Anda di halaman 1dari 18

Analisis Sistem Pajak Pertambahan

Nilai di Indonesia dan Beberapa


Negara ASEAN Dalam Upaya Menarik
Investasi
Beny Nurjanah ( A1C011046)
Kunandar Prasetyo ( A1C011066)
Azky Fatimah (A1C013042)
Rizki Adhi Nugraheni (A1C013046)

Pendahuluan
Salah satu instrumen dilakukan dalam rangka menarik
investasi baik dari Dalam maupun luar negeri adalah
regulasi pajak. Berdasarkan laporan World Economic
Forum, sistem regulasi pajak menempati urutan ke- 9
dari 13 faktor yang dipertimbangkan dalam investasi.
Walaupun demikian sistem regulasi pajak merupakan
salah satu pertimbangan calon investor dalam
menanamkan modalnya, sehingga Indonesia perlu
melihat hal-hal apa saja dalam sistem perpajakan yang
dapat menghambat investasi serta membandingkannya
dengan sistem perpajakan yang ada pada negara lain.
2

Gambaran umum Pajak di Indonesia


Pengertian pajak
Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa timbal (kontra
prestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum.
3

Fungsi pajak

f.
Angg
aran
f.
Meng
atur

f.

Redistr
ibusi

f.
Stabi
litas

penda
patn

Syarat pemungutan pajak


Pengaturannya
berdasarkan
UU

Pajak harus adil

Efisien

Tidak
mengganggu
perekonomian

Sistemnya
sederhana
5

Filosofi PPN

PPN Adalah Pajak Tidak Langsung


PPN Adalah Pajak Obyektif
PPN bersifat Multi Stage Levy
PPN Bersifat Non Kumulatif
PPN Menganut Tarif Tunggal (single rate)
. PPN adalah Pajak Atas Konsumsi Dalam Negeri
PPN Tipe Konsumsi (Consumption type VAT)
7

Perbandingan PPN di Beberapa Negara


Asean

Pelaksanaan sistem PPN telah diatur dalam PP No. 38


th 1983 dimana dalam perjalannya mengalami tiga kali
perubahan sehingga menjadi UU N0 42 th 2009 ttg PPN
barang dan jasa dan Pajak penjualan barang mewah.
Tarif normal PPN = 10%, serta tarif 0% untuk ekspor
barang kena pajak berwujud dan tidak berwujud serta
ekspor jasa kena pajak.
Serta tarif PPNBM 10-200%, dan tarif 0% atas ekspor
BKP yang tergolong mewah.
9

Tarif normal 12 % untuk : penjualan, barter,


pertukaran barang dan properti serta manfaat
jasa importasi barang
Tarif 0% untuk ekspor dan penjualan barang
yang dikatergorikan zero-rated yaitu penjualan
kepada orang atau badan yang dikecualikan
dari pengenaan pajak sesuai undang-undang
khusus atau perjanjian Internasional, termasuk
produk pertanian, peternakan, perikanan, pakan
10
ternak.

Sejak juli 2011 menggunakan Goods and


services Tax (GST) yang merupakan pajak
konsumsi yang dikenakan pada tiap rantai
produksi barang dan jasa. Objek yang
dikenakan GST yaitu taxable supply dikenakan
tarif 4% . tarif 0% berlaku untuk barang-barang
yang dianggap penting dan dikonsumsi oleh
orang banyak untuk meningkatkan daya saing
serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
11

Menggunkan Commercial Tax( CT) yakni


pajak penjualan yang dikenakan atas
barang (baik yang diimpor maupun yang
diproduksi di Myanmar), penjualan, dan jasa
sebesar 5% - 30%, barang mewah
dikenakan pajak 0% - 200%
12

Berupan Goods and services Tax (GST)


dengan tarif normal 7% selain itu tarif 0%
dikenakan pada barang ekspor dan jasa
internasional yang terdaftar dalam undangundang tentang GST yang termasuk
penjualan leasing dari properti tempat
tinggal dan transaksi financial yang terdapat
pada undang-undang GST.
13

VAT dgn tarif normal 7% barang dan jasa kena


pajak pada tiap proses produksi dan distribusi dan
juga barang dan jasa kena pajak yang dikonsumsi di
dalam negeri oleh wajib pajak, importasi barang dan
jasa kena pajak
tarif GST 0% untuk barang dan jasa kena pajak yang
di ekspor.
Selain VAT dan GST, Thailand juga mengenal Specific
Business Tax (SBT) yaiatu perlaukan pajak untuk
kegiatan usaha tertentu dengan tarif sebesar 2,5% 14
3% dari peredaran bruto dan bersifat normal.

Kelemahan sistem PPN

Menimbulkan
damak
regresif

Biaya adm.
Relatif tinggi
15

kesimpulan

LAYAK
atau
Tidak?
16

Layak
Secara prinsip tidak bersifat kumulatif dan tidak
menimbulkan efek pajak berganda
Secara kelaziman internasional semua negara
beralih dari sales tax ke VAT
Kelemahannya seperti tingginya biaya administrasi
dan rawan penyalahgunaa dpt diantisipasi dgn
penyederhaan pembuatan faktur pajak,
penyederhanaan penerpan penghreditan pajak
masukan untuk PKP, pembebasan pengusaha
kecil dari kewajiban sebagi PKP, antisipasi faktur
pajak fiktif.
17

SO,,,,

18

Anda mungkin juga menyukai