Anda di halaman 1dari 9

Draft Proposal Proyek Akhir

ALGORITMA TWO-MODEL MPPT CONTROL SEBAGAI METODE


TRACKER DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA UNTUK PENGATURAN
KERJA ZETA CONVERTER

Oleh :
Faranta Wahyu Ekasetya
NRP : 1310135009
Dosen Pembimbing :
Pembimbing 1
Ir. Moh. Zaenal Efendi, MT.
NIP. 19681208.199303.1.001
Pembimbing 2
Ir. Anang Tjahjono, MT.
NIP. 19641119.198803.1.001

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV LINTAS JALUR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014

1. JUDUL PROYEK AKHIR


ALGORITMA TWO-MODEL

MPPT

CONTROL

SEBAGAI

METODE

TRACKER DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA UNTUK PENGATURAN


KERJA ZETA CONVERTER
2. ABSTRAK
Semakin mendesaknya kebutuhan energi, mendorong pengembangan lebih
lanjut pemanfaatan energi terbarukan, diantaranya adalah panel surya. Metode
Tracking Daya Maksimum dengan berbagai bentuk algoritma pemrograman, menjadi
salah satu fokus inovasi peningkatan efisiensi pemanfaatan energi dari matahari.
Algoritma Two-Model MPPT control menjadi salah satu algoritma pengembangan dari
algoritma incremental conductance, yang cukup sederhana dan efisien sebagai MPPT.
Two-Model MPPT adalah penggabungan incremental conductance dengan algoritma
Constant Voltage. Saat level iradiasi turun hingga 30%, maka algoritma yang dipakai
adalah Constant Voltage, dengan perhitungan yang lebih sederhana bertujuan
menghemat daya konsumsi kontroler.
Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah algoritma incremental conductance
yang memanfaatkan pembacaan tegangan, arus, serta iradiasi cahaya matahari untuk
kemudian menentukan duty cycle keluaran mikrokontroler ke konverter DC-DC guna
mengatur tegangan dan arus pengisian ke baterai. Untuk konverter DC-DC
menggunakan

Zeta konverter dengan kemampuan menaikkan dan menurunkan

tegangan masukan dengan polaritas yang sama dengan polaritas masukan.


Energi yang diterima solar panel akan disimpan dalam baterai agar dapat
digunakan sewaktu waktu. Lamanya pengisian bergantung pada arus keluaran solar
panel. Dibutuhkan penyesuaian saat tegangan keluaran solar panel di atas 13 Volt.
Karena tegangan baterai hanya 12 Volt dan tidak bisa dikenai tegangan di atas 14 Volt.
Oleh karena itu dibutuhkan konverter DC- DC untuk dapat meregulasi tegangan
pengisian dari panel surya ke baterai.
Kata Kunci : Two-Model MPPT, panel surya, konverter zeta

3. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang Pernah Dilakukan (Referensi) :
Dalam buku proyek akhir Optimalisasi PV Menggunakan Teknik MPPT
dengan Fuzzy Logic Control pada Beban Pompa Air Kolam, yang ditulis oleh
Kartika Novi Hardini, mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya. Proyek akhir ini merancang suatu sistem tracking matahari
menggunakan fuzzy logic yang diaplikasikan pada solar panel dinamis. Tegangan
keluaran solar panel akan digunakan untuk mencharge aki menggunakan rangkaian
boost converter. Tegangan 12 volt dari aki akan di step up menggunakan flyback
konverter sebagai masukan untuk inverter 220 volt AC.
Dalam buku proyek akhir Maximum Power Point Tracker Photovoltaic
Menggunakan Algoritma Biseksi, yang ditulis oleh Ciptian Weried Priananda,
mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Pada
proyek akhir ini dirancang sistem pengendalian duty cycle boost converter
menggunakan algoritma biseksi berbasis mikrokontroler sehingga dapat mengatur
duty cycle untuk menjaga tegangan keluaran konstan 24 Volt. Algoritma biseksi biasa
digunakan untuk perhitungan matematis pencarian akar dari kurva parabola dengan
membagi daerah menjadi dua kemudian mencari titik tertingginya. Algoritma biseksi
pada proyek akhir ini berhasil menjejak daya maksimum keluaran solar panel sebesar
90 persen dibanding dengan daya keluaran maksimum panel surya, dan 60 persen
lebih tinggi dibanding saat tanpa menggunakan algoritma biseksi.
Dalam jurnal internasional yang diterbitkan Texas Instrument dan Sipex
Corporation, membahas tentang bagaimana cara mendesain konverter Zeta dan
menentukan komponen komponennya berdasarkan pendekatan matematis dan
empiris. Dalam jurnal tersebut dilampirkan pula contoh desain konverter sekaligus
hasil simulasinya. Pada jurnal Texas Instrument menambahkan, bahwa keuntungan
dari Zeta dibanding konverter pendahulunya, adalah ripel tegangan output yang lebih
rendah. Kerugiannya adalah membutuhkan kapasitor kompensasi yang lebih besar dan
ripel tegangan input yang lebih besar pula.
4. BLOK DIAGRAM

Beban
lampu,
12V/10W

Solar Panel
20 WP
Vm = 17,5
V
Im = 1,14 A
Terpasang
paralel 6

Sens.
Arus

V =17,5 V
I=6
x1,14A
= 6,84 A

Vo = 14
V
Io = 6,8

Zeta
Converter
Aki 3 buah,
paralel
@ 12 V,
12Ah

Sens.
Teganga
n

Sens.
Arus
PWM

Two-Model MPPT

ADC
Mikrokontroler

Perhitungan

Sens.
Teganga
n

D=

Vo
14
=
=0,6087
Vin ( min ) +Vout 9+14

Iinmax=Io x

D
0,6087
=4,88 x
=7,6 A
1D
10,6087

iL=0,3 x Iin max=0,3 x 7,6=2,28 A


L1 a=L1 b=0,5 x

Vin ( min ) xD 9 x 0,6087


=
=48,05 H
iL x f
2,28 x 50 k

iL 1 max=Iin max+
Cout=

iL
2,28
=7,6+
=8,74 A
2
2

iL
2,28
=
=8 F
8 x Vo x f 8 x 0,7 x 50 k

Cin min=
Cc min=

D x Io
0,6087 x 4,88
=
=339,4 F
0,01 x Vin max x f 0,01 x 17,5 x 50 k

D x Io
0,6087 x 4,88
=
=424,3 F
0,01 x Vo x f 0,01 x 14 x 50 k

MOSFET memakai tipe P-Channel, IRFP9240


Untuk sensor tegangan memakai voltage divider

jika Vin max 20 V ,VADC =4,8 V , R 1=10 kOhm

R 2=

VADC x R 1 4,8 x 10 k
=
=3158 ohm
VinVADC 204,8

Sensor arus memakai ACS712 5 Ampere

Flowchart TWO-MODEL MPPT CONTROL

5. DESKRIPSI
Energi dari sinar matahari diubah menjadi energi listrik oleh 6 buah panel
surya 20 WP, total adalah 120 WP. Dengan asumsi disinari selama 4 jam,

kondisi cahaya matahari fluktuatif, dianggap 100 WP.


Kemudian tegangan panel surya akan diregulasi oleh konverter Zeta untuk
menyesuaikan tegangan charger baterai sebesar 14 V. Jika tegangan panel surya
lebih dari 14 V, maka akan diturunkan oleh konverter menjadi 14 V. Jika di

bawah 14 V, akan dinaikkan menjadi 14 V.


Pengaturan kerja konverter berdasarkan

besarnya

duty

cycle

dari

mikrokontroler. Besarnya duty cycle tergantung dari algoritma Two-Model


MPPT Control dimana membutuhkan pembacaan daya dan tegangan keluaran
solar panel untuk mendapatkan titik daya maksimumnya. Oleh karena itu,
dibutuhkan sensor tegangan dan arus di sisi keluaran panel surya. Tambahan
sensor adalah untuk mendeteksi level iradiasi, berupa LDR yang menyatakan
intensitas cahaya. Iradiasi level perlu dibaca untuk menentukan kapan
algoritma CV menggantikan algoritma IC, dan sebaliknya. Saat iradiasi di

bawah 30 persen, algoritma CV akan menggantikan algoritma IC.


Keluaran dari konverter juga perlu dipasang sensor untuk mengetahui apakah
tegangan keluaran konverter sudah sesuai apa belum, sekaligus mengetahui
arus charging ke baterai.

6.

PERENCANAAN
Panel surya yang dipakai :
- Voc
: 21 V
- Vm
: 17,5 V
- Im
: 1,14 A
- WP
: 20 W
- Terpasang secara paralel, sebanyak 6 buah
Baterai yang digunakan masing masing 12 V, 12 Ah, terpasang paralel
sebanyak 3 buah.
Konverter Zeta yang dipakai spesifikasinya :
- Vin : 17,5 V
- Iin : 4,75 A
- Vo : 14 V
- Io : 6,8 A

Mikrokontroler yang dipakai, ATMega 32 dengan flash ROM 32 kB, alokasi


pin adalah : 7 pin untuk ADC, 4 pin untuk digital output, 1 pin timer untuk
PWM, 7 pin untuk LCD.
Sensor arus dengan ACS 712 tipe 5 Ampere
Sensor tegangan menggunakan voltage divider dengan input tegangan
maksimal 20 Volt dan output 4,8 Volt.

7. KONTRIBUSI
Selain konsep energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap
PLN, dengan metode ini dapat diperoleh daya yang optimal dan dapat diaplikasikan
pada DC house. Konsep yang ditawarkan adalah kemandirian pelanggan dalam hal
penggunaan sumber energi dari alam yang bersifat terbarukan, dengan efisiensi
konversi yang lebih baik.

8. DAFTAR PUSTAKA
1. Puit Kotcha, and Sarawut Sujitjorn, Isolated Zeta Converter : Principle of
Operation and Design in Continuous Conduction Mode. Suranaree University
of Technology: Thailand.
2. Jeff Falin. 2010. Designing DC-DC Converter Based on ZETA Topology. Texas
Instrument Incorporated.
3. Sipex Application Note. 2007. Zeta Converter Basics Based on Sipexs
Controller. Sipex Coporation. Milpitas : Canada
4. Anizar Rizky. 2013. Maximum Power Point Tracker untuk Panel Surya Statis
dengan Metode Hill Climbing. Mahasiswa D3 Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
5. Roberto Faranda, and Sonia Leva. 2008. Energy Comparison of MPPT
Techniques for PV System. Politecnicio de Milano: Italy.

6. D. P. Hohm, and M. E. Ropp. Comparative Study of Maximum Power Point


Tracking Algorithm. South Dakota State University, Brokings, USA.
7. Ciptian Weried Priananda. 2013. Maximum Power Point Tracker Photovoltaic
Menggunakan Algoritma Biseksi. Mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai