Anda di halaman 1dari 11

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.

doc

III - 1

BAB 3

KONSEP PERENCANAAN
STRATEGI PERANCANGAN DAN GAGASAN AWAL
3.1 Perumusan Masalah
Perumusan Masalah pada tahap awal seluruh proses perancangan merupakan hal
yang sangat penting sebagai dasar bagi penentuan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai pada setiap tahap proses perancangan. Perumusan masalah yang tepat akan
sangat mendukung kelancaran dan kualitas proses utama perancangannya. Secara
garis besar perumusan masalah dibedakan atas :
a.
Masalah Makro, yaitu masalah yang berkaitan dengan perencanaan RSUD
Praya secara keseluruhan.
b.
Masalah Mikro, adalah yang berkaitan dengan :
- program ruang
- persyaratan ruang dan bangunan (teknis fungsional dan environment)
- penampilan bangunan
- perencanaan tapak (landscaping)
- utilitas (makro dan mikro)
- peralatan.

3.1.2.

Koleksi Data
Pelaksanaan koleksi data menurut penggunaan atau proses pengolahannya
(analisis), secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
data, yaitu :

PT. VARINDO LOMBOK INTI


DEVELOPER & REAL ESTATE

1.

Data-data yang sifatnya dapat dilakukan analisis langsung, yaitu meliputi : data
geodesi, data mekanika tanah, kondisi lengkungan dan klimatologi serta data
mengenai jenis dan karakteristik lahan.
2. Data-data yang dalam prosesnya memerlukan tahap pembahasan dan persetujuan,
baik dalam hal kriteria, metoda maupun pendekatannya. Tujuan pengumpulan data
kelompok ini adalah untuk lebih mengetahui secara mendalam sistem peruangan
sehingga dapat dihasilkan rancangan yang optimal. Untuk itu dalam tahap koleksi
data ini, konsultan akan melaksanakan kegiatan-kegiatan :
- Studi literatur meliputi semua aspek yang berkaitan dengan tugas ini,
- Melakukan wawancara dan pembahasan dengan calon pemakai mengenai
kebutuhan-kebutuhan fasilitas maupun peralatan-peralatan khusus yang akan
digunakan.

3.1.3.

Metodologi analisis dan sintesis


Data-data yang diperoleh dikelompokkan sesuai kriteria-kriteria perancangan pada
masing-masing bangunan.
Analisis dan sistesis dilakukan terhadap masing-masing komponen perancangan guna
mendapatkan rumusan masalah, untuk kemudian dicarikan cara pemecahannya yang
paling tepat.
Keluaran proses pada tahap ini akan menjadi kerangka acuan utama bagi penyusunan
konsep perancangan pada tahap selanjutnya.

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

3.2. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG


Untuk mengemban fungsi-fungsi Rumah Sakit seperti yang telah di
singgung di depan, maka RSUD Praya, Lombok Tengah direncanakan
memiliki fasilitas sebagai berikut :
1. Pelayanan Hospitalisasi yang dapat melaksanakan kegiatankegiatan pelayanan sebagai berikut :
a. Kegiatan Perawatan :
1). Pelayanan Perawatan Rawat Jalan
2). Pelayanan Rawat Inap
3). Pelayanan Darurat Medik

III - 2

Gawat Darurat dan Penunjang. Kemudian terbagi menjadi zona publik dan
non publik.

2.1.

a) Instalasi Rawat Inap


Terdiri dari 4 zoning yang diperuntukkan untuk rawat inap kelas 1,
kelas 2, kelas 3 dan rawat inap kelas VIP. Letak zoning untuk
instalasi rawat inap ini berada di sebelah dalam dari masterplan
rumah sakit dan untuk kelas VIP disediakan parkir khusus dan
terletak di bagian paling belakang dari rumah sakit. Hal ini supaya
privasi dari pasien terjaga dan tidak terganggu dengan aktivitas
lain di rumah sakit.

