Anda di halaman 1dari 43

PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

NAMA IBUKOTA KABUPATEN/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI KEPULAUAN


RIAU MENURUT KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI KEPULAUAN RIAU

NAMA IBUKOTA JARAK KE IBUKOTA PROVINSI


KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN (mil)
KARIMUN Tanjung Balai Karimun 75,5
BINTAN Bintan Buyu 20
NATUNA Ranai 440
LINGGA Daik 60
ANAMBAS Tarempa 194
BATAM Batam 44
TANJUNGPINANG Tanjungpinang -
Sumber : Biro Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau

BANYAKNYA PULAU MENURUT KABUPATEN/KOTA SE- PROVINSI KEPULAUAN RIAU


TAHUN 2008

BANYAKNYA PULAU
KABUPATEN/KOTA JUMLAH
SUDAH DIHUNI BELUM DIHUNI
KARIMUN 73 178 251
BINTAN 48 193 241
NATUNA 62 330 392
LINGGA 76 455 531
ANAMBAS *) - - -
BATAM 133 238 371
TANJUNGPINANG 2 7 9
JUMLAH
2008 394 1401 1795
2007 394 1401 1795
2006 394 1401 1795
Sumber : Biro Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau
*) : Data Kabupaten Anambas masih tergabung dengan data Kabupaten Natuna

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 49


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

LUAS DARATAN DAN PEMBAGIAN DAERAH ADMINISTRASI MENURUT KABUPATEN/KOTA


TAHUN 2008

LUAS DARATAN
KABUPATEN/KOTA KECAMATAN DESA/KELURAHAN
2
(km )
KARIMUN 2873,20 9 54
BINTAN 1946,13 10 51
NATUNA 2058,45 12 73
LINGGA 2117,72 5 57
ANAMBAS 590,14 7 34
BATAM 770,27 12 64
TANJUNGPINANG 239,50 4 18
JUMLAH
2008 10595,41 59 351
2007 10595,42 56 326
2006 10595,43 43 262
Sumber : Biro Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau

JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA SE- PROVINSI KEPULAUAN


RIAU TAHUN 2008 - 2009

TAHUN TAHUN
Kabupaten/Kota
2008 2009
Karimun 223878 234848
Bintan 125058 131186
Natuna 95531 100212
Lingga 88332 92660
Batam 737533 773672
Tanjungpinang 182741 191695
TOTAL 1453073 1524274
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 50


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU MENURUT GOLONGAN UMUR


DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2009

GOLONGAN UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


0-4 90836 88786 179622
5-9 75381 76382 151763
10 - 14 70316 72590 142906
15 - 19 63782 70063 133845
20 - 24 68489 83932 152421
25 -29 72914 93562 166476
30 - 34 74219 84709 158928
35 -39 64323 62301 126624
40 -44 50743 43414 94157
45 -49 37378 33723 71101
50 - 54 27867 24240 52107
55 – 59 18643 16970 35613
60 – 64 12117 11385 23502
65 – 69 8186 7380 15566
70 – 74 5073 5166 10239
75 + 4282 5122 9404
JUMLAH
2009 744549 779725 1524274
2008 709791 743282 709791
2007 682875 710043 682875
2006 658448 679415 658448
2005 628782 644229 628782
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau

PERGURUAN TINGGI, MAHASISWA DAN TENAGA EDUKATIF UNIVERSITAS


MENURUT KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2007/2008

PERGURUAN TENAGA
KABUPATEN/KOT TINGGI MAHASISWA EDUKATIF
A NEGER SWAST NEGER SWAST NEGER SWAST
I A I A I A
KARIMUN - - - - - -
BINTAN - - - - - -
NATUNA *) - 1 - 39 - -
LINGGA - - - - - -
ANAMBAS *) - - - - - -
BATAM 18 8280 - 722
TANJUNGPINANG 10 4582 - 266
JUMLAH
2007/2008 - 29 - 12901 - 988
2006/2007 - 28 - 11846 - 937
2005/2006 - 19 - 13887 - 541
2004/2005 - 26 - 9711 - 749

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 51


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

*) Data Kabupaten Anambas masih tergabung dengan Kabupaten Natuna


RUMAH SAKIT, PUSKESMAS, PUSKESMAS KELILING, DAN PUSKESMAS
PEMANDU SE-PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2008

RUMAH PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS KELILING KELILING
SAKIT DARAT LAUT PEMBANTU
KARIMUN 2 9 9 1 35
BINTAN 1 10 13 3 32
NATUNA 2 13 6 5 40
LINGGA 1 7 3 1 28
ANAMBAS 1 7 2 3 21
BATAM 11 13 18 18 47
TANJUNGPINANG 2 4 10 - 12
PROVINSI 1 - - - -
JUMLAH
2008 21 63 61 31 215
2007 21 52 75 24 221
2006 17 46 58 26 183
2005 14 43 50 25 178
Sumber : Data Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

TOTAL TENAGA MEDIS PROVINSI KEPRI TAHUN 2009


Jumlah Dr Jumlah Dr Tenaga Dokter
Kab / Kota/Provinsi Total
gigi Spesialis Umum
Provinsi 4 5 28 37
Tanjungpinang 20 31 51 102
Karimun 12 7 72 91
Natuna 16 8 44 68
Anambas 8 3 25 36
Bintan 14 2 43 59
Lingga 10 3 11 24
Batam 51 117 182 350
Total Tenaga Medis 767
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 52


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

TOTAL DOKTER SPESIALIS PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

Kab / Kota/Provinsi Jumlah Dr Spesialis


Provinsi 5
Tanjungpinang 31
Karimun 7
Natuna 8
Anambas 3
Bintan 2
Lingga 3
Batam 117
TOTAL 176
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

TOTAL DOKTER UMUM PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

Kab / Kota/Provinsi Jumlah Dokter Umum


Provinsi 28
Tanjungpinang 51
Karimun 72
Natuna 44
Anambas 25
Bintan 43
Lingga 11
Batam 182
TOTAL 456
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

TOTAL DOKTER GIGI PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

Kab / Kota/Provinsi Jumlah Dr gigi


Provinsi 4
Tanjungpinang 20
Karimun 12
Natuna 16
Anambas 8
Bintan 14
Lingga 10
Batam 51
TOTAL 135
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 53


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

TOTAL TENAGA KEPERAWATAN PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

KAB/KOTA/PROVINSI TOTAL TENAGA KEPERAWATAN


Provinsi 190
Tanjungpinang 583
Karimun 529
Natuna 380
Anambas 127
Bintan 223
Lingga 271
Batam 1764
Total 4067
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

JUMLAH TENAGA PERAWAT DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2009

KAB/KOTA/PROVINSI TENAGA PERAWAT


Provinsi 153
Tanjungpinang 410
Karimun 376
Natuna 324
Anambas 93
Bintan 136
Lingga 214
Batam 1507
Total 3213
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

JUMLAH TENAGA BIDAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2009

KAB/KOTA/PROVINSI TENAGA BIDAN


Provinsi 32
Tanjungpinang 156
Karimun 146
Natuna 50
Anambas 34
Bintan 82
Lingga 54
Batam 240
Total 794
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 54


