PSIKIATRI
Adalah cabang dari ilmu kedokteran yang mempelajari hal hal yang berhubungan dengan
kesehatan dan gangguan jiwa, yang meliputi :
1. pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa
2. pencegahan gangguan jiwa
3. pengenalan gangguan jiwa
4. pengobatan gangguan jiwa
5. rehabilitasi
6. kedaruratan dalam psikiatri
7. perkembangan jiwa dan kepribadian
8. masalah kejiwaan lainnya
Untuk dapat memahami psikiatri, cabang cabang ilmu yang perlu dipelajari adalah :
1. neuroanatomi
2. neurokimia
3. psikofarmakologi
4. genetika
5. psikologi
6. sosiologi
7. antropologi
8. epidemiologi
9. computer
Seperti ilmu ilmu lain, psikiatri mengalami perkembangan pesat yang memunculkan berbagai
subspesialisasi, seperti :
1. psikiatri kemasyarakatan (community psychiatry)
2. psikiatri anak (child psychiatry)
3. psikogeriatri
4. psikiatri forensic
5. psikiatri social
6. psikiatri biologi
7. psikiatri kemiliteran
PSIKOPATOLOGI
Adalah cabang ilmu psikiatri yang mempelajari :
1. penyimpangan yang jelas tampak pada :
kesadaran
alam perasaan
pikiran
tingkah laku
2. pola reaksi total (kepribadian) terhadap berbagai masalah yang dihadapi
Ada perbedaan antara gejala pada gangguan penyakit badan (somatic) dengan gangguan
penyakit jiwa. Badan yang menderita sakit, memberikan gejala gejala yang tidak terdapat pada
badan yang sehat. Misalnya sclera yang ikterik, hepar yang membesar, bising diastolik dsb., tidak
pernah ada pada badan yang sehat. Sebaliknya tertawa atau menangis, bisa dijumpai pada
orang yang jiwanya sehat maupun sakit. Oleh karena itu, untuk menentukan apakah seseorang
jiwanya sehat atau sakit, normal atau patologik, perlu ditentukan kriteria apakah tingkah lakunya
rasional atau tidak rasional.
Definisi jiwa yang sehat (mental health)
Seseorang dinyatakan sehat jiwanya, apabila ia memiliki kepribadian sedemikian rupa
sehingga mampu mengadakan adaptasi dan re-adaptasi terhadap berbagai stress yang dihadapi.
Sehat menurut WHO : the presence of physical and emosional well being.
Ciri ciri seorang dewasa yang sehat jiwanya :
1. sadar akan diri/identitas dirinya
2. punya tujuan hidup
3. punya rasa mandiri
4. dapat menerima realita
5. mampu menjalin hubungan dengan orang lain
6. dapat memahami kebutuhan kebutuhan orang lain
7. mampu menjalin hubungan heteroseksual dan mencapai kepuasan bersama
8. aktif dan produktif
9. mampu melaksanakan tugas dengan baik
10. mampu memberikan respon yang fleksibel terhadap stres yang dihadapi
11. mampu menikmati kesenangan dalam hidupnya
12. mampu menerima kekurangan kekurangan dirinya secara realistik
Bagi seorang individu yang mengalami stres, akan timbul gejala gangguan jiwa atau tidak,
tergantung dari kemampuan adaptasinya.
Kemampuan adaptasi tidak sama pada setiap orang dan kemampuan ini ada batasnya.
KOORDINAT PSIKIATRI
Dalam bidang psikiatri, tugas seorang dokter adalah memeriksa pasien dan kemudian
menyimpulkan apakah pasien itu sehat atau terganggu jiwanya. Untuk itu, perlu dipelajari
tentang: metode, alat dan bahan yang harus diperiksa. Alat yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan psikiatri adalah kepribadian si pemeriksa sendiri. Metode / cara yang digunakan
adalah : wawancara dan observasi. Dengan wawancara dan observasi dilakukan pemeriksaan
terhadap koordinat psikiatri yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar dalam kesimpulan
pemeriksaan.
Koordinat psikiatri terdiri atas :
1. kesadaran
2. alam perasaan
3. pikiran
4. perbuatan / tingkah laku
KESADARAN
Kesadaran (consciousness) : a state of awarenes of the self and the environment.
Kesadaran merupakan kemampuan individu untuk :
1. mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta diri sendiri
2. membatasi hubungan dengan lingkungannya serta diri sendiri
3. mengadakan orientasi
4. mengerti dan menggunakan informasi
Intensitas kesadaran seseorang berbeda dari waktu ke waktu tergantung dari keadaan yang
dialami waktu itu. Intensitas kesadaran akan meningkat bila ia sedang mengadakan eksperimen
yang sulit. Intensitas kesadaran akan menurun apabila ia sedang dalam keadaan istirahat. Bila
seseorang memperoleh signal yang monoton, akan terlibat adanya suatu short period of sleep
yang tidak disadarinya namun dapat direkam dengan EEG.
Kesadaran secara langsung melibatkan proses persepsi dan atensi, sedang secara tidak
langsung, melibatkan proses daya ingat.
Jenis jenis kesadaran :
1. kesadaran biologis
2. kesadaran psikologis
3. kesadaran sosial
kesadaran biologis
disebut juga sebagai derajat kesadaran atau kesadaran bangun tidur (wake and sleep).
Buruk baiknya kesadaran biologis, ditentukan oleh banyaknya rangsangan (impuls) yang sampai
ke otak. Semakin banyak rangsangan yang dapat sampai ke otak, semakin baik kesadaran
biologisnya. Rangsangan sensoris, protopatis, propioseptis, serta panca indra mencapai otak
melalui :
-
lintas asendens aspesifik yaitu Difusse Ascending Reticular Activating System (DARAS)
Anatomi kesadaran :
1. neuron neuron serebral pengembang kesadaran
2. neuron neuron diensefalon penggalak kesadaran
3. DARAS
perhatian
sugestibilitas
hipnosis
keadaan disosiatif
kesadaran diri
1. penurunan kesadaran
2. ambang rangsang
Twilight state
+/Tidak naik
Gelisah
+
+
Delirium
3. tingkah laku
4. gangguan persepsi
5. fugue
6. gangguan proses pikir
7. dijumpai pada
CVA
epilepsi
Dalam buku buku barat, sering disebut sebagai mood / feeling state. Mood berkaitan
dengan ekspresi internal, sedang afek / emosi berkaitan dengan ekspresi eksternal. Mood atau
feeling state mempunyai 2 pengertian :
2.4 sorrow
2.2 hate
2.5 love
2.3 wonder
2.6 joy
Oleh pengaruh lingkungan, emosi dasar melalui proses conditioning dan diferensiasi, akan
berkembang menjadi emosi yang lebih kompleks.
Ada 4 aspek emosi :
1. aspek somatic
aspek ini dapat dideteksi dengan alat Galvanic skin response atau lie detetctor
2. aspek ekspresi
aspek ini dapat dinilai dengan :
a. startle response
b. ekspresi wajah dan suara (facial and vocal expression)
c.
3. aspek pengalaman
pengalaman hidup yang semakin kaya, akan memperluas skala diferensiasi emosi
4. aspek motivasi
tinggi rendahnya motivasi, dapat berpengaruh terhadap ekspresi emosi
Abnormal emotional reactions
4. anhedonia
keadaan
dimana
seseorang
merasakan
dirinya
berubah
(tidak
seperti
sebelumnya).
7. derealisasi
Pada derealisasi, seseorang merasakan bahwa keadaan sekitarnya telah berubah
(menjadi seolah olah asing bagi dirinya)
Gangguan alam perasaan
Dalam mempelajari alam perasaan, ada beberapa istilah yang perlu mendapat perhatian
agar tidak terjadi salah pengertian. Mood atau keadaan afektif, adalah ekspresi perasaan yang
bersifat ke dalam (internal expression). Afek atau emosi, adalah ekspresi perasaan yang keluar
(external expression). Perbedaan antara mood (keadaan afektif) dengan afek (ekspresi afektif /
hidup emosi) adalah :
Mood / keadaan afektif
1. manifestasi perasaan kedalam
Ekspresi afektif
1. manifestasi perasaan ke luar
3. berlangsungnya lama
3. berlangsungnya sebentar
Poikilothym adalah suasana perasaan yang tidak menetap, mudah berubah ubah dari satu
suasana perasaan ke suasana perasaan yang lain. Poikilothym ini relatif jarang dijumpai dalam
klinik.
Apabila seseorang tidak dapat mengungkapkan perasaannya sama sekali maka mood pasien ini
dikatakan mendatar (flat). Pasien dengan mood mendatar, wajahnya tidak berekspresi serta
bicaranya monoton. Mood yang tumpul (dull) menunjukkan bahwa intensitas perasaannya sangat
menurun.
Ekspresi afektif / hidup emosi
Adalah ekspresi sesaat perasaan seseorang.
Penilaian terhadap ekspresi afektif didasarkan pada observasi terhadap :
1. stabilitas
2. pengendalian
3. dramatisasi
4. empati
5. dalam / dangkal
6. adekuat / tidak adekuat
7. keserasian
8. skala diferensiasi
1. stabilitas
Ekspresi afektif dikatan stabil apabila seseorang tidak mudah terangsang (iritabel). Ini
berarti bahwa ia dapat mengendalikan emosinya dengan baik.
2. pengendalian
Apabila seseorang dapat menunda pencetusan emosinya sampai saat yang dianggap
tepat, maka ia dikatakan dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Apabila pasien
tidak dapat sama sekali mengekspresikan emosinya (mendatar), pengendalian emosinya
menjadi sukar untuk dinilai. Pengendalian yang baik terhadap emosinya akan
menghasilkan kestabilan emosi. Apabila pengendalian ,menjadi berlebihan, maka
emosinya tampak tidak wajar (kaku)
3. dramatisasi
Emosi yang tidak dibuat buat, dicetuskan dengan sungguh sungguh disebut sebagai
emosi yang ECTH (tidak ada dramatisasi). Apabila emosi yang dicetuskan itu dibuat
buat maka disebut sebagai emosi ya UNECTH (ada dramatisasi), misalnya pada histeria.
Biasanya dramatisasi mempunyai tujuan tertentu (menarik perhatian)
4. empati
10
11
PERSEPSI
Adalah daya mengenal kualitas, hubungan serta perbedaan suatu benda melalui proses
mengamati, mengetahui dan mengartikan, setelah panca indranya mendapat rangsangan.
Proses persepsi membutuhkan :
1. obyek luar
2. rangsangan
3. panca indra (reseptor)
Gangguan persepsi
Ada 2 bentuk gangguan persepsi :
1. distorsi sensorik (sensory distortion)
2. desepsi sensorik (sensory deception)
Distorsi sensorik
Salah tafsir panca indra akibat penyimpangan (distorsi) dalam menangkap rangsangan
sensorik.
Bentuk distorsi sensorik adalah :
a. perubahan intensitas
hiperestesia : merasakan suatu rangsangan sensorik secara berlebih
hipestesia
b. perubahan kualitas
kualitas penilaian terhadap rangsangan sensorik berubah. Misalnya :
- kloropsia
- xantopsia
- eritropsia
makropsia
Desepsi sensorik
Adalah munculnya persepsi baru dengan atau tanpa obyek luar. Munculnya persepsi
baru dengan obyek luar disebut sebagai ilusi, sedang apabil tanpa obyek luar disebut halusinasi.
- Ilusi Adalah munculnya persepsi baru (false perception) akibat suatu mental image serta obyek luar.
Obyek luar (benda) dapat dipersepsi dengan baik, namun adanya mental image yang
mempengaruhinya maka muncul suatu persepsi baru yang berbeda dari keadaan benda tersebut
yang sebenarnya (false perception). Misalnya : seseorang takut pada hantu (mental image),
12
harus lewat kuburan pada malam hari, maka ketika ia lewat kuburan itu pohon pepaya yang ada
disitu daunnya tampak sebagai tangan hantu. Ilusi yang dapat dikatakan juga sebagai salah tafsir
panca indra terhadap obyek luar yang dipersepsikan dapat dijumpai pada orang yang tidak ada
gangguan jiwa (ketakutan) ataupun pada gangguan jiwa baik yang fungsional maupun yang
organik.
- Halusinasi Istilah halusinasi yang diciptakan oleh Esquirol adalah munculnya persepsi baru (false
perception) tanpa obyek luar. Misalnya : mendengar suara atau bisikan orang, tanpa ada orang
yang berbicara (sumber bunyi). Halusinasi juga dipengaruhi oleh mental image yang kemudian
diproyeksikan ke luar sehingga seolah olah datangnya dari luar dirinya. Halusinasi merupakan
gejala psikopatologi yang cukup serius, bisa dijumpai pada gangguan jiwa yang organik dan
terutama gangguan jiwa yang fungsional (misal : skizofrenia)
Jenis jenis halusinasi, seperti :
-
halusinasi kinestetik
halusinasi viseral
halusinasi hipnagogik
halusinasi hipnopompik
Sindrom halusinasi
Schroder menyatakan bahwa halusinasi dapat muncul dalam 4 sindrom pokok, yaitu :
1. halusinasi konfusional
Pada sindrom ini kesadaran adalah berkabut dan halusinasi visual tampak prominen.
Halusinasi auditorik biasanya hanya berupa suara musik, bising, kata kata aneh, kadang
kadang juga kalimat.
2. halusinasi self -reference
Pasien mendengar suara
dapat menirukan kembali suaru yang didengar kata demi kata namun pasien hanya
menceritakan garis besarnya saja. Suara suara itu biasanya membicarakan pasien, dan
pasien menyatakan bahwa suara suara itu datang dari orang orang di sekitarnya. Sangat
sukar untuk memastikan apakah pasien memang benar benar ada halusinasi atau salah
dengar saja dari pembicaraan orang orang yang memang sebenarnya ada.
13
3. halusinasi verbal
Dalam hal ini pasien mendengar suara suara yang jelas yang berbicara tentang dirinya
dan ia dapat mengulang kembali kata kata itu dengan tepat. Suara suara itu bisa berasal
dari orang orang yang memang secara riel ada atau hanya imajinasi saja atau dari sebuah
mesin.
4. halusinasi fantastik
Dalam hal ini semua jenis halusinasi bisa muncul. Pasien menjelaskan pengalamannya
yang fantastik yang didasari oleh adanya halusinasi visual atau somatik. Kadang kadang
sindrom halusinasi ini tentang pengalaman mimpinya seolah olah hal yang riel terjadi.
Biasanya pada pasien ini ada halusinasi massa, yaitu pasien mendengar atau melihat
banyak orang terbunuh atau teraniaya.
Kurt Schneider menyatakan bahwa halusinasi yang diagnostik untuk skizofrenia adalah
halusinasi auditorik yang :
a. mengomentari tingkah laku pasien
b. dalam bentuk debat yang membicarakan pasien sebagai orang ke III
c.
ALAM PIKIRAN
Terdiri atas :
1. fungsi intelektual
2. proses pikir
14
Daya ingat jangka pendek adalah kemampuan pasien untuk mengingat kembali peristiwa
yang telah terjadi beberapa hari sampai beberapa bulan yang lalu. Kemampuan
mengingat peristiwa yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu dinamakan daya ingat
jangka panjang. Daya ingat sesaat adalah kemampuan mengingat peristiwa yang terjadi
sesaat yang lalu (beberapa jam).
Ada 3 tahap dalam proses pembentukan ingatan (memori) :
1) registrasi
Pada tahap ini terjadi pencatatan dalam otak terhadap peristiwa peristiwa yang
terjadi. Apabila seseorang menaruh minat dan perhatian terhadap suatu
peristiwa maka proses registrasinya akan lebih sempurna.
2) retensi
Apa yang telah diregistrasi (dicatat) akan diretensi (direkam) dan disimpan dalam
otak. Semakin baik registrasinya akan semakin baik pula perekamannya.
3) recall
Apa yang telah terekam dalam otak dapat dimunculkan kembali (recall) sehingga
peristiwa yang telah dialami itu dapat diingat kembali. Semakin lama proses
retensi telah berlangsung makin sulit pula recallnya, mengingat telah tertumpuk
dengan berbagai peristiwa baru yang juga ikut direkam.
Apabila proses 3 R berlangsung dengan baik maka daya ingatnya akan baik pula.
Gangguan daya ingat, dapat dibagi dalam :
* Hilangnya daya ingat (amnesia, loss of memory)
Amnesia dapat dibagi dalam :
a) psikogenik amnesia
keadaan ansietas akan dapat mempengaruhi persepsi dan penilaian yang dapat
mengakibatkan berkurangnya daya ingat. Peristiwa yang tidak menyenangkan dapat
menghalangi daya ingat. Konflik mental mungkin dapat diselesaikan dengan akibat
amnesia. Berdasarkan hal hal tersebut diatas, psikogenik amnesia dapat berbentuk
sebagai :
- anxiety amnesia
Keadaan ini dapat terjadi pada reaksi psikogenik atau gangguan anxietas
terutama pada gangguan depresi. Pada reaksi psikogenik hilangnya daya ingat
akibat adanya pikiran preokupasi yang disertai kecemasan mungkin mirip
dengan amnesia akibat histeris
- katathymic amnesia
Pasien memiliki satu set pikiran yang dapat mengganggu apabila muncul dalam
alam sadarnya. Ia berusaha untuk merepresi pikiran itu. Oleh karena itu akan
15
terlihat suatu complex determined partial amnesia. Keadaan ini dapat dijumpai
pada orang yang normal, tetapi lebih sering dan lebih luas pada gangguan histeri
- hysterical (dissociative) amnesia
Pada keadaan ini terjadi amnesia secara komplit dan juga hilangnya identitas
diri, tetapi pasien dapat mengatasi corak tingkah lakunya dan dapat mengurus
dirinya sendiri sehingga terlihat adanya ketidaksesuaian antara daya ingat yang
mengalami gangguan berat dengan kepribadian yang masih utuh. Pasien
dengan gangguan otak organik berat, dapat memperlihatkan pula amnesia tota
tetapi ia tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Hysterical amnesia sering
berkaitan dengan Fugue atau Wondering state
b) organik amnesia
Pada keadaan ini amnesia yang terjadi disebabkan oelh adanya gangguan organik.
Gangguan otak organik akut
Pada gangguan ini buruknya daya ingat disebabkan adanya gangguan persepsi
dan perhatian dan juga adanya kegagalan dalam membentuk ingatan yang permanen.
Amnesia yang terjadi pada gangguan otak ini dapat berbentuk :
Amnesia retrograd : bila peristiwa sebelum gangguan otak terjadi, tidak dapat diingat lagi.
Amnesia anterograd : bila peristiwa sesudah ggn terjadi tidak dapat diingat pasien.
Gangguan otak organik subakut
Ciri khas gangguan emori pada gangguan otak ini adalah terjadinya keadaan
amnestik, yaitu pasien tidak dapat meregistrasi ingatan yang baru. Kecuali itu pasien
juga menunjukkan disorientasi tempat dan waktu, euforia dan konfabulasi.
Gangguan otak organik kronik
Pasien dengan gangguan amnestik atau korsakoff biasanya gejala hilangnya
daya ingat meluas ke masa lalu satu atau beberapa tahun. Pasien dengan gangguan
otak organik kronik yang progresif, hilangnya daya ingat dapat meluas sampai bertahun
tahun sebelumnya. Pada pasien pasien dengan gangguan dementia, daya ingat
terhadap peristiwa yang baru terjadi lebih dulu hilang (terganggu) dibanding dengan
peristiwa yang lebih lama terjadi. Keadaan ini pertama kali ditemukan oleh Ribot dan
disebut sebagai hukum Ribot untuk regresi daya ingat.
* Penyimpangan daya ingat (distorsi memori)
Distorsi daya ingat dapat dibagi menjadi :
a) gangguan recall
Dinamakan sebagai paramnesia dan dapat berbentuk sebagai : falsifikasi
retrospektif, delusi retrospektif, memori delusional dan konfabulasi.
16
Falsifikasi retrospektif
Pasien memodifikasi daya ingatnya sesuai dengan sikapnya secara umum. Daya
ingat masa lalu umumnya kabur untuk beberapa tingkat. Pada keadaan normal, beratnya
falsifikasi retrospektif berbanding terbalik dengan tilikan (insight) serta kritik dirinya.
Pasien gangguan histeri dapat memperlihatkan falsifikasi daya ingat masa lalu secara
total. Falsifikasi retrospektif yang cukup parah dapat terlihat pada gangguan depresi. Ia
melihat masa lalunya sebagai kegagalan belaka. Pada depresi agitatif dan mania dapat
juga terjadi falsifikasi memori akibat adanya gangguan mood serta tilikan.
Delusi retrospektif
Pada skizofrenia sering terjadi membalikkan delusinya ke masa yang telah lalu.
Misalnya : pasien skizofrenia menyatakan bahwa dirinya dikejar kejar oleh orang
orang tertentu selama bertahun tahun padahal pasien baru menderita skizofrenia
belum lama. Keadaan ini dapat disebut sebagai falsifikasi retrospektif delusi oleh karena
fragmen fragmen tentang peristiwa yang benar benar terjadi tercampur dengan
kenangan yang bersifat delusional.
Memori delusional
Delusi primer sering berbentuk sebagai memori delusional. Schneider membagi
memori delusional menjadi ide delusional dan persepsi delusional.
Konfabulasi
Pada konfabulasi memori masa lalu yang terhapus (lupa) diisi dengan cerita
yang dibuat sendiri (dikarang sendiri) oleh pasien. Kadang kadang pasien sendiri lupa
bahwa cerita itu ia karang sendiri bahkan kadang kadang ia malah meyakini bahwa
cerita itu adalah benar benar terjadi. Keadaan ini disebut pseudologia fantastika
b) gangguan recognition
Dj vu dan deja vicu
Pada keadaan ini pasien merasa melihat atau mengalami suatu peristiwa
sebenarnya belum dialami sebelumnya. Rasa telah mengenal (recognition) pada dj vu
tidak absolute, oleh karena itu tidak terjadi misidentifikasi. Keadaan ini dapat dijumpai
pada orang normal, pada epilepsy lobus temporalis keadaannya menjadi lebih berat.
Misidentifikasi
Keadaan ini dapat dijumpai pada psikosis confusional, pada skizofrenia akut atau
kronis. Misidentifikasi bisa berbentuk positif bila orang yang masih asing dikenal sebagai
sahabat atau keluarganya. Bentuk negative misidentifikasi bila teman atau keluarganya
tidak dikenal dan dirasakan sebagai orang asing. Pada sindrom Capgras, orang yang
dilihat sebagai orang (person) yang ganda (double). Sindrom capgras bisa dijumpai pada
pasien skizofrenia atau hysteria.
17
1.3 orientasi
Adalah kemampuan pasien untuk mengenali dirinya dan keadaan sekitarnya. Dalam
menilai kemampuan berorientasi, dikenal :
a) orientasi terhadap waktu (temporal)
kemampuan pasien untuk mengenal waktu sekarang ini
b) orientasi terhadap orang (personal)
kemampuan pasien untuk mengenali orang orang yang ada di sekitarnya.
Termasuk pula orang orang yang familier bagi pasien.
c) orientasi tempat (spatial)
kemampuan pasien untuk mengenali tempat keberadaan pasien serta keadaan.
d) orientasi situasi (situational)
kemampuan pasien mengenali keadaan situasi di sekitarnya.
Disorientasi waktu adalah gangguan orientasi paling awal terjadi pada penurunan
kesadaran (organik). Disorientasi personal adalah gangguan orientasi yang diagnostik
untuk gangguan penurunan kesadaran (organik).
1.4 daya penilaian
Adalah kemampuan pasien untuk menilai dengan benar keadaan dirinya dan keadaan
disekitarnya dalam hubungannya dengan lingkungan (orang).
a) penilaian diri (insight)
Penilaian diri (tilikan) adalah kemampuan pasien untuk mengetahui keadaan
dirinya dengan baik. Dalam klinik pasien dinilai aoakah ia mampu mengetahui dengan
baik, apakah tahu bahwa dirinya menderita gangguan jiwa. Keadaan ini disebut insight
into illness. Istilah feeling of illness menyatakan perasaan sakit yang didasari oleh
kelainan organik.
6 tingkat daya penilaian diri (tilikan) :
1. menolak total bahwa dirinya sakit (paham sakit tidak ada)
2. menyadari bahwa dirinya sakit dan memerlukan pertolongan tetapi sekaligus pada
saat yang sama mengingkari bahwa dirinya sakit
3. menyadari bahwa dirinya sakit serta menyalahkan orang lain, faktor eksternal atau
faktor organik sebagai penyebab
4. menyadari bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang ada dalam dirinya
yang ia tidak ketahui
5. tilikan intelektual : menyadari bahwa dirinya sakit dan gejalanya atau kegagalan
dalam penyesuaian secara sosial disebabkan oleh perasaannya yang irasional atau
gangguan perasaan tanpa penjelasan bagaimana mengatasinya
18
19
simbol, corak, dan materi materi non verbal. Tes intelegensi pada umumnya terbatas
pada umur 15 tahun. Untuk mengukur intelegensi biasanya diukur intelligence quotient
(IQ) dengan rumus sebagai berikut :
IQ
usia
mental
X 100
Usia kronologis
Pada seorang anak, intelegensi akan berkembang dengan pesat. Perkembangan ini
terus berlangsung dan pada usia dewasa muda intelegensi tampaknya stabil sampai
mencapai usia 35 tahun. Mulai umur 35 tahun mulai terjadi penurunan. Dengan
bertambahnya umur, intelegensi terus menurun secara mantap.
Perkembangan intelegensi akan mencapai maksimal pada umur 18 tahun. Apabila oleh
suatu sebab sebelum mencapai perkembangan maksimal intelegensi akan berhenti
berkembang, keadaan ini disebut sebagai retardasi mental. Berat / ringannya retardasi
mental ditentukan oleh tinggi / rendahnya IQ pada saat berhenti berkembang. Namun
pada umumnya disepakati bahwa batas ada / tidaknya retardasi mental adalah IQ 70.
diatas IQ 70 berarti tidak ada retardasi mental sedangkan dibawah IQ 70 berarti ada
retardasi mental. Berdasarkan IQ-nya retardasi mental digolongkan sbb :
*) retardasi mental sangat berat (profound mental retardation)
- IQ < 20
- hanya mampu dilatih ketrampilan yang menggunakan kaki dan tangan
*) retardasi mental berat (severe mental retardation)
- IQ 20 34
- dapat dilatih kebiasaan secara sistematik
*) retardasi mental sedang (moderate mental retardation)
- IQ 35 49
- dapat belajar komunikasi sederhana
- belajar keselamatan dan kesehatan diri
- tidak mampu belajar membaca dan berhitung
*) retardasi mental ringan (mild mental retardation)
- IQ 50 70
- dapat belajar ketrampilan praktis
- mampu membaca dan berhitung (dalam sekolah khusus)
- dapat hidup dalam lingkungan sosial
1.7 kemunduran fungsi intelektual
Intelegensi yang sudah mencapai perkembangan maksimal oleh suatu sebab dapat
mengalami kemunduran, berarti bahwa tingkat intelegensinya menjadi lebih rendah dari
semula. Keadaan ini disebut sebagai dementia. Misalnya : oleh karena trauma kapitis
20
yang berat seorang mahasiswa kemampuan berpikirnya menjadi seperti anak berumur
10 tahun.
PROSES BERPIKIR
Berpikir berarti memberikan pendapat (opini) atau menarik perhatian. Dalam kaitan dengan
berpikir ada 3 hal yang perlu diperhatikan :
1. Pikiran fantastik tidak terarah (undirected fantasy thinking)
Cara berpikir seperti ini disebut sebagai pikiran autistik atau pikiran dereistik. Pikiran
autistik sebenarnya masih normal. Pada orang orang yang pemalu, akan
mengembangkan pikiran autistik yang berlebihan sebagai kompensasi terhadap
kekecewaan hidupnya. Menurut Bleuler, orang skizoid akan menjadi skizofrenia apabila
pikiran autistiknya menjadi tidak terkontrol lagi. Bleuler juga menyatakan bahwa pikiran
autistik yang eksesif pada skizofrenia salah satu penyebabnya adalah gangguan pikiran
formal sedangkan waham fantastik pada skizofrenia kronik dapat dijelaskan sebagai
akibat dari pikiran autistik yang tidak terkontrol.
2. Pikiran imaginatif (imaginative thinking)
Pikiran imaginatif biasanya masih dalam batas batas rasional dan masih mungkin.
3. Pikiran rasional / konseptual (rational or conceptual thinking)
Pikiran yang dikembangkan untuk memecahkan problem problem.
Batas antara pikiran autistik dan imaginatif tidak tajam. Demikian pula sulit untuk menentukan
dimana pikiran fantastik itu berakhir serta kapan mulainya pikiran legitimatif. Demikian pula batas
antara pikiran imaginative dan pikiran rasional juga tidak tajam.
Klasifikasi gangguan proses berpikir :
1.
2.
3.
4.
21
Pembicaraan pasien mudah dibelokkan oleh stimuli dari luar maupun dari dalam. Bila
melompat lompatnya sedemikian cepat, maka pikiran itu menjadi sulit dimengerti.
Kadang kadang diikuti oleh asosiasi bunyi (clang association), ia berbicara seperti
seolah olah orang bersajak. Ciri khas pikiran yang melompat lompat adalah makin
jauh dari apa yang dipikirkan semula. Flight of ideas dijumpai pada gangguan mania.
Pada hipomania melompat lompatnya pikiran tidak terlalu cepat dan tidak ada asosiasi
bunyi sehingga pikirannya masih bisa diikuti. Keadaan ini disebut prolixity.
2. Inhibisi / retardasi
Dalam hal ini, proses berpikir menjadi melambat dan jumlah ide serta image mental
berkurang. Pasien akan mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan, sulit
konsentrasi dan pikirannya tidak jelas. Juga perhatiannya yang aktif juga berkurang
sehingga kejadian kejadian disekitarnya tidak teregistrasi dengan baik dalam otaknya.
Hal ini menyebabkan pasien mengeluh hilangnya daya ingat dan adanya pikiran yang
overvalued / ide delusional yang berkecamuk dalam otaknya. Kurangnya konsentrasi dan
pikiran yang samar sering berkaitan dengan adanya sensasi aneh dalam kepalanya
sehingga kadang sulit dibedakan apakah keluhan pasien berhubungan dengan keluhan
fisik atau mental. Buruknya penampilan intelektual pada depresi yang retardatif sering
menyerupai dementia, disebut sebagai pseudodementia.
Hambatan dalam proses berpikir tipikal untuk depresi yang retardatif. Dapat dijumpai
pula pada mania yang stupor. Pada depresi hambatan berpikir bisa tidak ada namun ia
mengalami kesulitan untuk berpikir karena pikiran preokupasi serta distraktibilitas yang
disertai anxietas.
3. sirkumstasial (circumstantiality)
Pada sirkumstansial proses berpikir berjalan lambat, berputar putar (tidak to the point)
banyak
hal hal detail yang kurang penting diikutsertakan namun akhirnya dapat
mencapai tujuan. Gangguan ini diperkirakan sebagai akibat lemahnya daya penilaian dan
egosentrisitas. Keadaan ini dapat dijumpai pada orang dengan intelegensi yang kurang
yang ingin tampak impresif, pada kepribadian obsesif dan pada epilepsy.
Gangguan kontinuitas
1. perseverasi
Pada keadaan ini proses berpikir terhenti sebelum selesai sampai ke tujuan dan
kemudian diulang ulang. Secara klinis tampak pasien mengulang ulang ide / kalimat
pendek dan berhubungan dengan situasi sekitarnya. Perseverasi sering dijumpai pada
gangguan otak difuse maupun terlokalisasi. Pada stereotipi verbal, pasien memang
mengulang ulang kalimat namun tidak berhubungan dengan situasi sekitarnya.
22
Contoh perseverasi :
Pasien ditanya : siapakah wakil presiden RI yang ke 1? Ia menjawab : Moh. Hatta.
Kemudian pasien ditanya : siapa wakil presiden RI yang ke 2? Jawabnya : Moh. Hatta,
yang saya maksud Moh. Hatta. Siapa wakil presiden RI yang sekarang ? jawabnya :
Moh. Hatta.
2. verbigerasi
Pada verbigerasi pasien mengulang ulang kata kata yang artinya tidak dapat
diketahui orang lain. Verbigerasi ini dijumpai pada skizofrenia kronis.
3. inkoherensi
Dasarnya adalah adanya gangguan asosiasi. Antara satu pikiran dengan pikiran yang
lain tidak ada hubungan asosiasi. Pikirannya menjadi tidak karuan dan tidak dapat
dimengerti. Gangguan asosiasi yang ringan disebut sebagai pengendoran asosiasi. Pada
keadaan ini pikirannya yang satu dengan lainnya kendor namun masih bisa diikuti dan
dimengerti. Pengendoran asosiasi lebih tampak pada bahasa tulisan daripada lisan.
Apabila gangguan asosiasi menjadi lebih berat maka akan terlihat adanya inkoherensi.
Pada keadaan ini, pikiran yang satu sudah tidak ada hubungannya dengan pikiran yang
lain. Bahasanya sukar diikuti dan dimengerti.
Word salad adalah gangguan asosiasi yang sangat berat. Inkoherensi sering dijumpai
pada skizofrenia herbefrenik.
4. blocking
Blocking atau sperrung adalah keadaan dimana pikiran mendadak berhenti seolah olah
menumbuk pada sebuah tembok. Pikirannya menjadi kosong dan timbul pikiran baru
yang sama sekali berbeda dengan pikiran semula. Blocking berbeda dengan kehilangan
akal (pada orang normal). Pada blocking yang diagnostik untuk skizofrenia pikiran pasien
kosong dan tidak disertai / didahului oleh anxietas. Orang normal yang kehilangan akal
biasanya karena anxietas atau kelelahan.
Gangguan milik pikir
Pada keadaan normal pikiran seseorang selalu diyakini sebagai pikiran yang dimiliki sendiri dan
ia dapat mengontrol pikiran itu. Pada gangguan jiwa tertentu seseorang dapat kehilangan kontrol
atas pikirannya atau perasaan bahwa pikirannya bukan miliknya sendiri.