b. Kegiatan pelayanan medis


1). Pelayanan Medis operasi
2). Pelayanan Persalinan
3). Pelayanan Anastesi
4). Pelayanan Rehabilitasi Medik
5). Pelayanan ICU/ICCU

b) Gedung Operasi
Berada dekat Unit Gawat Darurat dan Unit Rawat Inap. Hal ini untuk
memudahkan akses dari UGD maupun rawat inap yang dirujuk
untuk operasi.
c) Gedung Laboratorium dan Radiologi
Berada sisi samping sebelah timur kompleks rumah sakit. Sesuai
dengan fungsinya, yaitu untuk mengidentifikasi jenis penyakit,
maka unit bangunan ini diletakkan berdekatan dengan bangunan
Poliklinik dan Instalasi Rawat Inap.

c. Kegiatan Pelayanan Perawatan Penunjang Medis


1). Pelayanan Laboratorium
2). Pelayanan Radiologi
3). Pelayanan Farmasi
4). Pelayanan Kamar Jenazah dan Outopsi

d) Ruang Bersalin dan Surgery


Unit bangunan ini berada di sisi samping kompleks rumah sakit.
Sebenarnya bangunan ini termasuk dalam zoning rawat inap,
namun butuh kemudahan akses, jadi letaknya di sebelah luar
zoning rawat inap.

d. Kegiatan Pelayanan Penunjang non medik


1). Pelayanan Administrasi Umum
2). Pelayanan Rekam Medik
3). Pelayanan Jasa Loundry
4). Pelayanan Limbah cair dan Padat (IPAL dan Incenerator).
5). Pelayanan Farmasi.
6). Unit Sterilisasi Induk (CSSD).
7). Menyediakan ruang jaga bagi perawat dan dokter jaga
8). Menyediakan ruang jaga pengamanan (Security).
e. Kegiatan Penunjang dan Kebersihan
1). Pelayanan Hygiene dan Sanitasi
2). Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
2. Penyediaan Sarana Non Hospitalisasi bagi Pengunjung dan
Keluarga Pasien
a. Menyediakan Kantin, Wartel, dan ATM (pengembangan)
b. Menyediakan sarana ibadah (Mushola).
.3.3

PROGRAM RUANG

Secara umum bangunan rumah sakit dibagi menjadi 3 kategori


menurut kegiatan yang terjadi, yaitu Perawatan dan Pengobatan,
PT. VARINDO LOMBOK INTI
DEVELOPER & REAL ESTATE

GEDUNG PERAWATAN DAN PENGOBATAN

e) Poliklinik
Berada paling depan kompleks rumah sakit yang berfungsi pula
sebagai Main Entrance rumah sakit.

2.2.

2.3.

Unit Gawat Darurat

Bangunan ini mempunyai akses langsung dengan mobil ambulans


maupun pengantar dan berdekatan dengan ruang operasi. Bangunan
ini juga berdekatan dengan ruang operasi, karena saling berkaitan
fungsinya.

G. Penunjang
a) Gedung Kantor
Fungsi bangunan ini adalah untuk mewadahi karyawan rumah sakit
yang mengurusi administrasi ke dalam. Letak kantor berada di
lantai 2 gedung Poliklinik.

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

III - 3

b) Gedung Farmasi dan Apotek


Fungsi bangunan ini untuk melayani kebutuhan obatobatan untuk pasien. Letaknya mudah dijangkau seluruh
unit bangunan di rumah sakit, berada di muka kompleks
rumah sakit.

Fungsi bangunan ini untuk pengolahan dan penghancuran limbah


sebelum dibuang ke luar, untuk menghindari pencemaran.
Letaknya terpisah dan menjadi satu zona dengan bangunan IPAL
dan power plant.
k) Selasar penghubung
Fungsi bangunan ini untuk sirkulasi pengguna rumah sakit dan
penghubung antar bangunan. Letaknya menyambung dari
bangunan satu ke bangunan lainnya.

c) Gedung CSSD
Fungsi bangunan ini untuk mensterilkan seluruh alat
kedokteran dan baju operasi dokter. Letaknya juga harus
mudah dijangkau seluruh unit bangunan di rumah sakit
(berada di tengah).
d) Gedung Laundry
Fungsi bangunan ini untuk membersihkan/mencuci
pakaian seluruh pengguna bangunan rumah sakit.
Letaknya di luar zoning rumah sakit dan tidak mempunyai
akses langsung dengan bangunan di sekelilingnya.
e) Gedung Dapur Umum
Fungsi bangunan ini untuk melayani kebutuhan makanan
pasien dan karyawan rumah sakit. Letaknya berada di luar
zoning rumah sakit, namun masih dekat rawat inap
dengan pertimbangan kemudahan dalam pendistribusian
makanan.
f) Ruang Jenazah
Fungsinya untuk menyimpan sementara jenazah sebelum
diambil. Letaknya di belakang UGD, namun terpisah
zoning dengan bangunan lain, dengan pertimbangan
bahwa bangunan ini tidak mempunyai hubungan langsung
dengan fungsi lain di rumah sakit.

2.4.

R. Penunjang Bangunan
Ruang-ruang di sini bersifat sebagai pelengkap dan penunjang fungsi
bangunan secara keseluruhan. Ruang-ruang tersebut adalah :
a) Hall / Lobby Utama
- terdapat counter informasi
b) R. Terima Pasien Utama
c) R. Pertemuan/ R. Rapat
d) R. Sirkulasi (Hall dan Koridor)
e) R. Sirkulasi Vertikal (Tangga)
f) Gudang
g) R. Mekanikal Elektrikal
- R. Panel
- R. Tandon air bawah dan atas
- R. Server komputer
h) Konektor dengan bangunan-bangunan di sampingnya.

g) Musholla
Letaknya di bagian depan rumah sakit, mengingat bahwa
mayoritas penduduk di Praya memeluk agama Islam.
h) Power plant
Fungsi bangunan ini untuk menampung genset sebagai
pembangkit seluruh kebutuhan listrik di rumah sakit.
Letaknya terpisah dan tidak berhubungan dengan
bangunan lainnya.
i) IPAL
Fungsi bangunan ini adalah untuk pengolahan limbah
Rumah Sakit. Letaknya berdekatan dengan power plant
dan incenerator serta tidak berhubungan langsung dengan
gedung lainnya.
j) Incenerator

PT. VARINDO LOMBOK INTI


DEVELOPER & REAL ESTATE

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

III - 4

Secara skematis alur pelayanan pasien di rumah sakit terbagi menjadi


2, yaitu :
2.
1.

Pasien Rawat Jalan

Pasien Rawat Inap

PT. VARINDO LOMBOK INTI


DEVELOPER & REAL ESTATE

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

III - 5

a. Unggulan
Luas lahan perencanaan kurang lebih 3,7 ha dan luas bangunan
sebesar 6700 m2 terdiri dari bangunan dengan satu dan dua
lantai. Adapun dimensi luas tiap bangunan dapat diperinci
sebagai berikut :
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11
.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
21
.

Fungsi Bangunan
Gedung Poliklinik (2 lantai)
Gedung Laboratorium dan Radiologi
Gedung Unit Gawat Darurat (UGD)
Gedung Operasi
Gedung Farmasi
Gedung CSSD
Gedung Bersalin dan Surgery
Gedung Rawat Inap Kelas VIP
Gedung Rawat Inap Kelas 1
Gedung Rawat Inap Kelas 2
Gedung Rawat Inap Kelas 3
Gedung Laundry
Gedung Dapur Umum
Gedung Jenazah
Musholla
Power plant
IPAL
Incenerator
Selasar Penghubung
Pos Jaga 3 @ 4 m2
Garasi Ambulans

Total

Luas

3.4. PERSYARATAN RUANG DAN KRITERIA PERANCANGAN


Dalam pembangunan RSUD Praya ini diharapkan :

PT. VARINDO LOMBOK INTI


DEVELOPER & REAL ESTATE

: menjadi rujukan bagi rumah sakit di bawahnya

b. Back to Basic : mengutamakan fungsi perawatan, sehingga pasien


merasa dirawat, diobati dan diperhatikan.

Luas
1100
385
188
305
80
80
452
240
636
750
915
120
120
115
64
32
64
15
1030
12
45

m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m

6732

Ketentuan-ketentuan lain berkaitan dengan fungsi dan kondisi eksisting dari


RSUD Praya adalah :
a. Perlu diperhatikan masalah pembuangan limbah dan air hujan agar tetap
lancar.
b. Dipikirkan pengaruh terhadap ruang luar yang terjadi dan kemungkinan
penataan tamannya.
c. Memaksimalkan pemanfaatan natural light dan pengkondisian udara
alami karena tidak semua ruangan memakai AC.
d. Memenuhi ketentuan bangunan Rumah sakit pada umumnya seperti :
pintu membuka arah luar, lebar pintu minimal 90 dan 120 untuk pasien,
maintenance free, ada pegangan untuk pasien dan terdapat penahan
benturan dengan brankard.

