AL-MUMIN
Alamat : Jl. H. U. Bawadi Gg. Family No. 28 RT. 19 RW. 04 Condong Telp. (0562) 632524 Singkawang Kalimantan Barat - 79111
KEUTAMAAN AL QURAN
B.
1. Pembaca
Al-Quran
akan
ditempatkan di dalam shaf
(barisan)
orang-orang
yang
besar yang utama dan tinggi.
2. Akan memperoleh beberapa
kebajikan dari tiap-tiap huruf
yang dibacanya dan ditambah
derajatnya di sisi Allah sebanyak
kebajikan yang diperolehnya itu.
3. Akan dinaungi rahmat, dikelilingi
oleh
para
malaikat
dan
diturunkan
Allah
kepadanya
ketenangan dan kewaspadaan.
4. Akan digemilangkan hatinya
oleh Allah dan dipeliharanya
dari kegelapan.
5. Akan
diharumkan
baunya,
disegani dan dicintai oleh orangorang shaleh. Apabila pentilawat
itu memperbagus bacaan dan
hafalannya, maka ia dapat
mencapai derajat malaikat.
6.
Pentilawat Al-Quran tiada
bergundah hati di hari qiamat,
C.
D.
E.
5. Apabila orang yang junub atau wanita yang tengah haidh hendak bersuci,
akan tetapi tidak menemukan air, maka hendaknya ia bertayamum, dan
diperbolehkan baginya untuk melaksanakan shalat, membaca Al-Quran
dan ibadah yang lainnya, selama belum berhadats atau belum
menemukan air.
6. Dianjurkan agar membaca Al-Quran ditempat yang bersih. Dan
dianjurkan membacanya di masjid. Karena masjid merupakan tempat
yang bersih dan mulia kedudukannya, sebagai tempat ibadah. Sebab,
dimungkinkan dengan duduk di dalamnya, ia pun dapat tergerak untuk
melanjutkannya beritikaf, dengan catatan berniat terlebih dahulu. Dan
juga sudah sepantasnya tidak membaca Al-Quran terkecuali di tempat
yang bersih dan suci.
7. Bagi para pembaca Al-Quran dianjurkan menghadap ke arah kiblat saat
membaca, duduk dengan khusyu, bersikap tenang dan merendahkan
posisi kepala. Akan tetapi jika ia membaca sambil tiduran atau berbaring
atau berada dalam posisi lainnya, maka hal itu boleh saja dan ia juga
mendapatkan pahala. Akan tetapi tidak mendapatkan pahala yang sama
dengan kondisi pertama.
8. Ketika membaca Al-Quran dianjurkan agar diawali dengan ber-istiadza
terlebih dahulu, yaitu mengucapkan Auudzubillahi
minasysyaithoonirrajiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan
yang terkutuk). Ini merupakan pendapat mayoritas para alim ulama. Dan
membaca basmalah : Bismillahirrahmaanirraahiim (Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). pada
setiap bacaan pertama dari setiap surah, terkecuali surah Baraaah (At
Taubah).
9. Apabila hendak memulai membaca Al-Quran, hendaknya terlebih dahulu
mengkonsentrasikan keinginannya untuk bersikap khusyu dalam
membaca dan untuk merenungkan kandungannya.
10. Seyogyanya seseorang yang hendak membaca Al-Quran dapat
merasakan perasaan takut kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda : Bacalah oleh kalian Al-Qur'an, dan
menangislah kalian. Akan tetapi, jika kalian tidak mampu untuk
menangis, maka pura-puralah menangis. (H.R. Ibn Majah)
Sesungguhnya manusia yang paling baik suaranya dengan (membaca)
Al-Qur'an, jika kalian mendengarnya membaca (Al-Qur'an) kalian
menyangka bahwa ia takut kepada Allah. (H.R. Ibn Majah dari Jabir ra)
Caranya adalah dengan memperhatikan kandungan Al-Quran, baik
ancamannya, perjanjian dan persetujuannya. Kemudian melakukan
introspeksi atas kekurangan pada dirinya. Jika kesedihan dan tangis
belum juga hadir dalam dirinya, maka tangisilah kekerasan hatinya,
karena hal itu merupakan musibah yang paling besar.
11. Hendaknya membaca Al-Quran itu melafazkan bacaannya dengan tartil.
Karena, bacaan yang dilakukan dengan tartil itu sangat mengagumkan
(enak didengar), dan pengaruhnya pada hati lebih mendalam daripada
membacanya secara cepat atau terburu-buru.
Firman Allah SWT : Dan bacalah Al Quran dengan perlahan-lahan
(tartil). (Q.S. Al Muzammil : 4)
12. Dianjurkan jika pada saat membaca mendapatkan ayat yang
mengandung ungkapan rahmat, maka hendaknya ia meminta karuniaNya. Dan jika mendapatkan ayat yang mengandung akan siksa-Nya, maka
hendaknya ia meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan dunia
dan siksa akhirat. Dan apabila mendapatkan bacaan ayat yang
mensucikan Allah SWT maka hendaknya ia mensucikan-Nya dengan
berkata : Maha Suci Allah, atau betapa besar keagungan-Nya, atau
lafaz-lafaz lain yang semakna dengannya.
13. Memuliakan dan membesarkan (kedudukan) Al-Quran dengan tidak
bermain-main saat membacanya, baik dengan tertawa, membuat
kegaduhan, bertengkar, atau bersenda gurau.
3