Permukaan luar
ilium
Permukaan
lateral trochanter
major femoris
N. gluteus
superior
Permukaan
anterior
trochantor major
femoris
N. gluteus
superior
Tensor fasciae
latae
Crista iliaca
Tractus
iliotibialis
N. gluteus
superior
Piriformis
Permukaan
anterior sacrum
Tepian atas
N. sacralis I + II
trochanter major
femoris
Obturator
Permukaan
Tepian atas
Plexus sacralis
internus
dalam membrane trochantor major
obturatoria
femoris
Gamellus
Spina ischiadica Tepian atas
Plexus sacralis
superior
trochantor major
femoris
Gamellus
Tuber
Tepian atas
Plexus sacralis
inferior
ischiadicum
trochantor major
femoris
Quadratus
Tepian lateral
Tuberculum
Plexus sacralis
femoris
tuber
quadratum
ischiadicum
femoris
Sumber : Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran bag. 2 edisi 3, Snell
ARTICULATIO COXAE
Fungsi
Ekstensio da
rotasio lateral
articulatio coxae ;
melalui tractus
iliotibialis, ia
mengekstensio
sendi lutut.
Mengabduksio
paha pada
articulatio coxae ;
mengangkat
pelvis bila
berjalan untuk
memungkinkan
kaki sebelah
terangkat dari
tanah
Mengabduksio
paha pada
articulatio coxae ;
mengangkat
pelvis bila
berjalan untuk
memungkinkan
kaki sebelah
terangkat dari
tanah
Membantu m.
gluteus maximus
meluruskan sendi
lutut
Rotasio lateral
paha pada
articulatio
Rotasio lateral
paha pada
articulatio coxae
Rotasio lateral
paha pada
articulatio coxae
Rotasio lateral
paha pada
articulatio coxae
Rotasio lateral
paha pada
articulatio coxae
Tulang
: Antara caput fermoris dan acetabulum
Jenis sendi
: Enarthrosis spheroidea
Penguat sendi : Terdapat tulang rawan pada facies lunata
Kelenjar Havers terdapat pada acetabuli
Ligamentum iliofemorale yang berfungsi mempertahankan art. Coxae tetap extensi,
menghambat rotasi femur,mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu bediri
sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi tegak.
Ligamentum ischiofemorale yang berfungsi mencegah rotasi interna. Ligamentum
pubofemorale berfungsi mencegah abduksi, ekstensi dan rotasi externa. Selain itu diperkuat
juga oleh ligamentum transversum acetabuli dan ligamentum capitisfemoris. Bagian bolong
disebut zona orbicularis.
Capsula articularis: membentang dari lingkar acetabulum ke linea intertrochanterica dan
crista intertrochanterica.
Gerak sendi :
Fleksi : M.iliopsoas, M. pectineus, M. rectus femoris, M. adductor longus, M.
adductor brevis, M. adductor magnus pars anterior tensor fascia lata
Ekstensi : M. gluteus maximus, M. semitendinosis, M. semimembranosus, M. biceps
femoris caput langum, M. adductor magnus pars posterior
Abduksi : M. gluteus medius, M. gluteus minimus, M. piriformis, M. Sartorius, M.
tensor fasciae lata
Adduksi : M. adductor magnus, M. adductor longus, M. adductor brevis, M. gracilis,
M. pectineus, M. obturatorexternus, M. quadrates femoris
Rotasi medialis: M. gluteus medius, M. gluteus minimus, M. tensor fasciae latae, M.
adductor magnus (pars posterior)
Rotasi lateralis: M. piriformis, M. obturator internus, Mm. gamelli, M. obturator
externus, M. quadrates femoris, M. gluteus maximus dan Mm.
adductors.
dilakukan mobilisasi. Kerugiannya adalah reposisi secara operatif ini mengundang resiko
infeksi tulang.
Cara terakhir berupa eksisi fragmen patahan tulang dan menggantinya dengan prostesis,
yang dilakukan pada patah tulang kolum femur. Kaput femur dibuang secara operatif dan
diganti dengan prostesisi. Ini dilakukan pada orang tua yang patahan pada kolum femur
tidak dapat menyambung kembali.
a. Komplikasi dini
Komplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca trauma, sedangkan
apabila kejadiannya sesudah satu minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut.
Pada Tulang
1. Infeksi, terutama pada fraktur terbuka.
2. Osteomielitis dapat diakibatkan oleh fraktur terbuka atau tindakan operasi pada fraktur
tertutup. Keadaan ini dapat menimbulkan delayed union atau bahkan non union
Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa artritis supuratif yang sering terjadi pada fraktur
terbuka atau pasca operasi yang melibatkan sendi sehingga terjadi kerusakan kartilago sendi
dan berakhir dengan degenerasi
Pada Otot
Terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif otot tersebut terganggu. Hal ini
terjadi karena serabut otot yang robek melekat pada serabut yang utuh, kapsul sendi dan
tulang. Kehancuran otot akibat trauma dan terjepit dalam waktu cukup lama akan
menimbulkan sindroma crush atau thrombus.
10
Apabila iskhemi dalam 6 jam pertama tidak mendapat tindakan dapat menimbulkan
kematian/nekrosis otot yang nantinya akan diganti dengan jaringan fibrus yang secara
periahan-lahan menjadi pendek dan disebut dengan kontraktur volkmann. Gejala klinisnya
adalah 5 P yaitu Pain (nyeri), Parestesia, Pallor (pucat), Pulseness (denyut nadi hilang) dan
Paralisis
Pada saraf
Berupa kompresi, neuropraksi, neurometsis (saraf putus), aksonometsis (kerusakan akson).
Setiap trauma terbuka dilakukan eksplorasi dan identifikasi nervus
b. Komplikasi lanjut
Pada tulang dapat berupa malunion, delayed union atau non union. Pada pemeriksaan terlihat
deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau perpanjangan.
Delayed union
Proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan secara normal. Pada pemeriksaan
radiografi, tidak akan terlihat bayangan sklerosis pada ujung-ujung fraktur.
Terapi konservatif selama 6 bulan bila gagal dilakukan Osteotomi
Lebih 20 minggu dilakukan cancellus grafting (12-16 minggu)
Non union
Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan.
Tipe I (hypertrophic non union) tidak akan terjadi proses penyembuhan fraktur dan diantara
fragmen fraktur tumbuh jaringan fibrus yang masih mempunyai potensi untuk union dengan
melakukan koreksi fiksasi dan bone grafting.
Tipe II (atrophic non union) disebut juga sendi palsu (pseudoartrosis) terdapat jaringan
sinovial sebagai kapsul sendi beserta rongga sinovial yang berisi cairan, proses union tidak
akan dicapai walaupun dilakukan imobilisasi lama.
Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti disrupsi periosteum yang luas,
hilangnya vaskularisasi fragmen-fragmen fraktur, waktu imobilisasi yang tidak memadai,
implant atau gips yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi dan penyakit tulang
(fraktur patologis).
Mal union
Penyambungan fraktur tidak normal sehingga menimbukan deformitas. Tindakan refraktur
atau osteotomi koreksi .
11
Osteomielitis
Osteomielitis kronis dapat terjadi pada fraktur terbuka atau tindakan operasi pada fraktur
tertutup sehingga dapat menimbulkan delayed union sampai non union (infected non union).
Imobilisasi anggota gerak yang mengalami osteomielitis mengakibatkan terjadinya atropi
tulang berupa osteoporosis dan atropi otot.
Kekakuan sendi
Kekakuan sendi baik sementara atau menetap dapat diakibatkan imobilisasi lama, sehingga
terjadi perlengketan peri artikuler, perlengketan intraartikuler, perlengketan antara otot dan
tendon. Pencegahannya berupa memperpendek waktu imobilisasi dan melakukan latihan aktif
dan pasif pada sendi. Pembebasan periengketan secara pembedahan hanya dilakukan pada
penderita dengan kekakuan sendi menetap.
Sumber :
Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, R.Sjamsuhidajat dan Wim de Jong .
Ilmu bedah FKUI
12
13
14