Anda di halaman 1dari 4

Daerah Irigasi Wayroro

Daerah Irigasi Wayroro terletak di kecamatan Weda Selatan, kabupaten


Halmahera selatan meliputi 4 desa yakni :
1. Sumber Sari
2. kluting Jaya
3. Wayroro Indah
4. Lembah Asri
Desa Sumber Sari (SP 3)
Menurut data dari Kementrian PU Pusat Bendung Wayroro atau bendung Sumber sari
karena terletak di desa Sumber Sari mampu melayani 1788 ha.
Namun pada kenyataannya kebanyakan berupa sawah tadah hujan hanya sebagian
sawah di Sumber Sari dan Kluting Jaya saja yang mendapatkan air dari bendung
Sumber Sari.
Hal ini terjadi karena letak Bendung Sumber Sari mengalami perubahan dari rencana
semula. Akibatnya ada sekitar 75 ha lahan 1 (3 kelompok x 25 ha) yang berada diatas
bendung yang menjadi lahan tidur. Sebagian bisa ditanami padi dengan sistem
pompa, sebagian lagi alih fungsi menjadi kebun jeruk dan terbengkalai tidak terurus.
Adapun yang dilewati jaringan irigasi dari bendung Sumber Sari hanya sisi barat dari
desa sumber sari dan Kluting jaya sekitar 100 ha. Selebihnya mengairi Waymili
kabupaten Halmahera Selatan.
Bendung Sumber Sari dibangun sekitar tahun 2004 dengan menenggelamkan sekitar
41 ha dan mengambil air dari dua sungai yakni sungai blok D dan blok E.
Selain Bendung sumber Sari yang dibangun pemerintah, desa Sumber sari juga
membangun bendung swadaya yang menyadap pada sungai yang sama. Bendung
swadaya yang telah mengalami 7x rehabilitasi ini mampu mengairi sekitar 24 ha (32
sertifikat x 0,75 ha) sisi timur desa Sumber Sari.
Desa Lembah Asri (SP1)
Sistem Irigasi desa Lembah Asri terpisah dengan jaringan irigasi dari bendung
Sumber Sari.

Sistem Irigasi yang ada mendapatkan air dari intake di titik 080 yang debit airnya
kurang besar untuk memenuhi kebutuhan desa Lembah asri yakni hanya mampu
mengairi sekitar 127 ha atau 7 kelompok menyisakan 3 kelompok yang tidak
mendapatkan air.
Dalam beberapa tahun terakhir sudah ada penelitian dari Balai SDA PU di Sungai
Tirope di titik 081 yang diperkirakan bila dibangun bendung mampu mengairi Desa
Lembah Asri sampai Desa Wayroro Indah.
Desa Wayroro Indah (SP 2)
Sawah di desa Wayroro Indah merupakan sawah tadah hujan. Ada intake di titik 106
yang berasal dari rawa namun juga tidak berfungsi maksimal karena debit yang kecil.
Sehingga banyak sawah yang mengalami perubahan dari padi menjadi budidaya lain
seperti jeruk dan lombok.
Namun bila di sungai Tirope desa Lembah asri dibangun bendung yang sekarang
sudah tahap pengambilan sampel tanah oleh Balai SDA ternate maka kesulitan air
yang selama ini dialami akan teratasi.
Desa Kluting Jaya
Desa Kluting jaya termasuk desa yang dilewati jaringan irigasi dari bendung Sumber
Sari yakni sekitar 80 ha, dan yang masih berupa sawah tadah hujan sekitar 80 ha.
Sawah di sebelah barat desa sekitar 45 ha yang masih berupa sawah tadah hujan bisa
mendapatkan air dari bendung swadaya desa Sumber Sari bila bendung tersebut
ditingkatkan debitnya melewati bukit potong, atau untuk jangka panjang bila bendung
Sumber Sari dibangun di posisi rencana semula.
Sawah di desa Kluting Jaya juga seperti desa2 lainnya banyak mengalami perubahan
dari padi menjadi budidaya jeruk.

Secara geogarfis kecamatan Weda Selatan terdapat sub daerah irigasi karena adanya
sungai Kluting yang membelah kecamatan tersebut.
Yakni desa Lembah Asri dengan desa Wayroro Indah dan desa kluting Jaya dengan
desa Sumber Sari.
Solusi jangka pendek yang bisa dilakukan ;

1. untuk desa Lembah asri dengan memperbaiki bangunan2 air yang telah
mengalami kerusakan dan normalisasi saluran2 yang ada sehingga tidak
banyak air yang hilang.
2. untuk desa Wayroro Indah dengan meningkatkan intake dari rawa sehingga
mampu mengairi lebih banyak sawah dan memperbaiki saluran yang
menyambung dari desa Lembah Asri sehingga dapat mendapatkan sisa air dari
intake Lembah asri.
3. untuk desa Kluting jaya dengan meningkatkan debit di bendung swadaya
Sumbur Sari sehingga mampu mengairi sawah melewati bukit potong
4. untuk desa Sumber Sari membangun bangunan bagi di beberapa titik di
saluran dari bendung sumber sari karena selama ini disadap secara tidak resmi
dengan menjebol dinding saluran.

Solusi jangka panjang


1. membangun bendung di sungai Tirope desa Lembah Asri sehingga mampu
mengairi sampai desa Wayroro Indah bahkan desa Kluting Jaya dengan
membangun talang melinatas sungai kluting
2. membangun bendung di posisi rencana awal bendung Sumber Sari sehingga
mampu menghidupkan lahan tidur seluas 75 ha dan mampu mengairi desa
Kluting Jaya

Daerah Irigasi Kobe


Dataran Kobe terletak di kecamatan Weda dengan ketinggian elevasi 80 m dpl-150 m
dpl adalah daerah potensial untuk pertanian.
Terdapat 3 Satuan Pemukiman (SP) yakni
1. SP 1 Desa Woekob
2. SP 2 desa Woejirana
3. SP 3 Desa Kulo Jaya

Di dataran tersebut melintas 3 sungai yakni :


1. Sungai Kobe
2. Sungai Akijira
3. Sungai Seloi
Bendung Kobe dibangun di sungai Akijira kurang lebih 6 Km dari SP 3 desa Kulo
Jaya, dengan memiliki tinggi 3,6 m dan memiliki jenis mercu Ogee melengkung dan
pelimpah selebar 57 m serta pembilas jenis Under Sluice.
Kontruksi bendung beton bertulang dengan saluran primer sepanjang 266,61 m dan
saluran sekunder hingga 17.690 m.
Bendung ini yang dibangun dalam 5 tahap dan selesai tahun 2008 direncanakan dapat
mengairi 2000 ha dengan 2 intake yakni intake kanan 1300 ha dan intake kiri 700 ha.
Kenyataannya bendung ini hanya mampu mengairi 1000 ha dari intake kanan saja.
Daerah yang menikmati air irigasi dari bendung ini hanya SP 1, SP 2 saja, sedangkan
SP 1 hanya sebagian kecil saja selebihnya masih sawah tadah hujan.
Di desa Woejirana SP 2 ada intake tambahan yang menyadap dari sungai Kobe untuk
mengairi sawah sisi timur desa.
Sedangkan di desa Woekob SP 1 dimungkinkan menyadap dari sungai Seloi yang
sudah dimulai dengan membangun JIDES sepanjang 2 Km.

Anda mungkin juga menyukai