AKHIR
2.1. KONSIDERAN
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan,
konsideran
Pokok-pokok
pikiran
pada
konsideran
dalam
konsideran
menimbang
dimuat
pertimbangan-
dalam
rangka
meningkatkan
kapasitas
dan
mengurus
sendiri
urusan
pemerintahan
daerah
pelaksanaan
pelayanan
yang
penting
oleh
guna
pemerintah
membiayai
daerah
kepada
masyarakat;
3. bahwa
kebijakan
ijin
usaha
perkebunan
dilaksanakan
serta
masyarakat
dan
akuntabilitas
dengan
2-1
LAPORAN
AKHIR
4. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2004 Tentang Perkebunan, maka Pemerintah Kabupaten
Bandung wajib menetapkan Peraturan Daerah diantaranya
Peraturan Daerah Tentang Ijin Usaha Perkebunan.
2.2. KETENTUAN UMUM
Dalam
praktek
di
Indonesia,
definition
clause
atau
sebutan
demikian,
seharusnya
isi
yang
terkandung di dalamnya tidak hanya terbatas kepada pengertianpengertian operasional istilah-istilah yang dipakai seperti yang
biasa dipraktikkan selama ini.Dalam istilah Ketentuan Umum
seharusnya termuat pula hal-hal lain yang bersifat umum, seperti
pengantar, pembukaan atau preambuleperaturan perundangundangan.Akan tetapi telah menjadi kelaziman bahwa setiap
perundang-undangan selalu didahului oleh Ketentuan Umum
yang berisi pengertian atas istilah-istilah yang dipakai dalam
perundang-undangan yang bersangkutan. Dengan demikian,
fungsi ketentuan umum ini persis seperti definition clause atau
interpretation clause yang dikenal di berbagai Negara lain.
Bagian ini memuat berbagai ketentuan umum dan definisi yang
digunakan di dalam lingkup perancangan Perda Ijin Usaha
Perkebunan di Kabupaten Bandung. Secara umum, ketentuan
umum dan definisi didasarkan pada perundang-undangan dan
peraturan yang terkait dan dijadikan acuan di dalam naskah
akademik ini, terutama Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004
Tentang Perkebunan dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992
Tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3478).
Ketentuan umum dan definisi, serta terminologi yang berkaitan
dengan Rancangan Perda Ijin Usaha Perkebunan, adalah sebagai
berikut :
RANCANGAN AKADEMIKPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG
TENTANG IJIN USAHA PERKEBUNAN
2-2
LAPORAN
AKHIR
1. Kabupaten adalah Kabupaten Bandung.
2. Bupati adalah Bupati Bandung.
3. Dinas adalah Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Bandung dan atau Dinas yang membidangi urusan
perkebunan di Kabupaten Bandung.
4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan
Kabupaten
Bandung
dan
atau
Dinas
yang
dalam
ekosistem
yang
sesua,
mengolah
dan
tertentu
adalah
jenis
komoditi
tanaman yang
perkebunan
adalah
Perkebunan
adalah
jenis
Usaha
mencapai
nilai
tambah
yang
lebih
tinggi
dan
perkebunan
dan
Pelaku
Usaha
Perkebunan
adalah
2-3
LAPORAN
AKHIR
12.
didasarkan
pada
luasan
lahan
usaha,
jenis
tanaman,
dari
pejabat
yang
berwenang
dan
wajib
dimiliki
oleh
yang luas
Surat
Tanda
Daftar
Usaha
industri
Pengolahan
Hasil
atau
perkebunan
budidaya
Kepala
yang
kebun,
Dinas
yang
didasarkan
pengolahan
pada
dan
membidangi
aspek
urusan
manajemen,
pemasaran
hasil
2-4
LAPORAN
AKHIR
perkebunan, sosial ekonomi, dan lingkungan dalam kurun
waktu tertentu.
20.
Kinerja
perusahaan
perkebunan
adalah
penilaian
manajemen,
budidaya
kebun,
pengolahan
dan
antara
perusahaan
perkebunan
dengan
Badan
adalah
badan
usaha
yang
meliputi
koperasi,
diurus/dijalankan/dikelola
oleh
pemiliknya
dalam
mendorong
perusahaan
perkebunan
untuk
2-5
LAPORAN
AKHIR
27.
Izin penggunaan
menggunakan
alat
berat
untuk
keperluan
Nomor
33
Tahun
2004
Tentang
Perimbangan
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
dilakukan
2-6
LAPORAN
AKHIR
dengan
disertai
memberikan
dengan
kewenangan
pemberian
yang
hak
seluas-luasnya,
dan
kewajiban
mempertanggung-jawabkan
hasil
kerjanya
kepada
kesejahteraan
pelaku
usaha
perkebunan
2-7
LAPORAN
AKHIR
2. Dalam
rangka
kualitas,
jasa,
mendukung
proses,
peningkatan
sistem,
dan
produktivitas,
atau
sumberdaya
KONSIDERAN
Konsideran
merupakan
perundangan
dan
peraturan
yang
sebagai
kedudukannya
dasar
dengan
tersebut
Perda
yang
bersifat
akan
lebih
disusun,
tinggi
dimana
perundangan yang tertinggi kedudukannya adalah UndangUndang Dasar 1945. Dengan kata lain, Perda merupakan
implementasi dari perundangan dan peraturan yang dipayungi
oleh UUD 1945, serta perundangan lainnya yang cakupannya
lebih umum dan luas.
Di dalam konteks penyusunan Perda tentang penyelenggaraanijin
usaha perkebunan ini, ruang lingkup materi muatannya dilandasi
oleh konsideransyang terdiri dari perundangan dan peraturan
yang berkaitan dengan tatacara dan tatakelola ijin usaha
perkebunan, serta perundangan dan peraturan yang berkaitan
dengan
Perizinan
Usaha
Perkebunan.
Dengan
demikian,
2-8
LAPORAN
AKHIR
perundangan yang menyertainya. Perundangan dan perangkat
perundangan
yang
menyertainya
yang
digunakan
sebagai
(Berita
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1950)
Tahun
1950
tentang
Pembentukan
Daerah-Daerah
Nomor
28
Tahun
1999
tentang
Nomor
75,
Tambahan
Lembar
31
Negara
Tahun
1999
Tahun
Republik
tentang
Negara
Republik
Indonesia
Nomor
3874),
2-9
LAPORAN
AKHIR
Nomor 134,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4150);
7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19
Tahun
2004
tentang
Penetapan
Peraturan
Pemerintah
Kehutanan
Menjadi
Undang-Undang
(Lembaran
Modal;
11.
Atas
Undang-undang
32
Tahun
2004
tentang
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2009
Tentang
2 - 10
LAPORAN
AKHIR
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
15.
Undang-Undang
Perlindungan
Nomor
Lahan
41
Tahun
Pertanian
2009
Pangan
Tentang
Berkelanjutan
Hutan
dan
Penyusunan
Rencana
Pengelolaan
Hutan,
Penatagunaan Tanah;
24.
Perimbangan;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
2 - 11
LAPORAN
AKHIR
2007
Nomor
82,
Tambahan
Lembaran Negara
Republik
Nomor 7
Tahun
penyusunan
Perda
Penyelenggaraan
ijin
Usaha
pemerintah
daerah
untuk
menyelenggarakan
layanan publik,
b) Peran pemerintah daerah terkait peningkatan kesejahteraan
masyarakat,
c) Peran
pemerintah
daerah
di
dalam
kaitannya
dengan
2 - 12
LAPORAN
AKHIR
e) Kaidah-kaidah
teknis
yang
berkaitan
dengan
ijin
usaha
perkebunan.
2.4.2.
serta
penguatan
struktur
ekonomi
wilayah
dan
nasional,
b) ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap
karbon, penyedia oksigen, dan penyangga kawasan lindung,
c) sosial budaya, yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Dengan
demikian,
maka
dalam
konteks
pengaturan
fungsi
pengembangan
tersebut.Pada
usaha
para
fungsi
pelaku
ekonomi,
untuk
mendorong
meningkatkan
Ruang
lingkup
pengaturan
penyelenggaraan
ijin
usaha
perkebunan meliputi :
1. Perencanaan,untuk
memberikan
arah,
pedoman,
alat
2 - 13
LAPORAN
AKHIR
e. Meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing
f.
tanah,kepada
kepentingannya
dapat
pelaku
diberikan
usaha
hak
sesuai
atas
dengan
tanah
yang
minimumnya
ditetapkan
oleh
Menteri,
sedangkan
pabrik,
tingkat
kepadatan
penduduk,
pola
perkebunan
baik
pekebun
maupun
perusahaan
usaha
perkebunan
dilaksanakan
oleh
perkebunan
serta
lembaga
terkait
lainnya.
Pemberdayaan meliputi :
a. Memfasilitasi sumber pembiayaan/permodalan
b. Menghindari pengenaan biaya yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
c. Memfasilitasi pelaksanaan ekspor hasil perkebunan
RANCANGAN AKADEMIKPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG
TENTANG IJIN USAHA PERKEBUNAN
2 - 14
LAPORAN
AKHIR
d.
Mengutamakan
hasil
perkebunan
dalam
negeri
untuk
dan
pemasaran
hasil,pengolahan
hasil
sistem
dan
usaha
agribisnis
perkebunan.
untuk
memberikan
nalai
tambah
yang
pengolahan
perkebunan
yang
berdaya
saing,
dan
perkebunan
yang
pedoman
baik
industri
dan
pengolahan
benar
sesuai
hasil
dengan
usaha
komoditas,
perkebunan,
kelembagaan
asosiasi
lainnya,
pemasaran,
dan/atau
asosiasi
masyarakat
diluar
negeri.
Pemerintah,
provinsi,
dan
asosiasi
pemasaran,
asosiasi
komoditas,
dan
pengetahuan
pengembangan,untuk
dan
teknologi
yang
menghasilkan
dibutuhkan
ilmu
dalam
ramah
lingkungan
dengan
menghargai
kearifan
2 - 15
LAPORAN
AKHIR
perkebunan dapat dilaksanakan oleh perorangan, perguruan
tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah
dan/atau
swasta,
serta
lembaga
penelitian
dan
pengembangan lainnya.
6. Pengembangan sumberdaya manusia,pengembangan sumber
daya manusia perkebunan dilaksanakan melalui peningkatan
kualitas pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, dan/atau
metode
pengembangan
keterampilan,
lainnya
profesionalisme,
untuk
meningkatkan
kemandirian,
dan
maupun
kabupaten/kota
kelompok.Pemerintah,
serta
pelaku
provinsi,
usaha
dan
perkebunan
daya
manusia
perkebunan
baik
sendiri-sendiri
maupun bekerjasama.
7. Pembiayaan, pembiayaan usaha perkebunan bersumber dari
pelaku usaha perkebunan, masyarakat, lembaga pendanaan
dalam
dan
luar
negeri,
kabupaten/kota.Pemerintah
Pemerintah,
mendorong
provinsi,
dan
dan
memfasilitasi
usaha
perkebunan
dilakukan
oleh
provinsi,
dan
kabupaten/kota
sesuai
dengan
Pemerintah,
peraturan
perundang-undangan.
2.4.4.
2 - 16
LAPORAN
AKHIR
Usaha industri pengolahan hasil perkebunan merupakan kegiatan
pengolahan yang bahan baku utamanya hasil perkebunan untuk
memperoleh nilai tambah.
Setiap pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan
luasan tanah tertentu dan/atau usaha industri pengelolaan hasil
perkebunan dengan kapasitas pabrik tertentu wajib memiliki ijin
usaha perkebunan.
Luasan
tanah
tertentu
untuk
usaha
budidaya
tanaman
hasil
perkebunan
ditetapkan
oleh
Menteri
kabupaten/kota
dan
Bupati/Walikota
untuk
wilayah
usaha
perkebunan
wajib
menyampaikan
laporan
Peraturan
26/Permentan/OT.140/2007,
Menteri
Pertanian
Nomor
Kelapa
2
3
Kelapa Sawit
Teh
Karet
2 - 17
LAPORAN
AKHIR
5
Tebu
Kopi
Kakao
Jambu Mete
2 - 18
LAPORAN
AKHIR
Lada
10
Cengkeh
11
12
Jarak Pagar
Kapas
13
Tembakau
KOMODITAS
Kelapa
Kelapa Sawit
Teh
Karet
Tebu
Kopi
Kakao
Jambu Mete
Lada
Cengkeh
Jarak Pagar
Kapas
Tembakau
2 - 19
LAPORAN
AKHIR
Tabel 2-3
Batas Paling Luas Penggunaan Areal Perkebunan Oleh 1 (satu)
Perusahaan Perkebunan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
2.4.5.
KOMODITAS
Kelapa
Kelapa Sawit
The
Karet
Tebu
Kopi
Kakao
Jambu Mete
Lada
Cengkeh
Jarak Pagar
Kapas
Tembakau
25.000
100.000
25.000
5.000
5.000
10.000
5.000
150.000
1.000
1.000
50.000
25.000
5.000
kerusakan
fungsi
lingkungan
hidup,
sebelum
prasarana,
kesanggupan
dan
sistem
untuk
tanggap
menyediakan
darurat
yang
2 - 20
LAPORAN
AKHIR
Penentuan peraturan mengenai tatacara penyidikan jika terjadi
pelanggaran yang mengarah pada tindak pidana yang berindikasi
merugikan
keuangan
daerah.Penunjukan
penyidik
serta
Negeri
Sipil
tertentu
yang
lingkup
tugas
dan
tentang
penerapan
peraturan
2 - 21
LAPORAN
AKHIR
2. Ketentuan-ketentuan tentang melaksanakan peraturan daerah
itu secara berangsur-angsur.
3. Ketentuan-ketentuan tentang penyimpangan untuk sementara
waktu dari peraturan daerah itu.
4. Ketentuan-ketentuan mengenai aturan khusus bagi keadaan
atau hubungan yang sudah ada pada saat mulai berlakunya
peraturan daerah itu.
5. Ketentuan-ketentuan tentang upaya apa yang harus dilakukan
untuk memasyarakatkan peraturan daerah itu.
2.8. KETENTUAN PENUTUP
Ketentuan Penutup berbeda dari Kalimat Penutup.Dalam undangundang, yang biasanya dirumuskan sebagai Ketentuan Penutup
adalah ketentuan yang berkenaan dengan pernyataan mulai
berlakunya
undang-undang
atau
mulai
pelaksanaan
suatu
ketentuan undang-undang.
Ketentuan penutup dalam suatu undang-undang dapat memuat
ketentuan pelaksanaan yang bersifat eksekutif atau legislatif
yang bersifat eksekutif, misalnya, menunjuk pejabat tertentu
yang diberi kewenangan untuk melakukan sesuatu perbuatan
hukum, atau untuk mengeluarkan dan mencabut perijinan,
lisensi,
atau
konsesi,
pengangkatan
dan
memberhentikan
memberi
wewenang
untuk
membuat
peraturan
PENUTUP
Penutup
merupakan
bagian
akhir
peraturan
perundang-
2 - 22
LAPORAN
AKHIR
1. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan peraturan
perundang-undangan dalam Lembaran Daerah atau Berita
Daerah.
2. Tandatangan
pengesahan
perundang-undangan
atau
penetapan
yang
peraturan
bersangkutan
oleh
peraturan
perundang-undangan
tersebut
perintah
Peraturan
Daerah
pengundangan
Kabupaten
yang
Bandung
bersifat
Tentang
standar
ijin
Usaha
memerintahkan
pengundangan
Peraturan
Sedangkan
penandatanganan
pengesahan
atau
penetapan
memuat :
1. Tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan;
2. Nama Jabatan;
3. Tandatangan pejabat; dan
4. Nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar dan
pangkat.
2 - 23