Fitri Yuliyanti
HSE Admin
PT.National Utility Helicopters
Dalam hal mountain flying, satu hal yang harus dipahami bahwa terbang di daerah
pegunungan sangat berbeda dengan terbang di daerah yang berupa daratan yang datar (flat).
Untuk wilayah Indonesia yang secara geografis wilayahnya banyak terdapat pegunungan, maka
saat melaksanakan mountain flying perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
Tidak tersedia area datar untuk melaksanakan forced landing (mendarat darurat) jika
dalam penerbangan tersebut pesawat mengalami emergency yang mewajibkannya untuk
melakukan pendaratan darurat.
Sering terjadinya perubahan angin yang tiba-tiba, yang kadang menghasilkan severe up
draft dan down draft.
Adanya perubahan ketinggian daratan yang sangat terjal dan curam, seperti tebing dan
karang yang curam.
Awan yang dapat berubah dengan cepat sehingga dengan cepat pula menutupi jarak
pandang.
Melalui tulisan ini, penulis ingin berbagi tips aman dalam mountain flying sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya incident maupun accident. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Membuat Flight Plan. Flight plan merupakan perencanaan terbang yang akan
dilaksanakan oleh seorang penerbang. Disini, seorang penerbang harus merencanakan
rute terbang untuk menghindari topography yang bisa menghalangi forced landing yang
aman. Rute ini bisa melalui daerah berpenduduk dan jalur pegunungan yang dikenal.
Ketinggian yang cukup untuk bisa glide (melayang) untuk melakukan pendaratan yang
aman jika terjadi kegagalan mesin (engine failure).
Fitri Yuliyanti
HSE Admin
PT.National Utility Helicopters
Sumber: http://tni-au.mil.id/pustaka/tips-terbang-aman-di-wilayah-pegunungan
Penulis: Kapten PNB Oktoberiandi
Fitri Yuliyanti
HSE Admin
PT.National Utility Helicopters
Sungai bersifat terbuka, sehingga mudah mengalami dinamika. Sejak jaman dahulu, sungai menjadi
tempat aktivitas manusia, seperti transportasi dan perdagangan. Berkembangnya kota-kota juga dimulai muara
sungai. Karena sifatnya yang dinamis tersebut, maka sungai mudah menerima masukan dari luar, seperti
sedimen dan polutan. Bertambahnya penduduk setiap tahun yang tidak disertai dengan keseimbangan ekonomi
menyebabkan terdesaknya wilayah sungai menjadi permukiman. Selain itu, industry-industri yang berkembang
dewasa ini menempatkan sungai sebagai saluran pembuangan akhir limbahnya. Tak hanya kualitas airnya yang
terganggu, bahkan tubuh sungai di daerah perkotaan mengalami penyempitan dengan dibangunnya tanggul
sepanjang sungai. Akibatnya, pepohonan alami sungai tak lagi ada dan binatang-binatang yang mendiami
pinggiran sungai pun ikut lenyap.
Masyarakat yang berada di sekitar sungai mempunyai hak hidup yang sama dengan lainnya dalam
beraktivitas. Namun karena tempat kediamannya yang berada di wilayah sungai, maka dibatasi dengan aturanaturan tertentu untuk tidak mengurangi atau mengubah fungsi dan kualitas sungai, baik dari sisi airnya maupun
badan sungai itu sendiri. Sekarang ini, tidak hanya rakyat jelata yang menempati pinggiran sungai, bahkan para
pengusaha membuka usaha restoran, hotel, rumah sakit, industry, perumahan elit dan lain-lain di sekitar sungai,
karena kebetulan sungai di perkotaan berada pada tempat strategis dalam perdagangan dan bisnis. Selain itu,
pandangan yang keliru terhadap fungsi sungai yang dianggap sebagai halaman belakang menjadikan kebiasaan
membuang kotoran di sungai. Aktivitas yang ditengarai menyebabkan terganggunya ekosistem sungai antara
lain:
1. Membuang limbah rumah tangga tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Membuang sampah.
3. Menghilangkan / mengambil flora & fauna sungai secara eksploitatif.
4. Membuat bangunan yang mengganggu aliran sungai.
5. Membuang limbah industri.
6. Membuang limbah peternakan / perikanan.
Sumber: http://blh.jogjaprov.go.id/category/referensi/buletin-kalpataru/page/3/
Fitri Yuliyanti
HSE Admin
PT.National Utility Helicopters