BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Klasifikasi Boiler
Menurut Ir. M.J. Djokosetyadjo. 1990-1993, Boiler merupakan satu
Jenis-Jenis Boiler
Berdasarkan posisi air dan gas panas:
Jenis boiler berdasarkan posisi air dan gas panas dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Boiler pipa air (water tube)
Pada boiler pipa api, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan
boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. boiler pipa api
3.
4.
Berdasarkan sirkulasi
Jenis boiler berdasarkan sirklasi air dapat dibagi atas:
1) Boiler sirkulasi alami
Merupakan boiler dengan peredaran air didalam ketel terjadi secara
alami yaitu air yang ringan naik, sedangkan air yang berat turun,
sehingga terjadi aliran conveksi alami. Umumnya ketel beroperasi
secara aliran alami,
2) Boiler sirkulasi paksa
Merupakan Boiler dengan aliran paksa, diperoleh dari pompa
sentrifugal yang digerakan secara electrik motor, misalnya sistem
5.
6.
7.
2.3
dapat menghasilkan uap bertekanan tinggi, dimana alat ini berisi air. Air di dalam
boiler dipanaskan hingga mendidih sampai menghasilkan uap bertekanan, dan uap
panas yang dihasilkan adalah bentukan energi yang dapat di manfaatkan sebagai
penggerak.
Uap (uap air) adalah suatu alat yang timbul akibat perubahan fase air cair
menjadi uap (gas) dengan cara pemanasan pada boiler. Dalam sistem pengelolaan
boiler yang dapat menerapkan dan menggunakan baik dalam jangka pendek atau
menengah dan jangka panjang dengan pola pengelolaan yang dapat penempatan
dan tidak memerlukan lahan yang luas dan ruang/relatif tidak luas atau disesaikan
dengan kebutuhan yang di perlukan.
Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan
kualitas air umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air
umpan boiler antara lain :
1.
2.
Oksigen terlarut.
Oksigen terlarut dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada
peralatan boiler.
Kekeruhan.
Kekeruhan dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses serta
mengganggu
proses.
3.
4.
pH.
pH bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat
menyebabkan
korosi pada peralatan.
Kesadahan.
Kesadahan merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat
menyebabkan kerak pada
5.
6.
2.4
Bagian-bagian Boiler
Spesifikasi dari boiler yaitu suatu komponen yang berfungsi sebagai
Burner.
burner merupakan tempat bercampurnya bahan bakar dengan udara dan
melakukan pembakaran.
2.
Pipa Air.
Pipa-pipa api berfungsi sebagai tempat dari yang dialiri panas yang
dihasilkan dari barner, dengan pola didalam didalam jumlah pipa air yang
maksimal dan sesuai dengan proses pemanasan air pada boiler, sehingga
diharapkan api dapat cepat penyerapan panas lebih merata efisiensi tinggi.
3.
Cerobong.
Cerobong/stack berfungsi sebagai saluran pembuangan gas asap dan
menarik api.
4.
Drum uap.
Drum uap/steam drum, berfungsi sebagai pengumpul uap, pemisah uap
2.5
1.
2.
air yang ada pada boiler. Alat ini berada di depan boiler.
Katup Pengaman.
Alat ini bekerja dengan membuang uap apabila tekanan yang telah
ditentukan sesuai dengan penyetelan katup ini. Umumnya pada katup pengaman
tekanan uap basah (saturated steam) diatur pada tekanan 21 kg/cm 2, sedang pada
katup pengaman uap kering tekanannya 20,5 kg/cm2.Terdapat 4 macam jenis
katup pengaman, yaitu:
1) Lever safety valve
Berfungsi untuk menjaga tekanan boiler tetap aman. Jika ada tekanan
yang melebihiseting, maka katup akan terangkat dari kedudukannya
dan uap akan keluar secara otomatis, sehingga tekanan dalam air akan
turun.
2) Dead weight safety valve
Umumnya dipakai pada boiler yang diam. Pada tekanan normal
pemberat akan menyebabkan katup terletak pada kedudukannya. Jika
tekanan melebihi seting, katupakan terangkat dari kedudukannya dan
uap akan keluar sehingga tekanan normal lagi. Jumlah pemberat
disesuaikan dengan tekanan perencanaan.
3) High steam and lower safety valve
Katup ini terletak di puncak pada ketel uap Cornish dan Lancashire.
Katup inidigunakan jika tekanan kerja uap lebih besar dari-pada
seting, dan jika level air dalam boiler terlalu rendah.
4) Spring loaded safety valve
Biasanya dipakai pada boiler yang bergerak, misalnya pada kereta api.
Terdapat dua katup yang di tempatkan pada dudukan katup. Jika
3.
Kran uap induk berfungsi sebagai alat untuk membuka dan menutup aliran
uap boiler yang terpasang pada pipa api induk terbuat dari bahan tahan panas dan
tekanan tinggi
5.
arah (non Return Valve). Kedua alat ini terbuat dari bahan yang tahan panas dan
tekanan tinggi.
