Step 1
Nyeri kepala (sefalgia)
Rasa nyeri atau rasa tidak enak di kepala, setempat atau menyeluruh dan dapat
menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah dan leher. Struktur di kepala yang
peka terhadap rasa nyeri adalah kulit, fasia, otot, arteriekstra dan intra serebral,
meningen, dasar fosa anterior, fosa posterior, tentorium serebeli, sinus venosus,
nervus V, VII, IX, X, radix posterior C2, C3, bola mata, rongga hidung, rongga
sinus, dentin, dan pulpa gigi. Sedangkan otak tidak sensitif terhadap nyeri.
Step 2
1
2
3
Step 3
1
Nyeri cepat : 0,1 detik ; tidak akan terasa di sebagian besar jaringan
primer lain
Nyeri Kepala Sekunder : NK akibat trauma kepala dan/ atau leher,
akibat vascular disorder, akibat non-vascular intrakranial, akibat
substansi atau withdrawl, akibat infeksi, akibat hemostasis, akibat
kelaianan cranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut atau
Pemeriksaan penunjang:
o Pungsi lumbal
o CT-scan/MRI kepala
o EEG
Tujuan pemeriksaan penunjang:
Untuk mengetahui/mendiagnosis penyebab sakit kepala atas dasar
indikasi
Skala nyeri
o Numeric : berupa angka dan pasien diminta untuk menilai tingkat
nyeri
o Gambar : berupa gambar dan pasien diminta untuk menilai
tingkat nyeri
Untuk mengatasi nyeri kepala sementara dapat diberi analgesik NSAID
dan SAID, opioid-non opioid.
Pencegahan:
Menjalani pola hidup yang baik
Menghindari faktor pencetus
Olah raga teratur
Step 4
Skema
Laki-laki
Anamnesa:
3x ke dokter dengan keluhan nyeri kepala
Lokasi: di belakang mata sampai leher
Kuantitas: hilang timbul, 15 menit sekali
PemeriksaanFisik
Dokter
DD:
Obatpenghilang rasa
nyeriTTH, Clusster headache
Migren,
Dx
Pemeriksaanpenunjang
Sasaran Belajar
1
Migraine : 11 aspek
Definisi
Etiologi
Faktor Risiko
Klasifikasi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Penatalaksanaan
Pencegahan
Komplikasi
Prognosis
Perbedaan Diagnosa Banding : cluster, tension, trigeminal
I. MIGRAIN
A. Definisi
Menurut The Research Group on Migraine and Headache of the World
Federation of Neurology, Migraine adalah gangguan bersifat familial
dengan karakteristik serangan nyeri kepala biasanya bersifat unilateral
umumnya disertai anoreksia, mual dan muntah. (3)
B. Etiologi
Penyebab pasti migrain masih belum begitu jelas. Diperkirakan, adanya
hiperaktiftas impuls listrik otak meningkatkan aliran darah di otak,
akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi.
Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala yang
lain, misalnya mual. Semakin berat inflamasi yang terjadi, semakin berat
pula migrain yang diderita. Telah diketahui bahwa faktor genetik berperan
terhadap timbulnya migrain. (1)
Faktor Pencetus
Migrain dapat dicetuskan oleh makanan, stres, dan perubahan aktivitas rutin
harian, walaupun tidak jelas bagaimana dan mengapa hal tersebut dapat
menyebabkan migrain. Pencetus migrain antara lain: (1)
Tidak makan
C. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko terjadinya migraine : (2)
1
D. Klasifikasi
Klasifikasi migren menurut IHS 2004 : (1)
I.
Lokasi : unilateral
Kualitas : pulsating
Intensitas Nyeri : moderat atau berat
Agravasi oleh atau menyebabkan menghindari aktivitas fisik rutin
II.