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

TOTAL TENAGA PERAWAT GIGI PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

KAB/KOTA/PROVINSI TENAGA PERAWAT GIGI


Provinsi 5
Tanjungpinang 17
Karimun 7
Natuna 6
Anambas 0
Bintan 5
Lingga 3
Batam 17
Total 60
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

TOTAL TENAGA KEFARMASIAN PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

No Kab / Kota / Prov Tenaga Kefarmasian


1 Provinsi 19
2 Tanjungpinang 46
3 Karimun 26
4 Natuna 18
5 Anambas 4
6 Bintan 22
7 Lingga 10
8 Batam 128
TOTAL 273
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

TOTAL TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

No Kab / Kota / Provinsi Tenaga Kesehatan masyarakat


1 Provinsi 13
2 Tanjungpinang 28
3 Karimun 33
4 Natuna 26
5 Anambas 8
6 Bintan 51
7 Lingga 13
8 Batam 57
TOTAL 229
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 55


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

TOTAL TENAGA GIZI PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

No No Tenaga Gizi
1 Provinsi 13
2 Tanjungpinang 18
3 Karimun 9
4 Natuna 12
5 Anambas 5
6 Bintan 13
7 Lingga 3
8 Batam 33
TOTAL 106
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

TOTAL TENAGA KETERAMPILAN FISIK PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

No Kab / Kota / Provinsi Tenaga Keterapian Fisik


1 Provinsi 13
2 Tanjungpinang 5
3 Karimun 0
4 Natuna 4
5 Anambas 0
6 Bintan 3
7 Lingga 0
8 Batam 6
TOTAL 31
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

TOTAL TENAGA KETEKNISAN MEDIS PROVINSI KEPRI TAHUN 2009

No Kab / Kota Tenaga Keteknisian medis


1 Provinsi 14
2 Tanjungpinang 27
3 Karimun 20
4 Natuna 24
5 Anambas 6
6 Bintan 15
7 Lingga 3
8 Batam 100
TOTAL 209
Sumber : Laporan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 56


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 535/MENKES/PER/VI/2008

TENTANG

PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI PESERTA


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTERE GIGI SPESIALIS
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU
PELAYANAN MEDIK SPESIALIS

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka memenuhi ketersediaan dokter spesialis dan dokter gigi
spesialis secara memadai diperlukan percepatan peningkatan akses dan mutu
pelayanan medik spesialistik;
b. bahwa untuk memenuhi percepatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
ditempuh pemberian bantuan biaya pendidikan bagi calon dokter spesialis/dokter
gigi spesialis;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Program
Pemberian Bantuan Pendidikan Bagi Peserta Program Pendidikan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dalam rangka Percepatan Peningkatan Akses dan
Mutu pelayanan Medik Spesialistik;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3495);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 57


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

5. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Negara Lembaran Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
10. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 Nomor 49, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga
Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4561) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4743);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2005-2009;
16. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1207.A/MENKES/SK/VIII/2000 tentang
Pendayagunaan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis;

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 58


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan yang telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/MENKES/PER/XII/2007;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik kedokteran;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/VIII/2007 tentang
Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpencil dan Sangat Terpencil
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1239/MENKES/SK/XII/2007;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1231/MENKES/PER/XI/2007 tentang
Penugasan Khusus Sumber Daya Manusia Kesehatan;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1235/MENKES/SK/V/2007 tentang
Pemberian Insentif Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang Melaksanakan
Penugasan Khusus;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 591/MENKES/SK/V/2007 tentang
Kelompok Kerja Percepatan Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik Melalui
Pendidikan Dokter Spesialistik berbasis Kompetensi;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PROGRAM


PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN BAGI PESERTA PROGRAM
PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN
MUTU PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Bantuan Biaya Pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh Departemen
Kesehatan untuk membiayai pendidikan para Peserta Program Pemberian
Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
2. Dokter dan Dokter Gigi adalah Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Gigi dan Dokter
Gigi Spesialis lulusan pendidikan Kedokteran atau Kedokteran Gigi baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
3. Bidang spesialis adalah bidang peminatan yang terdapat pada Program
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis seperti kebidanan dan
penyakit kandungan, anak, bedah, penyakit dalam, bedah mulut dan lain-lain.
4. Fakultas Kedokteran Pengampu adalah Fakultas Kedokteran Negeri yang
memiliki Program Pendidikan Dokter Spesialis dan menyelenggarakan
pendidikan bagi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis.
5. Peserta Program Pendidikan Dokter spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang
selanjutnya disebut dengan PPDS/PPDGS adalah para Dokter Umum/Dokter
Gigi yang mengikuti pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dan
mendapatkan bantuan biaya pendidikan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 59


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

6. Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) adalah biaya operasi satuan pendidikan


meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya
operasi pendidikan tidak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.
7. Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) adalah biaya investasi satuan
pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan
sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
8. Kursus Wajib adalah kursus atau pelatihan yang wajib diikuti oleh para peserta
PPDS/PPDGS dalam rangka peningkatan kapasitas yang ditetapkan oleh
Fakultas Kedokteran pengampu, misalnya Advance Trauma Life Support (ATLS)
bagi peserta PPDS bedah, Advance Cardiac Life Support (ACLS),
Electrocardiography dan Echocardiography bagi peserta PPDS penyakit dalam.
9. Karya Ilmiah adalah karya tulis yang bersifat ilmiah yang diwajibkan oleh
Fakultas Kedokteran pengampu pada para peserta PPDS/PPDGS, misalnya
jurnal, referat, laporan kasus, tesis dan lain-lain.
10. Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah Rumah sakit yang menjadi tempat
penyelenggaran utama pendidikan klinik untuk PPDS/PPDGS dari Institusi
Pendidikan Kedokteran yang mempunyai ikatan kerja sama dengan Rumah
Sakit.
11. Rumah Sakit Jejaring Pendidikan adalah Rumah Sakit yang dijadikan sebagai
tempat pendidikan bagi peserta PPDS/PPDGS dan terhubung/ memiliki
hubungan koordinasi dengan Rumah Sakit Pendidikan Utama dan Fakultas
Kedokteran Pengampu.
12. Penugasan khusus adalah pendayagunaan secara khusus sumber daya manusia
kesehatan (SDMK) dalam kurun waktu tertentu guna meningkatkan akses dan
mutu pelayanan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan yang berada di
daerah terpencil, sangat terpencil, tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil
terluar, daerah yang tidak diminati, daerah rawan bencana/mengalami bencana
dan konflik sosial.
13. Jenjang 1 adalah suatu jenjang dimana peserta PPDS mampu menguasai
kompetensi dapat menangani kasus-kasus yang umum, lama pendidikan untuk
menempuh jenjang 1 berkisar antara 2 sampai 3 tahun.
14. Jenjang 2 adalah suatu jenjang setelah jenjang 1 dimana peserta PPDS telah
menyelesaikan pendidikannya untuk menguasai semua kompetensi yang
terdapat dalam kurikulum bidang spesialis masing-masing. Lama peserta PPDS
untuk menempuh jenjang 2 berkisar 1 sampai 2 tahun.
15. Residen adalah Dokter atau Dokter Gigi yang sedang menempuh pendidikan
klinis yang khusus di Rumah Sakit Pendidikan, Rumah Sakit Jejaring Pendidikan
ataupun Rumah sakit lainnya yang ditunjuk oleh Departemen kesehatan.
16. Residen Senior adalah dokter atau dokter gigi yang sedang menempuh
pendidikan klinis yang khusus dan sudah memasuki tahap akhir pendidikan di
Rumah Sakit pendidikan, Rumah Sakit Jejaring pendidikan ataupun rumah sakit
lainnya yang ditunjuk oleh Departemen Kesehatan.
17. Ketua Program Studi adalah Pejabat yang mengetahui program studi yang
terdapat pada PPDS Fakultas Kedokteran/PPDGS Fakultas Kedokteran Gigi.
18. Sertifikat Kompetensi adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh Ketua Program
Studi masing-masing bidang spesialisasi sebagai tanda bahwa peserta

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 60


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

PPDS/PPDGS telah menyelesaikan tahapan pendidikan tertentu dan memiliki


kompetensi dalam pemahaman ataupun pelaksanaan tindakan medik spesialistik
tertentu.
19. Surat Izin Praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter
dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi
persyaratan.
20. Surat Izin Praktik Kolektif adalah bukti tertulis yang diberikan secara kolektif oleh
pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik
kedokteran setelah memenuhi persyaratan.
21. Surat Keterangan Kewenangan Klinik di Rumah Sakit adalah surat keterangan
yang dikeluarkan oleh Direktur Rumah Sakit untuk memberikan kewenangan
bagi peserta PPDS/PPDGS untuk melaksanakan tindakan medik spesialistik
tertentu dengan mengacu kepada sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh
Ketua Program Studi.
22. “N” adalah lama masa menerima bantuan pendidikan di fakultas Kedokteran
(dalam tahun).
23. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat Eselon I atau Eselon II yang ditunjuk oleh
Menteri dan selanjutnya atas nama Menteri Kesehatan membuat Surat
Keputusan Penugasan bagi Peserta Program.
BAB II
PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN
DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS
Pasal 2
(1) Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
dilaksanakan dalam rangka percepatan pemenuhan kebutuhan akan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis di Rumah Sakit Pemerintah sebagai upaya
percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik spesialistik.
(2) Bidang spesialisasi, serta jumlah peserta program sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dengan memperhatikan usulan
Pemerintah Daerah.
(3) Penugasan pelayanan medis spesialistik di daerah merupakan bagian dari
tahapan pendidikan yang dilaksanakan oleh peserta PPDS / PPDGS setelah
menyelesaikan pendidikan jenjang 1 dan merupakan upaya jangka pendek untuk
percepatan pelayanan medik spesialistik di daerah.
(4) Pelaksanaan penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berada di bawah
tanggungjawab dekan Fakultas Kedokteran Pengampu bersama-sama dengan
Departemen Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur
Rumah Sakit tempat Penugasan.
(5) Pendayagunaan Peserta program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah
menyelesaikan pendidikan langsung berada di bawah tanggungjawab
Gubernur/Bupati/Walikota.
BAB III
PESERTA PENERIMA PROGRAM BANTUAN
Pasal 3
(1) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
yang akan mengikuti PPDGS dan atau sedang mengikuti pendidikan Dokter
Spesialis/ Dokter Gigi Spesialis.
(2) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu Dokter Umum/Dokter Gigi

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 61


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

yang berstatus Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai


Negeri Sipil/Non Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
(3) Ketentuan tentang Penerimaan Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Pasal 4
Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis sebagaimana dimaksud dalam pasal (3), diberikan bantuan biaya
pendidikan selama program pendidikan sesuai kurikulum dan atau sesuai sisa
program pendidikan lanjutan yang ditetapkan oleh masing-masing bidang spesialis.
Pasal 5
(1) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, wajib:
a. Menyelesaikan program pendidikan sesuai jadwal waktu dan kurikulum
bidang spesialis di masing-masing institusi pendidikan;
b. Mentaati dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku
termasuk ketentuan kedinasan yang berlaku termasuk ketentuan kedinasan
yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil;
c. Melaksanakan tugas profesi Kedokteran sesuai dengan program Pemerintah
di bidang kesehatan.
(2) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilarang pindah PPDS/PPDGS
dan atau pindah ke institusi pendidikan Kedokteran/Kedokteran Gigi selain yang
telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan.
Pasal 6
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dapat mengangkat Peserta Program
Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang
berstatus non Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, selama peserta masih mengikuti atau setelah
menyelesaikan pendidikan.
BAB IV
KETENTUAN PEMBERIAN BANTUAN PROGRM PENDIDIKAN
DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS
Pasal 7
(1) Besaran bantuan biaya pendidikan yang diberikan kepada peserta Program
Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis disesuaikan dengan
alokasi anggaran yang tersedia pada tahun anggaran yang sedang berjalan.
(2) Komponen bantuan biaya PPDS/PPDGS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdiri dari biaya hidup; Uang buku dan literatur; transport lokal; Biaya Penelitian;
Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP); Bantuan Operasional
Pendidikan (BOP); Karya ilmiah dan atau kursus wajib; Penyelenggaraan ujian
nasional; Bantuan pengembangan kolegium; Biaya perjalanan dari Propinsi
pengusul ke lokasi pendidikan.
(3) Ketentuan komponen dan tatacara pemberian bantuan biaya peserta
PPDS/PPDGS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan
tersendiri dengan keputusan Menteri Kesehatan.
Pasal 8
(1) Bantuan biaya pendidikan berakhir terhitung sejak tanggal dinyatakan oleh
Fakultas Kedokteran/KedokteranGigi, bahwa peserta program pendidikan:
a. Telah lulus sebagai Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis;

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 62


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

b. Berhenti dari pendidikan; atau


c. Pindah PPDS/PPDGS dan atau pindah ke institusi pendidikan
Kedokteran/Kedokteran Gigi selain yang telah ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan.
(2) Pengakhiran bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
BAB V
PENDAYAGUNAAN
Pasal 9
(1) Untuk kepentingan Nasional, Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Propinsi/Kabupaten/Kota yang telah terpenuhi bidang spesialis tertentu, wajib
memberikan persetujuan pindah kepada Peserta Program Pemberian Bantuan
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil selama peserta yang bersangkutan
mengikuti atau setelah menyelesaikan pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis untuk dialihkan status menjadi Pegawai Negeri Sipil di
Propnsi/Kabupaten/Kota yang belum ada bidang spesialis tersebut.
(2) Untuk kepentingan Nasional, Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Propinsi/Kabupaten/Kota yang belum terpenuhi spesialis tertentu, wajib
memberikan persetujuan menerima Peserta Program Pemberian Bantuan
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil dari Propinsi/Kabupaten/Kota lain yang
telah terpenuhi bidang spesialisnya selama peserta yang bersangkutan mengikuti
atau setelah menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
Pasal 10
Pemerintah Propinsi setempat mengatur penempatan/mutasi peserta penerima
bantuan pendidikan sesuai kebutuhan bidang spesialis pada Kabupaten/Kota di
wilayahnya dan apabila semua telah terpenuhi akan dialihkan ke Propinsi lain atas
koordinasi Departemen Kesehatan.
Pasal 11
Bagi Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis yang tidak dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil ditugaskan
oleh Menteri Kesehatan sesuai dengan masa pengabdian sesuai dengan ketentuan.
BAB VI
MASA PENGABDIAN
Pasal 12
(1) Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis yang telah menyelesaikan pendidikan, wajib melaksanakan masa
pengabdian.
(2) Masa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal N maksimal 2N
dengan rincian untuk masing-masing wilayah sebagaimana tercantum dalam
lampiran Peraturan Menteri Kesehatan ini.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13
(1) Menteri Kesehatan, Konsil Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran
Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia, Pemerintah Daerah, dan
Organisasi Profesi terkait melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
peraturan ini sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang masing-masing.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 63


