Dalam perkembangan nya, teori ini juga ditambahkan oleh ahli geologi lain sebagai
berikut:
- Interpretasi Bouma hanya akan berlaku jika lapisan memiliki gradasi normal
sedangkan hipotesis antidune terhapus setelah melihat secara dekat (Allen, 1991,
dalam Shanmugam, 1997)
- Kurang dari 10% dari 1061 lapisan yang menunjukkan sikuen Bouma secara
lengkap (Shanmugam, 1997).
Karena suatu teori harus terus diuji kebenaran nya, maka dilakukan
penelitian didaerah yang telah terbukti terbentuk oleh arus turbid untuk
memfalsifikasi sekuen Bouma yakni di Piyungan,Kabupaten Bantul, DIY. Hal ini
mengacu kepada dasar yang sudah menjadi pegangan ahli geologi yang bekerja di
Indonesia, yakni buku The Geology of Indonesia oleh ahli geologi Belanda, Van
Bemmelen pada tahun 1949 (salah satu isinya, Van Bemmelem memetakan bahwa
dahulu terjadi longsoran/arus turbid didaerah penelitian). Selain itu falsifikasi ini
harus dilakukan karena Sekuen Bouma ini didasari pada penelitian yang Bouma
lakukan di Maritime Alps sehingga sudah menjadi kewajiban sebagai ahli geologi
untuk menguji teori ini didaerah masing-masing sehingga teori ini dapat terbutki
dan valid untuk terus digunakan di Indonesia.
Log Batuan Kelompok 11 Daerah Piyungan STA 1 (Sidqi , Muhammad, dkk 2014)
Ta
Tb
Tb
TT
Tb
T
TTa
T
TaT
Tb
Tc
Ta
Tb
Tb
T
T
Ta
Gambar: Perbandingan Sekuen data penelitian (kiri) dengan sekuen Bouma (kanan)
ditemukan adanya struktur gradasi normal pada lapisan batupasir, dan berdasarkan sekuen
Bouma Ta,Tb,Tc,Td,Te sekuen penelitian dapat dikelompokan menjadi Ta dan Tb
berdasarkan litologi nya (jenis batuan nya) dan sampel batuan yang dibawa sedikit
memiliki kandungan makrofosil maupun mikrofosil (hasil laboratorium).
Sehingga setelah melakukan falsifikasi akan Teori Bouma, teori tersebut masih
memiliki sifat berikut:
1. Jangkauan klaim tentang dunia sangat luas
Teori sekuen Bouma (beserta masih valid digunakan untuk penelitian geologi di
belahan bumi Indonesia walaupun dasar data untuk pembuatan materi berasal dari Maritime
Alps di Selatan Perancis.
2. Teori harus tahan uji terhadap observasi dan eksperimen
Setelah dilakukan dilakukan observasi dilapangan, teori Sekuen Bouma beserta
pengembangan nya masih tepat mencirikan sekuen yang dibentuk oleh arus turbid.Hasil
data lapangan dan laboratorium menunjukan ciri utama yang sama dengan karakteristik
sekuen Bouma sebagai berikut:
- Litologi berupa perselingan batupasir dan batulanau
- Adanya struktur gradasi normal
- Sekuen dapat diklasifikasikan menjadi peselingan Ta dan Tb dan sekuen tidak lengkap
(tidak ada Tc,Td dan Te)
- Sampel batuan miskin kandungan fosil
3. Bertahan terhadap falsifikasi.
Teori tersebut secara garis besar (karena ilmu geologi adalah natural science yang tidak
mungkin 100% sama diberbagai daerah) setelah dilakukan pengembangan oleh ahli
geologi lain (Shanmugam,Allen) masih valid untuk digunakan hingga sekarang dan
masih menjadi teori untuk pembelajaran mahasiswa Teknik Geologi serta dasar untuk
melakukan interpretasi geologi.
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelem V.1949. The Geology of Indonesia vol A1. . Government Printing office.
The hague halaman 103 - 106
G. Shanmugam. 1997. The Bouma Sequence and the turbidite mind set. P 201 - 229
Earth-Science Reviews 42, Dallas
Mustansyir, Rizal. 2014.Slide Matakuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan Prinsip Metodologis.
Yogyakarta : Tidak dipublikasikan
Surjono, Sugeng S., D. Hendra A., dan Sarju W., 2010, Analisis Sedimentologi,
Yogyakarta : Pustaka Geo halaman 57 - 81