Basilar-Type Migraine
Kriteria diagnosis migren dengan aura :
a. Sekurang-kuramgnya 2 serangan tersebut dalam B
b. Sekurang kurangnya terdapat 3 dari 4 kriteria diagnostik tersebut
di bawah ini
7
kelainan organik
Riwayat pemeriksaan fisik dan neurologik diduga menunjukkan
kelainan organik, tetapi dengan pemeriksaan neuro-imaging dan
pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan.
paresis saraf otak III, IV, dan VI, serta tidak ada kelainan LCS
Migren retinal (1)
Khas : serangan berulang kali dalam bentuk skotoma monokular atau
buta, namun tidak lebih dari 1 jam. Dapat berhungunan dengan nyeri
V.
VI.
VII.
E.
Patofisiologi
Mekanisme dasar bagi korteks serebri untuk menghindari kerusakan organ
ialah dengan mengurangi pasokan darah menuju otak, sehingga akan terjadi
perubahan diameter pembuluh darah otak, yang bermanifestasi sakit kepala
migren.
Nervus
trigeminalis
yang
teraktivasi
akan
vasokonstriktor.
Pemberian
antagonis
dopamin,
misalnya
10
Proklorperazin,
dan
antagonis
5-HT, misalnya
Sumatriptan
dapat
F.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala migrain : (6)
1. Jenis nyeri kepala berdenyut-denyut adalah khas untuk menunjukan nyeri
kepala vaskuler, selain itu terasa tertusuk-tusuk atau kepala mau pecah.
2. Migren merupakan nyeri kepala episodik berlangsung selama 5 20 jam
tetapi tidak lebih dari 72 jam.
3. Puncak nyeri 1-2 jam setelah awitan dan berlangsung 6 36 jam.
4. Waktu terjadinya migren dapat muncul sewaktu-waktu baik siang
maupun malam, tetapi sering kali mulai pada pagi hari.
5. Lokasi migren sering bersifat unilateral (satu sisi) biasanya pada daerah
frontal, temporal, namun suatu saat dapat menyeluruh.
6. Nyeri berdenyut dari migren sering ditutupi oleh perasaan nyeri yang
bersifat terus menerus.
7. Gejala yang menyertai migren adalah Mual, muntah, dan anoreksia.
o Gejala
visual
baik
yang
positif
dan
negatif.
o Gejala hemiferik.
a.
Hemiparesis
b.
Parestesia
c.
Gangguan berbahasa.
d.
Gangguan batang otak:
1) Vertigo
2) Disartria
3) Ataksia
4) Diplopia
5) Kuandriparesis
8. Aktivitas bekerja memperberat terjadinya migren.
9. Migren mereda apabila dipakai untuk istirahat, menghindari cahaya dan
tidur.
Migren merupakan suatu penyakit kronis, bukan sekedar sakit kepala.
Secara umum terdapat 4 fase gejala, meskipun tak semua penderita
migren mengalami keempat fase ini. Keempat fase tersebut adalah : fase
prodromal, aura, serangan, dan postdromal.
Fase Prodromal
Fase ini terdiri dari kumpulan gejala samar / tidak jelas, yang dapat
mendahului serangan migren. Fase ini dapat berlangsung selama
11
beberapa jam, bahkan dapat 1-2 hari sebelum serangan. Gejalanya antara
lain: (6)
1. Psikologis : depresi, hiperaktivitas, euforia (rasa gembira yang
berlebihan), banyak bicara (talkativeness), sensitif / iritabel, gelisah,
rasa mengantuk atau malas.
2. Neurologis : sensitif terhadap cahaya dan/atau bunyi (fotofobia &
fonofobia), sulit berkonsentrasi, menguap berlebihan, sensitif terhadap
bau (hiperosmia)
3. Umum : kaku leher, mual, diare atau konstipasi, mengidam atau nafsu
makan meningkat, merasa dingin, haus, merasa lamban, sering buang
air kecil.
Aura
Umumnya gejala aura dirasakan mendahului serangan migren. Secara
visual, aura dinyatakan dalam bentuk positif atau negatif. Penderita
migren dapat mengalami kedua jenis aura secara bersamaan. (6)
1
12
Fase Serangan
Tanpa pengobatan, serangan migren umumnya berlangsung antara 4-72
jam. Migren yang disertai aura disebut sebagai migren klasik. Sedangkan
migren tanpa disertai aura merupakan migren umum (common migraine).
