Anda di halaman 1dari 14

Tugas Besar Komputasi Numerik

(Komnum)
ANALISA PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI PADA FLUIDA DI
RUANG TERTUTUP 3D DENGAN MENGGUNAKAN CFDSOF

Oleh
Nama : Hilman Zikri Umar
NMP : 1206239693
Jurusan : Teknik Mesin 2012

Laboratorium Puskom FTUI


Universitas Indonesia
2014

ANALISA PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI PADA


FLUIDA DI RUANG TERTUTUP 3D DENGAN MENGGUNAKAN
CFDSOF
Abstrak
Sebagai sebuah energi, kalor dapat berpindah dari sistem kelingkungan mapupum dari
Perpindahan panas dapat berlangsung melalui tiga cara: konduksi, radiasi, serta secara
konveksi yang akan dibahas lebih dalam dalam karya Ilmiah ini. Perpindahan panas secara
konveksi alami (konveksi bebas) adalah perpindahan panas antara permukaan bidang dengan
fluida yang bergerak diatasnya, dimana gerakan fluida disebabkan langsung oleh gaya apung
(Bouyancy Forced) yang timbul akibat perubahan densitas dan pengaruh dari variasi
temperatur aliran. Perpindahan secara konveksi ini juga dapat terjadi dengan dipaksa dengan
cara menambahkan daya untuk membantun proses perpindahan kalor.
Salah-satu fenomena perpindahan panas konveksi alami terjadi pada saat
memanaskan air. Kalor akan mengalir dari temperature tinggi ke rendah yang akan
menyebabkan fluida (perantara) ikut bergerak dari temperatur tinggi ke rendah. Proses
perpindahan panas secara konveksi ini akan disimulasikan dalam ruang terturup (cavity) 3D
untuk dipahami gejala-gejalanya. Analisa dilakukan untuk aliran steadi, incompressible,
laminar dan tiga dimensi. Ruang tersebut berupa sebuah Ruangan dinding persegi panjang
dengan ukuran 5m X 4m X 3 m. Dinding bagian depan, atas, kanan, kiri dan bawah (bidang
arah I dan J) berada pada suhu ruangan 27oC (300K), serta dinding bagian belakang dengan
suhu yang lebih tinggi yaitu 57OC (350K). Koefisien perpindahan panas rata-rata dari rumah
akan dihitung dan dibandingkan dengan koefisien perpindahan panas yang terdapat pada
literature. Selain itu hasil perhitungan numeric akan menghasilkan data dalam bentuh vector
dan kontur yang akan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan akhir dari simulasi ini.

Kata Kunci : Konveksi, Heat Trasnsfer, Kalor, CFD

BAB 1 Latar Belakang


Kalor dan Fluida adalah objek menarik yang sering menjadi topik dan dipelajari
secara khusus didunia keteknikan. Baik kalor dan fluida sama-sama memiliki sifat-sifat
khusus tersendiri yang memiliki peranan dalam berbagai fenomena alam serta sering
dimanfaatkan dalam dunia Industri.
Salah satu fenomena alam yang sering kita temui dan sudah tidak asing ditelinga kita
adalah perpindahan panas (Heat Transfer). Perpindahan panas adalah gejala alam yang sangat
luas dan umum terjadi dilingkungan yang melibatkan panas (kalor) dan zat perantaranya
(dalam kasus ini menggunakan fluida). Perpindahan panas itu sendiri dapat terjadi dalam
beberapa cara, dimana kasus yang melibatkan perpindahan panas secara konveksi menjadi
inti permasalahan yang akan dipelajari lebih lanjut pada kesempatan ini.
Pemahaman akan Perpindahan kalor secara konveksi yang melibatkat perpindahan zat
perantaranya (fluida) akan dapat menjelaskan berbagai fenomena alam alami yang terjadi di
alam dan akan banyak membantu memudahkan para engineer, terutama dibidang Heat
Transfer dan Termodinamika. Dunia Industri pun banyak memanfaatkan fenomena ini dalam
berbagai sistem pemprosesan. Banyak proses industri membutuhkan supply kalor sebagai
input atau menghasilkan kalor untuk mencapai dan mempertahankan kondisi tertentu yang
diinginkan sewaktu proses berlangsung. Karena itulah simulasi untuk mempelajari dasardasar perpindahan kalor secara konveksi ini sangat penting dilakukan untuk memperkuat
pengetahuan di dunia Engineering.

BAB 2 Permasalahan
1. Apa yang dimaksut dengan perpindahan kalor secara konveksi?
2. Apa saja gejala-gejala alam yang melibatkan perpindahan kalor secara konveksi?
3. Bagaimama cara menggunakan software CFDSOF untuk mensimulasikan proses
konveksi pada pemanasan air diruang tertutup?
4. Apa pengaruh massa jenis dan volume fluida pada saat terjadi perpindahan panas
konveksi?
5. Bagaimana hasil distribusi tekanan, kecepatan dan arah aliran fluida, serta massa jenis
pada proses perpindahan panas konveksi?

BAB 3 Dasar Teori


Perpindahan kalor konveksi secara sederhana dapat diartikan sebagai perpindahan
kalor (panas) yang disertai dengan perpindahan zat perantara. Konveksi sebenarnya mirip

dengan konveksi, hanya saja perpindahan panas secara konveksi tidak disertai dengan
perpindahan zat perantaranya.
Contoh sederhana perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada saat memanaskan
air. Saat air dimasak maka air bagian bawah akan lebih dulu memanas karena adanya
tambahan kalor yang berasal dari alat pemanas, yang menyebabkan suhu air yang berada di
dekat wadah meningkat. Meningkatnya suhu air mengakibatkan air memuai dan volume air
bertambah. Karena volume air bertambah maka massa jenis air akan berkurang. Dengan kata
lain, air yang berada di bagian bawah (Temperature lebih tinggi) mempunyai volume lebih
besar dan massa jenisnya lebih kecil, sedangkan air yang berada di bagian atasnya
mempunyai volume lebih kecil dan massa jenisnya lebih besar. Adanya perbedaan massa
jenis ini akan mengakibatkan air yang berada dibagian atas akan bergerak ke bawah dan air
yang lebih panas dibawah akan bergeral keatas karena mempunyai massa jenis lebih kecil.
Fenomena ini akan terus terjadi seterusnya hingga keseluruhan air memiliki suhu yang sama.

Gambar 3.1. Pergerakan fluida akibat Perpindahan Kalor Konveksi pada pemanasan air

Gejala umum lain femomena konveksi terjadinya saat angin darat dan angin laut.
Fenomena alam ini juga melibatkan perpindahan kalor secara konveksi. Kalor jenis daratan
(kalor jenis benda padat) lebih kecil daripada kalor jenis air laut, karenanya daratan lebih
cepat panas ketika disinari matahari dan juga lebih cepat dingin ketika malam hari tiba.
Daratan yang lebih cepat panas, memanaskan udara yang berada di atas (kalor berpindah dari
daratan ke udara secara konduksi). Suhu udara yang mendapat tambahan kalor meningkat dan
udara memuai. Akibatnya massa jenis udara tersebut berkurang. Sebaliknya suhu air laut
lebih dingin sehingga udara yang berada di atas permukaan air laut juga lebih dingin,
dibandingkan udara yang berada di permukaan daratan. Udara di permukaan laut lebih dingin
sehingga massa jenisnya lebih besar. Adanya perbedaan massa jenis udara menyebabkan

udara yang berada di permukaan laut bergerak menuju daratan dan menekan udara di daratan
ke atas. Semakin jauh dari permukaan bumi, jumlah udara semakin berkurang karena gaya
gravitasi bumi semakin kecil. Karena jumlah udara semakin berkurang maka tekanan udara
juga semakin kecil. Udara panas di daratan yang bergerak ke atas mengalami pendinginan
karena semakin jauh dari permukaan bumi, tekanan udara semakin berkurang. Udara dingin
tersebut kemudian bergerak lagi ke bawah, tidak menuju permukaan daratan tetapi menuju
permukaan lautan yang mempunyai suhu yang lebih dingin. Proses ini terjadi secara terus
menerus sehingga timbul aliran udara dari laut menuju darat. Singkatnya, udara di dekat
permukaan laut bergerak ke daratan, udara di dekat permukaan daratan bergerak ke atas,
udara yang berada di atas bergerak ke permukaan laut.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan volume dan
massa jenis sangat berkaitan dengan gejala Konveksi. Dasar perhitungan konveksi sesuai
dengan Hukum Newton, yaitu sebagai berikut:

