Anda di halaman 1dari 4

PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB II PERENCANAAN SDM KESEHATAN

2. PERENCANAAN SDM KESEHATAN DI


PROVINSI KEPULAUAN RIAU

2.1 Sumber Daya Manusia Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau

Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek


sekaligus sebagai objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat
pendidikan sangat berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia. Sumber Daya Manusia Kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau meliputi
peningkatan jumlah tenaga kesehatan, mutu, dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sasaran yang ingin dicapai antara lain :
Tenaga Bidan dan Perawat ditingkatkan pendidikannya minimal strata D3
Pengiriman tugas belajar S1 dan S2 berbagai jurusan sesuai kebutuhan
Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Manajemen
Penempatan tenaga kesehatan strategis ke fasilitas kesehatan yang membutuhkan.
Kegiatan pokok dalam program ini meliputi :
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan
Pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan
Pembinaan tenaga kesehatan termasuk pengembangan karir tenaga kesehatan dan
PNS.

2.2 Kebijakan dan Manajemen

Pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna


mendukung penyelenggaraan sistem kesehatan daerah dan sistem kesehatan nasional.
Sasaran dalam program ini adalah :
a. Tersusunnya Rencana Strategis
b. Tersusunnya Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA)
c. Tersusunnya Profil Kesehatan
d. Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
e. Tersusun dan tersosialisasinya regulasi sektor kesehatan
f. Tersusunnya koordinasi jajaran kesehatan di berbagai tingkatan.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi :
Penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

11
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB II PERENCANAAN SDM KESEHATAN

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)


Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapasiti dan pra
upaya terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan.

2.2 Definisi dan Ruang Lingkup SDM Kesehatan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang


Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit, SDM kesehatan adalah seseorang yang
bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan. SDM kesehatan dikelompokkan menjadi tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Jenis tenaga kesehatan
terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, dan tenaga keteknisian medis.

2.3 Metode Perencanaan SDM Kesehatan

Ada berbagai metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan sesuai yang


tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.
Berikut adalah metode perhitungan yang dapat digunakan untuk menyusun
kebutuhan SDM Kesehatan. Pilihan metode disesuaikan dengan kondisi serta
kemampuan masing-masing institusi atau wilayah.
Health Need Method/Keperluan Kesehatan (didasarkan pada keperluan kesehatan
dari suatu segmen penduduk, misalnya keperluan menurut golongan umur, jenis
kelamin, dan lain-lain). Metode ini sangat logis dan mudah dimengerti namun
diperlukan data yang cukup banyak, jika ada perubahan teknologi menyebabkan perlu

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

12
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB II PERENCANAAN SDM KESEHATAN

dilakukan perubahan pada standar dan norma, harus memperhitungkan proyeksi ke


depan besarnya penduduk menurut segmen serta cenderung untuk memberikan
proyeksi kebutuhan terhadap pelayanan yang tidak terjangkau. Metode ini dapat
digunakan untuk menghitung kebutuhan tingkat wilayah.
Health Services Demand Method/Permintaan Kebutuhan Kesehatan (berdasarkan
pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut umur, jenis kelamin, pendapatan, dan lain-
lain). Metode ini mempertimbangkan faktor ekonomi sehingga kelayakan ekonomi dari
hasil perhitungan tersebut sudah terakomodir. Namun perhitungan sangat kompleks
dan rumit, memerlukan data yang ekstensive, hanya memperhitungkan kebutuhan
berdasarkan keadaan sekarang (status quo), dan tidak dapat dipakai untuk membuat
perhitungan kebutuhan bilamana terjadi perubahan kebijakan atau situasi yang berbeda
dari sekarang.
Health Services Targets Method/Sasaran Upaya Kesehatan yang Ditetapkan.
Metode ini bersifat logis, mudah di mengerti, dan konsisten dengan standar profesi.
Metode ini memperhitungkan beban kerja dan membutuhkan standar waktu untuk
melaksanakan kegiatan. Baik digunakan untuk menghitung kebutuhan tingkat wilayah,
namun dapat juga untuk menghitung kebutuhan tingkat institusi seperti puskesmas.
Ratio Method/Rasio Terhadap Suatu Nilai. Perhitungan dengan metode ini cepat
dan mudah dimengerti namun hasil perhitungan sering tidak realistik. Metode rasio
terhadap jumlah penduduk dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tingkat
wilayah. Rasio terhadap jumlah Tempat Tidur dapat digunakan untuk tingkat institusi
seperti rumah sakit dan puskesmas rawat inap.
Authorized Staffing List/DSP/Daftar Susunan Pegawai. Memuat pola ketenagaan
(ada 6 pola seperti dalam Kepmenkes 81). Kelebihan metode ini dapat mengetahui
daya guna staf, proses mutasi pegawai (rotasi, mutasi, promosi, dan lain-lain),
perhitungan relatif lebih cepat dan mudah dimengerti. Namun membutuhkan struktur
organisasi yang tidak berubah dalam waktu dekat. Metode ini dapat digunakan untuk
menghitung kebutuhan tingkat institusi.
WISN (Workload Indicator Statffing Needs). Metode ini dapat digunakan untuk
semua unit kerja, perhitungan lebih riil karena berdasarkan pekerjaan yang nyata. Dari
hasil analisa data dapat menggambarkan mutu pelayanan kesehatan yang ada dan
dapat digunakan untuk mengusulkan tambahan tenaga/menempatkan tenaga
berdasarkan kompetensi. Dari metode ini juga diperoleh WISN ratio, semakin kecil
WISN ratio maka semakin berat beban kerja yang ada dibandingkan dengan

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

13
PROFIL SDK TAHUN 2009 BAB II PERENCANAAN SDM KESEHATAN

ketersediaan tenaga. Kelemahan dari metode ini antara lain membutuhkan standar
pelayanan untuk masing-masing kategori tenaga, membutuhkan uraian tugas yang rinci,
membutuhkan standar waktu untuk melaksanakan tugas dan membutuhkan data
(absensi, jumlah kunjungan, kuantitas kegiatan, BOR, LOS) pada tahun-tahun
sebelumnya sehingga sulit bila akan menghitung kebutuhan tenaga untuk unit baru.
Metode ini dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tingkat institusi.
Skenario/ Proyeksi dari WHO. Metode ini dapat menghitung kebutuhan SDM
kesehatan untuk jangka menengah dan jangka panjang, dapat dilakukan dengan
membuat proyeksi ke depan mengenai sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit,
puskesmas) atau menggunakan proyeksi program pembangunan kesehatan. Metode ini
memerlukan pendekatan dengan menggunakan beberapa alternatif/skenario, harus
mempunyai data yang baik, serta menggunakan asumsi tetapi yang realistik. Metode ini
dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan tingkat wilayah.
Kebutuhan Bencana. Mempersiapkan SDMK untuk pra bencana, saat dan pasca
bencana, serta pengelolaan pengungsi. Standar tenaga diatur dalam Kepmenkes 066
tahun 2006. Metode ini khusus digunakan untuk menghitung kebutuhan SDMK untuk
bencana.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

14

Anda mungkin juga menyukai