Gejala-gejala yang umum adalah: (6)
1
2
3
4
5
6
7
8
Fase Postdromal
Setelah serangan migren, umumnya terjadi masa prodromal, dimana
pasien dapat merasa kelelahan (exhausted) dan perasaan seperti berkabut.
(6)
G.
Diagnosis
Anamnesis (5)
Keluhan utama
Riwayat Penyakit sekarang
o Lama Sakit (Usia Awitan)
o Cara Awitan
o Waktu Awitan
o Prodromal
o Kualitas Nyeri Kepala
o Tempat Nyeri Kepala
o Intensitas Nyeri Kepala
o Durasi Nyeri Kepala
o Kurva Waktu Intensitas
o Frekuensi Nyeri Kepala
13
o
o
Pola Temporal
Gejala penyerta : (5)
a. Gejala Gastro-intestinal
b. Gejala otonom lain
c. Gejala Batang Otak
d. Gejala Anxietas
e. Gejala Depresi
f. Gejala Nyeri Kepala Klaster
Pola makan
Pola tidur
Pekerjaan
Lingkungan tempat tinggal
Dll
14
Status Psikiatrikus
- Faktor emosional
- Gangguan Psikosomatik
- Kepribadian
- Pemeriksaan pada anak
Status Neurologikus
Pemeriksaan Penunjang (5)
1. Darah rutin (laboratorium) : untuk mengetahui adanya infeksi, anemia,
dll
2. CT-Scan/ MRI : untuk menepis gangguan otak serius
3. EEG (Elektroencephalography) : untuk mengukur aktivitas kerja otak
4. EMG (Elektromiography) : untuk menyingkirkan diagnosis NKTT
(Nyeri Kepala Tipe Tegang)
5. Termography : untuk mendiagnosis penyebab sakit kepala (penelitian
terbaru)
NB : Pada pemeriksaan penunjang nyeri kepala primer tidak ditemukan
adanya kelainan pada pemeriksaan penunjang.
KRITERIA DIAGNOSTIK
Migraine Tanpa Aura
Deskripsi : (1)
Gangguan nyeri kepala rekuren yang bermanifestasi dalam serangan-serangan
yang berlangsung 4-72 jam. Karakteristik khas dari nyeri kepala adalah lokasi
unilateral, kualitas pulsating, intensitas moderat atau berat,agravasi oleh aktivitas
fisik rutin dan berasosiasi dengan nausea dan/atau photophobia dan phonophobia.
Kriteria Diagnostik
15
16
Durasi
Lokasi
Kualitas
Intensitas
Mual
Muntah
Berat
+
+
kencang
Ringan
-
17
Serangan-serangn dan nyeri yang berat, unilateral yang tegas, yang orbital,
temporal atau kombinasi tempat-tempat ini. Berlangsung 15-180 menit
dan terjadi dari sekali tiap selang sehari, sampai 8x per hari.
Serangannya berasosiasi dengan satu atau lebih berikut semuanya
ipsilateral : injeksi conjunctival, lakrimasi, kongesti nasal, rhinorrea,
berkeringat di kening dan wajah, miosis, ptosis, edema kelopak mata.
Sebagian besar pasien gelisah atau agitatif selama serangan.
Kriteria Diagnostik (1)
A. Setidak-tidaknya 5 serangn yang memenuhi kriteria B-D
B. Nyeri yang berat atau sangat berat unilateral orbital, supra orbital dan/atau
temporal yang berlangsung 15-180 menit bila tidak diobati.