BAB 4 Permodelan dan Metodologi


Simulasi untuk analisis perpindahan panas pada ruang tertutup (cavity) yang
dimodelkan pada sebuah ruang tertutup seperti gambar dibawah dengan menggunakan
software CFDSOF. Analisa dilakukan untuk aliran steadi, incompressible, laminar dan tiga
dimensi. Ruang tersebut berupa sebuah Ruangan dinding persegi panjang dengan ukuran 5m
X 4m X 3 m. Pada bagian atap mengalir fluks panas I = 800 W/m 2. Dinding bagian depan,
atas, kanan, kiri dan bawah (bidang arah I dan J) berada pada suhu ruangan 27oC (300K),
serta dinding bagian belakang dengan suhu yang lebih tinggi yaitu 57OC (350K). Koefisien
perpindahan panas rata-rata dari rumah akan dibandingkan dengan koefisien perpindahan
panas yang terdapat pada literatur.

Gambar 4.1. Pergerakan udara pada peristiwa perpindahan konveksi dengan sumber panas
pada salah satu sudutnya

Gambar 4.2. Bidang Terturup 3D pada CFDSOF dengan dimensi 5x4x3 m

BAB 5 Simulasi dan Perhitungan


Setelah pembuatan model ruangan selesai, data berupa Densitas, Temperature,
Viskositas, Kecepatan Gravitasi dan lain-lain akan dimasukkan untuk menunjang proses
perhitungan secara numeric dengan menggunakan program CFDSOF ini. Proses Iterasi (1000
kali) berupa Plot untuk Tekanan, Kecepatan U, Kecepatan V, Kecepatan W, dan Entalphy
digambarkan dalam gambar dibawah ini.

Gambar 5.1. Grafik Residual Tekanan, Kecepatan U, Kecepatan V, Kecepatan W dan


Entalphy pada saat Iterasi
Grafik Residual diatas tidak dilakukan hingga mencapai konvergensi karena hingga
iterasi ke-320000kali belum menghasilkan hasil yang konvergen. Menurut saya, untuk dapat
mensimulasikan fenomena gaya bouyancy dengan sempurna dalam ruangan yang
diasumsikan tertutup, dibutuhkan perhitungan/iterasi yang banyak sekali.

BAB 6 Hasil dan Pembahasan


Berikut hasil iterasi dalam bentuk vector dan kontur simulasi perpindahan kalor
secara konveksi pada fluida di ruang tertutup 3d dengan menggunakan software CFDSOF.

5.1 Kecepatan aliran Fluida


Setelah melakukan perhitungan secara numerik,

Gambar 6.1. Kontur Besar Kecepatan Perpindahan Panas Konveksi


Dari gambar distribusi kecepatan diatas, jelas terlihat bahwa udara yang lebih panas
cenderung bergerak kedalam dan udara yang dingin bergerak menuju dinding. Ini
menunjukkan kalau udara panas memiliki densitas yang lebih kecil dibanding udara dingin,
dengan kata lain terdapat perbedaan densitas (density gradient) pada ruangan tersebut.

5.2 Total Temperature aliran Fluida

Gambar 6.2. Kontur Total Temperature Perpindahan Panas Konveksi

Dari gambar diatas terlihat perbedaan temperature pada dinding ruangan. Dalam
gambar tersebut juga terlihat penyebaran temperature keseluruh ruangan dimana bagian tepi
ruangan (sumber panas) memiliki suhu paling tinggi yang merata, terkecuali pada dinding
pada arah bidang K yang memang diberikan temperature lebih tinggi dari dinding lain.
Bagian dalam ruangan memiliki suhu paling rendah karena pada kondisi tersebut fluida
sedang mengalami kesetimbangan temperature.

5.3 Perubahan Tekanan

Gambar 6.3. Kontur dan Vektor Perubahan Tekanan Perpindahan Panas Secara Konveksi

Sama halnya dengan Temperature, Tekanan paling besar juga terdapat ditepi dinding
ruangan dan akan semakin berkurang secara perlahan menuju inti. Perbedaan Tekanan
tersebutlah yang menyebabkan fluida panas akan mengalir kedalam (inti) ruangan, sementara
fluida yang lebih dingin akan mengalir kearah tepi dinding, seperi yang diperlihatkan pada
arah gambar vector atau lebih jelasnya pada gambar 4.1 pada bab permodelan diatas.

5.4 Perubahan Massa Jenis

Gambar 6.4. Kontur Massa Jenis Perpindahan Kalor Konveksi

Adanya perbedaan densitas tersebut juga disebabkan karena adanya percepatan gravitasi,
udara panas cenderung lebih mudah untuk melayang ke atas dan udara dingin dengan
beratnya yang lebih besar akan cenderung untuk bergerak ke bawah. Udara dingin yang telah
berada di bawah akan mengalami pemanasan dari komputer dan ketika densitasnya turun
maka ia akan bergerak ke atas, sementara itu udara panas di atas yang telah dingin akan
bergerak turun, sehingga muncul pola sirkulasi seperti pada grafik. Fenomena seperti ini
disebut pergerakan fluida dalam konveksi natural akibat adanya gaya bouyancy.

Dari hasil yang didapatkan, dapat dianalisis bahwa ruangan tersebut mengalami heat
transfer yang dipengaruhi oleh kecepatan dan pergerakan fluida didalamnya. Simulasi ini
menunjukkan bahwa hukum gas ideal tidak diterapkan, sehingga perhitungan dapat diasumsi
menggunakan rumus van der wall dimana gas dipengaruhi oleh gaya antar atom dan koreksi
dimensi. Hasil temperatur tidak terlalu besar pengaruhnya, karena simulasi ini tidak
mengimputkan konduktivitas dari dinding yang lain dan elemen benda-benda didalam
ruangan. Perbedaan tekanan akibat temperature akan mempengaruhi kecepatan fluida dimana
fluida yang lebih panas (tekanan lebih tinggi) bergerak lebih cepat dari pada fluida dengan
suhu yang lebih rendah menuju pusat ruangan untuk mencapat kestabilan temperature.
Setelah itu temperatur akan mempengaruhi nilai masa jenis (buoyancy force) dan akan
mempengaruhi kecepatan masing-masing partikel. Loses dari kecepatan dipengaruhi oleh
friction antar lapisan yang dipengaruhi juga oleh viskositas.

BAB 7 Kesimpulan

Konveksi adalah perpindahan kalor yang terjadi antara permukaan bidang dengan
fluida yang bergerak diatasnya yang disertai dengan perpindahan perantara.

Gerakan fluida pada Konveksi disebabkan langsung oleh gaya apung (Bouyancy
Forced) yang timbul akibat perubahan densitas dan pengaruh dari variasi temperatur
aliran.

Fluida yang dipanaskan akan mengakibatkan fluida tersebut memuai sehingga


memiliki volume yang lebih besar dan massa jenis mengecil dari lingkungan sekitar.
Density yang lebih kecil ini mengakibatkan fluida tersebut bergerak keatas hingga
sehu semua system sama.

Daftar Pustaka
Luqman, Buchori, Perpindahan Panas (Heat Transfer), Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro, Semarang.
Mikheyev, M., Fundamentals of Heat Treatment, John Willey & Sons Inc., New York,
1986
Munson, Bruce R., Fundamentals of Fluid Mechanics 4th Edition, John Willey & Sons Inc.,
New York, 2002

Anda mungkin juga menyukai