Anda di halaman 1dari 5

1.

PENGERTIAN
Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau
timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Hipertensi kronis dalam kehamilan adalah
adanya penyakit hipertensi yang telah terjadi sebelum hamil ataupun dikemukakan sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang menetap 6 minggu paska persalinan, apapun yang
menjadi sebabnya. (Indriyani, 2013).
Hipertensi kronik didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmhg
dan atau tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmhg yang telah ada sebelum
kehamilan, yang bertahan sampai lebih dari 20 minggu pasca partus 1 atau setelah 12 minggu
menurut kepustakaan yang lain. (Saifuddin, 2010 : 531).
Hipertensi kronik atau biasa disebut dengan hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang
disebabkan oleh faktor herediter, faktor emosi dan lingkungan. Wanita hamil dengan hipertensi
esensial memiliki tekanan darah sekitar 140/90 mmHg sampai 160/100 mmHg. Hipertensi kronis
pada masa kehamilan didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah sekurang-kurangnya sistolik
140 mm Hg dan dengan tekanan darah diastolik sekurang-kurangnya 90 mm Hg pada masa
sebelum kehamilan. Untuk wanita yang baru pertama kali hamil hipertensi tersebut dimulai
sekurang-kurangnya 20 minggu sebelum kehamilan.
2. Anatomi dan Fisiologi Organ Terkait
3. ETIOLOGI
4. PATOFISIOLOGi
a. Sistem Kardiovaskuler
Meskipun terdapat peningkatan curah jantung pada ibu hamil normal, tekanan darah tidak
meningkat, tetapi sebenarnya menurun sebagai akibat resistensi perifer berkurang. Pada ibu
hamil dengan hypertensi, curah jantung biasanya tidak berkurang, karena curah jantung tidak
berkurang sedang konstriksi arteriol dan tahanan perifer naik, maka tekanan darah akan
meningkat. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 616)
b. Hematologik
Perubahan-perubahan hematologik penting yang ditemukan pada wanita hypertensi ialah
penurunan atau sebenarnya tidak terjadinya hypervolemia yang normal pada kehamilan,
perubahan-perubahan mekanisme koagulasi dan adanya peningkatan dekstruksi eritrosit.
(Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 619)
c. Endokrin
Pada kehamilan normal, kadar plasma renin, angiotensin II dan aldosteron meningkat.
Sebaliknya pada hypertensi karena kehamilan, bahan tersebut biasanya menurun mendekati

batas normal pada keadaan tidak hamil. Peningkatan aktivitas hormon anti deuritik juga
menyebabkan oliguri, kadar chorionic gonadotropin dalam plasma meningkat secara tidak
tetap sebaliknya lactogen placenta menurun. (Pritchard, Mac Donald, Gant. 1991 : 620)
d. Cairan dan Elektrolit
Biasanya volume cairan ekstraselular pada wanita dengan preeklampsia dan eklampsia sangat
bertambah melebihi penambahan volume yang biasanya terjadi pada kehamilan normal.
Mekanisme yang menyebabkan ekspansi cairan yang patologis belum jelas.
e. Perubahan Hepar
Pada HKK (Hipertensi Karena Kehamilan) yang berat, kadang terdapat kelainan hasil
pemeriksaan hati yang meliputi peningkatan SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminace), hyperbilirubin yang berat jarang terjadi.
5. TANDA Dan GEJALA
Menurut Indriyani (2013), Adapun tanda dan gejala dari hipertensi kronis adalah sebagai
berikut:
a. Tekanan darah 140 mmHg
b. Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau lebih
c. Kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau lebih
d. Sakit kepala daerah frontal disertai rasa tegang pada tengkuk
e. Anoreksia, mual, nyeri epigastrium
f. Palpitasi dan mudah lelah
g. Kaki bengkak
h. Sukar tidur
6. PENATALAKSANAAN
a. Non farmakologis
a) Titah baring
Tirah baring terutama pada siang hari mulai setidak-tidaknya 1 jam. Dianjurkan bed
rest selama 4 jam pada siang hari disamping tidur malam selama 10 jam. Keunggulan
tirah baring ini dapat meningkatkan perfusi utero placenta terutama pada posisi tidur
miring kiri.
b) Pengawasan ketat
c) Pembatasan aktivitas fisik
d) Diet normal, bila perlu pembatasan garam.
b. Pemberian obat hipertensi dengan memperhatikan dosis obatnya. Dosis yang terlalu
rendah dapat mengurangi perfusi utero placenta yang dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan janin.
c. Diet yan baik diperlukan bagi pertumbuhan janin dalam rahim, kandungan protein
minimal 90 gr setiap hari. Diet rendah garam dan bila didapatkan proteinuria, maka
suplemen pengganti protein yang hilang harus diperkirkan pada penderita obesitas ada
baiknya menurunkan berat badan.

