Anda di halaman 1dari 13

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Klasifikasi Boiler
Menurut Ir. M.J. Djokosetyadjo. 1990-1993, Boiler merupakan satu

peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam (uap) dalam berbagai


keperluan. Air didalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan
nakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi perpindahan panas dari simber
panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah
menjadi uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih rendah
dibandingan dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis
air didalam boiler.
Air yang memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebagainya
air yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasarnya. Sistem
boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem
air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan.
Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna.
Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan
dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua
peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan
panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
2.2
1.

Jenis-Jenis Boiler
Berdasarkan posisi air dan gas panas:
Jenis boiler berdasarkan posisi air dan gas panas dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Boiler pipa air (water tube)
Pada boiler pipa api, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan
boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. boiler pipa api

biasanya digunakan untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan


tekanan steam rendah dan sedang. Sebagai pedoman, boiler pipa api
kompetitif untuk kecepatan steam sampai 14.000 kg/jam dengan
tekanan sampai 18 kg/cm2. boiler pipa api dapat menggunakan bahan
bakar minyak, gas atau bahan bakar padat dalamoperasi. Untuk alasan
ekonomis, sebagian besar boiler pipa api dikonstruks sebagai paket
boiler ( dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
2) Boiler pipa air (fire tube)
Pada boiler pipa air, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa
masuk kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas
pembakaran membentuk steam pada daerah uap dalam drum. boiler ini
dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti
pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga listrik. Untuk boiler pipa
air yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara
paket. Karakteristik boiler pipa air sebagai berikut:
- Force, induce dan balance draft membantu untuk meningkatkan
effisiensi.
- Kurang toleran terhadap kualitas air.
- Memungkinkan untuk tingkat effisiensi panas yang lebih tinggi.
3) Boiler kombinasi
Boiler jenis ini merupakan boiler perpaduan antara boiler pipa api dan
2.

3.

boiler pipa air.


Berdasarkan bahan bakar dan jenis boiler yang dikelompokkan menjadi:
1) Boiler bahan bakar padat
2) Boiler bahan bakar cair
3) Boiler bahan bakar gas
Berdasarkan tekanan:
Jenis boiler berdasarkan tekanan dapat dibagi menjadi:
1) Boiler tekanan rendah
Boiler tekanan rendah adalah boiler dengan tekanan kurang dari 5 atm
2) Boiler tekanan sedang
Boiler tekanan Sedang adalah boiler dengan tekanan dari 5 atm sampai
dengan 40 atm
3) Boiler tekanan tinggi
Boiler tekanan tinggi adalah boiler dengan tekanan dari 40 atm sampai
dengan 80 atm
4) Boiler tekanan sangat tinggi
Boiler tekanan tinggi adalah boiler dengan tekanan lebih dari 80 atm

4.

Berdasarkan sirkulasi
Jenis boiler berdasarkan sirklasi air dapat dibagi atas:
1) Boiler sirkulasi alami
Merupakan boiler dengan peredaran air didalam ketel terjadi secara
alami yaitu air yang ringan naik, sedangkan air yang berat turun,
sehingga terjadi aliran conveksi alami. Umumnya ketel beroperasi
secara aliran alami,
2) Boiler sirkulasi paksa
Merupakan Boiler dengan aliran paksa, diperoleh dari pompa
sentrifugal yang digerakan secara electrik motor, misalnya sistem

5.

aliran paksa pada ketel-ketel bertekanan tinggi.


Berdasarkan pemakaian:
Jenis boiler berdasarkan pemakaian dapat dibagi atas:
1. Boiler Stasioner
Boiler Stasioner merupakan boiler yang didudukan di atas fundasi yang
tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk industri dan lainlain sebagainya.
2. Boiler Mobile
Boiler Mobile, boiler pindah atau portable boiler merupakan boiler
yang dipasang fundasi yang berpindah-pindah (mobil), seperti boiler
lokomotif, lokomobil, dan boiler panjang serta lain yang sebagainya

6.

termasuk boiler kapal (marine Boiler)..


Berdasarkan letak dapur
Jenis boiler berdasarkan Berdasarkan letak dapur dapat dibagi atas:

7.

1. Boiler Pembakaran dalam (internal fired boiler)


2. Boiler pembakan luar (outernal fired boiler)
Berdasarkan Poros
Jenis boiler berdasarkan poros dapat dibagi atas:
1. Boiler tegak (vertical steam boiler)
2. Boiler datar

Gambar : Boiler pipa api 121 Tube


Sumber : Laboratorim Teknologi Mekanik Teknik Mesin
Universitas Abulyatama Aceh 2013

2.3

Prinsip Dasar Boiler


Pada dasarnya boiler ( boiler uap) adalah suatu alat yang digunakan untuk

dapat menghasilkan uap bertekanan tinggi, dimana alat ini berisi air. Air di dalam
boiler dipanaskan hingga mendidih sampai menghasilkan uap bertekanan, dan uap
panas yang dihasilkan adalah bentukan energi yang dapat di manfaatkan sebagai
penggerak.
Uap (uap air) adalah suatu alat yang timbul akibat perubahan fase air cair
menjadi uap (gas) dengan cara pemanasan pada boiler. Dalam sistem pengelolaan
boiler yang dapat menerapkan dan menggunakan baik dalam jangka pendek atau
menengah dan jangka panjang dengan pola pengelolaan yang dapat penempatan
dan tidak memerlukan lahan yang luas dan ruang/relatif tidak luas atau disesaikan
dengan kebutuhan yang di perlukan.
Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan
kualitas air umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air
umpan boiler antara lain :
1.

2.

Oksigen terlarut.
Oksigen terlarut dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada
peralatan boiler.
Kekeruhan.
Kekeruhan dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses serta
mengganggu

proses.

3.

4.

pH.
pH bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat
menyebabkan
korosi pada peralatan.
Kesadahan.
Kesadahan merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat
menyebabkan kerak pada

peralatan dan perpipaan boiler sehingga

5.

menimbulkan local overheating.


Fe.
Fe atau besi dapat menyebabkan air berwarna dan mengendap di saluran

6.

air dan boiler bila teroksidasi oleh oksigen.


Asiditas.
Kadar asiditas yang tinggi dapat menyebabkan korosi.

2.4

Bagian-bagian Boiler
Spesifikasi dari boiler yaitu suatu komponen yang berfungsi sebagai

tempat yang menghasikan uap, yang energi kinetiknya dimanfaatkan untuk


memutar turbin. Air merupakan media utama yang diolah didalam boiler yang
selanjutnya akan di proses untuk menghasilkan uap. Dan mengingat bahwa
tekanan kerja dan temperatur boiler yang sangat tinggi, maka boiler harus
dilengkapi dengan sebagai berikut :
1.

Burner.
burner merupakan tempat bercampurnya bahan bakar dengan udara dan

melakukan pembakaran.
2.

Pipa Air.
Pipa-pipa api berfungsi sebagai tempat dari yang dialiri panas yang

dihasilkan dari barner, dengan pola didalam didalam jumlah pipa air yang
maksimal dan sesuai dengan proses pemanasan air pada boiler, sehingga
diharapkan api dapat cepat penyerapan panas lebih merata efisiensi tinggi.
3.

Cerobong.
Cerobong/stack berfungsi sebagai saluran pembuangan gas asap dan

menarik api.
4.

Drum uap.
Drum uap/steam drum, berfungsi sebagai pengumpul uap, pemisah uap

dan tempat pemasukan air.

2.5

Alat Tambahan pada Boiler


Alat tambahan pada boiler diantaranya yaitu:

1.

Indikator tinggi air merupakan alat untuk menunjukan tinggi permukaan

2.

air yang ada pada boiler. Alat ini berada di depan boiler.
Katup Pengaman.
Alat ini bekerja dengan membuang uap apabila tekanan yang telah

ditentukan sesuai dengan penyetelan katup ini. Umumnya pada katup pengaman
tekanan uap basah (saturated steam) diatur pada tekanan 21 kg/cm 2, sedang pada
katup pengaman uap kering tekanannya 20,5 kg/cm2.Terdapat 4 macam jenis
katup pengaman, yaitu:
1) Lever safety valve
Berfungsi untuk menjaga tekanan boiler tetap aman. Jika ada tekanan
yang melebihiseting, maka katup akan terangkat dari kedudukannya
dan uap akan keluar secara otomatis, sehingga tekanan dalam air akan
turun.
2) Dead weight safety valve
Umumnya dipakai pada boiler yang diam. Pada tekanan normal
pemberat akan menyebabkan katup terletak pada kedudukannya. Jika
tekanan melebihi seting, katupakan terangkat dari kedudukannya dan
uap akan keluar sehingga tekanan normal lagi. Jumlah pemberat
disesuaikan dengan tekanan perencanaan.
3) High steam and lower safety valve
Katup ini terletak di puncak pada ketel uap Cornish dan Lancashire.
Katup inidigunakan jika tekanan kerja uap lebih besar dari-pada
seting, dan jika level air dalam boiler terlalu rendah.
4) Spring loaded safety valve
Biasanya dipakai pada boiler yang bergerak, misalnya pada kereta api.
Terdapat dua katup yang di tempatkan pada dudukan katup. Jika
3.

tekanan melebihi seting, maka uap mendesak katup.