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dalam rangka percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik
spesialistik.
(3) Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2) dapat dibentuk tim yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
Pasal 14
(1) Dalam rangka pengawasan, Menteri Kesehatan dapat mengambil sanksi
administratif terhadap pelanggaran peraturan ini.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
Peringatan lisan, Peringatan tertulis, Penghentian bantuan biaya pendidikan
sampai dengan Pencabutan Surat Tanda Registrasi (SIR) dan atau Surat Izin
Praktik (SIP).
(3) Pengembalian bantuan biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sebanyak 10 (sepuluh) kali dari jumlah biaya bantuan yang diterima, bagi peserta
apabila:
a. Pindah di luar bidang pendidikan yang ditentukan;
b. Berhenti bukan atas pertimbangan akademis;
(4) Pengembalian bantuan biaya pendidikan sebanyak 20 (dua puluh) kali dari
jumlah biaya bantuan yang diterima, bagi peserta yang telah menyelesaikan
pendidikan dan tidak melaksanakan tugas sesuai program Departemen
Kesehatan.
BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 15
Biaya Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dibebankan pada
Anggaran Belanja Departemen Kesehatan serta sumber lainnya yang tidak mengikuti
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Ketentuan lebih lanjut sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri ini akan ditetapkan
dalam pengaturan tersendiri
Pasal 17
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2008


MENTERI KESEHATAN

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP(K)

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 64


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

Lampiran :
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor : 535/MENKES/PER/VI/2008
Tanggal : 16 Juni 2008

MASA PENGABDIAN
PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN
DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS

Masa pengabdian ditentukan sebagai berikut :


1. Bagi yang ditempatkan di seluruh Ibukota Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh
Jawa dan Bali selama 2N.
2. Bagi yang ditempatkan pada Kabupaten/Kota tersebut di bawah ini ditetapkan
selama N+2, yaitu :
a. Provinsi Banten : Pandeglang dan Lebak
b. Jawa Barat : Sukabumi dan Garut
c. Jawa Tengah : Banjar Negara, Wonogiri dan Rembang
d. DI Yogyakarta : Kulon Progo dan Gunung Kidul
e. Jawa Timur : Pacitan, Trenggalek, Bondowoso, Situbondo, Madiun,
Bangkalan, Sampang dan Pamekasan
f. Bali : Karang Asem
3. Bagi yang ditempatkan di kabupaten/Kota di luar Jawa bali, kecuali wilayah Indonesia
Timur selama N+1
4. Bagi yang ditempatkan pada kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Timur tersebut
dibawah ini selama N, yaitu :
a. Provinsi Papua
b. Provinsi Papua Barat
c. Provinsi Maluku
d. Provinsi Maluku Utara
e. Provinsi Nusa Tenggara Timur
f. Provinsi Sulawesi Barat
g. Provinsi Sulawesi Tengah
h. Provinsi Sulawesi Tenggara
i. Provinsi Utara Khusus Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Talaud
j. Provinsi Sulawesi Selatan khusus Kabupaten Kepulauan Selayar
5. Bagi peserta yang mengikuti Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter
Gigi Spesialis, tidak termasuk pelaksanaan penugasan jenjang 1 di daerah selama 6
(enam) bulan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 65


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 538/MENKES/SK/VI/2008
TENTANG
KOMPONEN DAN TATACARA PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER
SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan medik spesialistik bagi masyarakat, telah dicanangkan
program percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan medik
spesialistik;
b. bahwa untuk memenuhi percepatan peningkatan akses dan mutu pelayanan
medik spesialistik salah satunya melalui program pemberian bantuan
pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis;
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b, perlu ditetapkan Komponen dan
Tatacara Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis dengan Keputusan Menteri Kesehatan;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 66


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

7. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia);
8. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108. Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548);
9. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
10. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga
Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 122, Tambahan Lemabaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4743);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga
Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4561) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4743);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2005-2009;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94
Tahun 2006;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1207.A/MENKES/SK/VII/2000 tentang
Pendayagunaan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/MENKES/PER/XII/2007;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007 tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 67


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/VII/2007 tentang


Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Terpencil dan Sangat Terpencil
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1239/MENKES/SK/XII/2007;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1231/MENKES/PER/XI/2007 tentang
Penugasan Khusus Sumber Daya Manusia Kesehatan;
21. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 1235/MENKES/SK/XII/2007 tentang
Pemberian Insentif Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
melaksanakan Penugasan Khusus;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 591/MENKES/SK/V/2007 tentang
Kelompok Kerja Percepatan Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik
melalui Pendidikan Dokter Spesialis berbasis Kompetensi;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 535/MENKES/PER/X/2008 tentang
Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu
Pelayanan Medik Spesialistik;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMPONEN DAN
TATACARA PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER
SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS.

KEDUA : Komponen dan besaran bantuan biaya pendidikan yang dimaksud pada
Diktum Kesatu diberikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

KETIGA : Pembiayaan sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri ini dibebankan


pada Anggaran Departemen Kesehatan.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 17 Juni 2008

MENTERI KESEHATAN,

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K)

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 68


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 538/MENKES/SK/VI/2008
Tanggal : 17 Juni 2008
I. KOMPONEN DAN BESARAN BIAYA
NO. KOMPONEN BIAYA BIAYA SATUAN KETERANGAN
1 2 3 4
A. Bantuan Pendidikan Untuk Peserta PPDS/PPDGS
Maksimal, dibayarkan 1 kali selama
1. Transport kedatangan Rp. Sesuai bukti pengeluaran
masa pendidikan
Pagu maksimal dibayarkan 2 hari
2. Uang harian Rp. 350.000
selama masa pendidikan
Per-bulan, dibayarkan paket per-
3. Transport local Rp.500.000
semester selama masa pendidikan
Per-bulan, dibayarkan paket per-
4. Buku dan literature Rp. 500.000
semester selama masa pendidikan
Per-bulan, dibayarkan paket per-
5. Biaya hidup Rp. 1.000.000
semester selama masa pendidikan
B. Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan
Sumbangan Penyelenggaraaan Dibayarkan per-semester selama
1. Rp. 4.000.000
Pendidikan (SPP) masa pendidikan
Dibayarkan per-semester selama
2. Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Rp. 20.000.000
masa pendidikan
Karya Ilmiah dan/atau kursus wajib
- Semester I Rp. 2.500.000
- Semester II dst Rp. 5.000.000 Rincian :
Rp. 4.500.000,- untuk Karya
3. Ilmiah dan atau Kursus Wajib
Rp. 500.000,- untuk premi
asuransi kesehatan/jiwa dan
asuransi profesi

Penyelenggaraaan Ujian Nasional Dibayarkan maksimal 2 kali selama


4. Rp. 5.000.000
(Jenjang 1 dan Jenjang 2) masa pendidikan
Dibayarkan per-semester selama
5. Bantuan Pengembangan Kolegium Rp. 50.000
masa pendidikan

II. TATACARA PEMBAYARAN


Tatacara untuk pelaksanaan pembayaran Program Pemberian Bantuan
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis secara rinci akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanjian Kerja/Kontrak tentang Program Pemberian Bantuan
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis antar Departemen Kesehatan
dengan Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi.

MENTERI KESEHATAN,

DR. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K)

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 69


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 539/MENKES/SK/VI/2008
TENTANG
PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PEMBERIAN
BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU
PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan medik
spesialistik bagi masyarakat, perlu dilaksanakan program percepatan
peningkatan akses dan mutu pelayanan medik spesialistik melalui
pemenuhan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialistik pada Rumah Sakit;
b. bahwa dalam upaya pemenuhan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis di
Rumah Sakit perlu dilakukan penerimaan peserta Program Pemberian
Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
b, perlu ditetapkan pedoman Penerimaan Peserta Program Pemberian
Bantuan Program Dokter spesialis/Dokter Gigi Spesialis Dalam Rangka
Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik
dengan Keputusan Menteri Kesehatan;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999: (Lembaran Negara Republik Indinesia Tahun 1998 Nomor 169,
Tambahan Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 70


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga
Honorer Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4561) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4743);

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 71


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintah antara Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2005-2009;
15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94
Tahun 2006;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1207.A/MENKES/SK/VIII/2000 tentang
Pendayagunaan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MENKES/PER/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan yang telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1295/MENKES/PER/XII/2007;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5121/MENKES/PER/IV/2007 tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 949/MENKES/PER/VIII/2007 tentang
Kriteria Sarana Pelayanan Kesehatan Tepencil dan Sangat Terpencil
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
12397/MENKES/SK/XII/2007;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1231/MENKES/PER/XI/2007 tentang
Penugasan Khusus Sumber Daya Manusia Kesehatan;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1235/MENKES/SK/XII/2007 tentang
Pemberian Insentif Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan yang
Melaksanakan Penugasan Khusus;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 591/MENKES/SK/V/2007 tentang
Kelompok Kerja Percepatan Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik
Melalui Pendidikan Dokter Spesialis berbasis Kompetensi;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 535/MENKES/PER/VI/2008 tentang
Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/ Dokter Gigi
Spesialis Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu
Pelayanan Medik Spesialistik;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 538/MENKES/SK/VI/2008 tentang
Kompeten dan Tata Cara Pemberian Bantuan Biaya Program Pendidikan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOMAN
PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PEMBERIAN BANTUAN

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 72


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS DALAM


RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU
PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK.

KEDUA : Pedoman Penerimaan Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan


Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dalam Rangka Percepatan
Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar digunakan


sebagai acuan dalam melaksanakan penerimaan Peserta Program
Penerimaan Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.

KEEMPAT : Menteri, Konsil Kedokteran Indonesia, Pemerintah Daerah, dan


Organisasi Profesi melakukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap
Pelaksanaan Keputusan Menteri ini sesuai dengan tugas, fungsi dan
wewenang masing-masing.

KELIMA : Pembiayaan sebagai pelaksanaan Keputusan Menteri ini dibebankan


pada Anggaran Departemen Kesehatan.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 17 Juni 2008
MENTERI KESEHATAN,

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI,Sp.JP(K)

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 73


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

Lampiran
Keputusan Menteri kesehatan
Nomor : 539/MENKES/SK/VI/2008
Tanggal : 17 Juni 2008

PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA PROGRAM PEMBERIAN


BANTUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/DOKTER GIGI SPESIALIS
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENINGKATAN AKSES DAN MUTU
PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK

A. PENDAHULUAN
1. Sebagian besar Rumah Sakit Daerah belum terpenuhi kebutuhan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis sesuai standar, maka Departemen Kesehatan
berupaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan medik spesialistik di Rumah Sakit melalui perluasan program
pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis berbasis kompetensi di seluruh
wilayah Indonesia.
2. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat memperoleh hak dalam pelayanan
medik spesialistik, perlu segera diupayakan penerimaan Peserta Program
Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis, yang
selanjutnya setelah menyelesaikan pendidikan akan ditempatkan pada Rumah
Sakit yang membutuhkan.
3. Penerimaan Peserta Program Pemberian bantuan Pendidikan Dokter
Spesialis/DFokter Gigi Spesialis dalam rangka Percepatan Peningkatan Akses
dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik sebagai Pelaksanaan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 535/MENKES/PER/VI/2008 tentang Program Pemberian
Bantuan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dalam rangka Percepatan
Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik.

B. TUJUAN
1. Pedoman ini bertujuan sebagai acuan bagi Kelompok Kerja Percepatan
Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik Melalui Pendidikan Dokter Spesialis
Berbasis Kompetensi dan/atau pelaksana yang ditunjuk di Tingkat
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dalam melakukan proses penerimaan Peserta
Penerima bantuan Program pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
2. Menjamin transparansi dan mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme
dalam melakukan proses penerimaan Peserta Penerima Bantuan Program
pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.

C. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Pedoman ini, meliputi :

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 74


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

1. Perencanaan dan persiapan penerimaan;


2. Pelaksanaan penerimaan;
3. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penerimaan;
4. Evaluasi hasil pelaksanaan penerimaan.

D. PENGERTIAN
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan :
1. Peserta Penerima Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis adalah peserta PPDS/PPDGS yang akan mengikuti pendidikan dan
residen yang akan/sedang melaksanakan pendidikan Dokter Spesialis/Dokter
Gigi Spesialis, yang dicalonkan melalui Pokja Provinsi/Kabupaten/kota dan/atau
pelaksana yang ditunjuk.
2. Penerimaan peserta adalah proses rekrutmen calon peserta program pendidikan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis penerima bantuan pendidikan dalam
rangka percepatan peningkatan pelayanan medik spesialistik yang dimulai dari
perencanaan, pengumuman, persyaratan, pelamaran sampai dengan
penempatan peserta penerima bantuan pendidikan.

E. PROSES PENERIMAAN

1. PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENERIMAAN


a. Umum
Proses penerimaan calon Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis didasarkan atas rencana kebutuhan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang disusun oleh Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota. Penerimaan harus dilaksanakan secara transparan
dan objektif, berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan serta tidak
membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan atau daerah.
b. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan disusun oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
berdasarkan hasil verifikasi data, perhitungan dan analisis kebutuhan untuk
disampaikan kepada Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian
Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
c. Tatalaksana Pencalonan Peserta
Tatalaksana Pencalonan Peserta meliputi Kriteria, Persyaratan, Jadwal dan
lokasi pelaksanaan seleksi administrasi dan akademik serta pembiayaan.

