PROJECT KIMIA
SAMUEL ARY SUSILO
XI IPA 1 / 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sekarang ini, kebanyakan orang sangat suka melakukan yang cepat
atau instant. Gaya hidup manusia yang sekarang serba terburu buru
membuat ingin melakukan segalanya dengan waktu yang singkat, terutama
makan. Saat ini, makanan cepat saji sudah sangat berkembang sangat
pesat, hal tersebut sejalan dengan berkembangnya rumah makan cepat saji
yang juga semakin banyak di lingkungan sekitar kita. Namun bukan hanya
itu, makanan cepat saji dalam bentuk kemasan juga banyak yang
berkembang, contohnya yang sudah sangat dikenal bahkan sudah menjadi
kegemaran banyak orang yaitu mie instan.
Sutrisno (2009) menjelaskan bahwa bahan utama dalam pembuatan
mie instant adalah tepung terigu. Tepung terigu berfungsi membentuk
struktur mie, sumber protein dan kabohidrat. Protein dalam tepung terigu
untuk pembuatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie
menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya.
Sedangkan dalam proses pembuatannya untuk bisa dimakan, mie instan
direbus dengan air pada suhu tertentu agar matang dan bisa di makan.
Dalam proses tersebut, terdapat laju reaksi yang dapat dihitung. Menurut
Purwanti, laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat
komponen reaksi setiap satuan waktu. Laju reaksi adalah cepat lambatnya
suatu reaksi berlangsung. Dalam kebanyakan reaksi, laju reaksi hanya
mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang timbul.,
jadi hanya raksi keseluruhan yang dapat diamati. Perubahan keseluruhan
yang terjadi kenyataannya dapat terdiri atas beberapa reaksi yang
berurutan, masing-masing reaksi merupakan suatu langkah reaksi
pembentukkan hasil-hasil akhir. Ada beberapa hal yang mempengaruhi
laju reaksi, antara lain, sifat perekasi, konsentrasi pereaksi, suhu dan
katalisator. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pengaruh yang
diberikan oleh suhu terhadap penyerapan air di mie. Suhu menunjukkan
1.2
Identifikasi Masalah
Apa saja kandungan dalam mie yang membuat air terserap?
Apakah suhu berpengaruh dalam penyerapan air pada mie?
Bagaimana perbandingan penyerapan air di mie pada suhu yang
berbeda?
1.3
Pembatasan Masalah
Dalam karya ilmiah ini, penulis hanya akan meneliti penyerapan air
pada mie dengan suhu yang berbeda serta menghitung laju reaksinya.
1.4
Rumusan Masalah
Dari hal-hal diatas, perumusan masalah yang akan dijadikan
penelitian oleh penulis adalah:
Bagaimana pengaruh yang disebabkan oleh suhu terhadap
penyerapan mie?
Bagaimana hasil perbandingan massa mie awal dengan massa
mie akhir ?
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bahwa suhu dapat mempengaruhi penyerapan air
pada mie.
2. Mengetahui perbandingan massa mie awal dengan massa mie
akhir.
1.6
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dibuat oleh peneliti, terdapat
manfaat penelitian yaitu sebagai berikut: memberikan informasi mengenai
Definisi Operasional
Untuk memperjelas batasan variabel
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Mie Instant
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
3.2
Alat :
1. Temperatur digital
2. Timbangan digital
3. Kompor
4. Teflon
5. Timer
6. Mangkok
Bahan :
1. Mie Instant (4)
Langkah Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3.3
Prinsip Kerja
Penyerapan atau absorpsi secara kimia dijelaskan bahwa suatu
fenomena fisik atau kimiawi atau suatu proses sewaktu atom, molekul,
atau ion memasuki fase limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas, cairan,
ataupun padatan. Salah satu yang mempengaruhi penyerapan air adalah
temperatur air tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut dapat ditarik
hipotesis awal bahwa penyerapan air pada mie instan dipengaruhi oleh
temperatur pada khususnya, dimana jika temperatur naik maka
penyerapannya pun semakin tinggi.
