PENDAHULUAN
Kondisi Ideal
SPT Tahunan merupakan surat yang digunakan wajib pajak untuk
Kondisi
tersebut
berakibat
waktu
yang
ditetapkan
untuk
kantor
pelayanan
Pajak.
Proses
bisnis
penelitian
SPT
Tahunan
sebagaimana yang diatur dalam PER 19/ PJ/2009, penelitian atas kelengkapan
SPT meliputi kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian SPT
Tahunan atau e-SPT Tahunan dan lampiran-lampirannya serta kelengkapan
lampiran yang disyaratkan dan penilaian tentang kebenaran penulisan dan
perhitungannya termasuk menerbitkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT
Tahunan apabila SPT yang diterima tidak lengkap khusus, serta keterangan
dan/atau dokumen yang disyaratkan. Solusi lain adalah perbaikan proses bisnis
penyampaian dan pengelolaan SPT Tahunan di KPP pratama Purwokerto dan
adanya
peraturan yang
bisa mengapresiasikan
B. Sasaran
II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. 19/PJ/2009 bahwa perekaman
SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan semua
elemen SPT ke dalam basis data perpajakan dengan cara antara lain merekam,
uploading, dan/atau memindai (scanning).
SPT Tahunan yang direkam meliputi SPT Badan (1771/1771$) dn SPT Wajib
Pajak Orang Pribadi (1770/1770S/1770SS) maupun SPT Pembetulan. Praktek
yang terjadi di KPP Pratama Purwokerto SPT Tahunan yang dilaporkan dan
direkam di seksi PDI adalah SPT yang disampaikan dalam bentuk kertas baik
yang dilaporkan langsung ke KPP maupun melalui dropbox dan e-SPT. Idealnya
SPT Tahunan yang masuk ke seksi PDI merupakan SPT Tahunan lengkap yang
siap direkam. Namun kenyataan yang terjadi di KPP Pratama Purwokerto masih
banyaknya SPT yang direkam tidak sesuai dengan pedoman penulisan dan
aturan yang telah ditetapkan mengenai kriteria SPT Tahunan yang dinyatakan
tidak lengkap (Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. 19/PJ/2009 pasal 2).
ketidaksesuaian pengisian tersebut dapat ditemui disemua jenis SPT Tahunan
yang dilaporkan wajib pajak di KPP Pratama Purwokerto. SPT Tahunan badan
yang tidak lengkap meliputi SPT induk dengan lampirannya tidak sesuai
sehingga hasil SPT yang direkam unballance, tidak dilaporkannya data
pendukung misalnya laporan keuangan,dan daftar penyusutan, tidak dilampirkan
SSP lembar ketiga pada SPT kurang bayar, lampiran penyusutan tidak sesuai
dengan ketentuan sehingga pengelompokan aktiva sulit dilakukan, tidak
dimasukannya data pemotongan atau pemungutan pihak ketiga dan kesalahan
perhitungan matematis lainnya. SPT Tahunan WPOP juga banyak ditemukan
kesalahan meliputi wajib pajak hanya melaporkan SPT induk, tidak dilaporkannya
data pendukung misalnya surat pemberitahuan penggunaan norma, daftar
tanggungan, lampiran A1/A2 dari bendahara bagi karyawan, tidak mengisi daftar
pemotongan maupun pemungutan pada lampiran II, dan tidak mengisi daftar
harta dan kewajiban dengan benar pada lampiran III serta kesalahan matematis
lainnya. Permasalahan lainnya adalah tidak dibatasinya jumlah wajib pajak di
KPP Pratama dan sedikitnya wajib pajak yang menggunakan fasilitas e-SPT
serta
terbatasnya
sumber
daya
manusia
yang
melakukan
perekaman
tentang
Tata
Cara
Penerimaan
dan
Pengolahan
Surat
Direktorat
Jenderal
Pajak
No.
19/PJ/2009
dan
SE
Tahunan yang dilaporkan wajib pajak karena tidak adanya wewenang untuk
melakukan penelitian material saat menerima SPT Tahunan, adanya batas waktu
penerimaan SPT sehingga tidak dimungkinkan melakukan penelitian atas SPT
WP secara keseluruhan dan Banyaknya WP yang harus diteliti tidak sebanding
dengan waktu yang ditentukan untuk melakukan penelitian.selain itu, tidak
dibatasinya jumlah wajib pajak di KPP Pratama maka jumlah wajib pajak yang
ditangani di KPP Pratama Purwokerto terlalu banyak dan tidak sebanding
dengan SDM yang tersedia. Adanya pelaporan melalui e-SPT juga belum banyak
dimanfaatkan wajib pajak.
proses perekaman SPT tersebut sehingga hasil data dan informasi tidak
diragukan validitasnya.
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas maka permasalahan utama yang terjadi di
KPP Pratama Purwokerto adalah tidak lengkapnya SPT yang dilaporkan wajib
pajak yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
pajak.
Banyaknya WP yang harus diteliti tidak sebanding dengan waktu
yang ditentukan dan SDM yang tersedia untuk melakukan
5.
B. Saran