Hal lain yang perlu diperhatikan adalah akuntabilitas. Diperlukan cara pandang
yang baik agar suatu sistem akuntabilitas dapat berhasil guna. Jika sistem akuntabilitas
dipandang dalam cara lama, yaitu komando, kontrol dan organisasi hirarkis, maka
akuntabilitas digunakan untuk menyalahkan dan menghukum orang-orang yang telah
berbuat salah. Sehingga orang berpikir bahwa memegang tanggungjawab berarti
menggenggam risiko untuk dipersalahkan, maka sistem pembelajaran seseorang tidak
akan berjalan. Hal inilah yang perlu diubah. Akuntabilitas seharusnya dipandang sebagai
konsep partnership atau akuntabilitas bersama, yang lebih didasarkan pada lingkungan
organisasi belajar, dan berfokus pada mencoba untuk membuka kesempatan belajar,
dan melihat pembelajaran sebagai jaminan sehingga jika terjadi kesalahan Anda dapat
mengatakan, "Inilah apa yang kita pelajari dari itu. "
Sebuah sistem akuntabilitas dibangun untuk dapat memberikan manfaat
dilapangan sehingga perlu dibuat definisi yang jelas tentang peran dan tanggung jawab.
Selain itu, perlu pelaporan yang kredibel untuk menunjukkan apa yang telah dicapai dan
apa yang telah dipelajari, serta review yang wajar dan penilaian. Untuk mendukung
tujuan ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan akademisi.
PENDAPAT PERTAMA
Kesimpulan yang dapat diambil dalam melakukan evaluasi program adalah
dibutuhkannya suatu perspektif jangka panjang. Dan untuk mendapatkan perspektif
jangka panjang, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun setidaknya hal ini dapat
dimulai dengan dua tahun awal untuk melakukan inventarisir dan diagnosis, melakukan
perencanaan dan mengembangkan kapasitas ilmu sosial untuk dapat melakukan
evaluasi dengan baik.
Dalam menciptakan metode evaluasi, masyarakat secara umum mengharapkan
proses tersebut dilakukan dengan baik, dengan sederhana dan mudah dimengerti.
Selain itu, perlu penjelasan yang lebih mendetail, terkait adanya perbedaan antara
Result-Based Management, Penilaian Perilaku dan evaluasi program. Hal ini perlu
dilakukan agar menghindari pengertian yang ambigu antara ketiga proses tersebut.
Proses evaluasi itu sendiri pada hakikatnya membutuhkan kerjasama antara
pemerintah, masyarakat sipil dan juga para akademisi. Hal ini diperlukan agar hasil
evaluasi tidak bersifat subjektif pada satu pihak saja, namun juga bermanfaat dan dapat
digunakan oleh semua entitas.
perencanaan dan penganggaran. Untuk itu, sektor publik harus menekankan bahwa
sumber daya manusianya harus bisa menjalankan ECD dengan baik dengan berbasis
ke tujuan dari sekor publik.
ECD harus menyesuaikan dengan tujuan jangka panjang
Pemerintah memiliki tujuan jangka panjang dalam proses pelayanan kepada
masyarakat.
Dalam
proses
pelaksanaannya
setiap
pemerintah
seharusnya
menyesuaikan program dan misi kerjanya dengan rencana jangka panjang yang telah
ditetapkan. Hal ini untuk menimbulkan keberlanjutan dalam proses pembangunan.
Sehingga ECD dapat lebih berfokus pada apakah proyek tersebut sesuai dengan amanat
pembangunan jangka panjang agar evaluasi tersebut lebih efektif
Manajemen berbasis hasil akan lebih mudah dalam proses penilaian performa,
akan tetapi ECD juga harus menilai aspek efisiensi. Setiap program pemerintah memang
tujuan akhirnya melayani masyarakat, akan tetapi pemerintah juga bertanggung jawab
terhadap dana yang digunakan pada prosesnya. Manajemen berbasis hasil juga lebih
disarankan. Organisasi lebih baik menerapkan akuntabilitas berbasis partnership. Pada
setiap elemen saling mendukung dan saling mengoreksi terhadap proses dan evaluasi
pekerjaannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas keseluruhan dari
organisasi.
Saat ini, Kementerian Keuangan boleh dikatakan secara sistem telah berhasil
menerapkan BSC, namun secara riil belum tentu bisa dikatakan demikian. Masih menjadi
pe-er bertahun-tahun untuk dapat membuat setiap pegawainya menyadari pentingnya
BSC sebagai tools (alat bantu) dalam melaksanakan kerjanya dan bukan sebagai
formalitas yang isinya dibuat sekedar saja. Untuk itu Kemenkeu harus secara aktif
melakukan evaluasi ke unit-unit kerja di bawahnya, memberikan target yang menantang
namun realistis untuk dicapai, dan tidak boleh lupa untuk memperjuangkan secara adil
reward yang sesuai dengan peningkatan kinerja serta memberikan punishment apabila
memang diperlukan.