C. Nyeri kepala disertai oleh setidak-tidaknya satu dari berikut :
1. Injeksi konjungtival ipsilateral dan/atau lakrimasi
2. Kongesti nasal ipsilateral dan/atau rhinorrhea
3. Edema kelopak mata ipsilateral
4. Sweating forehead dan facial ipsilateral
5. Miosis dan/atau ptosis ipsilateral
6. Rasa gelisah atau agitasi
D. Serangan mempunyai frekuensi satu tiap selang sehari sampai 8 per hari.
E. Tidak dianggap berasal dari gangguan lain.
18
Setidaknya ada dua periode klaster yang berlangsung 7-365 hari dan dipisahkan
oleh periode remisi bebas nyeri >= 1 bulan. (1)
Nyeri Kepala Klaster Kronik
Serangannya berlangsung lebih dari 1 tahun ( 365 hari ) tanpa periode remisi atau
dengan periode remisi yang berlangsung < 1 bulan (1)
Hemicrania Paroksimal
Frekuensi serangan > 5 kali per hari untuk lebih dari separuh dari waktunya
walaupun bisa juga terjadi periode dengan frekuensi lebih rendah. (1)
SUNCT
Serangan berlangsung dalam frekuensi dari 3 sampai 200 kali per hari. (1)
CEPHALGIA AUTONOMIK TRIGEMINAL (CAT)
CAT
FREKUENSI
RASIO L : P
PREVALENSI
NK KLASTER
- 8 kali / hari
3:1
0,4 %
1:2
Jarang sekali
3:1
Jarang sekali
Hemikrania
Paroksismal
SUNCT
H.
Penatalaksanaan
19
Diet
Menghindari makanan tertentu cukup membantu pada 25-30%
penderita migrain.Secara umum, makanan yang harus dihindari
adalah: MSG, beberapa minuman beralkohol (anggur merah, prot,
sherry, scotch, bourbon), keju (Colby, Roquefort, Brie, Gruyere,
cheddar, bleu, mozzarella, Parmesan, Boursault, Romano), coklat,
dan aspartame.
Diet dilakukan selama 1 bulan. Apabila setelah 1 bulan gejala tidak
membaik, berarti modifikasi diet tidak bermanfaat. Apabila
makanan menjadi pencetus gejala, maka jenis makanan tersebut
20
Analgesik nonspesifik
Yang
termasuk
analgesia
nonspesifik
adalah
asetaminofen
21
obat OAINS yang telah diteliti diberikan pada migrain antara lain
adalah:
Diklofenak.
Ketorolak.
Ketoprofen.
Indometasin.
Ibuprofen.
Naproksen.
Golongan fenamat.
pada
umumnya
terutama
menghambat
enzim
samping
pemberian
OAINS
perlu
dipahami
untuk
Analgesik spesifik
Yang termasuk analgesik spesifik yang sering digunakan adalah
ergotamin, dihidroergotamin (DHE) dan golongan triptan yang
merupakan agonis selektif reseptor serotonin pada 5-HT1, terutama
mengaktivasi reseptor 5HT I B / 1 D. Di samping itu ergotamin dan
DHE juga berikatan dengan reseptor 5-HT2, 1dan 2nonadrenergik dan dopamin.Analgesik spesifik dapat diberikan
22
23
respons yang lebih baik, rekurensi nyeri kepala yang lebih rendah
dan lebih dapat ditoleransi. (7)
Nama obat
CaraPemberian
Sumatriptan 6 mg SC
Rizatriptan 10 mg oral
Eletriptan 80 mg oral
Zolmitriptan 5 mg oral
Eletriptan 40 mg oral
Sumatriptan 20 mg intranasal
Sumatriptan 100 mg oral
Rizatriptan 2,5 mg oral
Zolmitriptan 2,5 mg oral
Sumatriptan 50 mg oral
Naratriptan 2,5 mg oral
Eletriptan 20 mg oral
asetazolamid. (7)
Mekanisme kerja obat-obat tersebut tidak seluruhnya dimengerti.
Diduga obat tersebut menghambat pelepasan neuropeptida ke dalam
pembuluh darah dural melalui efek antagonis pada reseptor 5-HT2. Satu
jenis obat profilaksis tidak lebih efektif daripada obat yang lain. oleh
karena itu, bila tidak ada kontraindikasi, verapamil lebih sering
digunakan pada awal terapi karena efek sampingnya paling minimal
25
I.
Komplikasi (1)
J.
Pencegahan (2)
1. Mengenali pencetus migraine
2. Tidur secara teratur
3. Makan teratur dan menghindari makanan yang dapat mencetuskan
migrain
4. Mengatasi stress
26
II.
Migrain
Cluster
Lokasi
Frontotemporal
Dengan Aura
Sama degan
Orbitotemporal
Umur dan
Uni or-bilateral
Anak,dewasa muda
tanpa aura
Sama dengan
Unilateral
Deasa muda
gander
Manifestasi
tanpa aura
Sama dengan
klinik
denyut
tanpa aura
Durasi dan
Sama dengan
terbakar
Terjadi paling sering di
pola
tanpa aura
Irreguler interval,
Sama dengan
lebih
Terjadi berulang tiap malam
minggu-bulan
tanpa aura
serangan
Life profile
Sama dengan
pencetus
aura
tidur
Mual dan muntah pada
Skotoma,
penyerta
beberapa kasus
visual loss,
konjungtiva,ptosis,miosis
unilateral :
Paresthisiasis,
Vertigo,
Disphasia,
Pengobatan
Sumatriptan, ergotamin,
weakness
Sama dengan
Serangan akut :
OAINS,
tanpa aura
Sumatriptan, O2,
propanolol/amitryptilin
OAINS,verapamil,ergotamin
27
e untuk prefentif
28
TAMBAHAN
1. Frekuensi nyeri kepala (dari nyeri kepala primer) (1)
29
1. Ains cox-nonselektif
-aspirin(salisilat)
-nimesulid
-generasi 1
-indometasin
-meloksikam
a).selekoksib
-piroksikam
-nabumeton
b).rofekoksib
-ibuprofen
c).valsekoksib
-naproksen
d).parekoksib
-as.mefenamat
e).eterikoksib
-generasi 2
a).lumirakoksib
30
ganda yang berlawanan, karena kaya akan unsur fenolik yang sangat baik
buat jantung, namun anggur merah juga bisa memicu terjadinya migrain.
c. Kafein
Meski mengkonsumsinya membantu menghilangkan migrain, namun
sebenarnya tidak dianjurkan dilakukan bagi penderitanya. Sebab bila sudah
kecanduan, kurang konsumsi kafein malah akan memicu terjadinya migrain.
Bila hanya ingin menghentikan migrain, satu gelas saja sudah cukup.
d. Aditif Makanan
Para penderita migrain umumnya mengatakan bahwa mereka sangat sensitif
dengan makanan yang mengandung MSG, Nitrit, aspartame (pemanis
buatan), tetrazin dan sulfite (ditemukan pada minuman alkohol dan wine).
5. Hubungan migraine dengan kontrasepsi oral : (4)
Ada yang menyatakan migrain ini disebabkan oleh respon abnormal dari
neurotransmitter terhadap perubahan hormon- hormon dalam ovarium, atau
karena hipersensitivitas reseptor dopamin. Pada saat kepala sakit karena
migren, kandungan serotonin yang rendah dalam otak diasosiasikan dengan
depresi klinis, sulit tidur dan nyeri seperti fibromyalgia. Menjelang haid, level
hormon estrogen berubah demikian juga dengan serotonin. Maka apabila
kekurangan serotonin akibatnya terasa kram dan kehilangan nafsu makan.
Setengah dari perempuan pemilik migren mengatakan, haid memicu
munculnya sakit kepala sebelah. Disusul oleh penggunaan alat kontrasepsi
oral. Riset menunjukkan angka kejadian pada wanita 3 kali lipat lebih tinggi
daripada pria. Hal ini disebabkan karena migrain berkaitan dengan fluktuasi
kadar hormon estrogen dan progesteron. Makanya penyakit ini banyak diderita
wanita-wanita yang telah memasuki masa pubertas, dimana hormon-hormon
reproduksinya
mulai
aktif
bekerja.
Malah
sebagian
wanita
sering
31
DAFTAR PUSTAKA
1
Press. 237-252
Headache Classification Comitte of The International Headache Society.
Rakyat.
Pembekalan dr. M. Naharuddin Jenie, Sp. S(K) tentang Nyeri Kepala
tanggal 20 Sepetember 2011
32
Medika.
Zuraini, Yuneldi anwar, Hasan Sjahrir. 2005. Karakteristik Nyeri Kepala
Migren dan Tension Type Headeche Di Kotamadya Medan, Neurona, Vol 22
No. 2
33