1. Kriteria
Peserta Program Pendidikan Bantuan Pendidikan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis memiliki kriteria, sebagai berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 75


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

a. Warga Negara Indonesia


b. Berpendidikan dokter umum/dokter gigi yang berstatus : PNS dan
Non PNS sesuai butir satu dapat akan/sedang menjalani program
pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
c. Sehat Jasmani dan Rohani
d. Bagi yang belum PNS bersedia diangkat sebagai CPNS di daerah
sesuai perjanjian.
2. Persyaratan
Persyaratan pengajuan kelengkapan berkas lamaran
a. Usulan dari Pokja Propinsi/kabupaten/kota dan/atau pelaksana yang
ditunjuk
b. Bagi calon peserta yang akan mengikuti seleksi akademik, mengisi
formulir lamaran PPDS/PPDGS yang disediakan oleh Departemen
Kesehatan sebanyak 1 (satu) set bermaterai
c. Bagi calon peserta yang sedang/akan mengikuti pendidikan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis, dilengkapi denngan surat keterangan
sedang/akan mengikuti pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis dari Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi yang
bersangkutan
d. Surat pernyataan bersedia memenuhi ketentuan Program Pemberian
Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis
e. Fotocopi Ijazah Dokter yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang
f. Fotocopi Tranksip Akademik yang dilegalisir asli
g. Fotocopi Surat Tanda Registrasi (STR)
h. Fotocopi Surat Rekomendasi dari IDI/PDGI di wilayah setempat
i. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 5 (lima) lembar
j. Daftar riwayat hidup
k. Surat Keterangan Sehat
l. Bagi yang berstatus PNS, menyertakan :
Fotocopi Keputusan PNS
Fotocopi Keputusan kenaikan pangkat terakhir
Fotocopi Keputusan kartu Pegawai
Fotocopi surat rekomendasi dari pimpinan unit kerja
Bagi yang berstatus Non PNS, menyertakan fotocopi surat rekomendasi
dari pimpinan unit kerja.
3. Jadwal dan lokasi pelaksanaan seleksi administrasi dan akademik.
4. Pembiayaan
Pembiayaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Departemen Kesehatan
a. Pengumuman

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 76


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

Informasi penerimaan calon peserta diumumkan melalui Surat Edaran


Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan kepada Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
b. Pengajuan Lamaran
1. Setiap pelamar harus membuat surat permohonan yang ditujukan
kepada Ketua Pokja provinsi/kabupaten/Kota dan/atau pelaksana yang
ditunjuk melalui unit kerja yang bersangkutan dengan melampirkan
seluruh persyaratan.
2. Penerimaan surat permohonan dan berkas lamaran dilaksanakan sesuai
jadwal yang ditentukan dalam Surat edaran Sekretaris Jenderal
Departemen Kesehatan.

2. PELAKSANAAN PENERIMAAN
a. Seleksi Administrasi
i. Pemeriksaan kelengkapan berkas lamaran dilakukan oleh Pokja
Provinsi.
ii. Lamaran yang telah memenuhi syarat administrasi disusun dalam satu
daftar nominatif sebagai bahan pengendalian administrasi,
selanjutnyadisampaikan kepada Pokja Pusat.
iii. Daftar nominatif sebagai bahan pengendalian administrasi diverifikasi
oleh Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi spesialis.
iv. Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis menyampaikan hasil verifikasi
kepada Pokja Provinsi untuk keperluan pemanggilan calon Peserta guna
mengikuti seleksi akademik, Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi untuk
keperluan seleksi akademik.
b. Seleksi Akademik
1. Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi menyelenggarakan seleksi
akademik berdasarkan hasil verifikasi dari Tim Pelaksana dan Pengelola
Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis.
2. Hasil seleksi akademik dikirimkan oleh Fakultas Kedokteran/Kedokteran
Gigi kepada Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
c. Penetapan dan Pengumuman Peserta Penerima Bantuan Pendidikan
1. Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis melakukan kajian untuk
penetapan Peserta Penerima Bantuan Pendidikan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 77


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

2. Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan Pendidikan


Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis menganjurkan hasil kajian kepada
Menteri Kesehatan untuk ditetapkan.
3. Penetapan Menteri Kesehatan disampaikan kepada Pokja
Provinsi/Kabupaten/Kota dan/atau pelaksana yang ditunjuk untuk
diumumkan dengan menyebutkan nama pelamar, tempat tanggal lahir,
Bidang Spesialisasi, Universitas, jadwal pendaftaran ulang dan jadwal
dimulainya pendidikan.

3. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENERIMAAN


Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian Bantuan I Pendidikan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis melakukan pengawasan dan pengendalian dalam
Perencanaan dan Persiapan serta Pelaksanaan penerimaan Peserta Program
Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.

4. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PENERIMAAN


a. Pokja Provinsi/Kabupaten/Kota dan/atau pelaksana yang ditunjuk melakukan
evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan Program Pemberian Bantuan
Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
b. Tim Pelaksana dan Pengelola Program Pemberian bantuan Pendidikan
Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis mengkoordinasikan pelaksanaan
evaluasi Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter
Gigi Spesialis, selanjutnya menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada
Menteri Kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 78


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

PENUTUP
Pedoman Penerima Peserta Program Pemberian Bantuan Pendidikan Dokter
Spesialis/Dokter Gigi Spesialis Dalam Rangka Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu
Pelayanan Medik Spesialistik diterbitkan oleh Menteri Kesehatan agar dijadikan acuan
bagi instansi Pusat dan Daerah.

MENTERI KESEHATAN

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI,Sp.JP (K)

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 79


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU


PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU
NOMOR 1.a TAHUN 2008

TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA TUGAS BELAJAR


DAN PENDIDIKAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
YANG AKAN MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG
D-3, S-1, S-2, S-3 DAN DOKTER SPESIALIS

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

MENIMBANG : a. bahwa guna peningkatan kemampuan dan profesionalisme


para pejabat dan staf yang dinilai berpotensi untuk
mendukung pengembangan unit kerja organisasi di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dipandang
perlu untuk menetapka Pedoman Beasiswa Tugas Belajar
dan Izin Belajar;

b. Bahwa Pedoman Pemberian Beasiswa Tugas Belajar dan


Pendidikan Izin Belajar perlu ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur Kepulauan Riau.

MENGINGAT : 1. Undang–Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan


Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 169; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang


Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 80


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Tahun


2004 Nomor 32 tentang Pemerintah Daerah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pembagian


Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang


Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun Nomor 3952);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang


Kewenangan Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 200 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 4263);

8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 150/M


tanggal 13 Agustus 2005 tentang Pengesahan
Pengangkatan Drs. H. ISMETH ABDULLAH dan Drs. H.
MUHAMMAD SANI sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Kepulauan Riau masa jabatan 2005-2010;

9. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun


2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2008 (Lembaran
Daerah Tahun 2008 Nomor 1);

10. Peraturan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 18 Tahun 2007


tentang Standar Satuan Harga Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PEMBERIAN BEASISWA TUGAS BELAJAR DAN


PENDIDIKAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI
KEPULAUAN RIAU YANG AKAN MENGIKUTI PENDIDIKAN KE
JENJANG D-3, S-1, S-2, S-3 DAN DOKTER SPESIALIS;

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 81


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :


1. Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil
yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, atau dipekerjakan
di luar instansi induknya;

2. Perguruan Tinggi adalah Perguruan Tinggi


Negeri/Kedinasan atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional;

3. Tugas Belajar adalah tugas yang diberikan oleh pejabat


yang berwenang kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk
mengikuti pendidikan secara penuh waktu;

4. Izin Belajar adalah Izin yang diberikan oleh pejabat yang


berwenang kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk
mengikuti pendidikan diluar jam kerja dengan tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas kedinasan;

5. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai


kewenangan mengangkat, memindahkan dan
memberhentikan Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku;

6. Beasiswa Pendidikan adalah biaya yang diberikan kepada


Pegawai Negeri Sipil Daerah yang ditugaskan untuk
melanjutkan Pendidikan;

7. Bantuan Dana Pendidikan adalah biaya yang diberikan


kepada Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diizinkan untuk
mengikuti pendidikan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

1. Maksud pemberian Tugas Belajar, Izin Belajar, Beasiswa


dan Bantuan Dana Pendidikan adalah untuk meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme para Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang
dinilai berpotensi;

2. Tujuan pemberian Beasiswa Tugas Belajar dan Bantuan


Dana Pendidikan Izin Belajar, adalah untuk meningkatkan
kualitas Sumber Daya Aparatur Daerah dalam
menyelenggarakan tugas kedinasan.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 82


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

BAB III
TUGAS BELAJAR
Pasal 3
Tugas Belajar diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dengan ketentuan sebagai
berikut :

a. Pegawai Negeri Sipil yang akan mengikuti Tugas Belajar


harus melalui Seleksi yang diadakan Badan Kepegawaian
Daerah Provinsi Kepulauan Riau;

b. Bagi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kepulauan


Riau yang akan mengikuti seleksi pendidikan pada jenjang
S-1, S-2, S-3 dan Dokter Spesialis yang dilaksanakan oleh
institusi/lembaga di luar Badan Kepegawaian Daerah harus
mendapat izin dari Pejabat Pembina Kepegawaian Provinsi
Kepulauan Riau;

c. Dinyatakan lulus oleh Perguruan Tinggi;


d. Pendidikan dilakukan di Perguruan Tinggi Negeri/Sekolah
Kedinasan atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
terakreditasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional;

e. Bidang Pendidikan yang diambil sesuai dengan Tugas


Pokok dan Fungsi Unit Kerja;

f. Telah memiliki masa kerja minimal 4 (empat) tahun.

Pasal 4

Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang


ingin mengikuti program Tugas Belajar harus mengajukan
permohonan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui
Badan Kepegawaian Daerah dengan melampirkan:

a. Surat Keterangan Lulus seleksi dari Perguruan Tinggi;


b. Surat Izin dari Pimpinan Unit Kerja;
c. Foto copy DP3 2 (dua) tahun terakhir;
d. Foto copy SK Pangkat Terakhir;
e. Foto copy ijazah terakhir;
f. Surat Keterangan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin
tingkat sedang dan berat oleh pimpinan unit;
g. Surat Pernyataan bersedia mengabdi di Provinsi Kepulauan
Riau sekurang-kurangnya 5 tahun setelah menyelesaikan
pendidikan.

Pasal 5

Pegawai Negeri Sipil yang menjalani Tugas Belajar wajib


menyampaikan perkembangan hasil belajarnya setiap semester
kepada Gubernur Kepulauan Riau melalui Badan Kepegawaian
Daerah c.q. Bidang Pengembangan Karir Badan Kepegawaian
Daerah.
Pasal 6

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 83


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang


mendapat Tugas Belajar, setelah menyelesaikan pendidikannya
wajib melapor kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
BAB IV
IZIN BELAJAR
Pasal 7

Izin belajar diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil Pemerintah


Provinsi Kepulauan Riau dengan ketentuan sebagai berikut :

i. Pendidikan diselenggarakan diluar jam kerja;


ii. Pendidikan dilakukan pada Perguruan Tinggi yang terdekat
dengan tempat tugasnya;
iii. Bidang pendidikan yang diambil sesuai dengan Tugas Pokok
dan Fungsi Unit Kerja
iv. Biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan;
v. Tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas
kedinasan;
vi. Tidak menuntut penyesuaian ijazah kecuali formasi
memungkinkan;
vii. Tidak menggunakan fasilitas kantor;
viii. DP3 rata-rata bernilai baik;
ix. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang dan
berat.

Pasal 8

Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang


ingin mendapatkan izin belajar harus mengajukan permohonan
izin belajar kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui
Badan Kepegawaian Daerah dengan melampirkan :

a. Surat Keterangan lulus seleksi dari Perguruan Tinggi;


b. Surat Izin dari pimpinan unit kerja;
c. Foto copy DP3 tahun terakhir;
d. Foto copy SK Pangkat terakhir;
e. Foto copy ijazah terakhir;
f. Surat keterangan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin
tingkat sedang dan berat oleh pimpinan unit;
g. Surat pernyataan untuk tidak melanggar ketentuan jam kerja
dan tidak mengganggu fasilitas Negara.

Pasal 9

Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang


mendapat izin belajar setelah menyelesaikan pendidikannya
wajib melapor ke Pejabat Pembina Kepegawaian melalui Badan
Kepegawaian Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 84


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

BAB V
BANTUAN DANA
Pasal 10

a. Biaya Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan


Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang mengikuti
program Tugas Belajar melalui seleksi yang diadakan oleh
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau ditanggung
sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau;

b. Biaya Pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana


tercantum pada Bab V Pasal 9 huruf a diatas diberikan
setinggi-tingginya berdasarkan Standar Harga yang berlaku
sesuai dengan Peraturan Gubernur yang ada;

c. Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah


Provinsi Kepulauan Riau yang mengikuti Tugas Belajar
melalui beasiswa lembaga lain/donor jika memungkinkan
dapat diberikan bantuan dana sesuai prakiraan kebutuhan
dan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau;

d. Bantuan biaya Tugas Belajar diberikan selama 2 (dua) tahun


bagi Program Tugas Belajar Jenjang D-3, S-1, S-2, S-3 dan
4 (empat) tahun bagi Program Tugas Belajar jenjang Dokter
Spesialis;

e. Pegawai Negeri Sipil yang tidak dapat menyelesaikan


Program Tugas Belajar tepat waktunya maka biaya
pendidikan selanjutnya ditanggung oleh yang bersangkutan;

f. Pegawai Negeri Sipil peserta Tugas Belajar yang tidak dapat


menyelesaikan program pendidikannya maka seluruh
bantuan biaya pendidikan yang telah diterima wajib
dikembalikan kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
melalui Rekening Kas Daerah.

BAB VI
SANKSI
Pasal 11

Bagi Pegawai Negeri Sipil rovinsi Kepulauan Riau yang


mendapat Tugas Belajar dan berhneti tanpa alasan yang kuat,
maka keduanya dapat dikenakan sanksi administratif dan atau
hukuman disiplin, disamping harus mengembalikan biaya
pendidikan yang telah dikeluarkan.