Obsesi dan kompulsi
Obsesi adalah pikiran paksa, artinya pasien terpaksa tidak bisa menghindari pikiran itu karena
akan timbul anxietas.
23
Kompulsi adalah perbuatan paksa, artinya pasien terpaksa harus melakukan perbuatan tertentu
sebab kalau tidak akan timbul anxietas. Kompulsi biasanya didasari oleh pikiran obsesi.
Ciri ciri pikiran obsesi :
a. dapat menimbulkan anxietas dan perasaan bersalah
b. pikiran tersebut kontradiktif bagi individu tersebut
c.
24
bukan delusi
delusi
25
3. preokupasi
Pada preokupasi pasien menyatakan bahwa ia selalu was was terhadap suatu
kemungkinan yang akan terjadi, yang menurut pasien sendiri sebenarnya tidak perlu
terlalu dikhawatirkan. Misalnya : seorang pasien yang selalu mengkhawatirkan
kesehatan badannya atau khawatir jangan jangan mengidap kanker, dll
4. over valued idea
Merupakan suatu false belief yang bisa dijumpai pada orang yang normal maupun yang
ada gangguan jiwa, disertai dengan feeling .... dan lebih menonjol daripada pikiran
pikiran lain dalam waktu yang cukup lama.
5. delusion like idea
Adalah pikiran yang mirip waham (delusi). Berbeda dengan delusi yang sebenarnya (true
delusion), yang merupakan keyakinan patologis yang tidak dapat dikoreksi, pikiran mirip
delusi adalah keyakinan yang salah yang semula diyakini kebenarannya namun masih
bisa dikoreksi. Disebut juga sebagai pseudodelusi.
Gangguan isi pikir yang bersifat delusi
Delusi (waham) adalah keyakinan yang patologis, tidak dapat dikoreksi (walaupun telah
ditunjukkan bukti nyata) dan diluar jangkauan sosiobudayanya.
Delusi dibagi menurut :
1. terjadinya
: - delusi primer
- delusi sekunder
2. bentuknya
: - waham sistematik
- waham non sistematik
3. sifatnya
26
dalam kaitannya dengan beberapa peristiwa psikologis lain. Munculnya penghayatan baru tidak
dapat ditelusuri berdasarkan suatu peristiwa psikologis tertentu yang mendahuluinya.
Ada 3 jenis waham primer :
1. delusional mood (waham perasaan)
Penghayatan baru muncul pada pasien, bahwa ada sesuatu yang terjadi di sekelilingnya
yang berkaitan dengan dirinya, namun ia tidak dapat mengetahui apa itu.
2. delusional idea (waham pikiran)
Suatu waham yang sepenuhnya terbentuk dalam pikiran pasien. Disebut juga sebagai
autochthonous delusion. Misalnya : mendadak pasien mengatakan bahwa ia sekarang
tahu bahwa dirinya sebenarnya adalah nabi.
3. delusional perception (waham persepsi)
Pada waham persepsi, pasien mempersepsikan suatu obyek secara normal (tidak ada
gangguan persepsi), diberi arti baru, biasanya berhubungan dengan dirinya sendiri. Arti
baru itu tidak dapat dimengerti sebagai muncul dari perasaan atau sikap pasien
sebelumnya.
Waham sekunder
Adalah waham yang muncul dan dapat dijelaskan berdasar suatu peristiwa psikologis
yang mendahuluinya. Misalnya : karena jatuh miskin, ia lalu menderita gangguan jiwa dan
muncul waham kebesaran.
Waham sistematik
Adalah waham yang dibentuk berdasarkan pikiran yang sistematis, berkembang dari
suatu pola sentral. Apabila disanggah biasanya pasien bereaksi hebat. Tingkah laku dan
perasaan pasien sesuai dengan isi wahamnya.
Waham non sistematik
Adalah waham yang dibentuk tidak berdasarkan pemikiran yang sistematik dan apabila
disanggah biasanya tidak bereaksi hebat atau bahkan tidak bereaksi sama sekali.
Waham bizar
Adalah waham yang aneh, tidak logis sama sekali. Misalnya : waham yang isinya
menyatakan bahwa otaknya sudah membusuk atau ususnya sebagian telah diganti dengan
tabung besi. Waham yang bizar pasti tidak sistematik sedangkan waham yang tidak sistematik
belum tentu sifatnya bizar. Waham bizar dijumpai pada skizofrenia.
27
28
ALAM PERBUATAN
Dengan observasi, perbuatan pasien dapat dinilai. Gangguan dalam alam perbuatan dapat
dibedakan :
1. gangguan subyektif
2. gangguan obyektif
Secara subyektif gangguan perbuatan dapat berbentuk sebagai :
1. perbuatan yang dirasakan sebagai miliknya sediri
Misalnya : kompulsi
2. perbuatan yang dirasakan sebagai bukan perbuatannya sendiri (the alienation of motor acts)
Misalnya : experience of passivity. Pasien merasa bahwa perbuatannya bukan perbuatannya
sendiri. Pasien hanya menurut secara pasif.
Secara obyektif gangguan perbuatan dapat digolongkan sebagai :
1. perbuatan yang menurun (hipo)
2. perbuatan yang berlebihan (hiper)
3. perbuatan yang diulang ulang
4. perbuatan yang meniru (imitation)
5. perbuatan yang menurut berlebihan
6. perbuatan yang menentang
Perbuatan yang menurun
Dapat berbentuk sebagai :
a. perbuatan yang hipokinetik
gerakan gerakan pasien menurun / berkurang
b. perbuatan hipoaktif
aktivitas pasien menurun / berkurang. Pasien lebih banyak diam, tidak berminat ikut kegiatan
pasien lain.
c. stupor
gerakan dan aktivitas pasien sangat menurun sehingga pasien hanya diam saja seperti
patung. Stupor dapat dijumpai pada depresi berat (depresi stuporous). Pada skizofrenia,
dapat dijumpai keadaan stupor (stupor katatonik). Pada keadaan stupor katatonik dapat
dilihat adanya fleksibilitas serea, dimana pasien seperti patung dan dapat diberi bentuk
bentuk atau posisi tubuh yang aneh yang dipertahankan lama oleh pasien.
