Anda di halaman 1dari 12

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

2014

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Topik/Materi
Sasaran
Hari/Tgl
Alokasi Waktu
Tempat

: Teknik menyusui
: Ibu menyusui dan ibu nifas yang dirawat di ruang teratai
RSD dr. Harioto Lumajang
: Jumat, 5 Desember 2014
: 30 menit
: Ruang Teratai RSD dr Harioto Lumajang

A. LATAR BELAKANG
Tehnik menyusui pada bayi sangat berpengaruh pada perkembangan
psikologi bayi pada masa selanjutnya, jika pada masa ini tidak terpenuhi maka
akan mengganggu tahap perkembangan selanjutnya. Namun pada kenyataannya
sebagian besar ibu menyusui tidak mengetahui cara menyusui bayi dengan benar,
sehingga beresiko cidera pada putting susu ibu dan bayi tidak terpenuhi
kebutuhannya. Kondisi tersebut pada bayi akan mempengaruhi tumbuh kembang
dari bayi itu sendiri, yang meliputi motorik kasar, motorik halus, kognitif,
kemampuan bahasa,emosi dan sosial.
Berdasarkan hasil pengkajian di Desa Tempurejo didapatkan data bahwa
sebagian besar ibu yaitu kurang lebih 90 % tidak mendapatkan informasi
mengenai tehnik menyusui dengan benar, selain itu ibu-ibu yang melakukan ASI
Ekslusif hanya 50% dan 50% sisanya tidak melakukan ASI eksklusif. Berdasarkan
data tersebut maka mahasiswa tertarik untuk memberikan pendidikan kesehatan
mengenai tentang tehnik menyusui yang benar.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan ibu-ibu menyusui
mampu menerapkan tehnik menyusui bayi dengan benar dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan dan pelatihan selama 30
menit, ibu-ibu yang mempunyai bayi dan batita dapat:
a. menjelaskan pentingnya MP-ASI;
b. menjelaskan waktu pemberian MP-ASI; dan
c. menjelaskan langkah-langkah pemberian MP-ASI.
C. POKOK BAHASAN
Teknik menyusui yang benar
D. SUB POKOK BAHASAN
1. Pengertian tehnik menyusui bayi dengan benar;
2. Manfaat tehnik menyusui bayi dengan benar;
3. Tujuan tehnik menyusui bayi dengan benar; dan
4. Cara menerapkan tehnik menyusui bayi dengan benar.

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

2014

E. METODE
1. Jenis model pembelajaran: pertemuan (tatap muka)
2. Landasan teori: ceramah, diskusi, dan demonstrasi
3. Langkah pokok:
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut
F. MEDIA
OHT, leaflet, dan alat peraga
G. PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab
: Riski Rahmawan, S.Kep
Moderator
: Eko Setyawan, S.Kep
Penyaji
: Rosalind Prihandini, S.Kep
Dokumentasi
: Melinda Rahman, S.Kep
Fasilitator
: Ivan Syah Nurcholis, S.Kep
Notulen
: Yeni Kristin Komalia, S.Kep
PROSES KEGIATAN
Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
(5 menit)

Penyajian
(15 menit)

Kegiatan Penyuluh
1. Memberi salam,
memperkenalkan diri, dan
membuka penyuluhan
2. Menjelaskan materi secara
umum
3. Menjelaskan tentang TIU
dan TIK
1. Menjelaskan pengertian
teknik menyusui
a) Menanyakan kepada
ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan
batita apabila ada yang
kurang jelas
b) Menerima dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan ibu-ibu
yang mempunyai bayi
dan batita
2. Menjelaskan tujuan teknik
menyusui yang benar
a) Menanyakan kepada
ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan
batita apabila ada yang

Kegiatan Peserta
Memperhatikan

Media
OHT dan
leafleat.

Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memberikan
pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan
Memberikan
pertanyaan

OHT dan
leafleat.

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

3.

4.

5.

