Anda di halaman 1dari 14

I.

Latar Belakang Masalah


Pembangunan bangsa pada hakekatnya adalah merupakan pembentukan
kesadaran individu maupun kelompok untuk mewakili jiwa pembangunan dan
etos kerja yang tinggi, dari nilai dasar tersebut diharapkan lahir inovasi dan
kreatifitas yang dibarengi sikap kemandirian untuk bersama-sama beradaptasi
membangun setiap ruang kosong pembangunan dan kapasitas dan
kompetensinya. Keterlibatan ini didasari penuh sebagai upaya nyata untuk
memperlakukan pembangunan dengan segala kemajemukannya. Disamping
itu secara tidak langsung kita telah memperlakukan warga Negara dalam
posisi dan wewenang yang relevan dengan peran dan fungsinya dalam
melibatkan diri untuk turun serta menyelaraskan dan menyeimbangkan
pembangunan.
Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni yang bertujuan
mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup dan mempertinggi
nilai kesehatan dengan jalan menyatukan, menyalurkan, serta mengkoordinir
usaha-usaha dalam masyarakat kearah perlaksanaan usaha memperbaiki
kesehatan lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit-penyakit infeksi
yang merajalela dalam masyarakat, mendidik masyarakat dalam prinsipprinsip kesehatan perorangan, mengkoordinir tenaga-tenaga kesehatan agar
mereka dapat melakukan pengobatan dan perawatan sebaik-baiknya, serta
mengembangkan upaya-upaya kesehatan masyarakat agar masyarakat dapat
mencapai tingkat hidup yang setinggi-tigginya maupun sebaik-baik baiknya
(Winslow, 1920).
Tujuan semua upaya-upaya kesehatan masyarakat, baik dalam bidang
preventif maupun kuratif ialah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik sehat jasmani, rohani, maupun
sosialnya. Untuk mencapai tujuan ini harus selalu ada pengertian, bantuan,
dan partisipasi dari masyarakat demi tercapainya Indonesia Sehat tahun 2025.
Untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2025, di harapkan lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

polusi, tersedianya air bersih , sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan


dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan,
serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong-menolong dan
memelihara budaya-budaya bangsa. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
dan modal dasar manusia agar dapat menjalani hidup yang wajar dengan
berkarya dan menikmati kehidupan secara optimal di dunia ini secara produktif.
Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal ini di tempuh melalui
pembinaan profesional dalam bidang promotif dan preventif yang mengarah
pada permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat, untuk selanjutnya
dapat dilakukan pengembangan program intervensi menuju perubahan pola
pikir dan perilaku masyarakat yang sehat. Salah satu bentuk konkrit upaya
tersebut adalah dengan ......???
Eksistensi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat sebagai agen of change
sekaligus sebagai pengawal perubahan yang sedang bergulir sangat diharapan
kepekaannya terhadap kemungkinan adanya penyimpangan dari proses
perubahan yang sedang berjalan, terlebih dari arus globalisasi seiring
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, khsusnya
komunikasi dan transparansi yang tidak lagi mengenal tepat

batas suatu

Negara maupun mendinamisir eksistensi global bagi Negara pada umumnya


dan daerah-daerah pada khsusnya apalagi kita selaku bangsa yang bermatabat
dan

berkpribadian

ketimuran

dalam

nuansa

religious.

Akibatnya

kecenderungan perubahan pada level makro inilah sebagai rujukan dalam


mengaktualisasi kekuatan organisasi pada tingkat makro dan kebutuhan yang
sangat mendesak adalah pengembangan organisasi secara professional
sehingga kesehatan secara global yang menjadi cita-cita dunia sebagaimana
pada post MDGs dapat tercapai.
Disamping itu, untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut diperlukan
kerjasama dan dukungan dari semua pihak. Sehingga pelaksnaannya dapat
terukur dan sesuai proporsional.
II.
Identifikasi Masalah Utama

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

Tahap identifikasi masalah untuk kemudian menentukan prioritas


masalah melalui metode Analisis situasi dimana Analisis situasi merupakan
langkah awal dalam rangka proses pemecahan masalah menurut siklus
pemecahan masalah (Proses Solving Cycle). (Panduan Pengalaman Belajar
Lapangan I: 2013)
Analisis Situasi

Identifikasi
Evaluasi
Masalah

Prioritas
Monitoring

Masalah

Alternatif
Pemecahan
Pelaksanaan

Masalah

Kegiatan

Rencana Pelaksanaan

Analisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving Cycle


(Siklus Pemecahan Masalah). Dalam proses pemecahan masalah selalu dimulai
dari analisis situasi. Proses pemecahan masalah diharapkan benar-benar
diharapkan memecahkan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat. Semua itu
memerlukan dukungan informasi yang tepat dari proses analisis situasi.