29
30
dipsomania
Pyromania
Sex mania
Satyriania
31
RANGKUMAN
Psikopatologi adalah pengetahuan dasar yang perlu dipelajari adar kita dapat memahami
psikiatri, khusunya psikiatri klinis. Cabang cabang ilmu lai sepert neurologi, neuro-anatomi,
fisiologi, dll., sangat diperlukan untuk dapat mempelajari psikopatologi dengan baik.
Psikiatri adalah cabang dari ilmu kedokteran namun pasien dengan gangguan psikiatri
mempunyai ciri tersendiri. Untuk dapat menyimpulkan apakah seseorang mentalnya sehat atau
sakit, diperlukan pemeriksan psikiatri yang cermat.
Kesimpulan tersebut hanya bisa ditarik setelah dapat ditentukan berdasar hasil pemeriksaan,
kondisi koordinat psikiatrinya.
Koordinat psikiatri terdiri atas :
1. alam perasaan
2. alam pikiran
3. alam perbuatan
4. kesadaran
Pemeriksaan psikiatri dapat dilakukan secara :
1. langsung (dengan memeriksa langsung pada pasien)
2. tidak langsung (bertanya kepada keluarga / orang lain yang mengetahui tentang penyakit
pasien).
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan psikiatri adalah kepribadian pemeriksa sendiri.
Metode yang dipakai adalah :
1. wawancara psikiatrik
2. observasi
Observasi dilakukan selama pada saat dan sesudah wawancara dilakukan.
32
Untuk memeriksa alam perasaan dan perbuatan terutama digunakan metode observasi ditambah
dengan wawancara.
Untuk memeriksa alam pikiran terutama digunakan metode wawancara ditambah dengan
observasi.
Hasil pemeriksaan terhadap alam perasaan, pikiran dan perbuatan, digunakan untuk
menyimpulkan apakah pasien yang kita periksa itu jiwanya sehat atau sakit.
Apabila pasien dinyatakan menderita gangguan jiwa maka langkah selanjutnya adalah :
1. menentukan apakah dasar gangguan jiwanya itu organik atau non organik.
Untuk keperluan tersebut perlu dicari apakah ada faktor organik spesifik yang dapat
menjelaskan timbulnya gejala gejala psikiatri yang diperlihatkan psien itu. Faktor organik
spesifik dapat dicari dengan pemeriksaan interna, neurologi, laboratorium, dll.
Memeriksa kesadaran dan fungsi intelektual dapat membantu menentukan apakah ada dasar
organik atau tidak. Dua gejala utama yang menunjukkan adanya gangguan organik pada
seorang pasien adalah :
a.apabila pada pasien ditemukan adanya penurunan kesadaran biologis.
b.apabila pada pasien ditemukan adanya penurunan fungsi intelektual, khusunya daya
ingat (memori)
Penurunan kesadaran biologis biasanya dijumpai pada gangguan mental organik yang akut.
Sedangkan penurunan daya ingat (memori) biasanya pada gangguan mental organik yang
kronis.
2. apabila gangguan jiwanya non organik (fungsional) maka perlu ditentukan apakah sifat
gangguannya itu psikotik atau non psikotik. Pada gangguan psikotik pasien tidak dapat lagi
menilai realita dengan baik. Kemampuan menilai realitanya terganggu (reality testing ability +
RTA).
Kemampuan menilai realita dikatakan terganggu apabila :
-
Ditemukan adanya tingkah laku yang aneh (bizar) yang tidak diterima oleh lingkungan
sosialnya.
Tilikan (insight into illness) tidak ada. Pasien mengingkari bahwa dirinya sakit jiwa.
3. apabila gangguan jiwanya bersifat nonpsikotik maka perlu ditentukan apakah gangguannya itu:
- neurosis (gangguan neurotik)
- gangguan kepribadian
- gangguan psikofisiologik (psikosomatik)
- dll.
33
4. apabila gangguan jiwanya bersifat psikotik maka perlu ditentukan apakah gangguannya itu
merupakan : skizofrenia dan bukan skizofrenia
5. apabila gangguan jiwanya itu bukan skizofrenia maka perlu ditentukan apakah gangguannya
itu merupakan :
- gangguan afektif
- gangguan paranoid
- psikosis non organik lainnya
Untuk dapat menentukan secara diferensial diagnostik seperti diatas maka pengetahuan tentang
psikopatologi sangat penting. Berbagai gangguan pada alam perasaan, pikiran dan perbuatan,
adalah dasar untuk membuat diferensial diagnostik dalam psikiatri. Diagnosis yang tepat
ditambah dengan pemahaman latar belakang faktor etiologi merupakan syarat mutlak untuk
menyusun rencana terapi yang baik.
Etiologi pada gangguan jiwa pada umumnya bersifat multikausal, artinya gangguan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai penyebabnya. Penyebab umum gangguan jiwa dapat
berupa :
1. organobiologis
2. psikologis
3. sosiologis
4. kultural
Diagnosis dalam psikiatri dibuat dengan memperhatikan keempat penyebab umum gangguan
jiwa yang dikenal dengan diagnosis multiaksial, yaitu :
Aksis I
sindrom klinis
Aksis II
kepribadian
Aksis III
gangguan organik
Aksis IV
stresor psikososial
Aksis V
34
dengan pengobatan yang baik diharapkan gangguan jiwa yang diderita pasien dapat diatasi
dengan baik.
35