3.5. KRITERIA DAN STANDAR PERANCANGAN


5.1.

Umum

Setiap kegiatan perencanaan Rumah Sakit memerlukan suatu


pedoman yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan
pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan Rumah sakit itu
sendiri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
159b/Men-Kes/PER/II/1988 diuraikan fungsi Rumah sakit Umum antara
lain :
1. Melaksanakan usaha pelayanan medis
2. Melaksanakan usaha rehabilitasi medis
3. Melaksanakan usaha pencegahan akibat penyakit dan peningkatan
pemulihan kesehatan
4. Melaksanakan perawatan
5. Melaksanakan usaha pendidikan dan latihan medis dan paramedis
6. Melaksanakan system rujukan
7. Sebagai tempat penelitian.
Untuk dapat memenuhi fungsi-fungsi tersebut di atas Perencanaan
Rumah sakit harus direncanakan secara matang dan dalam hal ini
maka Rencana Induk (Master Plan) harus mendapatkan perhatian
khusus. Pada kenyataannya pengembangan Rumah Sakit di Indonesia
saat ini mempunyai kelemahan dalam hal perencanaan dan
pengembangannya. Dengan demikian pengembangan kebutuhan
rumah sakit dilakukan secara tambal sulam yang menyebabkan

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

kesemrawutan sirkulasi pasien, pengunjung, tenaga medis,


para medis dan non medis.
Dalam kondisi seperti ini maka setiap pengembangan dan
penambahan bangunan baru harus dipikirkan bagaimana
mengintegrasikan semua komponen fungsional bangunan,
baik dari segi aktivitas, sirkulasi, proteksi bagian steril,
jaringan mekanikal-elektrikal maupun fisik bangunan itu
sendiri.

5.2.

Prinsip-Prinsip Perencanaan Rumah Sakit


Hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
rumah sakit adalah sirkulasi dan integrasi. Prinsip sirkulasi
yang tepat adalah dengan mengusahakan agar berbagai jenis
sirkulasi di dalam bangunan sejauh mungkin dipisah, jarak
tempuh sirkulasi diupayakan sependek mungkin dan fungsifungsi penting dilindungi terhadap kemungkinan gangguan.
Prinsip-prinsip tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Prinsip pertama, adalah perlindungan pasien
Terlalu banyak lalu lintas di bagian rawat tinggal (ward)
akan mengganggu pasien, akan timbul resiko kontaminasi,
atau paling tidak akan terjadi perawatan yang tidak efisien
dan membingungkan. Perlindungan pasien terhadap
kontaminasi adalah inti dari perawatan pasien yang baik
dan merupakan dasar dari perencanaan rumah sakit.
b. Prinsip kedua adalah jarak tempuh yang sependek
mungkin
Jarak tempuh yang pendek akan menghemat langkah kaki
semua orang yang terkait dengan perawatan. Semua
petugas harus dapat bekerja secara cepat dan tepat
sehingga diusahakan agar tidak menjadi cepat lelah.
Setiap langkah kaki petugas berarti waktu dan biaya, dan
perencanaan rumah sakit harus memperhatikan efisiensi
serta efektifitas tenaga kerja.

c. Prinsip ketiga adalah pemisahan aktivitas yang berbeda


Pemisahan daerah bersih dari daerah kotor, pemisahan
berbagai jenis penyakit pasien, pemisahan daerah bising
dan daerah tenang, pemisahan berbagai jenis sirkulasi di
luar maupun di dalam bangunan, pemisahan antara fungsi

PT. VARINDO LOMBOK INTI


DEVELOPER & REAL ESTATE

III - 6

yang menyenangkan dari yang


pemisahan jenis-jenis tenaga kerja.

tidak

menyenangkan

dan

d. Prinsip keempat adalah kontrol


Walaupun prinsip pemisahan telah dilakukan dengan baik dan
fungsi-fungsi penting telah ditempatkan dengan tepat, namun ada
tempat-tempat yang masih perlu dilaksanakannya fungsi kontrol.
Perawat jaga bertugas mengawasi aktivitas para pasien, anak-anak
harus dilindungi dari kemungkinan kontaminasi, kamar bedah harus
dilindungi terhadap kemungkinan kontaminasi pengantar dan
sebagainya.

3.6. PENDEKATAN DAN KONSEP PERANCANGAN


Penyusunan
suatu
konsep
perencanaan
pada
prinsipnya
harus
mempertimbangkan semua aspek secara menyeluruh. Tetapi dalam
prakteknya ada beberapa kriteria yang bersifat mendasar yang akan selalu
menjadi acuan dalam setiap proses perancangan.
Pendekatan dalam perancangan dimaksudkan untuk menjaga arah
perancangan agar tidak melenceng dari suatu gagasan yang bersifat
mendasar. Semua aspek baik dalam pertimbangan pemikiran sampai ke
penyelesaian detail arsitektural diharapkan berada dalam satu nafas yang
menjadi jiwa dalam pendekatan perancangan tersebut.
Pendekatan yang paling dominan adalah dari segi fungsional, sehingga
semua sentuhan desain dalam bangunan tersebut mendukung fungsi
bangunan sebagai rumah sakit.
Bangunan yang direncanakan secara fungsi maupun bentuk diharapkan
mampu menyatu dengan lingkungan.
Kriteria perencanaan yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Fungsional
Susunan ruang di dalam perencanaan pembangunan RSUD menuntut
adanya suatu konsep susunan/hirarki yang jelas karena karakteristik
ruangnya sangat berbeda antara ruang-ruang perawatan, ruangruang
pengunjung dan ruang penunjang.
Hubungan antar fungsi yang berbeda akan berpengaruh pula pada
sistem-sistem
sirkulasi
yang
harus
benar-benar
tidak
saling
mempengaruhi akan tetapi saling terkait satu sama lain.
Perbedaan sifat ruang pada perencanaan rumah sakit dipisahkan di
antara kelompok-kelompok ruang (zona) secara horisontal sehingga
memudahkan didalam pemisahan fungsi di antara masing-masing zona
ruang, dengan demikian kelompok zona ruang dapat dengan jelas
pemisahannya sesuai dengan tujuan masing-masing.
Pembangunan RSUD Praya
Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

Pengelompokan fungsi tadi harus tercermin dalam pengaturan


sirkulasi dalam bangunan berupa sistem sirkulasi pengunjung,
pasien dan pengelola ataupun barang, dituntut adanya kejelasan
fungsi masing-masing secara utuh dalam satu kesatuan
bangunan dan terintegrasi dengan sistem sirkulasi dalam
keseluruhan kompleks rumah sakit.

III - 7

Lokasi bangunan berada pada sumbu tapak, sehingga perletakan


bangunan yang simetris akan memperkuat pola pangaturan massa
keseluruhan kompleks.

Hubungan secara fungsional juga harus menghasilkan suatu


desain yang efisien dan efektif, melalui pengelompokkan jenisjenis kegiatan yang sama, aktifitas yang terkait dan sebagainya.
2. Efisiensi Ekonomi.
Perencanaan bangunan diarahkan dengan mempertimbangkan
desain
bangunan
yang
ekonomis
dalam
pelaksanaan
pembangunan, dalam tahap operasional, maupun dalam
pemeliharaannya. Dalam hal ini pemilihan jenis material harus
mengacu pada kriteria ini dengan pertimbangan yang bersifat
maintenance free.
3. Konteks Lingkungan.
Bangunan berada dalam suatu kompleks massa bangunan,
sehingga menuntut adanya penyatuan dengan lingkungan di
sekitarnya. Penyatuan ini dapat bersifat :
fisik melalui detail-detail connector,
sistem yaitu dalam sistem sirkulasi, mekanikal-elektrikal,
drainase dll.
arsitektural yaitu dalam kesamaan style dan detail tipikal
yang menjadi identitas keseluruhan kompleks.
4. Estetika Arsitektural
Pengelolaan semua elemen arsitektur baik lantai, bidang dinding,
plafond dan kolom dengan menggunakan suatu susunan irama
dan keteraturan akan memberi rasa aman dan tenang bagi
pemakai.
Demikian juga dengan bentuk-bentuk masing elemen dengan
ketepatan dalam hal skala dan proporsi dengan pemakaian
material dan warna yang harmonis akan semakin menambah
kenyamanan psikologis bagi pemakai bangunan tersebut.

3.7. KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR


1. Perletakan Massa
Massa bangunan dipilih bersifat persegi memanjang dengan
alasan kemudahan pencahayaan dan penghawaan alami.

PT. VARINDO LOMBOK INTI


DEVELOPER & REAL ESTATE

2. Zoning (Pembagian Ruang)

Pada dasarnya unit bangunan di rumah sakit terbagi menjadi 3 zoning,


yaitu :
- Zoning Perawatan dan Pengobatan
Pada zoning ini terdapat Unit Rawat Inap (pasien opname dan ibu
melahirkan) dan Unit Rawat Jalan (poliklinik dan laboratorium)
- Zoning Unit Gawat Darurat
Melayani pasien secara temporer (tidak tentu), biasanya pasien akibat
kecelakaan atau akibat penyakit yang parah.
- Zoning Penunjang
Terdiri dari unit bangunan-bangunan sebagai penunjang fungsi rumah
sakit pada umumnya.
3. Orientasi Bangunan
Massa bangunan menghadap ke arah jalan, sehingga memungkinkan
fasade bangunan terlihat dari arah depan. Selain itu, akan memudahkan

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

III - 8

pasien atau pengunjung untuk menuju entrance rumah sakit.


Bangunan yang memiliki akses langsung dengan pengunjung
dan pasien serta mobil ambulans diletakkan di paling muka
(setidaknya akses paling mudah) pda kompleks bangunan rumah
sakit.

Sisi
muka

4. Pencapaian Dan Sirkulasi

SITE

Sisi muka

Pencapaian ke dalam lokasi rumah sakit dibuat semudah


mungkin, baik itu pengguna kendaraan bermotor, pejalan kaki
maupun pengguna angkutan umum, baik itu karyawan rumah
sakit, dokter, perawat, pasien maupun pengunjung. Parkir
kendaraan dibuat seluas mungkin untuk prediksi pengunjung
rumah sakit di masa yang akan datang. Sirkulasi di dalam
bangunan
dihubungkan
oleh
selasar
sebagai
koridor
penghubung. Signage direncanakan se-komunikatif dan seinformatif mungkin, untuk memudahkan pasien dan pengunjang.

3.8. KONSEP PEKERJAAN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL


1. Instalasi Listrik
Sumber daya listrik diperoleh dari jaringan PLN tegangan menengah (TM)
20 kV. Besar daya yang diperoleh dari PLN diterima langsung panel teganan
menengah (MVDP) yang bertipe indoor selanjutnya disalurkan ke trafo
distribusi 20kV/380V. Keluaran trafo dalam bentuk tegangan rendah 220/380
V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman). Sebagai sumber
daya tambahan dan cadangan digunakan satu unit generator set yang
dilengkapi dengan panel AMF (Automatic Mains Failure). Antara sumber daya
PLN dengan diesel-genset diberikan fasilitas interlock.

PT. VARINDO LOMBOK INTI


DEVELOPER & REAL ESTATE

2. Instalasi Air Bersih


Sumber air bersih diambilkan dari PDAM yang ditampung di Ground
tank selanjutnya dipompakan ke Tandon atas. Kebutuhan semua air bersih
dicukupi dari tandon atas baik kebutuhan tekanan maupun volume.
Suplai air pemadam kebakaran diambilkan dari air PDAM. Sebagai
alternatif cadangan suplai air diambilkan dari sumur bor (jika hasil test
Lab. memenuhi standart untuk minum) dapat dijadikan alternatif.
3. Instalasi Air Kotor
Proses pembuangan air kotor melalui perangkap lemak selanjutnya
melalui tahapan instalasi proses air limbah hingga memenuhi standar air
yang boleh dibuang ke saluran kota.
4. Instalasi Telepon
Jaringan Telepon dari telekom diolah dalam sistem digital key telephone
PABX. Kebutuhan komunikasi pasien dan kegiatan operasional dipenuhi
dengan sistem hunting, direct line, Fax line dan extension line.

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

III - 9

Pendinginan ruang operasional kantor digunakan AC split dengan alternatif type


wall, ceiling duct, dan cassete.
Kondisi ruang yang direncanakan adalah :
Suhu tabung kering : 24C 2C
Lembab Relative
: 50%
Exhaust udara untuk Toilet, Gudang, Pantry + M/E Room juga menggunakan
system individu, dimana suatu Exhaust Fan akan menarik udara dari ruamg untuk
dibuang keluar gedung.
10.

Instalasi Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran


Merupakan fasilitas yang harus disediakan untuk mendeteksi gejala
awal bahaya kebakaran, mananggulangi kebakaran. Sistem ini mencakup
alarm system, hidarant system, dan dilengkapi portable fire extinguisher.

5. Instalasi Informasi Manajemen


PC Workstation di bangunan nantinya terhubung dengan pusat
pengendali data (SERVER), sehingga memudahkan akses
ataupun database dari keseluruhan system. Sistem informasi
manajemen ini akan memberikan kemudahan dalam administrasi
berbagai pelayanan, administrasi management & accounting,
pelayanan kasir, administrasi Keenan, administration rekam
medis, dan administrasi system inventory global asset.
6. Instalasi Nurse Call
Instalasi ini difungsikan sebagai alat bantu dalam penanganan
sigap terhadap kondisi pasien yang terhubungkan dengan Nurse
Station. Nurse call system meliputi panggilan ke nurse station,
ON-OFF lampu, pengaturan volume sound system.
7. Instalasi Sound System
Instalasi ini difungsikan sebagai media informasi dari dan ke
pihak Rumah sakit dengan pasien/pengunjung. Meliputi Public
address, paging, car call, dan background music.
8. Instalasi Pipa Gas
Merupakan fasilitas yang harus disediakan untuk Instalasi Rawat
Inap, poliklinik, Ruang Operasi dan Unit Gawat Darurat di masing
masing bed Pasien.
9. Instalasi Tata Udara
PT. VARINDO LOMBOK INTI
DEVELOPER & REAL ESTATE

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

III - 10

2.
3.

4.

Modulus elastisitas beton = 4700 x ( Fc )0.5


Mutu besi tulangan Fy = 343 Mpa. Untuk diameter tulangan lebih besar
atau = 16 mm
Mutu besi tulangan Fy = 235 Mpa. Untuk diameter tulangan kurang atau
= 12mm

3.10. PERALATAN MEDIS YANG DIPAKAI


Pengadaan alat menjadi bagian penting dalam menunjang beroperasinya
rumah sakit selain tentunya tenaga medis dan bangunan yang
mewadahinya. Untuk itu perlu untuk direncanakan alat apa yang akan
dipakai di rumah sakit ini, namun mengingat dana yang harus diprioritaskan
untuk pembangunan unit-unit gedung rumah sakit dan perabotannya, maka
untuk peralatan kesehatan ini kita rencanakan secara bertahap
pengadaannya (tidak include di tahap pembangunan ini).
Namun demikian, peralatan kesehatan harus kita rencanakan mulai dari
perencanaan ini, mengingat setiap peralatan pasti memerlukan space khusus
di dalam ruangan. Terutama di dalam bangunan unit Laboratorium dan
Radiologi, serta Ruang Operasi.
Adapun alat yang akan dipakai (direncanakan) dalam pembangunan Rumah
Sakit ini antara lain :

3.9. KONSEP PEKERJAAN STRUKTUR


Perencanaan struktur ini dilakukan dengan memperhitungkan faktor
gempa dengan nilai K = 2. (struktur ini dirancang pada tingkat
Daktilitas Terbatas).
Peraturan dan pedoman yang digunakan untuk menunjang
perhitungan struktur bangunan, adalah sebagai berikut :
1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung,
SKSNI T-15-1991-03
2. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983
3. Pedoman Perencanaan Struktur Beton & Tembok untuk Gedung
Tahun 1983
4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan
Gedung 1987
5. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
Untuk mendukung perhitungan diambil beberapa ketentuan, sbb :
1.
Berat jenis beton = 2400 kg/m3
PT. VARINDO LOMBOK INTI
DEVELOPER & REAL ESTATE

Kebutuhan alat penting untuk UNIT GAWAT DARURAT :


- Examination table
- Emergency Medical Set
- Halogen Head Lamp
- Defibrilator
- Diagnostic Set
- SteamSterilizer
- Oxygen Therapy Set
- Vena Sectio Instrument
- Ultrasonic Nebulizer
- Dan beberapa alat penting lainnya
Kebutuhan alat penting untuk POLIKLINIK BEDAH :

Srub station
- Operating lamp ( 2 unit)
Suction pump
- Operating table( 2 unit )
Peralatan resusitasi
- Anesthesia machine
Endrotracheae intubation - Refibrilator
Bedside monitor
- Dry heat sterilizer
Insfusion lamp
- Surgery set
Dilatation and curretage set
- Basic instrument set
Section caesarean instrument
- Hysterectomy
Obgyn surgery instrument - dan beberapa alat penting lainnya

Kebutuhan alat penting untuk kebidanan

- vaccum exctrator
- USG
- colposcope

- table top sterilizer


- dan lain lain

Pembangunan RSUD Praya


Lombok Tengah

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/258380541.doc

III - 11

Kebutuhan alat peting untuk UPF anak :

- Infant incubator with trolley- Children bed +infusion stand


large+
- Operating table
castor
- Suction pump
- Diagnostic set
- dan peralatan lainnya
Kebutuhan alat penting untuk THT :

- Entreatment unit +chair


- Clinical diagnostic audiometer
with sound proof

- Otoscope
- dan peralatan lainnya

Kebutuhan alat medis untuk Neurology / syaraf :

- Examination table
mapping
- Tracranial dopler
- ECT
lainya

EEG complete with brain


- EMG
- dan peralatan pembatu

Kebutuhan alat medis untuk CARDIOLOGY / jantung

- Ultrasound system
- dan peralatan pembantu lainya
- Binocular Microscope
dan poeralatan pembantu

Kebutuhan alat medis untuk rehabilitasi medik

Traction unit
Parallel
Tread mill
Ultraviolet lamp
Microwave Therapy

Defibrilator
Vena section
Ventilator
Electro Cardiography

- Steam Sterilizer
- Multi parameter patient Monitor
- Infusion pump
- Dan peralatan pembantu lainnya

Kebutuhan peralatan medis untuk UPF gigi :

- Dental Unit Complete


- Dental X- Ray
- Dental instrument set

- Table top Sterilizer


- Dan lain - lain

Kebutuhan peralatan medis untuk Radiologi :

- XRay System
- XRay Film Prosesor
- Dan peralatan pembantu lainnya
Kebutuhan peralatan untuk Laboratorium Medis :

Photometer
- Urinometer
High Performance Centrifuge
- Water bath
Micro haemotocrit centrifuge
- Auto clave
Refrigerator cap. 200L
- Microscope
Dan peralatan lainnya

Kebutuhan peralatan untuk UPF Kitchen & Laundry :

Kebutuhan alat medis untuk penyakit kulit dan kelamin

- Steam sterilizer
- Plastik /Reconstruction set lainya

- Bicycle exicisser
- Nabulizer
- Infra red lamp
- Short wave therapy
- Electro Therapy

Kebutuhan alat medis untuk UPF mata

- Griddle 24
- Fryer Double Basket
- Char Broller 24
- Refrigerator cap.200L
- Gas Boiling pan

- S/s Freezer (temp 20 derajat


celcius)
- S/sFreezer (temp 0 derajat
celcius)
- Tumble Dryer
- Washing Machine
- Flatwork Ironer

Kebutuhan peralatan untuk UPF CSSD :

- Instrument Sterilizer
- Dry Heat Sterilizer
Kebutuhan peralatan untuk NURSE CALL

- Slit lamp with instrument table

- Lensa & kaca mata


coba test
- Binocular indirect opthalmoscope
Chart
projector
- Postable steam sterilizer
Optalmic
unit
- Operating miscroscope
- USG mata

Kebutuhan pperalatan untuk ambulance

- Ambulance VIP merk Mitshubisi


- Ambulance standard merk Mitshubisi

Kebutuhan alat medis untuk ICU :

- Section unit
PT. VARINDO LOMBOK INTI
DEVELOPER & REAL ESTATE

- Syringe pump
Pembangunan RSUD Praya
Lombok Tengah

Anda mungkin juga menyukai