6.
7.
Separator.
Separator, berguna untuk menghilangkan moist ure - moist ure uap setelah
dari boiler untuk didistribusikan. Uap dari boiler dibawa ke dalam chamber yang
jauh lebih besar dari pipanya sendiri, sehingga terjadi ekspansi volume.
8.
Kipas udara (blower).
Kipas udara atau blower, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam
ruang bakar boiler.
2.6
Bahan Bakar dan Proses Pembakaran Biomassa
Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bahan bakar Biomassa dan
dapat menghasilkan energi panas adalah karbon (C), hidrogen (H2), dan belerang
(S). Unsur-unsur tersebut akan teroksidasi di ruang bakar dan membentuk gas-gas
yang disebut gas asap. Pada umumnya, bahan bakar biomassa juga mengandung
oksigen (O2) yang bereaksi terlebih dahulu dengan hidrogen. Adanya hidrogen
merupakan kerugian energi panas karena jumlah hidrogen yang seharusnya
menghasilkan energi panas di ruang bakar seluruhnya, sebagian telah terambil
oleh oksigen.
2.7
reaksi kimia yang sempurna disebut keperluan udara teoritik dan stokiometrik.
Kebutuhan udara biasanya dinyatakan dengan jumlah udara yang diperlukan
untuk membakar 1 kg bahan bakar biomassa. Dari reaksi kimia dapat ditentukan
udara dan gas asap yang terjadi.
10
2.8
dengan cara :
1) On-line cleaning
11
Peristiwa korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat
dalam uap
kebentuk asalnya di alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan
lain-lain. Peristiwa korosidapat terjadi disebabkan oleh :
1) Gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S
2) Kerak dan deposit
3) Perbedaan logam ( korosi galvanis )
4) pH yang terlalu rendah dan lain-lain
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general
corrosion, pitting ( terbentuknyalubang ) dan embrittlement ( peretakan baja ).
Adanya gas yang terlarut, oksigen dan karbon dioksida pada air umpan
boiler adalah
oksigen elektro kimia dan diffrensial ). Kelarutan gas-gasini di dalam air umpan
boiler menurun jika suhu naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada ruang
uap, tetapi sejumlah kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap
pada kantong-kantong atau dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi
pada logam-logam boiler. Karena itu penting untuk melakukan proses
deoksigenasi air boiler.
Jumlah rata-rata korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH
air
menurun. Selain itu air umpan boiler akan dikondisikan secara kimia
mencapai nilai pH yang relatif tinggi. Bentuk korosi yang tidak umum tetapi
berbahaya adalah bentuk korosi embrittlement atau keretakan inter kristalin pada
baja yang terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang
tidak sesuai. Caustic embrittlement atau keratakan inter kristalin pada baja yang
terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak
sesuai. Caustic embrittlement terjadi pada sambungan penyumbat dan meluas
pada ujung tabung dimana celah memungkinkan perkembangan suatu lingkungan
caustic yang terkonsentrasi. ( Diilon,C.P. 1989)
12
sludge
13
4.
konsentrasi yang tinggi, ada kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara
berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam carryover zat-zat padat dan
cairan pengotor kedalam uap.
Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar
bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater, turbin, dan lain-lain.
Kontaminasi-kontaminasi ini dapat diendapkan kembali pada sistem uap atau zatzat itu akanmengontaminasi proses atau material-material yang diperlukan steam.
( Naibaho, P.M. 1996 )
Steam carryover dapat dihindari dengan menahan zat-zat padat terlarut
pada air boiler dibawah tingkat tertentu melalui suatu analisa sistematis dan
kontrol pada pemberian zat-zat kimia dan blowdown.
Carryover karbon dioksida dapat mengembalikan uap dan asam-asam
terkondensasi.
2.9
1.
Pemeliharaan.
Menurut Lindley R. hinggis & R. keith modley. 2002, pemeliharaaan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar
peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya.
Pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam
kondisi yang dapat diterima oleh penggunanya .Tujuan utama fungsi pemeliharaan
adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan pengoperasian boiler dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana.
2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu
3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang diluar
batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan mengenai
investasi tersebut.
14
kegiatan
maintenance
secara
efektif
dan
efisien
keseluruhannya.
2.10
Pemeliharaan Corrective.
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
Pemeliharaan Predictive.
Pemeliharaan predictive ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya
perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan.
Biasanya pemeliharaan predictive dilakukan dengan bantuan pancaindera atau
dengan alat-alat monitor yang canggih.
15
Teknikteknik dan alat bantu yang dipakai dalam memonitor kondisi ini
adalah untuk efisiensi kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui dengan
cepat dan tepat. Pemeliharaan dengan sistem monitoring sangat penting dilakukan
untuk mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakukan pembongkaran total
untuk menganalisisnya.
4.
Pemeliharaan Breakdown.
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan.