Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BAHASA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Perkembangan Bahasa Indonesia saat ini cukup membanggakan. Dewasa ini, lebih dari
40 negara memasukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dipelajari dari mulai dari Sekolah
Dasar (SD) sampai perguruan tinggi (Pikiran rakyat, 8 Oktober 2009). Hal itu menyiratkan
bahwa Bahasa Indonesia mempunyai peluang menjadi salah satu bahasa Internasional seiring
dengan berkembangnya peran bangsa Indonesia di bidang ekonomi, budaya dan politik
internasional.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional pertama kali dirumuskan dalam salah satu
butir Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa
pemersatu, baik secara politis maupun sosial budaya yang ikut merekatkan seluruh elemen
bangsa menjadi satu kesatuan menuju Indonesia sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan
berdaulat. Sejak momentum Sumpah Pemuda itulah, bahasa Indonesia kemudian berkembang
pesat menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lainnya.
Identitas kebangsaan itulah yang kemudian diresmikan sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945 seiring dengan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 yang salah satu isi
pasalnya menyatakan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia berkembang menjadi bahasa yang mampu
mengkomunikasikan berbagai ide, gagasan dan prilaku penuturnya di berbagai aspek kehidupan.
Saat ini Bahasa Indonesia bukan saja sebagai bahasa resmi nasional, tetapi telah berkembang
menjadi bahasa ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi serta berkembang sebagai bahasa
internasional.
Berdasarkan uraian di atas, upaya-upaya dalam mengkaji kembali peran dan fungsi
Bahasa Indonesia harus dikembangkan. Hal itu akan lebih memperkaya khasanah Bahasa
Indonesia dan menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia.

1.2

Rumusan dan Batasan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana fungsi dan peran Bahasa Indonesia dalam kehidupan manusia?
2. Bagaimana tantangan global terhadap perkembangan fungsi dan peran Bahasa
Indonesia?
Dari rumusan masalah di atas, maka kajian makalah ini akan dibatasi hanya mengkaji
peran dan fungsi Bahasa Indonesia serta tantangan terhadap perkembangan fungsi Bahasa
Indonesia tersebut.

1.3 Metode dan Teknik Penulisan


Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini metode deksriptif analitik, yaitu
metode yang berupaya menggambarkan masalah yang ada dan kemudian dianalisis berdasarkan
beberapa pendekatan, baik pendekatan teoritis maupun berdasarkan pemikiran penulis. Adapun
teknik penulisannya adalah dengan teknik literature, yaitu dengan mengumpulkan dan mengkaji
berbagai literature tentang masalah yang dikaji.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penulis membaginya dalam tiga bab, yaitu:
BAB I : Dalam bab ini akan diuraikan dasar pemikiran penulisan makalah,
rumusan dan batasan masalah, metode dan teknik penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB I : Pada bab ini diuraikan hasil kajian penulis terhadap masalah peran
dan fungsi Bahasa Indonesia.
BAB III : Berisi kesimpulan yang dapat diambil dari kajian ini.

BAB II
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
2.1

Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang sekarang ini kita miliki merupakan salah satu simbol kebangsaan
yang berkembang seiring dengan dinamika perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut,

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Oleh sebab itu, perkembangan Bahasa Indonesia
tidak dapat lepas dari pasang surutnya dinamika kehidupan bangsa Indonesia, mulai dari Bahasa
Indonesia sebagai bahasa penghubung (lingua franca) dalam hubungan antar suku sampai
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu berbagai suku dan golongan di Indonesia.
Berdasarkan kajian sejarah, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah
dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bukti-bukti sejarah menunjukkan
bahwa Bahasa Melayu telah digunakan di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Hal itu dapat
digunakannya Bahasa Melayu Kuna dalam prasasti Kedukan Bukit (683 M), Talang Tuwo (684
M), Kota Kapur (686 M), dan Karang Brahi berangka tahun (688 M). Prasasti itu bertuliskan
huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Semua prasasti tersebut berasal dari kerajaan Sriwijaya
yang saat itu menjadi penguasa di daerah sekitar Selat Malaka.
Pengaruh Bahasa Melayu Kuna di Nusantara tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
Kerajaan Sriwijaya. Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya berhasil meluaskan pengaruh politik
dan perdagangannya ke seluruh Asia Tenggara. Maka, seiring dengan itulah Bahasa Melayu
Kuna mulai digunakan sebagai bahasa penghubung antara bangsa di Asia tenggara. Salah satu
bukti penggunaan bahasa Melayu di luar Sumatera adalah dengan prasasti Gandasuli (832 M) di
Jawa Tengah dan beberapa prasasti di Bogor yang berasal dari abad ke-10.
Pada masa Islam, perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu semakin pesat, baik
yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun
1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat
Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Penyebaran bahasa Melayu
pun semakin pesat seiring dengan proses penyebaran agama Islam ke seluruh Nusantara. Dalam
hal ini Bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar dalam dakwah menyebarkan agama Islam.
Selain itu penyebaran Bahasa Melayu yang pesat disebabkan karena Bahasa Melayu tidak
mengenal tingkat tutur sehingga dengan cepat dapat diterima oleh semua golongan dalam
masyarakat.
Pada masa penjajahan asing, bahasa Melayu berkembang menjadi alat pemersatu seluruh
rakyat Indonesia. Perasaan senasib mendorong bangsa Indonesia mencari identitas bersama
untuk melawan penjajahan, dan bahasa Melayu yang telah berkembang hampir si seluruh
Indonesia merupakan salah satu bentuk identitas bersama tersebut. Perwujudan dari keinginan
akan identitas-identitas kebangsaan itu mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II di Jakarta
tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara
berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda itulah yang ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Legitimasi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikukuhkan dalam konstitusi
Negara Kesatuan Republic Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada saat itu UndangUndang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dalam Bab XV pasal 36 dinyatakan bahwaBahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV,
Pasal 36).

2.2

Pengertian dan Fungsi Bahasa


Banyak pengertian bahasa yang dikemukakan oleh para ahli bahasa, namun secara umum
Iyo Mulyono (2000:4) memberikan batasan bahasa sesuai dengan karakteristiknya, yaitu:
Bahasa itu merupakan sebuah system bunyi
Bahasa itu bersifat arbitrer atau mana suka
Bahasa itu bersifat konvensional.
Bahasa itu merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi
Bahasa itu memiliki makna yang konvensional dan arbitrer
Fungsi dasar bahasa adalah sebagai alat komunikasi lingual manusia, di mana manusia
mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya melalui bahasa. Melalui bahasa, hubungan
sosial dapat terjadi dengan lancar sehingga kehidupan sosial dapat berlangsung di dunia ini.
Dalam hal ini Iyo Mulyono (2000:4-6) mengungkapkan bahwa fungsi bahasa adalah: 1) fungsi
instrumental, yaitu alat memanipulasi lingkungan dan menyebabkan kondisi tertentu terwujud, 2)
fungsi regulasi, yakni alat pengendalian atau pengaturan peristiwa, 3) Fungsi representasional,
yaitu alat untuk menyatakan fakta-fakta atau pengetahuan tertentu, 4) fungsi interaksional, yaitu
alat untuk memenuhi kebutuhan sosial, 5) fungsi personal, yakni untuk menyatakan kepribadian,
perangai, perasaan bahkan kebiasaan seseorang, 6) fungsi heureistik, yakni sebagai alat
pemerolehan pengetahuan, dan 7) fungsi imajinatif, yakni alat untuk mengungkapkan mimpi
dan khayalan.
Menurut Abdullah Ambari (1983:8), fungsi bahasa sangat beraneka ragam, misalnya
untuk mencari ilmu pengetahuan, untuk mendalami perkembangan bahasa itu sendiri untuk
meningkatkan kemampuan, dan sebagainya, namun yang paling pokok adalah bahasa yang
berfungsi sebagai alat bergaul sehingga orang dapat berhubungan (berkomunikasi dengan
sesamanya.
2.3
Konsep Dasar Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang berkembang dan digunakan masyarakat Indonesia
mempunyai arti penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Hal itu disebabkan karena Bahasa
Indonesia muncul sebagai salah satu identitas bangsa dan alat perjuangan dalam melawan
penjajahan. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat istimewa
dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Dalam Seminar Politik Bahasa Nasional, 25-28
Februari 1975 di Jakarta, ditegaskan bahwa kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
nasional, yang berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas
nasional, (3) pemersatu berbagai rimasyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya bahasa,
dan (4) alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, 1975:5).
Fungsi politik Bahasa Indonesia di atas menambah fungsi alamiah bahasa Indonesia itu
sendiri yaitu sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara terlisan maupun tertulis.
Sehingga kedudukan Bahasa Indonesia dalam masyarakat Indonesia sangat penting sebagai
wujud dan symbol persatuan dan persaudaraan. Dalam hal ini, fungsi Bahasa Indonesia dapat

dibagi menjadi dua fungsi, yaitu 1) fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan 2)
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi/Negara.
2.3.1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional untuk pertama kali dicetuskan pada
Kongres Pemuda ke-2 pada tanggal 28 Oktober 1928. Salah satu isi Sumpah Pemuda itu
adalah: Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,Bahasa
Indonesia. Dengan pengakuan tersebut maka Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa
kebangsaan yang menjadi salah satu simbol nasionalisme Indonesia.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia memancarkan nilai-nilai sosial
budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita
harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya.
Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada
rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan memelihara dan
mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa
Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat,
perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka
kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan
sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar
belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia
merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi
dijajah oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan
menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih
tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih
tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya
khazanah bahasa Indonesia.
Dengan fungsi keempat, bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang
berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar
pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di
daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat
menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk
segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan
dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan
(disingkat:ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada warganya. Akhirnya, apabila arus
informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila
pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.

2.3.2

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi


Selain sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai bahasa
Negara/resmi . Secara resmi bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa pergaulan bangsa Indonesia
pada saat Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Walaupun sebelumnya telah berkembang bahasa
Melayu sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa Belanda, namun kedudukan bahasa Indonesia
sebagai perkembangan bahasa Melayu mulai resmi digunakan sebagai bahasa persatuan oleh
bangsa Indonesia sejak Sumpah Pemuda tersebut.
Pengukuhan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dilakukan pada tanggal pada
tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Pada tanggal itulah salah satu
pasal tentang peresmian bahasa nasional sebagai bahasa Negara dsahkan yaitu dalam pasal 36
UUD 1945. diangkat pulalah bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Penentuan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi di Indonesia sangat lancar dan diterima secara aklamasi olehs
seluruh rakyat Indonesia. Padahal mencontoh Negara-negara lain, penentuan sebuah bahasa
menjadi bahasa resmi Negara sangatlah sulit dan seringkali menimbulkan perpecahan. Sebagai
contoh konkret, Malaysia, Singapura, Filipina, dan India, masih tetap menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa resmi di negaranya, walaupun sudah berusaha dengan sekuat tenaga
untuk menjadikan bahasanya sendiri sebagai bahasa resmi.
Mulusnya penentuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara di Indonesia
disebabkan beberapa factor: (1) bahasa tersebut dikenal dan dikuasai oleh sebagian besar
penduduk negara itu, (2) secara geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruh penyebarannya, dan
(3) bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk negara itu. Bahasa-bahasa yang terdapat di
Malaysia, Singapura, Filipina, dan India tidak mempunyai ketiga faktor di atas, terutama faktor
yang nomor (3). Masyarakat multilingual yang terdapat di negara itu saling ingin mencalonkan
bahasa daerahnya sebagai bahasa negara. Mereka saling menolak untuk menerima bahasa daerah
lain sebagai bahasa resmi kenegaraan. Tidak demikian halnya dengan negara Indonesia. Ketig
faktor di atas sudah dimiliki bahasa Indonesia sejak tahun 1928. Bahkan, tidak hanya itu.
Sebelumnya bahasa Indonesia sudah menjalankan tugasnya sebagai bahasa nasional, bahasa
pemersatu bangsa Indonesia. Dengan demikian, hal yang dianggap berat bagi negara-negara lain,
bagi kita tidak merupakan persoalan. Oleh sebab itu, kita patut bersyukur kepada Tuhan atas
anugerah besar ini.
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya
sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai
(1) bahasa resmi kenegaraan,
(2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
(4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.

Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah memang sebagai ciri
penanda bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
kenegaraan ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI
1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan lembaga-lembaganya dituliskan di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato atas
nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikan tugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan
dalam bahasa Indonesia. Sehubungan dengan ini kita patut bangga terhadap presiden kita,
Soeharto yang selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam situsi apa dan kapan pun selama
beliau mengatasnamakan kepala negara atau pemerintah. Bagaimana dengan kita?
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bhasa pengantar di lembagalembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya saja
untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan rendah yang anak didiknya hanya menguasai
bahasa ibunya (bahasa daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak didik yang
bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga Sekolah Dasar.
Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga
pendidikan tersebut, maka materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa
asing atau menyusunnya sendiri. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah membantu peningkatan
perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajar
dengan bahasa Inggris.
Sebagai fungsinya di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, bahasa Indonesia dipakai dalam
hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan
dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi
massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh orang masyarakat.
Akhirnya, sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan teknologi,
bahasa Indonesia terasa sekali manfaatnya. Kebudayaan nasional yang beragam itu, yang berasal
dari masyarakat Indonesia yang beragam pula, rasanya tidaklah mungkin dapat disebarluaskan
kepada dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain selain bahasa Indonesia.
Apakah mungkin guru tari Bali mengajarkan menari Bali kepada orang Jawa, Sunda, dan Bugis
dengan bahasa Bali? Tidak mungkin! Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan ilmu dan
teknologi modern. Agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi,
baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media
cetak lain, hendaknya menggunakn bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan

timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga
pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
3.

Tantangan Terhadap Pengembangan Bahasa Indonesia

Di tengah arus globalisasi saat ini dengan perkembangan teknologi informasi sebagai
medianya, perkembangan bahasa Indonesia mengalami tantangan yang tidak ringan. Setidaknya
terdapat dua tantangan yang dihadapi Bahasa Indonesia saat ini, yaitu:
1. Tantangan dari luar (eksternal), yaitu masuknya pengaruh bahasa asing dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana Bahasa Indonesia harus menyerap
secara baik pengaruh tersebut, baik perbendaharaan kosakata terutama mencari padanan-padanan
kata yang berasal dari bahasa asing termasuk perbendaharaan kosakata yang berkaitan dengan
perkembangan jaman yang semakin kompleks. Misalnya Bahasa Indonesia harus dengan cepat
mencari kosakata-kosakata yang berhubungan dengan kemajuan teknologi informasi.
2. Tantangan dari dalam (internal), dalam hal ini tantangan dari penuturnya sendiri.
Banyak dari kita yang masih bangga dengan penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehariharinya, padahal dalam Bahasa Indonesia sudah ada padanan katanya, seperti kita masih banyak
menggunanakan kata asing download dibandingunduh sebagai padanan bahasa Indonesianya.
Begitu juga pemakaian bahasa asing dalam penamaan (label) barang sering kita jumpai.
Kebanggaan pemakaian bahasa Indonesia setidaknya semakin hari semakin menurun.
Untuk menghadapi semua tantangan tersebut, bahasa Indonesia harus senantiasa
berkembang memenuhi semua keperluan kehidupan manusia yang berkembang dengan cepat,
baik di bidang IPTEK, politik, ekonomi, budaya dan lainnya. Dalam hal ini pemerintah dituntut
untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan program yang menyokong pengembangan bahasa
Indonesia, agar bahasa nasional ini tetap digunakan oleh para penuturnya dan mampu memenuhi
tuntutan kebahasaan dari berbagai bagai aspek kehidupan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat kesimpulan-kesimpulan yang
dapat diambil, yaitu:
1. Secara historis, bahasa Indonesia mempunyai keistimewaan, antar lain bahasa
Indonesia berkembang secara alamiah ke seluruh Indonesia seiring dengan dinamika sejarah
bangsa Indonesia. Sehingga penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berlangsung
dengan lancar tidak menimbulkan konflik seperti yang terjadi di Negara lain, hal itu disebabkan
bahasa Indonesia berkembang menjadi symbol kebersamaan dalam melawan penjajahan.
2. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara resmi tercantum dalam konstitusi
Negara UUD 1945 yang menyatakan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV,
Pasal 36), Namun fungsi bahasa Indonesia telah diikrarkan dalam Sumpah Pemuda, yaitu yang
menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Selain itu, dalam beberapa seminar
berikutnya, fungsi bahasa Indonesia ditetapkan menjadi dua poko fungsi yaitu bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan bahasa nasional sebagai bahasa Negara (resmi).
3. Tantangan terhadap perkembangan bahasa Indonesia setidaknya berasal dari
perkembangan tuntutan kebahasaan dari perkembangan jaman, antara lain perkembangan
IPTEK, politik, ekonomi dan lainnya. Selain itu rasa nasionalisme yang semakin menurun
menyebabkan kebanggaan sebagian masyarakat Indonesia untuk memakai bahasa Indonesia juga
berkurang. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya untuk mengembangkan bahasa Indonesia yang
lebih dinamis sesuai dengan perkembangan jaman dewasa ini.
3.2

Saran
Dalam hal ini, upaya-upaya dalam mengembangkan bahasa Indonesia perlu dilakukan
berbagai pihak. Pemerintah wajib mengeluarkan kebijakan dan program yang mampu
meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia, baik di bidang penelitian dan pengajaran bahasa
Indonesia. Juga, rakyat Indonesia sebagai penutur aslinya harus meningkatkan kebanggaannya

terhadap penggunaan bahasa Indonesia, misalnya dengan membatasi penggunaan bahasa asing
yang sudah ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdullah Ambary. 1983. Intisari Tatabahasa Indonesia. Djatnika: Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Tata Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:Jakarta.
Iyo Mulyono. 2000. Dasar-dasar Belajar Bahasa I. Karakteristik Pembelajar. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra UPI: Bandung
Makagiansar, M. 1990. Dimensi dan Tantangan Pendidikan dalam Era Globalisasi. dalam
Mimbar Pendidikan. Th. IX/4. Bandung: University Press IKIP Bandung.

Moeliono, Anton. 1985. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif di dalam
Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan.
Pateda, Mansoer. 1990. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1975. Seminar Politik Bahasa Nasional. Jakarta:
Pusat Bahasa

MAKALAH PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM


MASYARAKAT

MAKALAH

PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Gasal
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Afiati Handayu Dyah Fitriani S.Pd, M.Pd

Oleh:
MUHAMADI
11120093

SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012

Daftar Isi
Daftar
Isi............................................................................................................
.. ii
Kata
Pengantar.................................................................................................
.. iii

PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT.............. 1


A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B.

Pembahasan...........................................................................................
.. 2

1.

Pentingnya Bahasa.............................................................................. 2

2.

Aspek Bahasa dan Fungsi Bahasa....................................................... 3

3.

Penggunaan Bahasa Indonesia Sehari-Hari


di Masyarakat Saat Ini........................................................................ 5

4.

Berbicara dalam Sebuah Forum yang Resmi....................................... 8

C. Penutup..................................................................................................
.. 9
1.

Kesimpulan.......................................................................................... 9

2.

Saran-saran.......................................................................................... 10
Daftar
Pustaka....................................................................................................
11

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr Wb

Atas berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat
menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia yaitu menyusun Makalah sebagai tugas

akhir semester gasal, saya mengambil judul PENGARUH BAHASA INDONESIA


DALAM MASYARAKAT.
Tujuan saya menyusun makalah ini karena banyak yang tidak mengetahui
manfaat dari Bahasa Indonesia dalam sehari-hari. Dan banyak juga pengaruhpengaruh dari media lain yang membuat Bahasa Indonesia sedikit rancu dan tidak
layak digunakan dalam situasi yang formal. Apabila bahasa yang tidak tepat ini
terbawa dalam tempat yang tidak sesuai akan memberikan pengertian yang tidak
jelas.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada Orang Tua, Ibu
Afiati Handayu Dyah Fitriani S.Pd, M.Pd, serta Teman-teman semua yang telah
mendukung dan membantu tersusun dan terselesaikanya makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun dengan
terbuka saya terima.
Akhirnya kepada Allahlah semua dikembalikan dengan iringan doa semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr Wb

Penulis

PENGARUH BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT

A. Latar Belakang
Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh sangat penting. Informasi
apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi
dan interaksi yang hanya dimiliki manusia. Di Indonesia kebutuhan dunia
komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah memungkinkan bahasa tersebut
mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahasa Indonesia sebagai media

komunikasi utama di Indonesia semakin menunjukkan kedewasaan dan


kematangannya. Kita tahu bahwa masyarakat kita (Indonesia) sangat menjunjung
kesantunan dalam berbahasa. Makna yang akan disampaikan tidak hanya terkait
dengan
pemilihan
kata,
tetapi
juga
cara
penyampaiannya.
Sebagai
contoh, pemilihan kata yang tepat apabila disampaikan dengan cara kasar akan
tetapi dianggap kurang santun.
Senada dengan pendapat (St. Y. Slamet 2008:31) Bahasa merupakan alat
komunikasi yang umum dalam masyarakat. Bahasa diucapkan dan didengar, bukan
ditulis dan dibaca, disamping tetap ada yang diucapkan dan didengarkan.
Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam
menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide
itu sehingga dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak
berbicara.
Di Indonesia sendiri didalam kehidupan sehari-hari masih banyak yang
menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, mereka beranggapan bahwa
menggunakan bahasa Indonesia dalam sehari-hari akan terasa seperti bergaya dan
berlebihan. Sesungguhnya manfaat dari berbahasa Indonesia ini yaitu memberikan
atau melatih kita supaya terbiasa berbahasa Indonesia, sehingga apabila kita dalam
sebuah forum yang formal kita akan mudah menguasai bahasa Indonesia yang
sopan dan bisa memberikan pemahaman terhadap orang lain dengan jelas. Dalam
bahasa Indonesia juga terdapat pengaruh bahasa dari beberapa media cetak baik
tulis maupun media elektronik, dan juga ada pengaruhnya dari bahasa remaja atau
yang dikenal dengan bahasa gaul, sehingga bisa jadi bahasa yang kita gunakan
tidak sesuai dengan tata bahasa Indonesia.
Didalam makalah yang saya susun ini akan membahas tentang: Apa
Pentingnya Bahasa ? Apa Aspek Bahasa dan Fungsi Bahasa ? Bagaimana
Penggunaan Bahasa Indonesia Sehari-hari diMasyarakat saat ini ? Bagaimana Kita
Berbicara Dalam Sebuah Forum yang Resmi ?

B.

Pembahasan

1.

Pentingnya Bahasa
Pada waktu-waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala
macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina
dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang.
Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada

disekitar manusia: peristiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, hasil


cipta karya manusia dan sebagainya, akan mendapat tanggapan dalam pikiran
manusia. Disusun dan diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan
komunikasi. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Yang
memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan
serta latar belakangnya masing-masing.
Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan memperhatikan
wujud bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa sebagai: bahasa
adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.

2.

Aspek Bahasa dan Fungsi Bahasa


Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbolsimbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter. Yang dapat diperkuat dengan
gerak-gerik badaniah yang nyata. Hal tersebut merupakan simbol karena rangkaian
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu.
Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada
sesuatu yang dapat diserap panca indra.
Bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan
barang atau hal yang diwakilinya itu. Bunyi itu merupakan getaran yang
merangsang
alat
pendengar
kita
(yang
diserap
panca
indra
kita).
Sedangkan arti adalah isi yang terkandung didalam arus bunyi yang menyebabkan
reaksi atau tanggapan dari orang lain.
Arti
yang
terkandung
dalam
suatu
rangkaian
bunyi
bersifat arbiter ataumanasuka. Arbiter atau manasuka berarti tidak terdapat suatu
keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang
tertentu pula. Makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan)
masyarakat bahasa yang bersangkutan. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri
tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien, atau canis itu tergantung dari
kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.
Dalam sejarah bahasa pernah diperdebatkan apakah ada hubungan yang wajar
antara kata dengan barangnya. Satu kelompok mengatakan ada; untuk itu
diusahakan bermacam-macam keterangan mengenai timbulnya kata-kata dengan
bahasa. Etimologi merupakan hasil dari kelompok ini. Namun etimologi yang mulamula timbul untuk mendukung pendapat itu terlalu dibuat-buat sehingga sulit
diterima.

Fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu
sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat
berupa:
a.

Alat untuk menyatakan ekspresi diri


Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat didalam dada
kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.Unsur-unsur yang
mendorong ekspresi diri antara lain:

1)

Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita

2)

Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi


Sebenarnya semua fungsi bahasa sebagai yang dikemukakan diatas tidak
terpisah satu sama lain dalam kenyataan sehari-hari.

b.

Alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang
lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan,
pikiran, dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita
mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek-moyang kita,
serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita.

c.

Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial


Bahasa, disamping sebagai alat salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan
pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan
dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan
secara efesien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial
yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan
menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efesiensi
yang setinggi-tingginya.

d.

Alat mengadakan kontrol sosial


Yang dimaksud dengan kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah
laku dan tindak-tanduk orang-orang lain. Tingkah laku itu dapat bersifat terbuka
(overt: yaitu tingkah laku yang dapat diamati atau diobservasi), maupun yang
bersifat tertutup (convert: yaitu tingkah laku yang tak dapat diobservasi).
Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena dapat diatur dengan
mempergunakan bahasa. Semua tutur pertama-tama dimaksudkan untuk mendapat
tanggapan, baik tanggapan yang berupa tutur, maupun tanggapan yang berbentuk

perbuatan atau tindakan. Seorang pemimpin akan kehilangan kewibawaanya, bila


bahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan instruksi atau penerangan kepada
bawahanya, adalah bahasa yang kacau dan tak teratur. Kekacauan dalam
bahasanya akan menggagalkan pula usaha untuk mempengaruhinya tingkah laku
dan tindak-tanduk bawahannya. (Gorys Keraf 1973:6)

3.

Penggunaan Bahasa Indonesia Sehari-Hari di Masyarakat Saat Ini


Di Indonesia terdapat sejumlah besar bahasa daerah yang masing-masing
dituturkan sebagai alat perhubungan antar warga masyarakat bahasa itu. Karena
hidupnya
berdampingan
dengan
bahasa
Indonesia.
Terjadilah
proses
pemengaruhan. Hal itu nampak sekali dalam bentuk kata dan perluasan kosa kata.
Hingga kini orang masih terlalu banyak menekankan peranan bahasa daerahnya
sebagi sumber dan bukan sebagai penerima. Proses ini sebenarnya bersifat timbal
balik. Dalam bahasa daerah masa kini dapat juga disaksikan masuknya unsur
bahasa Indonesia, atau unsur bahasa asing yang diserap lewat bahasa Indonesia.
(Anton M Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo 1988:20)
Sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia telah melewati rajutan sejarah yang
panjang sejak difungsikan sebagai lingua franca dan bahasa resmi hingga menjadi
bahasa komunikasi ditingkat global. Sudah delapan dasawarsa bahasa Indonesia
hidup, tumbuh, dan berkembang seiring dengan perkembangan peradaban bangsa.
Namun, tidak seperti perjalanan dan dinamika manusia yang makin lama makin
menemukan kematangan dan kesempurnaan hidup, bahasa Indonesia justru
mengalami perubahan yang tidak baik. Diantaranya perubahan yang dilakukan oleh
media, baik cetak maupun elektronik. Tak dapat disangkal lagi, media memiliki daya
sugesti dan persuasi yang begitu kuat terhadap publik. Bahkan, saat ini tidak sedikit
orang yang memiliki ketergantungan informasi terhadap media.
Tak berlebihan kalau dikatakan bahwa bahasa media memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap penggunaan bahasa publik. Penggunaan satuan bahasa
tertentu yang terus berulang dalam sebuah media tak jarang diyakini sebagai
bentuk yang tepat sehingga publik bersikap latah untuk tak segan-segan
menirunya. Contoh yang paling mudah, misalnya kata (dimassa = dipukuli), seperti
dalam kalimat:
Pencopet yang tertangkap itu dimassa beramai-ramai oleh penduduk kampung.
Dalam struktur bahasa Indonesia, awalan (bukan kata depan) di- yang melekat
pada nomina (kata benda) yang berfungsi untuk membentuk verba (kata kerja)
hampir tidak pernah ditemukan. Kita tidak pernah mengenal bentuk verba dirumah,
dibatu, dibola, dan semacamnya. Demikian juga penggunaan kata penunjuk
jamak parayang seharusnya tak perlu lagi digunakan didepan nomina jamak,

seperti para politisi atau para kritisi yang seharusnya para politikus atau para
kritikus.
Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak
remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul
dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan
penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Bahasa gaul merupakan salah satu
cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai
muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai
bahasanya para anak jalanan yang disebabkan dalam pergaulan sebagai
preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang
digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua
pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa
nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam
konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang
terutama digunakan disuatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa
gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan
kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang
bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999. Contoh penggunaan bahasa gaul
sebagai berikut :
Aku, Saya diartikan Gue
Kamu menjadi Elo
Tidak menjadi Gak
Contoh kalimatnya:
Tidak peduli emang gue pikirin !
Gak juga kali !
Loe aja, gue engak !

4.

Berbicara dalam Sebuah Forum yang Resmi


Dengan dibiasakan berbicara bahasa Indonesia membuat kita mudah
menguasinya dan tidak merasa canggung dalam berbicara disebuah forum yang
formal. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan dan bahasa yang
dapat menyatukan bangsa ini sudah sewajarnya diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Berbicara dengan bahasa yang baik tentu akan sulit kalau tidak

diterapkan dan dibiasakan apalagi berbicara disebuah forum yang sangat resmi
tentu tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah
berbicara setiap orang mampu akan berbicara, namun berbicara secara formal atau
dalam situasi yang resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang
dikemukakan menjadi tidak teratur dan akhirnya bahasanyapun menjadi tidak
teratur pula. Bahkan yang lebih parah lagi, ada yang tidak berani berbicara sama
sekali. (Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S 1991:23)
Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, tetapi saling
berkaitan dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan erat
dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan
komunikasi dua arah. Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh pembicara,
tetapi juga oleh para pendengar.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan
persendian. Jika dilakukan dengan tatap muka, gerak tangan dan mimik juga
berperan.
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan
pembicaraan secara efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi
pembicaraanya. Seorang pembicara, berbicara karena ingin pikiranya dimiliki oleh
orang lain. Karena itu pembicara ingin disimak, dan ingin didengar. Seseorang
pembicara yang merasa tidak didengar, tentulah merasa tidak senang, dan hal ini
dapat membuat seluruh kegiatanya gagal. Hendaknya pendengar bersedia
memahami dan mengangap apa yang didengarnya sehingga timbul hubungan
timbal balik yang aktif. Usaha menjadikan kegiatan berbicara ini menjadi aktivitas
forum yang hidup dan terlepas dari persyaratan adanya pendengar yang baik.
Tentu saja mendengar bukanlah sekedar mendengar. Dalam mendengarkan kita
juga berpikir agar kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Misalnya
pendengar yang cakap, pandai memilih dan mengingat apa yang penting dan
mengabaikan yang tidak penting. Seseorang yang terampil menyimak akan mampu
menganalisis secara kritis dan menyimpulkan pokok-pokok suatu pembicaraan. Hal
ini tentu memerlukan latihan, sama halnya dengan kemampuan berbicara. Apabila
kita terbiasa berbicara dan terlatih tentu akan memudahkan kita dalam
mengungkapkan pendapat ataupun mendengarkan.

C. Penutup
1.

Kesimpulan

a.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam sebuah kehidupan
sosial. Bahasa juga merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

b.

Didalam bahasa makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan)


masyarakat untuk menentukan sebuah kata yang akan digunakan dalam bahasa.

c.

Bahasa juga mempunyai fungsi yang dapat diturunkan dari dasar dan motif
pertumbuhan bahasa itu sendiri diantaranya yaitu :

1)

Untuk menyatakan ekspresi diri

2)

Sebagai alat komunikasi

3)

Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial

4)

Sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial

d.

Didalam bahasa Indonesia yang terjadi di masyarakat saat ini dipengaruhi dari
media cetak maupun media elektronik serta terbiasanya menggunakan bahasa gaul
yang digunakan para anak remaja sekarang.

e.

Dalam situasi yang resmi kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang


berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan kemampuan yang lain. Kegiatan
berbicara berhubungan erat dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan
mendengarkan merupakan kegiatan komunikasi dua arah. Keefektifan berbicara
tidak hanya ditentukan oleh pembicara, tetapi juga oleh para pendengar.

2.

Saran-saran

a.

Gunakanlah bahasa Indonesia yang sesuai dalam situasi yang resmi dan formal.

b.

Berbicara itu mudah jika kita mau membiasakanya dan belajar dengan rajin.

c.
d.

Dalam situasi yang resmi jangan merasa canggung agar kita tidak kehilangan
konsentrasi. Kita harus percaya diri untuk menghilangkan kecanggungan itu.
Teruslah menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia kita.
Daftar Pustaka

Anonimous.
2009.
Perubahan
Penggunaan
Bahasa
Indonesia. Dalamhttp://mgmpbismp.co.cc/2009/06/17/perubahan-penggunaan- bah
asa-indonesia/ . Diunduh Pada Tanggal 30 Desember 2011, pukul 15.21 WIB.

Anton M Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Gorys Keraf. 1973. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Nusa
Indah.
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
St Y. Slamet. 2008. Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS
Press.

Anda mungkin juga menyukai