No
.
SUHU
Massa Akhir
40oC
63,52
106,16
42,64
60oC
64,58
112,96
48,38
80oC
59,2
108,5
49,5
100oC
63,61
135,9
72,29
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Grafik Penelitian
70
60
50
40
49.5
48.38
42.64
30
20
10
0
30
40
50
60
70
80
90
100
110
Suhu
V=
m
t
42,64
=0,23 gr /s
180
2. Sampel ke 2
V=
48,38
=0,26 gr /s
180
3. Sampel ke 3
V=
49,5
=0,28 gr / s
180
4. Sampel ke 4
V=
4.4
72,29
=0,4 gr / s
180
Pembahasan
Dalam perebusan mie instant terdapat proses yang disebut sebagai
gelatinisasi pati, karena pati merupakan komponen utama dalam tepung
yang adalah bahan pembuatan mie. Menurut Fardiaz, pengertian
gelatinisasi pati adalah menggambarkan pembengkakan dan proses
kekacauan yang terjadi dalam granula-granula pati karena dipanaskan
dengan adanya air.
Menurut winarno (1991), walaupun tidak larut dengan air, pati
akan menyerap air dan akan mengembang sampai pada pembengkakan
yang terbatas. Apabila suspensi pati dalam air dipanaskan, akan terjadi tiga
tahap pengembangan granula. Tahap pertama terjadi di dalam air dingin,
granula pati akan menyerap air sebanyak 20 %-25 % dari beratnya, tahap
ini bersifat rversibel.
Gelatinisasi pati gandum melalui 3 (tiga) tahap, yaitu:
1.
2.
Selanjutnya granula membengkak dngan cepat pada suhu 8090C, termasuk gangguan pada ikatan yang lebih kuat atau
kurang dapat menerima perubahan bentuk.
3.
penelitian ini ketika mie direbus dalam suhu 40oC perubahan massa
yang berubah massa awal dan massa akhirnya cukup banyak namun
perubahan fisiknya tidak terlalu signifikan karena mie instan masih
terbilang cukup kering sebab penyerapan airnya yang sedikit dan tidak
terjadinya gannguan pada ikatan.
Sedangkan pada suhu
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Dari penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa semakin
tinggi suhu yang diberikan dalam perebusan mie, hal tersebut akan
menyebabkan penyerapan yang semakin tinggi juga. Jika penyerapannya
semakin tinggi hal tersebut akan membuat kelajuan pada reaksi juga
semakin cepat. Dalam proses perebusan juga terdapat suhu maksimal agar
penyerapan yang terjadi tidak berlangsung secara berlebihan. Penyerapan
yang berlebihan terjadi karena granula atau kandungan granula pada pati
mengalami pembekakan dan menjadi pecah.
5.2
Saran
Saran dari peneliti untuk peneliti selanjutnya, agar peneliti
selanjutnya agar melakukan percobaan pada setiap sampel tidak dilakukan
hanya sekali, melainkan dua sampai tiga kali. Hal tersebut agar
mendapatkan hasil yang lebih valid lagi. Selain itu diusahakan agar
menggunakan mie yang massa awalnya sama agar mendapatkan
perbandingannya. Tidak hanya itu peneliti selanjutnya disarankan agar
menambahkan sampel dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://lordbroken.wordpress.com/2012/03/19/pembuatan-mie-instan-2/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-PengolahanMie-teori-dan-praktek.pdf
http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/pdf/prosiding/poster/PTP18_Bamban
ghar-Pengolahan_mie_patpi.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Purwanti%20Widhy
%20Hastuti,%20S.Pd.,%20M.Pd./Laju%20Reaksi%20(2).pdf
https://urip.files.wordpress.com/2010/08/10_laju_reaksi.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Absorpsi