Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan proses belajar budi pekerti / akhlak di sekolah mempersyaratkan adanya
dukungan dari institusi di luar sekolah. Dalam hal ini orang tua, lingkungan masyarakat
memberikan ruangan kondusif bagi proses penanaman dan pembentukan budi pekerti. Menurut
Robert Selman Pendidikan Budi Pekerti mengembangkan siswa untuk mengaktifkan
perasan,emosi yang dimiliki dan mampu mengekpresikan emosi diri sendiri,mampu
menyampaikan siapa dirinya dan
apa yang menjadi cita-cita hidupnya. Tiga unsur penting dalam pendidikan yaitu: (1) Pendidikan
merupakan upaya pengembangan kemampuan pribadi dan prilaku, (2) Pendidikan merupakan
proses sosial untuk yang ditujukan bagi penguasaan ketrampilan sosial dan perkembangan diri
melalui wahana yang terselesai dan terkontrol, (3) Pendidikan merupakan disiplin ilmu yang
memusatkan pada proses perubahan pribadi atau paling tepat pembentukan watak manusia.
Kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan saat ini tetap menempatkan
pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain dalam
pembelajaran. Mengintegrasikan suatu muatan pembelajaran ternyata bukan pekerjaan mudah
bagi sebagian besar guru. Karenanya, diperlukan strategi tertentu agar pembelajaran pendidikan
budi pekerti berjalan efektif. Secara konsepsional, pendidikan budi pekerti merupakan usaha
sadar menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur dalam
segenap peranannya sekarang dan masa yang akan datang. Di samping itu, pendidikan budi
pekerti merupakan upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan
perbaikan perilaku peserta didik agar mereka mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas
hidupnya secara selaras, serasi, dan seimbang.
Secara operasional, pendidikan budi pekerti merupakan upaya membekali peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangannya
sebagai bekal bagi masa depannya. Tujuannya agar mereka memiliki hati nurani yang bersih,
berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan
terhadap sesama makhluk.

Dikhawatirkan, dengan pengintegrasian yang tidak tepat, pendidikan budi pekerti dalam
pembelajaran akan mengalami pendangkalan makna, setidaknya pendangkalan konsep. Bisa jadi
pembelajaran budi pekerti menjadi tidak lebih sekadar pendidikan etika atau sopan santun.
Padahal, sesungguhnya etika atau sopan santun hanyalah bagian dari pendidikan budi
pekerti. Dewasa ini, masyarakat sering menggunakan istilah etiket atau etika, yang diartikan
sama dengan tata krama, unggah-ungguh, dan subasita. Ketiga istilah ini selalu dihubungkan
dengan sikap dan perilaku sopan santun. Dalam konteks ini, etika dihubungkan dengan norma
sopan santun, tata cara berperilaku, tata pergaulan, dan perilaku yang baik. Pengintegrasian
pendidikan budi pekerti dalam pembelajaran perlu diperjelas wujudnya. Di antaranya, hendaknya
implementasi pendidikan budi pekerti bukan hanya pada ranah kognitif saja, melainkan harus
berdampak positif terhadap ranah afektif dan psikomotorik yang berupa sikap dan perilaku
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pendidikan budi Pekerti ?
2. Apa Visi dan Misi dari Pendidikan Budi Pekerti ?
3. Apa Tujuan dari Belajar Budi Pekerti ?
4. Apa Fungsi dari Pendidikan Budi Pekerti ?
5. Bagaimana Sifat-sifat Pendidikan Budi Peketi ?
C. Tujuan
1. Supaya kita dapat mengerti dan mengetahui Apa itu Pendidikan Budi Pekerti
2. Agar kita dapat mengetahui Visi dan Misi dari pendidikan Budi Pekerti
3. Supaya kita dapat mengetahui tujuan dari belajar Budi Pekerti
4. Agar kita dapat mengetahui Fungsi dari pedidikan Budi pekerti
5. Supaya kita dapat mengetahui sifat-sifat Budi Pekerti.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budi Pekerti
Secara etimologi budi pekerti terdiri dari dua unsur kata, yaitu budi dan pekerti. Budi dalam
bahasa sangsekerta berarti kesadaran, budi, pengertian, pikiran dan kecerdasan. Kata pekerti
berarti aktualisasi, penampilan, pelaksanaan atau perilaku. Dengan demikian budi pekerti berarti
kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam berprilaku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai tingkah
laku, perangai, akhlak dan watak. Budi pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan akhlak, dalam
kosa kata latin dikenal dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris disebtu ethics.
Senada dengan itu Balitbang Dikbud (1995) menjelaskan bahwa budi pekerti secara
konsepsional adalah budi

yang dipekertikan (dioperasionalkan, diaktualisasikan atau

dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan pribadi, sekolah, masyarakat,


bangsa dan negara.
Pengertian pendidikan budi pekerti menurut Haidar (2004) adalah usaha sadar yang
dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap
dan prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul karimah)
dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia
maupun dengan alam/lingkungan.
Pengertian pendidikan budi pekerti menurut draft kurikulum berbasis komptensi (2001)
dapat ditinjau secara konsepsional dan operasianal.
a. Penertian pendidikan budi pekerti secara konsepsional.
Pendidikan budi pekerti secara konsepsioonal mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Usaha sadar untuk menyiapkan perserta didik menjadi mansia seutuhnya yang berbudi pekerti
luhur dalam segenap peranannya,sekarang dan masa yang akan datang.
2. Upaya pembentukan,pengembangan,peningkatan,pemeliharaan dan perilaku peserta didik agar
mereka mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras,serasi,seimbang (
lahir batin,material spiritual,dan individu sosial).
3. Upaya pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhnya yang berbudi
pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan,pembiasaan pengajaran dan latihan serta keteladanan.

b. Pengertian budi pekerti secara operasional


Pendidikan budi pekerti secara operasional adalah upaya untuk membekali peserta didik melalui
bimbingan,pengajaran,dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal
masa depannya, agar memiliki hati nurani yang bersi, berperingai baik,serta menjaga kesusilaan
dalam

melaksanakan

demikian,terbentuklah

kewajiban
pribadi

terhadap

seutuhnya

Tuhan
yang

dan

tercermin

sesama

mahluk.

Dengan

pada

perilaku

berupa

ucapan,perbuatan,sikap,pikiran,perasaan,kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta


norma dan moral luhur bangsa.
Budi pekerti secara operasional merupakan suatu prilaku positif yang dilakukan melalui
kebiasaan. Artinya seseorang diajarkan sesuatu yang baik mulai dari masa kecil sampai dewasa
melalui latihan-latihan, misalnya cara berpakaian, cara berbicara, cara menyapa dan
menghormati orang lain, cara bersikap menghadapi tamu, cara makan dan minum, cara masuk
dan keluar rumah dan sebagainya.
Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan dengan tata krama yang berisikan kebiasaan
sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia. Tata krama terdiri atas
kata tata dan krama. Tata berarti adat, norma, aturan. Krama sopan santun, kelakukan, tindakan
perbuatan. Dengan demikian tata krama berarti adat sopan santun menjadi bagian dari kehidupan
manusia.
Dalam menerapkan nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan sering terjadi benturan-benturan
nilai dan norma-norma yang kita rasakan. Apa yang dahulu kita anggap benar mungkin sekarang
sudah menjadi salah. Apa yang dulu kita anggap tabu dibicarakan sekarang sudah menjadi suatu
yang lumrah. Misalnya berbicara masalah seks, hubungan pacaran, masalah politik, masalah hak
azazi manusia, dan sebagainya.
B. Visi dan Misi Pendidikan Budi Pekerti
Menurut buku pedoman umum dan nilai budi pekerti untuk pendidikan dasar dan menengah
(2000),diterakan bahwa :
1.

Visi
Visi pendidikan budi pekerti dalam konteks ini adalah kemampuan untuk memandang

arah pendidikan budi pekerti ke depan dengan berbijak pada permasalahan saat ini untuk disusun
perencanaan secara bijak dan mewujudkan proses pengembangan budi pekerti siswa yang terarah

kepada kemampuan berpikir rasional, memiliki kesadaran moral, berani mengambil keputusan
dan bertanggungjawab atas perilakunya berdasarkan hak dan kewajiban warga Negara yang pada
gilirannya mampu bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Visi pendidikan budi pekerti adalah mewujudkan pendidikan budi pekerti sebagai bentuk
pendidikan nilai, moral,etika yang berfungsi menumbuh kembangkan individu warga Negara
Indonesia yang berakhlak mulia dalam pikir, sikap dan perbuatannya sehari-hari, yang secara
kurikuler benar-benar menjiwai dan memaknai semua mata pelajaran yang relevan serta system
social cultural dunia pendidikan sehingga dari dalam diri setiap lulusan setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan terpancar akhlak mulia.
Visi budi pekerti demikian menghendaki agar terbentuk manusia yang berkualitas dan
berakhlakmanusia semacam milah yang akan terbentuk melalui semaian nilai-nila budi pekerti
yang dihayati dalam hidup sehari-hari.hal ini berati bahwa setiap mata pelajaran ataupun bidang
lain yang mampu disisipi (diintegrasikan) budi pekerti perlu segera memasukkan. Termasuk
didalamnya bidang sastra,budaya,sosial,polotik,dll yang akan membentuk karakter manusia.Dari
visi tersebut selanjutnya muncul Misi pendidikan budi pekerti.
2.

Misi

Adapun misi adalah harapan pendidikan budi pekerti untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih
lanjut misi pendidikan budi pekerti adalah sebagai berikut :
a)

Mengoptimalkan subtansi praktis mata pelajaran yang relevan untuk menyemaikan atau
menanamkan budi pekerti. Dalam kaitan ini tidak hanya
pelajaran agama dan PPKN yang patut menjadi ladang budi pekerti melaikan juga bidang
bahasa,satra budaya,antropologi dan sebagainya.

b)

Mewujudkan interaksi yang kondusif yang mencerminkan akhlak atau moral


luhur.

c)

Membantu siswa memahami kecenderungan masyarakat yang terbuka dalam


Era globalisasi,tuntutan kualitas dalam segala bidang, dan kehidupan yang
demokratis dengan tetap berdasarkan norma budi pekerti warga Negara Indonesia

d)

Membantu siswa memahami disiplin ilmu yang berperan mengembangkan


Budi pekerti diperoleh wawasan keilmuan yang berguna untuk mengembangkan
hak dan kewajibannya sebagai warga Negara

penggunaan

e)

Membantu siswa memahami arti demokrasi dengan cara belajar dalam


Suasana Demokratis sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang lebih
demokratis.
Dari visi dan misi tersebut muncul tujuan utama pendidikan budi pekerti.
C. Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
Tujuan pendidikan budi pekerti berdasarkan kerangka pemikiran para ahli yaitu sebagai
berikut :
a.

Siswa memahami nilai - nilai budi pekertidi lingkungan keluarga, lokal, nasional, dan
internasional melalui adat istiadat, hukum, undang - undang dan tatanan antar bangsa.

b.

Siswa mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisiten dalam mengambil
keputusan budi pekerti di tengah - tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat saat ini.

c.

Siswa mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi
pengambilan keputusan yang baik setelah melakukan pertimbangan sesuai dengan norma
pendidikan budi pekerti .

d.

Siswa mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan
kesadaran dan pola perilaku yang bergunadan bertanggung jawab batas tindakannya.
Secara

umum

bertujuan untuk

memfasilitasi

siswa agar mampu

menggunakan

pengetahuan,mengkaji dan mempersonalisasikan nilai, mengembangkan keterampilan sosial


yang memungkinkan tumbuh dan berkembang, berakhlak mulia dalam diri manusia serta
mewujudkannya dalam perilaku sehari - hari, dalam berbagai konteks sosial - budaya yang
berbhinneka sepanjang hayat.
Pendidikan Budi Pekerti bertujuan untuk :
1) Membina kepribadian peserta didik berdasarkan nilai, norma, dan moral luhur bangsa Indonesia
yang tercermin dalam dimensi keagamaan, kesusilaan, dan kemandirian.
2) Membiasakan peserta didik untuk berpola pikir, bersikap, berkata, dan bertindak
yang mencerminkan nilai, norma, dan moral luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam
dimensi keagamaan, kesusilaan, kemandirian
3) Menciptakan suasana sekolah yang kondusip untuk berlangsungnya pembentukan budi pekerti
yang luhur.

Pendidikan budi pekerti mempunyai sasaran kepribadian siswa , khususnya unsur


karakter atau watak yang mengandun hati nurani (conscience) sebagai kesadaran diri
(consciousness) untuk berbuat kebajikan (virtue).
D. Fungsi
Menurut cahyoto tahun (2001:13) kegunaan pendidikan budi pekerti antara lain sebagai
berikut.
a. Siswa memahami susunan pendidikan budi pekerti dalam lingkup etika bagi pengembangan
dirinya dalam bidang ilmu pengetahuan.
b. Siswa memiliki landasan budi pekerti luhur bagi pola perilaku sehari-hari yang didasari hak dan
kewajiban sebagai warga negara.
c.

Siswa dapat mencari dan memperoleh informasi tentang budi pekerti,mengolahnya dan
mengambil keputusan dalam menghadapi masalah nyata dimasyarakat.

d. Siswa dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain untuk mengembangkan nilai
moral.

Sementara itu ,Menurut Draf Kurikulum Berbasis Kompetensi (2001) fungsi pendidikan budi
pekerti bagi peserta didik ialah sebagai berikut :
a) Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik peserta didik yang telah tertanam
dalam lingkungankeluarga dan masyarakat.
b) Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat tertentu agar dapat
berkembang dan bermanfaat secara optmal sesuai dengan budaya bangsa.
c) Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta
didik.
d) Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai dengan ajaran
agama dan budaya bangsa.
e) Pembersih, yaitu untuk memebersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong,
iri, dengki, egois dan ria.
f) Penyaringan (filter),yaitu untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang
tidak sesuai dengan nilai budi pekerti.

E. Sifat-sifat Budi Pekerti


Sifat-sifat budi pekerti sebagi unsur sifat kepribadian dapat dililihat pada perilakun
seseorang sebagai perwujudannya. Menurut Cahyoto (2002:19 -20) dari hasil pengamatan
terhadap perilaku yang berbudi luhur,dapat dikemukakan adanya sifat-sifat budi pekerti,antara
lain sebagai berikut :
1. Budi Pekerti seseorang cenderung untuk mengutamakan kebajikan sesuai dengan hati nuraninya.
2. Budi Pekerti mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia
( Perkembangan Budi Pekerti cukup lambat).
3. Budi Pekerti yang cenderung mewujudkan bersatunya pikiran dan ucapan dalam kehidupan
sehari-hari dalam arti terdapat kesejajaran antara pikiran,ucapan,dan perilaku.
4. Budi Pekerti akan menampilkan diri berdasarkan dorongan dan kehendak untuk berbuat sesuatu
berguna dengan tujuan memenuhi kepentingan diri sendiri dan orang lain berdasarkan
pertimbangan moral.
5. Budi Pekerti tidak dapat diajarkan langsung kepada orang atau siswa karena kedudukanya
sebagai dampak pengiring bagi mata pelajaran lainya .
6. Pembelajaran Budi Pekerti disekolah lebih merupakan latihan bagi siswa untuk meningkatkan
kualitas Budi Pekertinya sehingga terbiasa dan mampu menghadapi masalah moral dimasyarakat
pada masa dewasa nanti.
Dalam praktiknya,sifat-sifat perilaku yang berbudi pekerti luhur memerlukan observasi atau
pengamatan terhadap perilaku seseorang dalam waktu yang lama dan terus-menerus ,karena sifat
sifat budi pekerti tidak dapat ditebak dalam waktu yang singkat.
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi peserta didik bahkan pendidik
sekalipun yang terkesan jauh dari karakter subyek pendidikan. Salah satu hal yang dapat dilihat
adalah merosotnya akhlak peserta didik dan juga pendidik dalam kehidupan sehari-hari, yang
jika kita amati bersama cukup menyimpang dari nilai-nilai kemanusiaan bahkan nilai-nilai sosial.
Oleh Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang
Konsep Pendidikan Budi Pekerti menurut Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya dengan
Pendidikan Akhlak dalam Islam. Analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif analitis
dengan menggunakan pendekatan penanaman nilai (inculcation approach). Hasil penelitian
menunjukkan: 1). Pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pengajaran dan bukan konsep yang

bersifat teoritis sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya, dan bukan pula
pengajaran budi pekerti dalam arti mengajar teori tentang baik buruk, benar salah, dan
seterusnya. 2). Tujuan dari pendidikan budi pekerti Ki Hadjar Dewantara adalah untuk
memanusiakan manusia dan untuk mengembangkan pribadi yang lebih manusiawi serta untuk
mengembangkan potensi yang tersimpan dalam diri manusia. 3). Relevansi Pendidikan Budi
Pekerti dengan Pendidikan Akhlak dalam Islam. Pendidikan budi pekerti yang diusung oleh Ki
Hadjar Dewantara sejatinya relevan dengan pendidikan akhlak dalam Islam. Hal ini dapat dilihat
dari berbagai aspek yang terdapat dalam pendidikan budi pekerti yang juga sejalan dan saling
terkait dengan aspek-aspek yang terdapat dalam pendidikan akhlak dalam Islam.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budi pekerti secara operasional merupakan suatu prilaku positif yang dilakukan melalui
kebiasaan. Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan dengan tata krama yang berisikan
kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia. Dalam
menerapkan nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan sering terjadi benturan-benturan nilai dan
norma-norma yang kita rasakan oleh karena itu, pendidikan budi pekerti dalam pelaksanaanya
dilandasi oleh Visi dan Misi yang bertujuan untuk mencapai pembelajaran Pendidikan Budi
Pekerti yang lebih baik guna meluruskan benturan-benturan yang terjadi antara nilai dan norma
dalam kehidupan.
B. Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini,tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Kami penulis berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai