Anda di halaman 1dari 2

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar.

Ikan lele termasuk ikan jenis


catfish atau kata lain ikan yang memiliki kumis. Ciri dari ikan lele yaitu bentuk tubuh
memanjang dan agak bulat, pada sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing/tajam
(patil), warna tubuh belang dengan kepala pipih dan terdapat kumis serta licin karena tidak
memiliki sisik. Kemudin ikan ini memiliki alat pernafasan tambahan berupa dari modifikasi
dari busur insangnya.
Habitat ikan lele adalah sungai dengan arus air yang tenang seperti danau, rawa, telaga dan
waduk. Ikan lele memiliki sifat nokturnal, yaitu aktif dan bergerak mencari makanan pada
malam hari sedangkan pada siang hari hanya berdiam diri dan berlindung di tempat gelap.
Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti
ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.
Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen
pembesaran. Segmen pembenihan betujuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan
segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.
Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi serta juga utk melindungi mutu air yg
tercemar. Kerapkali lele di taruh di tempat-tempat yg tercemar di karenakan dapat
menyingkirkan kotoran-kotoran.
TUJUAN
Tujuan budidaya ikan lele ini antara lain adalah :

Untuk memperkuat permodalan dalam usaha budidaya Ikan Lele.

Untuk mengembangkan sumber daya yang memadai pada sub sektor perikanan.

Untuk meningkatkan motivasi masyarakat untuk membuat usaha sendiri.

Keuntungan Budidaya Lele di Kolam Terpal


Terpal mudah didapatkan, dan harganya cukup murah
Tidak membutuhkan lahan besar dan dapat disesuaikan dengan kapasitas yang
dimiliki
Biaya yang dikeluarkan relatif lebih kecil.
Kontaminasi dengan tanah yang tidak diketahui kualitasnya dapat dihindari.
Mudah dalam pengeringan dan mengganti air agar tetap bersih.
Lebih fleksibel dan dapat dipindahkan jika diperlukan
Mudah dalam mendeteksi hama penyakit.
Mudah dalam mengamati pertumbuhan dan perkembangan lele
Pada saat panen akan lebih mudah dan sangat praktis
Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar bibit
tinggi,
Cara budidaya mudah dikuasai oleh masyarakat,
Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (tergantung besar kecilnya biaya pakan)
Terhindar dari pemangsaan hama seperti ikan liar dan ular sawah.
Dapat dijadikan peluang usaha skala kecil dan besar,
Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam
Lahan yang digunakan tidak berubah karena bukan kolam galian atau kolam semen.
Kontrol air mudah diatur baik dari segi kualitas maupun kuantitas air.

Untuk mendapatkan hasil panen lele dengan kualitas yang baik. di Indikasikan dengan
pertumbuhan ikan cepat sehingga dapat segera panen, ikan seragam, dan tidak bau lumpur
atau tanah. Budidaya lele dengan memakai probiotik dicampur pakan. Misalnya, yang mudah
diperoleh di toko pakan ternak. Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme
dan pencernaan ikan sempurna. Sebagian besar, 90% pakan yang masuk ke tubuh akan
menjadi daging ikan.
Ada dua cara penggunaan probiotik yang bisa dimanfaatkan petani Lele untuk mendongkrak
hasil kolamnya. Pertama, probiotik untuk menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara
kualitas air. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu
sekali supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan
alami.
Yang kedua, probiotik untuk memacu pertumbuhan ikan sendiri sekaligus membentengi dari
kemungkinan terkena penyakit atau stres. Probiotik itu harus dicampurkan ke pakan, pakan
pelet ataupun daun-daunan .
Pemberian probiotik sangat membantu pertumbuhan ikan. Saat melihat di kolamnya banyak
Lele stres dan mengambang bahkan beberapa mati, dia secepatnya mengguyurkan sebotol
probiotik segenggam gula pasir ke kolam. Keesokan harinya air kembali hijau jernih dan
semua Lele sehat kembali.
Waktu budidaya akan lebih singkat 10 15 hari, ketimbang budidaya lele intensif tanpa
probiotik: sekitar 60 70 hari. Cara memanfaatkan probiotik relatif mudah. dengan
memberikan setengah gelas per hari probiotik cair untuk 1.500 lele yang dipelihara di kolam
terpal berukuran 3 m x 4 m .
Memberikan probiotik melalui pakan. Mula-mula ia merendam pelet apung selama 10 20
detik dalam larutan probiotik. Setelah ditiriskan beberapa saat, ia memberikannya kepada
lele. Dengan tambahan probiotik seperti itu, pertumbuhan lele lebih cepat. Selain itu
pemberian probiotik membuat konversi pakan atau FCR turun menjadi sekitar 0,8 dari
biasanya FCR
Namun aplikasi probiotik pada pakan ikan ini memang menuntut ketelatenan.
Pasalnya pembudidaya ikan setiap hari harus melakukan pencampuran probiotik dengan
pakan ikan. Pembudidaya Ikan sendiri melakukan pencampuran probiotik dengan pakan ikan
ini saat pagi hari yang kemudian digunakan untuk pemberian pakan pagi dan sore hari.
Keuntungan Menggunakan Probiotik Organik Dalam Budidaya Ikan Lele
Kepadatan kolam lebih tinggi.
Serangan penyakit menurun dan kematian bibit rendah.
Lele yang dihasilkan lebih berkualitas. Beberapa keunggulannya adalah bobot lele
lebih padat, kesat, kenyal, dan tidak ada penyusutan bobot dan selain itu daging lele
lebih gurih dan tidak hancur saat di goreng.
Melestarikan dan menstabilkan lingkungan. Polusi air dapat terkurangi karena semua
bahan pakan dan azolla microphylla berasal dari sumber alami yang juga dapat
menyeimbangkan pH air.

Anda mungkin juga menyukai