BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam rangka
membantu konseli menghadapi masalahnya adalah dengan memberikan pelayanan
konseling kelompok. Menurut Prayitno (1997) layanan bimbingan kelompok dan
konseling kelompok merupakan dua jenis layanan kegiatan yang saling
keterkaitannya sangat besar. Keduanya mempergunakan dinamika kelompok
sebagai media kegaitannya. Lebih jauh Sukardi dan Kusmawati (2008)
mengungkapkan bahwa masalah yang dapat dibahas meliputi berbagai masalah
dalam segenap bimbingan (yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan
karir).
Layanan Konseling kelompok yang memungkinkan beberapa orang secara bersamasama melangsungkan proses kegiatan menjadikannya lebih efisien dalam hal
penggunaan waktu. Hal ini tentu menguntungkan banyak pihak, mulai dari konselor
itu sendiri dan konselinya. Manfaat lain dari BK kelompok ini adalah menjadi luasnya
perspektif siswa yang mengalami masalah karena mendapatkan banyak masukan
dari anggota kelompoknya.
Untuk mendapatkan proses yang maksimal dalam pelaksanaan konseling kelompok,
maka dibutuhkan perencanaan program layanan yang matang. Tidak hanya itu
langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pelaksanaan bimbingan
konseling kelompok pun hendaknya telah dipersiapkan dengan matang oleh
konselor, bahkan hingga proses evaluasi dan tindak lanjut sekalipun.
BAB II
PEMBAHASAN
KEGIATAN EVALUASI DAN TINDAK LANJUT SETELAH PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING KELOMPOK
A.
EVALUASI
Pada Kesempatan kali ini, penulis akan mencoba mengevaluasi hasil kerja kelompok
kami tentang pembuatan video konseling dengan memaparkan evaluasi yang
mencakup 2 aspek penilaian, yakni; Personal dan Program.
2. Ability Potential
Dalam suatu ability potential response, konselor menampilkan dan menunjukkan
potensi konseli pada saat itu untuk dapat memasuki suatu aktivitas tertentu. Suatu
ability potential response merupakan suatu respon yang penuh support dari
konselor, dimana konselor dapat secara verbal mengakui potensi atau kapabilitas
konseli untuk melakukan sesuatu. Teknik ini bertujuan :
a) Untuk mendorong konseli yang ingin melakukan sesuatu namun kurang
mempunyai inisiatif, dorongan atau kepercayaan diri untuk memulainya,
b) Dapat mengembangkan kesadaran konseli akan kekuatan-kekuatan yang dimiliki
atau kualitas positif yang dimiliki.
3. Teknik Probing
Teknik Probing seringkali digunakan dimana saja. Kepada konseli diajukan
pertanyaan-pertanyaan pengarahan sehingga diperoleh jawaban yang diinginkan.
Teknik ini dapat juga digunakan sebagai teknik pendahuluan untuk menstimulasi
minat anggota terhadap materi yang ingin disajikan oleh konselor. Dalam
mengajukan pertanyaan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika konselor
ingin mengarahkan konseli memperoleh jawaban khusus yang tepat. Konselor
membuat suatu keadaan dan membawa opini konseli kedalam suatu keadaan yang
mengarah kepada jawaban atas pertanyaan, sampai diperoleh jawaban selektif
Suatu probe merupakan pertanyaan yang dimulai dengan Apa, bagaimana, siapa,
bilamana atau dimana. Pertanyaan hendaknya bersifat terbuka. Melalui probe,
dapat diperoleh lebih banyak informasi. Adapun tujuannya adalah :
a) Untuk memulai suatu interview, misal apa yang akan dibicarakan hari ini?;
b) Untuk mendorong konseli agar dapat mengekspresikan lebih banyak keterangan,
misal apa lagi yang dapat anda beritahukan kepada saya mengenai hal ini?.;
c) Menanyakan apa yang dirasakan oleh konseli, misal bagaimana perasaan anda
ketika membicarakan hal ini?.
d) Untuk dapat memperoleh gambaran mengenai tingkah laku tertentu sehingga
konselor dapat memahami lebih baik kondisikondisi yang turut berperan dalam
masalah yang dialami oleh konseli, misal dimana anda berada pada saat itu?,
siapa saja yang terlibat dalam hal ini? apa yang anda lakukan dalam situasi itu ?.