Penutup
(10 menit)

1.
2.
3.
4.

kurang jelas
b) Menerima dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan ibu-ibu
yang mempunyai bayi
dan batita
Menjelaskan manfaat teknik
menyusui yang benar;
a) Menanyakan kepada
ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan
batita apabila ada yang
kurang jelas
b) Menerima dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan ibu-ibu
yang mempunyai bayi
dan batita
Menjelaskan langkahlangkah teknik menyusui
a) Menanyakan kepada
ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan
batita apabila ada yang
kurang jelas
b) Menerima dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan ibu-ibu
yang mempunyai bayi
dan batita
Mendemonstrasikan teknik
menyusui yang benar
a) Menanyakan kepada
ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan
batita apabila ada yang
kurang jelas
b) Menerima dan
menjawab pertanyaan
yang diajukan ibu-ibu
yang mempunyai bayi
dan batita
Memberikan pertanyaan
tentang materi yang baru
dijelaskan
Menampung jawaban yang
diberikan ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan batita
Mendiskusikan bersama
jawaban dari ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan batita
Bersama ibu-ibu yang

2014

Memperhatikan

Memperhatikan

Memberikan
pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan
Memberikan
pertanyaan

Memperhatikan

Memperhatikan
Memberikan
pertanyaan

Memperhatikan
Menjawab pertanyaan
yang diajukan
pemateri
Memperhatikan

Memberikan sumbang
saran

OHT dan
leafleat.

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember


mempunyai bayi dan batita
menyimpulkan materi yang
telah dibahas
5. Membagikan leaflet
6. Menutup pertemuan dan
memberi salam

2014

Memberikan sumbang
saran
Menerima dengan baik
Memperhatikan dan
membalas salam

H. EVALUASI
Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
1. Apa pengertian tehnik menyusui bayi dengan benar?
2. Sebutkan tujuan dan manfaat tehnik menyusui bayi dengan benar!
3. Bagaimana tehnik menyusui bayi dengan benar?
I. REFERENSI
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Carpenito, Lynda Juall; Moyet.2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Edisi
10. Jakarta: EGC.
Departemen Keperawatan Maternitas. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Ilmu
Keperawatan Maternitas 1. Jember: Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember
Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Potter,A. Patricia dan Perry G. Anne. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan
: Konsep, Proses, dan Praktik edisi 4. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional, pelayanan kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Lumajang, 5 Desember 2014
Pemateri
Rosalind Prihandini, S.Kep
NIM. 092311101031

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

2014

TEHNIK MENYUSUI DENGAN BENAR


1.

Pengertian
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Prawirohardjo,
2007)

2. Cara Menyusui dengan efektif


2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas menyusui
Dibawah ini dibahas beberapa faktor kunci untuk menyusui secara efektif,
diantaranya (Prawirohardjo, 2007):
A. Waktu Menyusui
Menyusui sesuai kebutuhan, artinya ibu harus memberi ASI kepada bayi
setiap kali lapar dan bukan berdasarkan interval yang teratur. Bayi yang sehat
akan dapat mengosongkan payudara yang satu sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi
akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian (Bobak, 2004).
B. Perlekatan
Perlekatan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut cara bayi menahan
puting ibu dalam mulutnya. Ada 2 cara untuk mengetahui apakah mulut bayi
melekat pada puting ibu dengan benar atau tidak, yaitu (Manuaba, 1998) :
a. Jika bayi melekat dengan benar, bibir bawah akan terlipat kebawah
dan dagu akan mendekat ke payudara. Lidah seharusnya ada dibawah
payudara, areola dan puting menempel pada langit-langit mulut bayi,
posisi ini memungkinkan bayi menghisap secara efisien.
b. Seluruh puting dan areola berada dalam mulut bayi, posisi ini
memungkinkan bayi menekan sinus-sinus dibawah areoladan
mengeluarkan ASI dari puting. Jika hanya puting yang masuk ke
mulut bayi, jumlah ASI yang dikeluarkan akan lebih sedikit dan bayi
harus menghisap lebih keras dan lebih lama untuk memuaskan rasa
laparnya.
2.2Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

2014

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca
operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki
diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti; memegang bola
bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar
(penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Hendri, 2009).

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

2014

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan(sumber:
http://www.tabloid-nakita.com)

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (sumber: http://www.tabloidnakita.com)

Gambar 7.
Posisi
menyusui
bila ASI
penuh
(sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

bayi

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (sumber: http://www.tabloidnakita.com)

2.3 Langkah-langkah menyusui yang benar


Adapun langkah menyusui dengan benar antara lain (Hendri, 2009):
A. Sebelum menyusui, cuci tangan yang bersih dengan sabun kemudian ASI
dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan sekitar areola.
Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
puting susu.
B. Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara
a) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
c) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan.
d) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi).
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
C. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah. Jangan menekan puting susu atau arelonya saja.
D. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
a. Menyentuh pipi dengan puting susu atau