BAB VII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 12

Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Peraturan


Gubernur Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Pemberian
Izin Belajar dan Bantuan Dana Pendidikan Bagi Pegawai Negeri

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 85


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

Sipil yang akan mengikuti Pendidikan ke Jenjang D-3, S-1, S-2,


S-3 di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 13

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap


orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan
Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita
Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

Ditetapkan : di Tanjungpinang
Pada Tanggal : 05 Januari 2008

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

ISMETH ABDULLAH

Diundangkan : di Tanjungpinang
Pada Tanggal : Januari 2008

SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

EDDY WIJAYA
Pembina Utama Muda
NIP 010086329

Berita Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 Nomor

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 86


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU


NOMOR 244 TAHUN 2009

TENTANG

PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PERCEPATAN PENINGKATAN PELAYANAN


MEDIK SPESIALISTIK MELALUI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BERBASIS
KOMPETENSI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

MEMBACA : Surat Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :


174/Menkes/XI/2007 tanggal 6 November 2007 tentang
Pelaksanaan Percepatan Peningkatan Akses dan Mutu
Pelayanan Spesialistik.

MENIMBANG : a. bahwa percepatan peningkatan pelayanan medik spesialistik


secara nasional yang bermutu, merata dan
berkesinambungan sangat dibutuhkan ketersediaan tenaga
dokter spesialis;

b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis


merupakan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Fakultas Kedokteran dan Organisasi
Profesi terkait;

c. bahwa untuk mewujudkan sebagaimana dimaksud pada


huruf b diatas perlu ditempuh upaya percepatan peningkatan
pelayanan medik spesialistik melalui Pendidikan Dokter
Spesialis Berbasis Kompetensi;

d. bahwa untuk kelancaran dan kesinambungan pelaksanaan


upaya sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c
dipandang perlu membentuk Kelompok kerja Percepatan
Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik Melalui
Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi dengan
Keputusan Gubernur Kepulauan Riau.

MENGINGAT : 1. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3495);

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 87


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang


Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 4237);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
6. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-
2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 11);
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 150/M
tanggal 13 Agustus 2005 tentang Pengesahan
Pengangkatan Drs. H. ISMETH ABDULLAH dan Drs. H.
MUHAMMAD SANI sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Kepulauan Riau masa jabatan 2005-2010;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 5 Tahun
2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Kepulauan Riau;
11. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun
2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2008 (Lembaran
Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 Nomor 1).
Memperhatikan : Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Pembangunan Kesehatan
Menuju Indonesia Sehat 2010;

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 88


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


131/Menkes/II/SK/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1274/Menkes/SK/VII/2005 tentang Rencana Strategis
Departemen Kesehatan 2005-2009;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


591/MENKES/SK/V/2007 tentang Kelompok Kerja
Percepatan Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik
Melalui Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Membentuk Kelompok Kerja Percepatan Peningkatan Pelayanan


Medik Spesialistik Melalui Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis
Kompetensi dengan susunan keanggotaan sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.

KEDUA : Kelompok Kerja sebagaimana diktum KESATU mempunyai


tugas:

1. Pemutakhiran data keadaan dan kebutuhan tenaga


kesehatan khususnya Dokter Spesialis serta sarana,
prasarana dan peralatan Rumah Sakit Daerah;

2. Melaksanakan koordinasi dengan Depkes dan Pemda


Kabupaten/Kota untuk seleksi administratif dan loyalitas bagi
Dokter yang akan dikirim mengikuti seleksi akademik tugas
belajar PPDSBK. Dalam hal ini diutamakan dokter yang
sedang atau telah bertugas di Daerah yang bersedia bekerja
di daerah minimal 2 kali masa pendidikan;

3. Melaksanakan koordinasi dengan Depkes, Menpan, BKN


dan Pemda Kabupaten/Kota untuk penyediaan Formasi
CPNS Daerah bagi Dokter calon peserta Tugas Belajar
PPDBK Non PNS yang telah dinyatakan lulus seleksi
Akademik oleh Fakultas Kedokteran Pengampu;

4. Menyiapkan kebijakan dan menyediakan anggaran yang


memadai, berkesinambungan, dan terpadu (Pusat, Provinsi,
Kab/Kota) untuk mendukung Pelaksanaan Program
Percepatan Akses dan Mutu Pelayanan Medik Spesialistik di
Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk penugasan
Residen Senior PPDS;

5. Meningkatkan kemampuan Dokter Spesialis sebagai Dosen


Klinik serta peningkatan sarana Rumah Sakit untuk dapat
digunakan sebagai Rumah sakit Jejaring.

KETIGA : Kelompok Kerja sebagaimana diktum KESATU dalam


melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Gubernur
Kepulauan Riau melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan
Riau.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 89


PROFIL SDK TAHUN 2009 LAMPIRAN

KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat dikeluarkannya Keputusan ini


dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2008.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari ada kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tanjungpinang
Pada tanggal 05 Januari 2008

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

ISMETH ABDULLAH

Salinan : Keputusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Menteri Kesehatan RI di Jakarta,
2. Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau di Tanjungpinang,
3. Wakil Gubernur Kepulauan Riau di Tanjungpinang,
4. Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Riau di Tanjungpinang,
5. Kepala BKD Provinsi Kepulauan Riau di Tanjungpinang,
6. Kepala Badan Diklat Provinsi Kepulauan Riau di
Tanjungpinang,
7. Inspektur Provinsi Kepulauan Riau di Tanjungpinang,
8. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau.

Petikan : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 90


PROFIL SDK TAHUN 2009
LAMPIRAN

Lampiran : Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Tentang


Kelompok Kerja Percepatan Peningkatan
Pelayanan Medik Spesialistik Melalui Pendidikan
Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi
Nomor : 244 Tahun 2008
Tanggal : 05 Juni 2008

SUSUNAN KELOMPOK KERJA


PERCEPATAN PENINGKATAN PELAYANAN MEDIK SPESIALISTIK
MELALUI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BERBASIS KOMPETENSI
KEDUDUKAN
NO. NAMA JABATAN DALAM
PANITIA
1 2 3 4
1 ISMETH ABDULLAH Gubernur Kepulauan Riau Pelindung
2 EDDY WIJAYA Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau Ketua
3 Dr. MUNZIR PURBA, MQIH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Sekretaris
4 H.M. SADAR Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kepulauan Riau Anggota
5 SUHAJAR DEWANTORO Kepala BAPPEDA Provinsi Kepulauan Riau Anggota
6 ZULKIFLI Kepala BKD Provinsi Kepulauan Riau Anggota
7 Dr. H. ARIANTHO S. PURBA, Sp.PD Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi Kepulauan Riau Anggota
8 Dr. T. AFRIZAL DAHLAN Ketua IDI Provinsi Kepulauan Riau Anggota
9 RUSTAM, SKM, M.Si Kepala Sekretariat Anggota
10 Dr. ANTHONI SIMATUPANG, MKM Kepala Bidang Pengembangan Anggota
11 MOH. BISRI, SKM, M.Kes Kepala Seksi Bina Tenaga Teknis Anggota
12 Dr. ELFIANI SANDRI Kepala Seksi Yankes Anggota
13 SUSANTO, S.SiT, M.Kes Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi Anggota
14 YULIANTI, S.Sos, MT Kasubbag Umum dan Kepegawaian Anggota
15 LISNA MARYANI, AMK Staf Bina Tenaga Teknis Anggota

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

ISMETH ABDULLAH

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 91

Anda mungkin juga menyukai