal ginjal kronik, sebab pasien gagal
ginjal kronik beresiko sangat tinggi mengalami komplikasi. Kondisi ginjal
yang menjadi ireversibel terhadap kerusakan yang telah terjadi dan dapat

Poltekkes Kemenkes Palembang

menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan yang


tepat. Akibat kondisi sakitnya, mayoritas pasien gagal ginjal mengalami
kelemahan dan ketidakmampuan dalam pemenuhan perawatan diri,
sehingga membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga maupun
perawat yang memberikan asuhan keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual pasien gagal ginjal
kronik

peran perawat sangat penting diantaranya sebagai pelaksana,

pendidik, pengelola, peneliti, advokat. Sebagai pelaksana, perawat


berperan dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional dan
komprehensif yang meliputi : mempertahankan pola nafas yang efektif,
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, meningkatkan
asupan nutrisi yang adekuat, meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi
dan mencegah injuri. Sebagai pendidik perawat memberikan pendidikan
kesehatan, khususnya tentang perbatasan diet, cairan, dan lain sebagainya.
Perawat sebagai pengelola, yaitu perawat harus membuat perencanaan
asuhan keperawatan dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya
sehingga program pengobatan dan perawatan dapat berjalan dengan baik.
Peran perawat sebagai peneliti adalah menerapkan hasil penelitian di
bidang keperawatan untuk meningkat mutu asuhan keperawatan. Peran
perawat sebagai advokat adalah membela hak klien selama perawatan,
seperti hak klien untuk mengetahui rasional penatalaksanaan medis,
pemeriksaan penunjang , dan sebagainya.
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan pada pasien Ny. X dengan gagal ginjal kronik di RSUP dr.
Mohammad Hosein Palembang.

1.2

Ruang Lingkup Penulisan


Penulisan ini di lakukan untuk memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gagal ginjal kronik. Studi kasus ini akan di lakukan di

Poltekkes Kemenkes Palembang

Rumah Sakit Mohammad Hosein Palembang pada 19-24 Mei 2014 di


ruang rawat inap non bedah IRNA RC.
1.3

Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
1.3.2

gagal ginjal kronik.


Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada pasien gagal ginjal
kronik.
b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
gagal ginjal kronik.
c. Dapat merencanakan tindakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gagal ginjal kronik.
d. Dapat melaksanakan implementasi keperawatan pada
pasien dengan gagal ginjal kronik.
e. Dapat melakukan tindakan evaluasi

pada

asuhan

keperawatan.
f. Dapat melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan
pada pasien gagal ginjal kronik.
1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Jurusan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi
mahasiswa/mahasiswi Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan
Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gagal ginjal kronik.

1.4.2

Manfaat Bagi Rumah Sakit


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
rumah sakit dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien

1.4.3

dengan gagal ginjal kronik.


Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar serta menambah wawasan dan pengalaman
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal
ginjal kronik.

1.5

Metode Penulisan
1.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Poltekkes Kemenkes Palembang

a. Wawancara / Anamnesa
Dengan melakukan wawancara langsung pada pasien, keluarga
pasien, menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan.
b. Observasi dan Pengukuran
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap halhal yang berkaitan dengan masalah yang diamati dan dihadapi,
seperti pengukuran tanda-tanda vital ( fekuensi denyut nadi,
frekuensi pernapasan, suhu dan tekanan darah ), berat badan,
dan lain sebagainya.
c. Pemeriksaan Fisik ( Head to Toe )
Pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi.
d. Penelusuran Data Sekunder ( Rekam Medik )
Melihat catatan yang diperoleh dari status kesehatan penderita
dan medical record rumah sakit, yaitu data pasien rawat inap
dan rawat jalan dengan penyakit gagal ginjal kronik di RSUP
dr. Mohammad Hosein Palembang.

1.5.2

Sistematika Penulisan
Penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab
masing-masing bab menjelaskan hal seperti tersebut dibawah ini :
BAB I.

Pendahuluan
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang,
ruang lingkup penulisan, tujuan penulisan, manfaat
penulisan,

teknik

pengumpulan

data,

dan

sistematika penulisan.
BAB II

Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini berisi teori-teori yang
mendasari laporan tugas akhir. Bab ini meliputi :
A. Konsep Penyakit
Mencakup pengertian, etiologi, patofisiologi,
gambaran

klinik,

pemeriksaan

penunjang,

Poltekkes Kemenkes Palembang

komplikasi, dan penatalaksanaan pada penderita


gagal ginjal kronik.
B. Asuhan Keperawatan
Mencakup asuhan keperawatn yang spesifik
terhadap pasien gagal ginjal kronik dengan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian,

diagnosa

keperawatan,

perencanaan,implementasi serta evaluasi.


BAB III

Tinjauan Kasus
Dalam bab ini merupakan laporan dari kasus
yang telah di lakukan asuhan keperawatan di ruang
penyakit non bedah IRNA RC RSMH Palembang.

BAB IV

Pembahasan
Dalam bab ini dibahas kesenjangan antara
konsep asuhan keperawatan gagal ginjal kronik
antara teori dengan kenyataan asuhan keperawtan
yang dilaksanakan di RSMH Palembang .

BAB V

Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Berisi kesimpulan terakhir penulis mengenai
asuhan keperawatan pasien dengan gagal ginjal
kronik.
b. Saran
Berisi anjuran dan masukan dari penulis yang
berguna

untuk

pelayanan

kesehatan

pada

penderita gagal ginjal kronik.

Poltekkes Kemenkes Palembang

Anda mungkin juga menyukai