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

2014

b. Menyentuh sisi mulut bayi


(sumber: http://www.tabloid-nakita.com)

E. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke


payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi :
a) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi,
sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI yang terletak dibawah areola.
b) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau
disangga lagi.
2.4 Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi
ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah
menyusu dengan teknik yang benar, perhatikan (Mochtar, 1998) :
a. Bayi tampak tenang
b. Badan bayi menempel pada perut ibu
c. Mulut bayi terbeka lebar
d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
e. Sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah
lebih banyak yang masuk
f. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
i. Kepala agak mengadah
j. Melepas isapan bayi
k. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya
ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi
dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut
mulut, dan dagu bayi ditekan kebawah.
l. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan
(yang dihisap terakhir)
m. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan
sendirinya.
n. Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambaung
supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui. Cara
menyendawakan bayi adalah dengan menggendong bayi secara tegak
dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

2014

perlahan-lahan atau, bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian


punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
3. Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui
bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau
sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi
yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi
tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

Program
Pendidikan Ners
Universitas Jember
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

2014

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

PROSEDUR TETAP
OLEH : MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN NERS
PENGERTIAN
Tindakan untuk menyusui/ memberikan ASI yang
benar
TUJUAN
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melancarkan keluarnya ASI
3. Mencegah bendungan pada payudara
Pada ibu yang sedang menyusui
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
PERSIAPAN PERAWAT
1. Melakukan pengkajian pada klien
2. Rumuskan diagnosa keperawatan
3. Buat rencana tindakan (intervensi)
4. Minta bantuan tenaga perawat lain, jika
diperlukan
5. Cuci tangan dan siapkan alat
PERSIAPAN ALAT
1.
Bantal
2.
Kursi
3.
Cangkir tertutup
CARA KERJA
1.
Ucapkan salam, sebutkan nama
serta tanggung jawab perawat yang akan
dilakukan
2.
Panggil klien dengan nama
kesukaannya
3.
Jelaskan prosedur, tujuan dan lama
tindakan yang akan dilakukan
4.
Beri kesempatan pada klien untuk
bertanya, minta klien untuk memberitahu tanda
secara verbal/nonverbal jika klien merasa tidak
nyaman denagn prosedur yang dilakukan.
5.
Menjaga privacy klien dengan
memasang sampiran di sekitar tempat tidur
klien.
6.
Cuci tangan
7.
Masase payudara
8.
Sebelum
menyusui,
ASI
dikeluarkan sedikit kemudian oleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya.
9.
Bayi diletakkan menghadap perut
ibu/payudara:
a. Ibu duduk atau berbaring santai
b. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan, kepala
bayi tidak boleh tertengadah dan bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

8.

EVALUASI

9.

PENDOKUMENTASIAN

2014

badan ibu dan yang satu di depan


d. Perut bayi menempel badan ibu, kepala
bayi menghadap payudara (tigdak hanya
membelokkan kepala bayi)
e. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus
10.
Payudara dipegang dengan ibu jari
diatas dan jari yang lain menopang di bawah,
jangan menekan putting putting susu atau
areolanya saja.
11.
Bayi diberi rangsangan dengan
membuka mulut (rooting refleks) denagn cara:
menyentuh pipi dengan putting susu atau
menyentuh sisi mulut bayi.
12.
Setelah bayi membuka mulut,
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu denagn putting serta areola
dimasukan ke mulut bayi.
13.
Setelah bayi mulai menghisap,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi.
14.
Melepas
isapan
bayi:
jari
kelingking ibu dimasukkan ke mulut melalui
sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
15.
Meyusui berikutnya mulai dari
payudara yang belum terkosongkan (yang
dihisap terakhir)
16.
Setelah selesai menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan areola sekitarnya, biarkan
kering dengan sendirinya.
17.
Menyendawakan
bayi:
bayi
digendong tegak denagn bersandar pada bahu
ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahanlahan atau bayi tidur tengkurap di pangkuan
ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahanlahan.
18.
Cuci tangan
1. Evaluasi respon klien dan bayinya
2. Berikan reinforcement positip
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah dilakukan.
2. Catat hasil pengkajian terhadap respon klien
3. Waktu dan tanggal tindakan.
4. Nama perawat dan tanda tangan perawat.

P3N Stase Keperawatan Maternitas dan Anak PSIK Universitas Jember

2014

Anda mungkin juga menyukai