1.
: 1206300145
2.
Agung Kuswardono
: 1206300095
1. PEMICU :
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menjadi penyebab penyakit Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan ancaman serius bagi kesehatan
masyarakat pada saat ini. Bertambahnya jumlah penderita AIDS dan penanganan
medis yang kurang memadai menjadi ancaman yang serius terhadap dunia
usaha, termasuk dalam industri minyak dan gas (HIV AIDS Management in Oil and
Gas Industry 2005)
2. PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang
HIV / AIDS
AIDS merupakan akibat terparah dari infeksi HIV. HIV adalah virus yang biasanya
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T),
makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ yang dibutuhkan untuk
membentuk sistem kekebalan. Bila HIV telah membunuh sel T CD4 + sehingga
jumlah sel T CD4+ menyusut, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, Infeksi
akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, yang akhirnya menyebabkan
munculnya AIDS (Clerici et al. 1996)
Bila tidak dilakukan terapi antiretrovirus, dalam sembilan sampai sepuluh tahun
infeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS, dan rata-rata waktu hidup manusia
setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju
perkembangan penyakit AIDS pada setiap manusia bervariasi, antara dua minggu
sampai dua puluh tahun (Morgan et al. 2002)
Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya, kekuatan tubuh untuk
melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi. Orang
tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah dibanding orang yang lebih
muda, sehingga orang tua lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit
lebih pesat dibanding orang yang lebih muda. Akses yang kurang terhadap
perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat
mempercepat perkembangan penyakit AIDS. Warisan genetik orang yang
terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang, kebal secara alami
terhadap beberapa varian HIV. Terapi antiretrovirus akan dapat memperpanjang
rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan
penderita bertahan hidup (A Pocket Guide to Adult HIV/AIDS Treatment, 2006)
2.2. Permasalahan
Penularan HIV/AIDS
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),
transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, ibu dan bayi selama masa
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak kontak lainnya yang
berhubungan dengan cairan-cairan tubuh tersebut (HIV AIDS Management in Oil
and Gas Industry 2005).
Tabel dibawah ini menggambarkan tingkat resiko penularan HIV/AIDS dalam
beberapa kegiatan .
AKTIVITAS
Aktivitas seksual
TINGKAT RESIKO
0.001 - 3
< 0.5
<1
< 100
< 40
< 10
<5
Didalam industri minyak dan gas resiko, penularan HIV / AIDS disebabkan hal hal
berikut ini :
KATAGORI RESIKO
ALASAN
PENYEBABNYA
Kontruksi pipa
Sangat tinggi
2. Rendahnya tingkat
kesadaran pada
resiko penularan
3. Penambahan
pendapatan yang
tinggi
Kontruksi Fasilitas
Produksi
sedang
Kurangnya metode
pencegahan
Pengoperasian Fasilitas
Produksi
Sedang - rendah
Kurangnya metode
pencegahan
Sedang - tinggi
Distribusi melalui
transportasi darat
Sangat tinggi
Pengoperasian Kilang
Sedang - rendah
2. Penambahan
pendapatan yang
tinggi
1. Mobilisasi
2. Rendahnya tingkat
kesadaran pada
resiko penularan
Kurangnya metode
pencegahan
Penjualan
1. Rendahnya tingkat
kesadaran pada
resiko penularan
Pembangunan fasilitas
penjualan
Sedang - tinggi
low
2. Penambahan
pendapatan yang
tinggi
1. Mobilisasi
2. Kurangnya metode
pencegahan
Kurangnya metode
pencegahan
Mengurangi produktivitas
4. KESIMPULAN
Untuk mengatasi permasalahan diatas, industri minyak dan gas dapat mengambil
kebijakan dan Penanganan yang mengacu kepada Kaidah ILO mengenai HIV/ AIDS
seperti :
1. Pencegahan
Infeksi HIV dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui sejumlah
strategi yang disesuaikan dan mempertimbangkan kepekaan budaya. Langkah
pencegahan juga dapat dilakukan melalui kampanye perubahan tingkah laku,
pengetahuan, pengobatan serta menciptakan lingkungan yang bersih dari sikap
dan tindak diskrimininasi.
2. Kesehatan Lingkungan
Demi kepentingan semua pihak, lingkungan kerja yang sehat dan aman perlu
terus dijaga semaksimal
mungkin.
3. Kepedulian dan Dukungan
Solidaritas, kepedulian dan dukungan haruslah menjadi pedoman dalam
menanggapi persoalan HIV / AIDS di dunia kerja. Semua buruh/ pekerja, termasuk
yang terkena HIV, berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang terjangkau,
DAFTAR PUSTAKA
1. IPIECA, OGP, and GBC (2005) : HIV/AIDS Management in Oil and Gas
Industry.
2. Jake, Shuma, Georgie, and Tifanny, (2005). HIV, TB & Malaria Management
& Prevention in the Oil & Gas Supply Chain.
3. Department of Health and Human Services (February, 2006). "A Pocket
Guide to Adult HIV/AIDS Treatment February 2006 edition". Retrieved 200609-01.
4. Morgan, Mahe, Mayanja, Okongo, Lubega, and Whitworth, 2002. "HIV-1
infection in rural Africa: is there a difference in median time to AIDS and
survival compared with that in industrialized countries?". AIDS 16 (4): 597
632. PubMed
5. Clerici, Balotta, Salvaggio, Riva, Trabattoni, Papagno, Berlusconi, Rusconi,
Villa, Moroni and Galli 1996 , Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Phenotype and Interleukin-2/ Interleukin-10 Ratio Are Associated Markers of
Protection and Progression in HIV Infection,
Available from:
http://bloodjournal.hematologylibrary.org/site/misc/rights.xhtml [April 25,
2013]