Pengukur tekanan.
Pressure Gauge adalah suatu alat pengukur tekanan (Psi/Bar) dengan

pengamatan tekanan secara langsung.


4.

Kran Uap Induk.

Kran uap induk berfungsi sebagai alat untuk membuka dan menutup aliran
uap boiler yang terpasang pada pipa api induk terbuat dari bahan tahan panas dan
tekanan tinggi
5.

Kran Pemasukan Air.


Kran pemanasan air 2 (dua) buah yaitu satu kran ulir dan lainnya kran satu

arah (non Return Valve). Kedua alat ini terbuat dari bahan yang tahan panas dan
tekanan tinggi.
6.

Pompa pengisi air.


Pompa pengisi air, berfungsi sebagai pengisi air pada boiler.

7.

Separator.
Separator, berguna untuk menghilangkan moist ure - moist ure uap setelah

dari boiler untuk didistribusikan. Uap dari boiler dibawa ke dalam chamber yang
jauh lebih besar dari pipanya sendiri, sehingga terjadi ekspansi volume.
8.
Kipas udara (blower).
Kipas udara atau blower, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam
ruang bakar boiler.
2.6
Bahan Bakar dan Proses Pembakaran Biomassa
Unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bahan bakar Biomassa dan
dapat menghasilkan energi panas adalah karbon (C), hidrogen (H2), dan belerang
(S). Unsur-unsur tersebut akan teroksidasi di ruang bakar dan membentuk gas-gas
yang disebut gas asap. Pada umumnya, bahan bakar biomassa juga mengandung
oksigen (O2) yang bereaksi terlebih dahulu dengan hidrogen. Adanya hidrogen
merupakan kerugian energi panas karena jumlah hidrogen yang seharusnya
menghasilkan energi panas di ruang bakar seluruhnya, sebagian telah terambil
oleh oksigen.
2.7

Kebutuhan Udara Pembakaran


Udara yang dibutuhkan untuk membakar bahan bakar biomassa dengan

reaksi kimia yang sempurna disebut keperluan udara teoritik dan stokiometrik.
Kebutuhan udara biasanya dinyatakan dengan jumlah udara yang diperlukan
untuk membakar 1 kg bahan bakar biomassa. Dari reaksi kimia dapat ditentukan
udara dan gas asap yang terjadi.

10

2.8

Permasalahan Pada Boiler


Suatu boiler yang dioperasian tanpa kondisi air yang baik, cepat atau

lamnbat akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kinerja dari


system pembangkit uap. Bayaknya masalah-masalah yang ditimbulkan akibat
kurangnya penanganan dan perhatian khusus terhadap penggunaan air umpan
boiler.
Akibat dari kurangnya penanganan terhadap air umpan boiler akan
menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:
1.
Pembentukan karak
Terbentuknya karat pada dinding boiler akibat adanya mineral-mineral
pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan
akibat pengaruh gas penguapan. Disamping itu pula dapat disebbabkan oleh
mekanisme pemekatan didalam boiler karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak
yang umum dalam boiler adalah kalsium sulfat, senyawa silikat dan karbonat. Zatzat padat sehingga bila lama penangananya akan sulit sekali untuk dihilangkan .
Silika diendapkan bersama dengan kalsium dan magnesium sehingga membuat
kerak semakin keras dan semakin sulit untuk dihilangkan. ( Gaffert,Gustaf A.
1974 ).
Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap
perpindahan

panas permukaan dan menunjukkan dua akibat utama yaitu

berkurangnya panas yang dipindahkan dari dapur ke air yang mengakibatkan


meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan menurunnya efisiensi boiler.
Untuk mengurangi terjadinya pembentukan kerak pada boiler dapat
dilakukan pencegahan-pencegahan sebagai berikut :
1) Mengurangi jumlah mineral dengan unit softener
2) Melakukan blowdown secara teratur jumlahnya
3) Memberikan bahan kimia anti kerak
Zat terlarut dan tersuspensi yang terdapat pada semua air alami dapat
dihilangkan/dikurangi pada proses pra-treatment ( pengolahan awal ) yang
terbukti

ekonomis. Penanggulangan kerak yang sudah ada dapat dilakukan

dengan cara :
1) On-line cleaning

yaitu pelunakan kerak-kerak lama dengan bahan

kimia selama boiler beroperasi normal

11

2) Off-line cleaning ( acid cleaning ) yaitu melarutkan kerak-kerak lama


dengan asam-asam khusus tetapi boiler harus berhenti beroperasi.
3) Mechanical cleaning : dengan sikat, pahat, scrub, dan lain-lain.
2.

Peristiwa korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat

dalam uap

yang terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam kembali

kebentuk asalnya di alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan
lain-lain. Peristiwa korosidapat terjadi disebabkan oleh :
1) Gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S
2) Kerak dan deposit
3) Perbedaan logam ( korosi galvanis )
4) pH yang terlalu rendah dan lain-lain
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general
corrosion, pitting ( terbentuknyalubang ) dan embrittlement ( peretakan baja ).
Adanya gas yang terlarut, oksigen dan karbon dioksida pada air umpan
boiler adalah

penyebab utama general corrosion dan pitting corrosion ( tipe

oksigen elektro kimia dan diffrensial ). Kelarutan gas-gasini di dalam air umpan
boiler menurun jika suhu naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada ruang
uap, tetapi sejumlah kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap
pada kantong-kantong atau dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi
pada logam-logam boiler. Karena itu penting untuk melakukan proses
deoksigenasi air boiler.
Jumlah rata-rata korosi atau serangan elektrokimia akan naik jika nilai pH
air

menurun. Selain itu air umpan boiler akan dikondisikan secara kimia

mencapai nilai pH yang relatif tinggi. Bentuk korosi yang tidak umum tetapi
berbahaya adalah bentuk korosi embrittlement atau keretakan inter kristalin pada
baja yang terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang
tidak sesuai. Caustic embrittlement atau keratakan inter kristalin pada baja yang
terjadi jika berada pada tekanan yang tinggi dan lingkungan kimia yang tidak
sesuai. Caustic embrittlement terjadi pada sambungan penyumbat dan meluas
pada ujung tabung dimana celah memungkinkan perkembangan suatu lingkungan
caustic yang terkonsentrasi. ( Diilon,C.P. 1989)

12

Hidrogen embrittlement adalah bentuk lain dari retakan interkristalin yang


terjadi pada tabung air boiler yang disebabkan tekanan tinggi dan kondisi
temperatur yang tertentu.
Untuk mengurangi terjadinya peristiwa korosi dapat dilakukan pencegahan
sebagai berikut :
1) Mengurangi gas-gas yang bersifat korosif
2) Mencegah terbentuknya kerak dan deposit dalam boiler
3) Mencegah korosi galvanis
4) Menggunakan zat yang dapat menghambat peristiwa korosif
5) Mengatur pH dan alkalinitas air boiler dan lain-lain
3.
Pembentukan deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air umpan boiler
yang disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi misalnya oksida besi, oksida
tembaga dan lain-lain. Peristiwa ini dapat juga disebabkan oleh kontaminsi uap
dari produk hasil proses produksi. Sumber deposit didala air seperti garam-garam
yang terlarutdan zat-zat yang tersuspensi didalam air umpan boiler. Pemanasan
dan dengan adanya zat tersuspensi dalam air pada boiler menyebabkan
mengendapnya sejumlah muatan

yang menurunkan daya kelarutan , jika

temperaturnya dinaikkan. Hal ini menjelaskan mengapa kerak dan

sludge

(lumpur) terbentuk. Kerak merupakan bentuk deposit-deposit yang tetap berada


pada permukaan boiler sedangkan sludge merupakan bentuk deposit-deposit yang
tidak menetap atau deposit lunak. ( Milton, J.H. 1990 )
Pada ketel bertekanan tinggi, silika muda mengendap dengan uap dan
dapat membentuk deposit yang menyulitkan pada daun turbin. Pencegahanpencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya peristiwa deposit
dapat dilakukan diantaranya :
1) Meminimalisasi masuknya mineral-mineral yang dapat menyebabkan
deposit seperti oksida besi, oksida tembaga dan lain lain
2) Mencegah korosi pada sistem kondensat dengan proses netralisasi
( mengatur pH 8,2 9,2 ) dapat juga dilakukan dengan mencegah
terjadinya kebocoran udara pada sistem kondensat.
3) Mencegah kontaminasi uap selanjutnya menggunakan bahan kimia
untuk mendispersikan mineral-mineral penyebab deposit.
Penanggulangan terjadinya deposit yang telah ada dapat dilakukan dengan
acid cleaning, online cleaning, dan mechanical cleaning.

13

4.

Kontaminasi Uap (steam carryover)


Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi dengan

konsentrasi yang tinggi, ada kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara
berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam carryover zat-zat padat dan
cairan pengotor kedalam uap.
Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar
bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater, turbin, dan lain-lain.
Kontaminasi-kontaminasi ini dapat diendapkan kembali pada sistem uap atau zatzat itu akanmengontaminasi proses atau material-material yang diperlukan steam.
( Naibaho, P.M. 1996 )
Steam carryover dapat dihindari dengan menahan zat-zat padat terlarut
pada air boiler dibawah tingkat tertentu melalui suatu analisa sistematis dan
kontrol pada pemberian zat-zat kimia dan blowdown.
Carryover karbon dioksida dapat mengembalikan uap dan asam-asam
terkondensasi.
2.9
1.

Perawatan dan Pemeliharaan


Perawatan.
Perawatan (Maintenance) adalah mencakup semua aktivitas yang berkaitan

dalam mempertahankan peralatan sistem agar tetap dapat bekerja.


2.

Pemeliharaan.
Menurut Lindley R. hinggis & R. keith modley. 2002, pemeliharaaan

adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar
peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya.
Pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam
kondisi yang dapat diterima oleh penggunanya .Tujuan utama fungsi pemeliharaan
adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan pengoperasian boiler dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana.
2) Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu
3) Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang diluar
batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan mengenai
investasi tersebut.

14

4) Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan


melaksanakan

kegiatan

maintenance

secara

efektif

dan

efisien

keseluruhannya.
2.10

Jenis Jenis Pemeliharaan


Pemeliharaan Boiler berdasarkan jenis-jenis pemeliharaan dapat dibagi

adalah sebagai berikut:


1.
Pemeliharaan Preventive.
Pekerjaan pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, atau cara pemeliharaan yang direncanakan untuk pencegahan
(preventive).
Pemeliharaan preventive dimaksudkan juga untuk mengefektifkan
pekerjaan inspeksi, perbaikan kecil dan penyetelan sehingga peralatan selama
beroperasi dapat terhindar dari kerusakan. Pemeliharaan preventive dilaksanakan
sejak awal sebalum terjadi kerusakan.
Pemeliharaan ini penting diterapkan pada industri industri yang proses
produksinya kontinyu atau memakai sistem otomatis .
2.

Pemeliharaan Corrective.
Pemeliharaan pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai standard yang diterima.


Pemeliharaan corrective termasuk dalam cara pemeliharaan yang direncanakan
untuk perbaikan.
Dalam pemaliharaan corrective ini dapat mengadakan peningkatanpeningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi
rancangan peralatan agar lebih baik. Menghilangkan masalah yang merugikan
untuk mencapai kondisi operasi yang lebih ekonomis.
3.

Pemeliharaan Predictive.
Pemeliharaan predictive ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya

perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan.
Biasanya pemeliharaan predictive dilakukan dengan bantuan pancaindera atau
dengan alat-alat monitor yang canggih.

15

Teknikteknik dan alat bantu yang dipakai dalam memonitor kondisi ini
adalah untuk efisiensi kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui dengan
cepat dan tepat. Pemeliharaan dengan sistem monitoring sangat penting dilakukan
untuk mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakukan pembongkaran total
untuk menganalisisnya.
4.

Pemeliharaan Breakdown.
Cara pemeliharaan yang direncanakan untuk memperbaiki kerusakan.

Pekerjaan pemeliharaan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan, dan untuk


memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga
kerjanya.
Beberapa peralatan yang beroperasi pada unit tersendiri atau terpisah dari
proses produksi, tidak akan langsung mempengaruhi seluruh proses produksi
apabila terjadi kerusakan. Untuk peralatan tersebut tidak perlu diadakan
pemeliharaan, karena biaya pemeliharaan lebih besar dari pada biaya
kerusakannya. Dalam kondisi khusus ini peralatan dibiarkan beroperasi sampai
terjadi kerusakan, sehingga waktu untuk produksi tidak berkurang.
Penerapan sistem pemeliharaan ini biasanya dilakukan pada mesinmesin
indusri yang ringan, apabila terjadi kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai