Anda di halaman 1dari 3

Lets think big issue about 2015 State Budget

(opening fiscal space to fiscal sustainability)


Tugas untuk Studi Kasus Manajemen Keuangan Pemerintah,
Kelas 8F 8G Prodip.IV Akuntansi Khusus STAN .
Latar belakang permasalahan
RAPBN 2015 yang merupakan rencana anggaran pada masa transisi pemerintahan
harus disusun sebagai baseline biidget, dalam arti hanya memperhitungkan
kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat. Hal itu, ditujukan untuk memberi ruang gerak bagi pemerintahan baru
untuk melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan platform, visi, dan misi yang
telah direncanakan. RAPBN disusun sesuai kebutuhan penyelenggaraan negara
dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara, serta berpedoman pada
RKP (Rencana Kerja Pemerintah) dan sebelumnya memperhatikan Kerangka
Ekonomi Makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal.
RKP tahun 2015 disusun dengan tema Melanjutkan Reformasi Pembangunan Bagi
Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan. Berdasarkan tema tersebut
tema kebijakan fiskal tahun 2015 adalah Penguatan Kebijakan Fiskal Dalam
Rangka Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan,
dengan tetap menerapkan empat pilar strategi pembangunan ( pro growth, pro job,
pro poor, pro environment). Kebijakan fiskal tahun 2015 tetap ditujukan untuk
optimalisasi pendapatan negara, peningkatan kualitas belanja negara,
pengendalian defisit APBN serta pengendalian utang negara.
Masalah ekonomi yang dihadapi negara kita pada akhir 2014 dan 2015 mendatang
ialah masih terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak
perekonomian global yang belum menentu (misalnya Eropa, Jepang dan Tongkok).
Perlambatan tersebut menyebabkan turunnya permintaan dan harga sejumlah
komoditas andalan ekspor Indonesia dan pada akhirnya menurunkan penerimaan
ekspor kita. Selain itu, rencana penghentian stimulus moneter oleh Bank Sentral AS
(the Federal Reserve Bank/ the Fed) pada akhir 2014 akan membuat gejolak di
pasar keuangan, terjadi penurunan likuiditas di pasar keuangan, pengurangan
pembelian obligasi negara dan penguatan nilai tukar mata uang dolar AS.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang memengaruhi pertumbuhan
ekonomi nasional akan berdampak pada kondisi fiskal kita, terutama terkait dengan
target penerimaan pajak dan non pajak. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS dan melesetnya realisasi lifting minyak yang tidak sesuai target, akan
menyebabkan subsidi BBM dan listrik akan membengkak, sehingga defisit anggaran
akan semakin membesar. Apabila target penerimaan negara sulit untuk dinaikkan
atau bahkan tidak mencapai target, sedangkan belanja negara semakin besar
karena subsidi yang membengkak, maka konsekuensinya pemerintah harus mencari
tambahan utang untuk menutup defisit dimaksud. Meski demikian, utang harus terus
dikurangi secara bertahap sambil mengefisienkan anggaran.
Berkenaan dengan pengelolaan fiskal, setidaknya ada lima tantangan yang wajib
dicermati dan diwaspadai oleh pemerintah di akhir tahun 2014 dan tahun 2015

mendatang agar kita dapat memantapkan perekonomian nasional dan menjaga


keberlanjutan fiskal (fiscal sustainability), yaitu :
1. Target penerimaan perpajakan 2011-2013 tidak tercapai dan diperkirakan
pada tahun 2014 juga sulit dapat dicapai;
2. Ruang fiskal (fiscal space) terbatas, komposisi belanja negara didominasi
belanja mengikat yang bersifat wajib (mandatory spending);
3. Kualitas belanja masih rendah, alokasi untuk subsidi energi terutama subsidi
BBM masih tinggi;
4. Penyerapan belanja belum optimal;
5. Belanja negara belum sepenuhnya dapat berfungsi sebagai instrumen fiskal
yang efektif.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, sepuluh kelompok yang sudah
ada di Kelas 8F dan 8G wajib menyusun atau membuat tulisan tentang langkahlangkah konkrit dan komprehensif yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk
memperbaiki APBN 2015 (dalam proses revisi atau perubahan yang akan dilakukan
pada awal tahun 2015 mendatang) untuk dapat membuka ruang fiskal dan menjaga
keberlanjutan fiskal atau, bila perlu dapat melakukan reformasi fiskal.
Syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Tulisan bersifat analisis terhadap latar belakang permasalahan tersebut diatas
untuk mencarikan solusi bagi pemerintah dalam menghadapi APBN
Perubahan 2015, yang akan datang;
b. Dari sisi kebijakan fiskal (APBN), jika pertumbuhan ekonomi tidak bisa
berkembang lebih tinggi maka program pengurangan pengangguran dan
kemiskinan akan sulit dilakukan atau terhambat sehingga strategi APBN yang
pro growth, pro job, pro poor menjadi kurang relevan.
c. Upaya apa yang harus dilakukan pemerintah agar penerimaan negara dapat
dioptimalkan, belanja negara bisa ditekan agar benar-benar efektif dan
efisien, sehingga mampu membuka ruang fiskal dan defisit anggaran tetap
terjaga serta cara menyiasati agar subsidi BBM dan subsidi listrik tidak
membengkak dan semakin membebani APBN ?
d. Inovasi apa yang layak dilakukan dan juga reformasi fiskal apa yang patut
dijalankan untuk menggali sumber-sumber penerimaan baru yang potensial
dan dilain sisi inovasi apa yang juga harus dilakukan terhadap struktur
belanja dan prioritas belanja agar lebih efektif dan efisien ?
e. Setiap kelompok bebas mengemukakan analisis dan pendapatnya, mengikuti
teori-teori yang terkait dengan manajemen keuangan atau ide-ide segar dan
logis untuk mengatasi permasalahan yang ada (out of the box thinking)
f. Panjang tulisan tidak lebih dari 20 (dua puluh) halaman kertas A4 font 12.
g. Tulisan dikumpulkan selambat-lambatnya tanggal 15 Desember 2014.
h. Tulisan yang paling menarik, inovatif, logis, tidak normatif dan aplicable
berhak mempresentasikan tulisannya di kelas masing-masing.
Cibubur, 17 November 2014,

Abdul Gofar

Anda mungkin juga menyukai