4. Teknik Diskusi
5. Teknik Interpretasi
Digunakan oleh konselor yang ingin membawa atau menyampaikan ide kepada
kelompok. Mungkin sekali interpretasi itu tidak tepat, namun dapat diarahkan untuk
menstimulasi diskusi lebih lanjut dan mendorong/menguatkan kemampuan
individual untuk boleh tidak sepakat dengan konselor. Interpretasi merupakan suatu
teknik menyampaikan arti dari pesan yang disampaikan oleh konseli. Dalam
membuat interpretasi, konselor akan membuka suatu pandangan baru atau
penjelasan mengenai sikap dan tingkah laku interpretasi seperti mengajukan
pertanyaan mengenai hipotesa mengenai hubungan atau mengenai arti suatu
tingkah laku yang harus dipikirkan oleh konseli. Tujuannya :
a) Untuk mengidentifikasi hubungan antara pernyataan dan tingkah laku konseli
yang eksplisit maupun implisit.
b) Membantu konseli memeriksa kembali tingkah laku mereka. Dalam interpretasi,
konselor harus menaruh perhatian kepada anggota yang lain terutama anggota
yang pasif atau yang datang dengan latar belakang keluarga yang tidak
mengizinkan seorang anak tidak setuju dengan pendapat orang tua. Ini akan
menempatkan konseli pada posisi yang sulit. Interpretasi sebaiknya tepat, bilamana
keliru konselor harus tahu letak kekeliruannya kemudian meralatnya.
B.1.3. Metode
Metode yang kami gunakan dalam praktik konseling kelompok adalah
mempersiapkan sebagai berikut :
A. Kegiatan Prakonseling Kelompok
Kegiatan pra konseling kelompok dilakukan dalam rangka merancang sebuah
kegiatan kelompok yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konseli. Langkah
awal yang dapat dilakukan pada kegiatan pra konseling kelompok adalah
melakukan studi kelayakan. Fenti Hikmawati (2010) mengungkapkan bahwa studi
kelayakan ini mengacu pada semua refleksi tentang alasan mengapa diperlukan
suatu program dan kebutuhan siswa apa yang dapat dipenuhi melalui program itu,
sekaligus ditentukan garis-garis kebijakan umum yang diambil di institusi
pendidikan.
kekurangan pada tahapan proses konseling kelompok yang telah di lakukan dapat
diperbaiki agar dapat diminimalisir pada kegiatan selanjutya.
4.
5.
Membantu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya
6.
Membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima atau
menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah,
sekolah maupun masyarakat.
7.
Membantu untuk mencari dan menggali informasi tentang karir, dunia kerja
dan prospek masa depan siswa.
B.
Bidang Bimbingan
C.
Jenis Layanan
D.
Fungsi Layanan
E. Tujuan Layanan
: agar siswa mampu menenemukan
penyebab masalah kenapa sering datang terlambat dan mencari pemecahan
masalah.
F.
Sasaran Layanan
G.
Uraian Kegiatan
Alokasi Waktu
Kegiatan
10
Menit
Berdoa
Menyapa dan menanyakan kabar.
Membangkitkan perhatian siswa
30 Menit
Konselor mengawali konseling dengan mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
Mendengarkan pengungkapan maslah-masalah siswa secara bergiliran.
Konselor menerima perasaan positif ataupun negative yang di ungkapkan klien.
Konselor mengaktifkan forum diskusi untuk memecahkan satu permasalahan
yang sudah disepakati.
Konselor Memimpin jalannya diskusi
Mempersilahkan atau memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
(tanya jawab/ Sharing)
Menjawab apa yang ditanyakan.
5 Menit
Konselor memberi kesimpulan
Mengakhiri konseling.
H.
Metode
I.
Tempat Penyelenggaraan
J.
Waktu, Tanggal
K.
Penyelenggara Layanan
L.
N.
O.
P.
Catatan Khusus
:-
Mengetahui,
Dosen Pengampu,
Perencana Layanan,
Supardiyo
B.2.3. Perencanaan
Matriks Perencanaan Penilaian Layanan BK Per-Komponen
a.
Evaluasi input
No
Unsur unsur yang dinilai
Kriteria harus terlaksana
1
Pembentukan kelompok
2
Penyusunan jadwal kegiatan
3
Penetapan fasilitas layanan
4
Penyiapan kelengkapan administrasi dalam pelaksanann konseling kelompok
b.
No
Evaluasi proses
2
Pengkoordiniran kegiatan layanan Kkp
3
Penyelenggaraan layanan konseling kelompok melalui tahap pelaksanaan
(pembentukan, peralihan, kegiatan, pengakhiran)
4
Minat dan respon serta keaktifan anggota kelompok selama pelaksanaan layanan
konseling kelompok berlangsung
c.
Evaluasi produk
No
Unsur unsur yang dinilai
Kriteria harus terlaksana
1
Pengukuran dan pengintepretasikan capaian
2
Penyediaan informasi lanjutan
Tahap terakhir yang dilalui pada inti kegiatan kelompok adalah tahap pengakhiran.
Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya
dipusatkan pada pembahasan dan penjelasan tentang apakah para anggota
kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana
kelompok), pada kehidupan nyata sehari-hari (Sitti Hartinah, 2009).
Tugas utama dari konselor, selaku pemimpin kelompok, adalah memberikan
penguatan-penguatan kembali atau merefleksikan kembali hal-hal positif yang telah
dipelajari oleh para anggota kelompok dalam kegiatan kelompok. Hal yang tidak
kalah penting dilakukan adalah membicarakan follow Up atau tindak lanjut yang
akan dilakukan setelah ini.
C.
Video Praktik Konseling Kelompok yang kami buat pada tanggal 03 Januari 2013
bertempat di Gedung E 2.6 Kampus Universitas Muhammadiyah Metro. Video yang
berdurasi 22 menit ini mengangkat tema tugas konseling Sering Datang
Terlambat Sekolah. Beranggotakan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Tingkat semester 5 kelas B, Yakni Bp. Supardiyo sebagai Konselor
Sekolah, Andesi Wulandari, Dewi Syahputri, Devy Nuraisya, Fera, Retno Rahmawati,
Septazema Suciana, Siti Marfuah, dan Yuli Astuti berperan sebagai siswa.
Dalam video ini di ceritakan ke-8 siswa pak Supardiyo di undang ke ruang BK karena
memiliki ciri masalah yang sama, yaitu sering terlambat datang ke sekolah. Sengaja
Bp. Supardiyo memanggil siswanya untuk diberikan layanan Konseling Kelompok.
Dalam proses praktik konseling kelompok yang kami lakukan, secara umum
menurut penulis sudah sesuai dengan standar operasional prosedur dalam
melakukan konseling kelompok. Namun, masih perlu perbaikan- perbaikan demi
terlaksananya layanan konseling kelompok yang sebenarnya.
Yang penulis soroti dalam kelemahan video praktik konseling ini adalah pemimpin
kelompok, dalam hal ini adalah konselor. Dalam konseling kelompok Seharusnya
seorang konselor hanya memfasilitasi siswa saja, atau hanya sebagai mediator dan
menyimpulkan hasil konseling kelompok yang dilakukan pada akhir kegiatan, serta
memberikan tindak lanjut layanan. Tetapi pada kenyataannya dalam video yang
kami buat ini, konselor terlalu banyak cakap. Hal ini mengakibatkan ada siswa yang
kurang aktif ( tidak banyak bicara) dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok.
Hanya siswa-siswa tertentu saja yang tampil aktif didalam konseling kelompok
tersebut. Seharusnya, setiap siswa itu diberikan kesempatan untuk berbicara
menyampaikan pendapat ataupun smbangsih ide kepada temannya yang
mempunyai masalah dan diselesaikan dalam konseling kelompok. Selain itu, dalam
video ini konselor membahas lebih dari satu masalah yang dialami siswa-siswanya.
Seharusnya dalam konseling kelompok hanya satu masalah saja yang diselesaikan.
Disamping itu, kemampuan konselor dalam memimpin konseling kelompok perlu
ditingkatkan lagi. Khususnya dalam keterampilan konseling. Terlihat konselor kurang
luwes dalam memimpin jalannya konseling kelompok, sistematika susunan tahapantahapan masih terlihat berantakan dan belum sistematis. Ini menjadi pelajaran
untuk kami, untuk kedepannya semoga kami bisa lebih baik lagi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam rangka
membantu konseli menghadapi masalahnya adalah dengan memberikan pelayanan
konseling kelompok. Untuk mengetahui keberhasilan tujuan berbagai layanan yang
digunakan perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi adalah cara yang ditempuh oleh
pembimbing untuk membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tujuan
pelayanan Bimbingan dan Konseling. Dengan demikian dapat dilihat tingkat
ketercapaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:P8JGemQ1QVQJ:images.rikania09.multiply.multiplycontent.com/attachmen
t/0/SUdfiwoKCF8AADuyo-81/Rika%2520Eva.doc?nmid
%3D148657139+pengertian+evaluasi&hl=id&gl=id Diunduh 10 maret 2011.
http://li2kmaryanto.blogspot.com/2012/06/produk-perencanaan-penilaianlayanan.html
2013 (10)
Desember (10)
BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK Kegiatan Evaluasi...
DASAR, APLIKASI DAN PERMASALAHAN PENGAWAS DALAM P...
PEKA DAN EMPATI TERHADAP KONSELI
PEKA DAN EMPATI TERHADAP KONSELI
PEKA DAN EMPATI TERHADAP KONSELI
PEKA DAN EMPATI TERHADAP KONSELI
PEKA DAN EMPATI TERHADAP KONSELI
PEKA DAN EMPATI TERHADAP KONSELI
pengertian bimbingan dan konseling dan jenis-jenis...
Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Mengenai Saya
Foto Saya
Devi Nur Aisya