Anda di halaman 1dari 7

Problem Based Learning

PROMOSI KESEHATAN PENANGANAN HIV/AIDS


DALAM INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

1.

Bambang Eka Satria

: 1206300145

2.

Agung Kuswardono

: 1206300095

Nama Mata Ajaran

Penanggung Jawab Mata Ajaran:


Sp.Ok.

Promosi Kesehatan Pekerja


Dr.Dr.L. Meily Kurniawidjadja, M.Sc.,

Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
2013

1. PEMICU :
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menjadi penyebab penyakit Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan ancaman serius bagi kesehatan
masyarakat pada saat ini. Bertambahnya jumlah penderita AIDS dan penanganan
medis yang kurang memadai menjadi ancaman yang serius terhadap dunia
usaha, termasuk dalam industri minyak dan gas (HIV AIDS Management in Oil and
Gas Industry 2005)
2. PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang
HIV / AIDS
AIDS merupakan akibat terparah dari infeksi HIV. HIV adalah virus yang biasanya
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T),
makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ yang dibutuhkan untuk
membentuk sistem kekebalan. Bila HIV telah membunuh sel T CD4 + sehingga
jumlah sel T CD4+ menyusut, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, Infeksi
akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, yang akhirnya menyebabkan
munculnya AIDS (Clerici et al. 1996)
Bila tidak dilakukan terapi antiretrovirus, dalam sembilan sampai sepuluh tahun
infeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS, dan rata-rata waktu hidup manusia
setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju
perkembangan penyakit AIDS pada setiap manusia bervariasi, antara dua minggu
sampai dua puluh tahun (Morgan et al. 2002)
Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya, kekuatan tubuh untuk
melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi. Orang
tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah dibanding orang yang lebih
muda, sehingga orang tua lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit
lebih pesat dibanding orang yang lebih muda. Akses yang kurang terhadap
perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat
mempercepat perkembangan penyakit AIDS. Warisan genetik orang yang
terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang, kebal secara alami
terhadap beberapa varian HIV. Terapi antiretrovirus akan dapat memperpanjang
rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan
penderita bertahan hidup (A Pocket Guide to Adult HIV/AIDS Treatment, 2006)
2.2. Permasalahan
Penularan HIV/AIDS
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung
HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),

transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, ibu dan bayi selama masa
kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak kontak lainnya yang
berhubungan dengan cairan-cairan tubuh tersebut (HIV AIDS Management in Oil
and Gas Industry 2005).
Tabel dibawah ini menggambarkan tingkat resiko penularan HIV/AIDS dalam
beberapa kegiatan .

AKTIVITAS
Aktivitas seksual

TINGKAT RESIKO
0.001 - 3

Kontak melalui Darah


1. Sentuhan luka
2. Penggunaan
jarum suntik
(Narkoba)
3. Transfusi darah
(donor darah)
Penularan Ibu ke Anak
Dengan pemberian
Anti-Retroviral Therapy
(ART)
Dengan pemberian
Anti-Retroviral Therapy
(ART) dan Ceasarean

< 0.5
<1

< 100
< 40

< 10

<5

Didalam industri minyak dan gas resiko, penularan HIV / AIDS disebabkan hal hal
berikut ini :

Kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kegiatan ekonomi


terutama di daerah yang tinggi angka penganggurannya dimana
pendapatan tenaga kerja asing lebih tinggi dibandingkan dengan yang
pekerja lokal (misalnya aktivitas konstruksi di daerah terpencil atau negaranegara berkembang).

Kegiatan yang menyebabkan perpindahan tenaga kerja kelokasi baru


(misalnya pengoperasian fasilitas produksi baru atau kilang)

Kegiatan yang melibatkan transportasi barang (misalnya jalan distribusi


produk minyak bumi)

Kegiatan yang menyebabkan karyawan terpisah jauh dari pasangannya


dalam waktu yang lama.

Tabel dibawah ini menggambarkan tingkat resiko penularan HIV/AIDS dalam


kegiatan industri minyak dan gas bumi (HIV AIDS Management in Oil and Gas
Industry 2005).
AKTIVITAS

KATAGORI RESIKO

ALASAN
PENYEBABNYA

Pengeboran dan Produksi


1. Mobilisasi

Kontruksi pipa

Sangat tinggi

2. Rendahnya tingkat
kesadaran pada
resiko penularan
3. Penambahan
pendapatan yang
tinggi

Kontruksi Fasilitas
Produksi

sedang

Kurangnya metode
pencegahan

Pengoperasian Fasilitas
Produksi

Sedang - rendah

Kurangnya metode
pencegahan

Pengolahan dan Distribusi


1. Rendahnya tingkat
kesadaran pada
resiko penularan
Pembangunan Kilang

Sedang - tinggi

Distribusi melalui
transportasi darat

Sangat tinggi

Pengoperasian Kilang

Sedang - rendah

2. Penambahan
pendapatan yang
tinggi
1. Mobilisasi
2. Rendahnya tingkat
kesadaran pada
resiko penularan
Kurangnya metode

pencegahan

Penjualan
1. Rendahnya tingkat
kesadaran pada
resiko penularan
Pembangunan fasilitas
penjualan

Sedang - tinggi

Perjalanan dinas tenaga


Sedang - tinggi
pemasaran
Pengoperasian fasilitas
penjualan

low

2. Penambahan
pendapatan yang
tinggi
1. Mobilisasi
2. Kurangnya metode
pencegahan
Kurangnya metode
pencegahan

Dampak Terhadap Dunia Usaha


HIV
dan
AIDS
memperlambat
pertumbuhan
ekonomi
dengan
cara
menghancurkan jumlah manusia dan kemampuan produksinya (human capital).
Dinegara negara berkembang yang masih kurang dalam fasilitas kesehatan dan
obat obatan, masyarakat di negara-negara yang menjadi korban AIDS tidak
hanya tidak dapat bekerja, tetapi juga akan menambah cost pengobatan
dinegara tersebut. Hal ini akan menyebabkan runtuhnya ekonomi di daerah yang
terinfeksi.
Dalam hal ini dampak HIV/AIDS terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi
dikarenakan HIV/AIDS menyebabkan :

Mengurangi produktivitas

Mengurangi suplai tenaga kerja

Kehilangan pekerja dengan keahlian khusus dan berpengalaman

Meningkatkan beban biaya bagi pengusaha (biaya kesehatan)

Meningkatkan angka absensi dan pensiun dini

3. PROMOSI KESEHATAN YANG DILAKUKAN


Berdasarkan tabel diatas maka pelaksanaan promosi kesehatan juga dapat
dibagi pada masing-masing kegiatan operasi minyak dan gas bumi yang
memiliki penyebab kejadian kasus HIV/AIDS yang sama (Jake et al. 2005).

a. Mobilisasi personel, promosi kesehatannya dapat dilakukan dengan cara


memasukan resiko penyebaran HIV/AIDS yang tinggi pada saat melakukan
safety induction.
b. Kurangnya metode pencegahan, promosi kesehatan yang dapat dilakukan
adalah dengan memperbanyak penyediaan kondom di daerah sekitar
kegiatan migas serta meningkatkan kemampuan Puskesmas atau poliklinik
di daerah sekitar dalam memberikan pemeriksaan kesehatan bagi warga
yang mempunyai resiko menularkan penyakit HIV/AIDS.
c. Rendahnya tingkat kesadaran pada resiko penularan, promosi kesehatan
yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi dan kampanye
HIV/AIDS dengan menggunakan media dan dengan menyisipkan materi
HIV/AIDS dan pencegahannya pada saat induksi keselamatan kerja setiap
pagi.
d. Penambahan pendapatan yang tinggi, promosi kesehatan yang dapat
dilakukan adalah dengan membuat aturan perusahaan atau menawarkan
kepada pekerja untuk langsung mengirimkan sebagian besar gajinya
kepada keluarganya.

4. KESIMPULAN
Untuk mengatasi permasalahan diatas, industri minyak dan gas dapat mengambil
kebijakan dan Penanganan yang mengacu kepada Kaidah ILO mengenai HIV/ AIDS
seperti :
1. Pencegahan
Infeksi HIV dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui sejumlah
strategi yang disesuaikan dan mempertimbangkan kepekaan budaya. Langkah
pencegahan juga dapat dilakukan melalui kampanye perubahan tingkah laku,
pengetahuan, pengobatan serta menciptakan lingkungan yang bersih dari sikap
dan tindak diskrimininasi.
2. Kesehatan Lingkungan
Demi kepentingan semua pihak, lingkungan kerja yang sehat dan aman perlu
terus dijaga semaksimal
mungkin.
3. Kepedulian dan Dukungan
Solidaritas, kepedulian dan dukungan haruslah menjadi pedoman dalam
menanggapi persoalan HIV / AIDS di dunia kerja. Semua buruh/ pekerja, termasuk
yang terkena HIV, berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang terjangkau,

jaminan asuransi, perlindungan sosial dan berbagai paket asuransi kesehatan


lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. IPIECA, OGP, and GBC (2005) : HIV/AIDS Management in Oil and Gas
Industry.
2. Jake, Shuma, Georgie, and Tifanny, (2005). HIV, TB & Malaria Management
& Prevention in the Oil & Gas Supply Chain.
3. Department of Health and Human Services (February, 2006). "A Pocket
Guide to Adult HIV/AIDS Treatment February 2006 edition". Retrieved 200609-01.
4. Morgan, Mahe, Mayanja, Okongo, Lubega, and Whitworth, 2002. "HIV-1
infection in rural Africa: is there a difference in median time to AIDS and
survival compared with that in industrialized countries?". AIDS 16 (4): 597
632. PubMed
5. Clerici, Balotta, Salvaggio, Riva, Trabattoni, Papagno, Berlusconi, Rusconi,
Villa, Moroni and Galli 1996 , Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Phenotype and Interleukin-2/ Interleukin-10 Ratio Are Associated Markers of
Protection and Progression in HIV Infection,
Available from:
http://bloodjournal.hematologylibrary.org/site/misc/rights.xhtml [April 25,
2013]

Anda mungkin juga menyukai