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

Analisis

situasi

dan

identifikasi

masalah

dilakukan

dengan

cara

pengumpulan data baik primer maupun sekunder dari masyarakat untuk


selanjutnya dapat ditentukan prioritas masalah.
Dengan dilakukan analisis situasi kondisi kesehatan masyarakat yang
sedang dihadapi suatu daerah dapat diketahui serta faktor-faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Sehingga dapat diperkirakan secara
tidak langsung derajat kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang dialami
masyarakat.
Analisis situasi merupakan proses pengamatan situasi kini (present
condition atau the existing condition) dengan melakukan pengamatan secara
langsung di lapangan dan mengumpulkan informasi atau data dari laporan-laporan
atau publikasi melalui metode observasi dan wawancara. (Panduan Pengalaman
Belajar Lapangan I: 2013)
Dari data yang terkumpul perlu kita dapat mengurai masalah kesehatan
masyarakat dengan pendekatan konsep : HL. Blum, pohon masalah, faktor
pelayanan kesehatan atau program masyarakat dan lingkungan. Hendrick L. Blum
mengemukakan konsep tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi derajat
kesehatan. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat yaitu genetika (keturunan), pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat,
Faktor Penduduk
lingkungan. Keempat faktor tersebut
saling berinteraksi satu dengan lainnya
Herediter
dengan sifat interaksi dapat positif maupun negatif terhadap derajat kesehatan.
Faktor
Pelayanan
Kesehatan
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif

Faktor
Lingkungan
Fisik
Biologis
Sosio
Kultural

DERAJAT
Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad
KESEHATAN
Faktor Perilaku
2015

Sikap
Gaya Hidup

Mengikuti kerangka Konsep HL. Blum, analisis situasi kesehatan


selayaknya mengikuti 5 (lima) aspek, yaitu :
1. Analisis Derajat (Masalah) Kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu bukan saja
sehat dalam arti bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya
kesejahteraan fisik, sosial dan mental.
Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator
yang merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang
terjadi dimasyarakat. Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan
standar pelayanan kesehatan, cakupan, target program kesehatan di daerahnya
(puskesmas kabupaten, propinsi, nasional) atau dibandingkan dengan daerah
lain serta dapat dianalisa kejadian dari waktu ke waktu (trend/kecenderungan).
Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur derajat kesehatan
secara umum adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan
(moebiditas).
a. Angka Kematian / Mortalitas
Angka kematian merupakan indikator status kesehatan dan sekaligus
juga indikator kependudukan.
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR)
Angka Kematian Ibu (Martenal Mortality Rate / MMR)
Angka Kematian menurut Penyebasb Tertentu (Age Specific Death
Rate / ASDR)

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

Ketiga angka kematian tersebut merupakan indikator yang peka


untuk menggambarkan status kesehatan dibanding dengan Angka
Kematian Kasar (Crude Death Rate) atau Angka Kematian Menurut Umur
(Age Spesific Death Rate) yang lebih tepat untuk menggambarkan keadaan
demografis.
b. Angka Kesakitan / Morbiditas
Angka kesakitan adalah jumlah orang yang terkena penyakit
tertentu. Ada 2 macam cara yang digunakan untuk mengukur angka yaitu
Angka Insidens (Incidence Rate) dan Angka Prevalens (Prevalence Rate).
Angka Insidensi
Angka Insidens dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus

baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode tertentu.


Angka Prevalensi
Adalah jumlah orang yang menderita penyakit tertentu dalam
satu kelompok penduduk tertentu dalam suatu waktu tertentu pula.
Ada 2 metode perhitungan yaitu :
Point Prevalensi : Perhitungan jumlah orang yang menderita
penyakit tertentu dalam waktu singkat.
Periode Prevalensi : Jumlah kasus penyakit selama 1 periode

tertentu.
2. Analisis Lingkungan Kesehatan
Aspek lingkungan dianggap faktor yang memiliki pengaruh yang paling
besar terhadap derajat kesehatan. Secara spesifik aspek lingkungan yang
berhubungan dengan kesehatan yaitu lingkungan fisik, biologis dan
lingkungan sosial.
a. Lingkungan Fisik
Komponen lingkungan fisik diantaranya mencakup suhu udara,
kelembaban, penyinaran matahari, kebisingan, dan lain-lain.
b. Lingkungan Biologi
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah
sanitasi, kuman, penyakit, vektor, binatang ternak, dll. Indikator yang

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan biologis : keberadaan


vektor penyakit.
c. Lingkungan Sosial-Ekonomi
Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat
bermanfaat dalam menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan.
Data yang bisa digunakan : Pendapatan Asli Daerah (PAD),
pendapatan perkapita, Produk Domestik Refional Bruto (PDRB) per
kapita, Upah Minimal Regional (UMR).
Data lingkungan sosial yang dapat digunakan yaitu pranata
(lembaga-lembaga) yang ada dan hidup di masyarakat seperti pengaruh
lembaga adat istiadat, organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi
keagamaan dan lain-lain.
3. Analisis Perilaku Kesehatan
Analasis perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons
seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan konsep sehat-sakit,
penyakit,

sistem

pelayanan

kesehatan,

makanan,

lingkungan

serta

kepercayaan-kepercayaan kesehatan yang ada dimasyarakat : Respons dapat


bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun aktif (tindakan nyata
atau praktek). Sedangkan stimulus :
a. Perilaku terhadap sakit : bagaimana manusia berespons terhadap rasa sakit
yang ada pada dirinya baik secara pasif maupun aktif. Perilaku ini dapat
disesuaikan dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit :
Perilaku berhubungan dengan peningkatan dan

pemeliharaan

kesehatan. Misal : PHBS, gizi seimbang, aktivitas fisik (olahraga), dll.


Perilaku pencegahan penyakit. Misal : Imunisasi, tidur memakai

kelambu untuk pencegahan gigitan nyamuk malaria, dll.


Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan. Misal : Usaha
mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan modern maupun ke fasilitas

kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dll).


b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara


pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek
terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya,
pengelolaan makanan dll.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Lingkup perilaku ini mencakup :
Perilaku sehubungan dengan air bersih
Perilaku berhubungan dengan pembuangan limbah
Perilaku berhubungan dengan rumah yang sehat
Perilaku berhubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk
Sumber data dan informasi tentang analisis perilaku kesehatan dapat
diambil dari SUSENAS, SKRT, sumber data langsung dari masyarakat,
pendapat tokoh masyarakat, dan agama.
4. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas
keliling, bidan desa, dokter praktek, polindes, posyandu. Sumber data dan
informasi dapat diambil dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP), Sistem Pencatatan Rumah Sakit (SP2RS), SUSENAS,
SKRT, dll.
Analisis program dan pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan
mnggunakan pendekatan sistem, yaitu dengan memperhatikan komponen
input-proses-output. Akan tetapi aspek proses dalam program dan pelayanan
kesehatan sangat komplek dan berbeda-beda antar program maka analisis
lebih ditekankan pada aspek input dan output serta peran serta masyarakat.
a. Analisis input
Input adalah sub elemen-sub elemen yang diperlukan sebagai

masukkan untuk berfungsinya sistem.


Input meliputi tenaga, dana, fasilitas, dan sarana kesehatan, kebijakan,

teknologi yang diterapkan.


Langkah dalam analisis input : merinci secara jelas imput yang ada
baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

Misalkan, data sumber daya tenaga kesehatan di puskesmas X tahun Y

dianalisis Kecukupan tenaga kesehatan.


Indikator :
- Rasio nakes dengan jumlah penduduk yang harus dilayani
- Rasio bidan dengan jumlah ibu hamil, dll.
b. Analisis Output Upaya Kesehatan
Dari berbagai pelaksanaan program dapat dilakukan analisis tentang
hasil yang dicapai oleh program upaya kesehatan. Dalam analisis ini
dibedakan Pencapaian program dan Output program.
Pencapaian program lebih bersifat statis artinya

hanya

menggambarkan keadaan sampai suatu saat tertentu (misal: pencapaian


imunisasi campak yang dinyatakan dalam %).
Output program lebih bersifat dinamis artinya, menggambarkan
berapa banyak hasil yang diproduksi per satuan waktu (per bulan) misal.
Jumlah pasien pada bulan x. Dengan mengetahui output pada diketahui
pola/trend selama setahun. Trend ini pada dasarnya menggambarkan
kapasitas upaya kesehatan dan berguna untuk penetapan sasaran pada
masa yang akan datang.
c. Analisis peran serta masyarakat
Peran serta masyarakat seringkali menjadi faktor penting dalam
keberhasilan program kesehatan. Kesulitan yang sering dihadapi dalam
analisis peran serta masyarakat dalam program kesehatan, sehingga
indikatornya tidak dapat dibandingkan dengan pengukuran pada daerah lain
atau waktu yang lain.
Contoh dari analisis partisipasi masyarakat dalam meningkatkan
kegiatan posyandu, rasio kader aktif dengan jumlah balita di desa X.
5. Analisis Faktor Hereditas dan Kependudukan
Analisis faktor hereditas/keturunan yang berpengaruh terhadap derajat
kesehatan biasanya sulit didapat untuk itu dapat menggunakan analisis
demografi.
Analisis hereditas/keturunan dapat dilakukan dengan melihat penyakitpenyakit yang terjadi dipengaruhi oleh faktor keturunan, misal : Penyakit
Diabetes Mellitus.

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

Analisis demografi penting untuk menentukan besaran masalah dan


besaran target program dan analisis indikator-indikator lainnya. Untuk
melakukan analisis kependudukan data dan informasi yang diperlukan :
Jumlah, komposisi serta struktur penduduk, pertumbuhan penduduk,
persebaran penduduk, informasi spesifik lainnya : jumlah bayi dan balita, ibu
hamil, fertilitas, tingkat pendidikan, mata pencaharian dan lain-lain.
Data dapat diperoleh secara tidak langsung (sekunder) dan kantor BPS
dan data primer dengan wawancara menggunakan kuesioner.
III Isu Strategis
Disuatu desa x Kecamatan y, kabupaten z, berpenduduk 300 KK,
pekerjaan utama mereka adalah bercocok tanam/bertani, sebagian juga bekerja
sebagai buruh di perkotaan, didesa tersebut memiliki sitem pengairan
sederhana untuk meengairi kebun dan sawah mereka. Suatu ketika didesa
tersebut telah terjadi wabah diare yang mengakibatkan 5 orang anak balita dan
1 orang dewasa meninggal dunia, kejadian tersebut berawal dari suatu acara
pernikahan yang dilaksanakan salah satu keluarga.
Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan
tinjamerupakan

salah

satu

dari

berbagai

masalah

kesehatan

yang

perlu

mendapatkanprioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam


pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya
sangat erat kaitannya dengan prilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan danpendidikan.
Pembuangan tinja

perlu mendapat

perhatian

khusus

karena merupakan satu

bahanbuangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan


sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingandan gatalgatal.. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan padasumber air dan bau
busuk serta estetika. Wujud rasa kepedulian terhadap masyarakat di desa X, kami tergerak
untuk membantu melalui program Jamban Sehat terhadap masyarakat yang dapat
mengubah kebiasaan masyarakat untuk bebas dari buang air besar di sembarang tempat.

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

Melalui program Jamban Sehatdiharapkan agar masyarakat desa X mempunyai


jamban layak dan membiasakan hidup sehat.
IV Identifikasi Stakeholder
Pada

hakikatnya

semua

pembangunan

dilaksanakan

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu pembangunan terhadap


masyarakat desa dipusatkan pada mereka (people centered development)
(Korten, 2001:110), melalui suatu gerakan yang dinamakan pengembangan
masyarakat

(community

development)

sebagaimana

rumusan

konsep

Brokensha dan Hodge dalam Adi (2003 : 200) berikut ini : Community
development is a movement designed to promote better living for the whole
community with the active participation and on the initiative of the community
Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna
meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif
dan inisiatif dari masyarakat itu sendiri
Proses tersebut meliputi dua elemen dasar yaitu : partisipasi masyarakat
itu sendiri dalam usaha mereka untuk memperbaiki taraf hidup mereka
sedapat-dapatnya berdasarkan kekuatan dan prakarsa mereka sendiri; dan
bantuan-bantuan

teknis

serta

pelayanan

lainnya

yang

dimaksud

membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri sendiri dan kesediaan


membantu orang lain serta membuat semua itu lebih efektif.
(Pengembangan masyarakat dirancang dengan memanfaatkan satu
pendekatan program dan teknik yang menitikberatkan pada masyarakat di
tingkat lokal sebagai unit kegiatan dan mengaitkannya dengan bantuan dari
luar dengan pengambilan keputusan dan usaha yang terorganisir pada tingkat
lokal.

Kegiatan ini menstimulasi inisiatif pada tingkat lokal dengan

kepemimpinan sebagai instrumen utama dalam perubahan).


Dari beberapa konsep yang telah dikemukakan di atas, konsep
pengembangan masyarakat pada intinya berkaitan dengan upaya yang
dilakukan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah untuk
Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad
2015

memperbaiki

kondisi

kehidupan

masyarakat

melalui

suatu

program

peningkatan kesejahteraan mereka dengan melibatkan partisipasi aktif dan


inisiatif masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, adanya partisipasi aktif dan
inisiatif masyarakat dalam pembangunan akan mampu memperbaiki kondisi
masyarakat yang miskin dan terbelakang ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan uraian diatas jelaslah jika program Jamban akan
dilaksanakan di Desa X, perlu dilakukan komitmen yang melibatkan seluruh
masayarakat sebagai pelaku dan konsumen program sehingga pemerintah
khsusnya dibidang kesehatan sekaligus dalam hal ini berperan sebagai pemilik
dan pemegang kebijakan program tersebut secara sadar melaksanakan tugas
dan fungsinya secara proporsional.
V Langkah strategis dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks yang
berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individual maupun
kesehatan masyarakat. Menurut Hendrik L. Blum, ada empat determinan
kesehatan individu atau masyarakat yaitu : Lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan atau genetik yang saling berpengaruh satu sama
lainnya. Kesehatan lingkungan dan perilaku manusia merupakan dua faktor
dominan yang berpengaruh terhadap status kesehatan masyarakat. Perilaku
manusia untuk hidup sehat, akan berdampak pada semakin rendahnya resiko
mengalami gangguan kesehatan. Demikian juga halnya dengan faktor
lingkungan, semakin sehat lingkungan dimana ia hidup, semakin rendah
resiko mengalami gangguan kesehatan. Mencegah lebih baik daripada
mengobati, untuk itu diperlukan adanya perilaku hidup bersih dan sehat.
Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan antara lain disebabkan
oleh faktor lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat (hygiene dan
sanitasi) yang masih rendah. Berdasar dasar dari semua permasalahan tersebut
sebagaimana yang terjadi didesa X adalah bisa jadi pendidikan yang rendah.
Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad
2015

Pendidikan yang rendah menyebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran


masyarakat dalam memaknai pentingnya arti kesehatan, individu maupun
kelompok. (Soekidjo Notoadmojo : 2007).
Oleh karena itu, langkah strategis yang paling bijak dilaksanakan
berdasarkan permsalah didesa X dan uraian terdauhulu adalah melakukan
fungsi manajemen program jamban yang terintegrasi meliputi :
1. Fungsi perencanaa yang terukur dan komprehensif
2. Fungsi pengorganisasian masyarakat berbasis oleh, dari dan untuk
masayarakat
3. Fungsi implementasi yang melibatan semua lintas sektor serta tepat guna
dan tepat sasaran
4. Fungsi pengawasan yang transparan dan validitasnya dapat representatif
sesuai rencana sebelumnya dengan basis pencatatan sebagai upaya
pembuktian keabsahan rencana dalam penyelesaian masalah kesehatan
masayarakat di desa X.
5. Fungsi

evaluasi

merupakan

kunci

refleksi

perbaikan

untuk

penyempurnaan langkah strategis dalam menyelesaikan masalah kesehatan


masyarakat (jamban sehat) dengan mengukur dan menilai aspek input,
proses, output dan outcome program tersebut. Sehingga, diharapakan
masih perlu dilakukan penyempurnaan kedepan atau sudah tercapainya
tujuan sebagaiamana yang telah direncanakan sebelumnya.
VI Kesimpulan dan Saran
Pemecahan masalah kesehatan masyarakat jika ditinjau dari aspek ilmu
kesehatan masayarakat yakni dengan upaya promotif dan preventif secara
strategis dilaksanakan dengan kemampuan 5 fungsi manajemen yakni
perencanaan, penorganisasian, implementasi, pengawasan, dan evaluasi
program. Hal ini, tidaklah dapat dijamin bahwa hal tersebut dapat berhasil
jika dalam pengaplikasiannya di masyarakat tidak melibatkan semua sektor
dengan memposisikan diri hanyalah sebagai fasilitator dan motivator untuk
Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad
2015

masayarakat itu sendiri sehingga terwujud pengembagan masayarakat yang


berbasis mandiri dan sejahtera.
Stackholder, dalam hal ini pemerintah sebagai pengambil kebijakan
haruslah melaksanakan sistem kesehatan yang aplikatif dan berdasarkan fakta
yang bisa dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat khususnya di desa X.

Moh.Rifai (Tugas Final Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat) Kesmas Untad


2015

Anda mungkin juga menyukai