d. Pengakhiran kehamilan bila keadaan memburuk atau terjadi gangguan pertumbuhan


janin. Disfungsi plasenta sering terjadi pada hipertensi esensial yang beratdan kematian
bayi pada umur kehamilan 38 minggu tidak berbeda dengan kehamilan aterm, maka
induksi persalinan dianjurkan.
7. KEMUNGKINAN DATA FOKUS
A. Wawancara

a) Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun.
b) Riwayat Penyakit
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah,
penglihatan kabur.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat pre eklampsia atau eklampsia.
c) Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan
dengan hipertensi dan atau preeklamsi sebelumnya
d) Pola nutrisi
Jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
e) Psiko sosial spiritual
Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu
kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.
B. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. kepala : bentuk kepala, ada luka atau tidak, kebersihan kulit kepala, keluhan yang
dirasakan seperti sakit kepala atau pusing.
b. Rambut: wrna rambut, kebersihan, distribusi rambut, dan rambut rontok atau tidak.
c. Dahi: bentuk dahi dan ada luka atau tidak
d. Mata: kesimetrisan mata, konjungtiva, reflek pupil terhadap cahaya, fungsi
penglihatan, pergerakan bola mata, nyeri tekan, penggunaan kaca mata, keluhan lain.
e. Muka: bentuk muka, ada luka atau tidak, keluhan lain, ada cloma gravidarum, udema
pada muka.
f. Telinga: kesimetrisan, kebersihan, fungsi pendengaran, keluhan yang dirasakan.
g. Hidung: bentuk hidung, kebersihan, fungsi penciuman, keluhan yang dirasakan.
h. Mulut: warna bibir, kebersihan, keadaan gigi (karies atau tidak), keluhan yang
dirasakan.

i. Leher: peningkatan JPV, pembesaran kelenjar tiroid dan KGB, keluhan yang
dirasakan.
j. Jantung dan paru: suara nafas, dan bunyi jantung, irama jantung dan irama
pernafasan, taktil remitus.
k. Payudara: colostrums keluar atau tidak atau ASI, kebersihan payudara, areola mamae
menghitam, putting susu keluar, pembesaran simetris, ada benjolan atau tidak,
keluhan yang dirasakan.
l. Abdomen: bentuk abdomen, warna kulit, bising usus, ada luka operasi atau tidak,
pembesaran perut normal atau tidak, keadaan pusat,pigmentasi linea alba, kontraksi
uterus baik atau tidak, TFU.
m. Punggung: kebersihan, ada luka atau tidak, keluhan yang dirasakan.
n. Genitalia: keadaan perineum, tanda chandwich, kebersihan, lochea (warna, bau,
volume), ada luka perineum atau tidak, keluhan yang dirasakan.
o. Ekstremitas atas: kebersihan, warna kulit, reflek (bisep, trisep), ROM
p. Ekstremitas bawah: kebersihan, udema, varises, reflek patella dan babinski, ROM.
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan tekanan daah meningkat
2. USG
3. Laboratorium
4. Hitung darah tepi lengkap, trombosit, etrolit serum, ureum, protein, retinin dan asam
urat, hematokrit.
5. Fungsi hati.
6. Fungsi ginjal.
8. ANALISA DATA
9. DIAGNOSA KEPERAWATAN

10. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai