Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Perkembangan Bahasa Indonesia saat ini cukup membanggakan. Dewasa ini, lebih dari
40 negara memasukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dipelajari dari mulai dari Sekolah
Dasar (SD) sampai perguruan tinggi (Pikiran rakyat, 8 Oktober 2009). Hal itu menyiratkan
bahwa Bahasa Indonesia mempunyai peluang menjadi salah satu bahasa Internasional seiring
dengan berkembangnya peran bangsa Indonesia di bidang ekonomi, budaya dan politik
internasional.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional pertama kali dirumuskan dalam salah satu
butir Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa
pemersatu, baik secara politis maupun sosial budaya yang ikut merekatkan seluruh elemen
bangsa menjadi satu kesatuan menuju Indonesia sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan
berdaulat. Sejak momentum Sumpah Pemuda itulah, bahasa Indonesia kemudian berkembang
pesat menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lainnya.
Identitas kebangsaan itulah yang kemudian diresmikan sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945 seiring dengan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 yang salah satu isi
pasalnya menyatakan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia berkembang menjadi bahasa yang mampu
mengkomunikasikan berbagai ide, gagasan dan prilaku penuturnya di berbagai aspek kehidupan.
Saat ini Bahasa Indonesia bukan saja sebagai bahasa resmi nasional, tetapi telah berkembang
menjadi bahasa ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi serta berkembang sebagai bahasa
internasional.
Berdasarkan uraian di atas, upaya-upaya dalam mengkaji kembali peran dan fungsi
Bahasa Indonesia harus dikembangkan. Hal itu akan lebih memperkaya khasanah Bahasa
Indonesia dan menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia.
1.2
BAB II
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
2.1
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Oleh sebab itu, perkembangan Bahasa Indonesia
tidak dapat lepas dari pasang surutnya dinamika kehidupan bangsa Indonesia, mulai dari Bahasa
Indonesia sebagai bahasa penghubung (lingua franca) dalam hubungan antar suku sampai
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu berbagai suku dan golongan di Indonesia.
Berdasarkan kajian sejarah, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah
dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bukti-bukti sejarah menunjukkan
bahwa Bahasa Melayu telah digunakan di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Hal itu dapat
digunakannya Bahasa Melayu Kuna dalam prasasti Kedukan Bukit (683 M), Talang Tuwo (684
M), Kota Kapur (686 M), dan Karang Brahi berangka tahun (688 M). Prasasti itu bertuliskan
huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Semua prasasti tersebut berasal dari kerajaan Sriwijaya
yang saat itu menjadi penguasa di daerah sekitar Selat Malaka.
Pengaruh Bahasa Melayu Kuna di Nusantara tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
Kerajaan Sriwijaya. Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya berhasil meluaskan pengaruh politik
dan perdagangannya ke seluruh Asia Tenggara. Maka, seiring dengan itulah Bahasa Melayu
Kuna mulai digunakan sebagai bahasa penghubung antara bangsa di Asia tenggara. Salah satu
bukti penggunaan bahasa Melayu di luar Sumatera adalah dengan prasasti Gandasuli (832 M) di
Jawa Tengah dan beberapa prasasti di Bogor yang berasal dari abad ke-10.
Pada masa Islam, perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu semakin pesat, baik
yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun
1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat
Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Penyebaran bahasa Melayu
pun semakin pesat seiring dengan proses penyebaran agama Islam ke seluruh Nusantara. Dalam
hal ini Bahasa Melayu dijadikan bahasa pengantar dalam dakwah menyebarkan agama Islam.
Selain itu penyebaran Bahasa Melayu yang pesat disebabkan karena Bahasa Melayu tidak
mengenal tingkat tutur sehingga dengan cepat dapat diterima oleh semua golongan dalam
masyarakat.
Pada masa penjajahan asing, bahasa Melayu berkembang menjadi alat pemersatu seluruh
rakyat Indonesia. Perasaan senasib mendorong bangsa Indonesia mencari identitas bersama
untuk melawan penjajahan, dan bahasa Melayu yang telah berkembang hampir si seluruh
Indonesia merupakan salah satu bentuk identitas bersama tersebut. Perwujudan dari keinginan
akan identitas-identitas kebangsaan itu mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II di Jakarta
tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara
berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda itulah yang ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Legitimasi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikukuhkan dalam konstitusi
Negara Kesatuan Republic Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada saat itu UndangUndang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dalam Bab XV pasal 36 dinyatakan bahwaBahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV,
Pasal 36).
2.2
dibagi menjadi dua fungsi, yaitu 1) fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan 2)
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi/Negara.
2.3.1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional untuk pertama kali dicetuskan pada
Kongres Pemuda ke-2 pada tanggal 28 Oktober 1928. Salah satu isi Sumpah Pemuda itu
adalah: Kami poetera dan poeteri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,Bahasa
Indonesia. Dengan pengakuan tersebut maka Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa
kebangsaan yang menjadi salah satu simbol nasionalisme Indonesia.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia memancarkan nilai-nilai sosial
budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita
harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya.
Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada
rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan memelihara dan
mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa
Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat,
perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka
kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan
sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar
belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia
merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi
dijajah oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan
menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih
tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih
tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya
khazanah bahasa Indonesia.
Dengan fungsi keempat, bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang
berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar
pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di
daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat
menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk
segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan
dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan
(disingkat:ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada warganya. Akhirnya, apabila arus
informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila
pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
2.3.2
Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah memang sebagai ciri
penanda bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagai bahasa negara.
Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
kenegaraan ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI
1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan lembaga-lembaganya dituliskan di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato atas
nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikan tugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan
dalam bahasa Indonesia. Sehubungan dengan ini kita patut bangga terhadap presiden kita,
Soeharto yang selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam situsi apa dan kapan pun selama
beliau mengatasnamakan kepala negara atau pemerintah. Bagaimana dengan kita?
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bhasa pengantar di lembagalembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya saja
untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan rendah yang anak didiknya hanya menguasai
bahasa ibunya (bahasa daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak didik yang
bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga Sekolah Dasar.
Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga
pendidikan tersebut, maka materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga
berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa
asing atau menyusunnya sendiri. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah membantu peningkatan
perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajar
dengan bahasa Inggris.
Sebagai fungsinya di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, bahasa Indonesia dipakai dalam
hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan
dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi
massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh orang masyarakat.
Akhirnya, sebagai fungsi pengembangan kebudayaan nasional, ilmu, dan teknologi,
bahasa Indonesia terasa sekali manfaatnya. Kebudayaan nasional yang beragam itu, yang berasal
dari masyarakat Indonesia yang beragam pula, rasanya tidaklah mungkin dapat disebarluaskan
kepada dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain selain bahasa Indonesia.
Apakah mungkin guru tari Bali mengajarkan menari Bali kepada orang Jawa, Sunda, dan Bugis
dengan bahasa Bali? Tidak mungkin! Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan ilmu dan
teknologi modern. Agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi,
baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media
cetak lain, hendaknya menggunakn bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan
timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga
pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
3.
Di tengah arus globalisasi saat ini dengan perkembangan teknologi informasi sebagai
medianya, perkembangan bahasa Indonesia mengalami tantangan yang tidak ringan. Setidaknya
terdapat dua tantangan yang dihadapi Bahasa Indonesia saat ini, yaitu:
1. Tantangan dari luar (eksternal), yaitu masuknya pengaruh bahasa asing dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana Bahasa Indonesia harus menyerap
secara baik pengaruh tersebut, baik perbendaharaan kosakata terutama mencari padanan-padanan
kata yang berasal dari bahasa asing termasuk perbendaharaan kosakata yang berkaitan dengan
perkembangan jaman yang semakin kompleks. Misalnya Bahasa Indonesia harus dengan cepat
mencari kosakata-kosakata yang berhubungan dengan kemajuan teknologi informasi.
2. Tantangan dari dalam (internal), dalam hal ini tantangan dari penuturnya sendiri.
Banyak dari kita yang masih bangga dengan penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehariharinya, padahal dalam Bahasa Indonesia sudah ada padanan katanya, seperti kita masih banyak
menggunanakan kata asing download dibandingunduh sebagai padanan bahasa Indonesianya.
Begitu juga pemakaian bahasa asing dalam penamaan (label) barang sering kita jumpai.
Kebanggaan pemakaian bahasa Indonesia setidaknya semakin hari semakin menurun.
Untuk menghadapi semua tantangan tersebut, bahasa Indonesia harus senantiasa
berkembang memenuhi semua keperluan kehidupan manusia yang berkembang dengan cepat,
baik di bidang IPTEK, politik, ekonomi, budaya dan lainnya. Dalam hal ini pemerintah dituntut
untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan program yang menyokong pengembangan bahasa
Indonesia, agar bahasa nasional ini tetap digunakan oleh para penuturnya dan mampu memenuhi
tuntutan kebahasaan dari berbagai bagai aspek kehidupan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat kesimpulan-kesimpulan yang
dapat diambil, yaitu:
1. Secara historis, bahasa Indonesia mempunyai keistimewaan, antar lain bahasa
Indonesia berkembang secara alamiah ke seluruh Indonesia seiring dengan dinamika sejarah
bangsa Indonesia. Sehingga penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berlangsung
dengan lancar tidak menimbulkan konflik seperti yang terjadi di Negara lain, hal itu disebabkan
bahasa Indonesia berkembang menjadi symbol kebersamaan dalam melawan penjajahan.
2. Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara resmi tercantum dalam konstitusi
Negara UUD 1945 yang menyatakan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV,
Pasal 36), Namun fungsi bahasa Indonesia telah diikrarkan dalam Sumpah Pemuda, yaitu yang
menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Selain itu, dalam beberapa seminar
berikutnya, fungsi bahasa Indonesia ditetapkan menjadi dua poko fungsi yaitu bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan bahasa nasional sebagai bahasa Negara (resmi).
3. Tantangan terhadap perkembangan bahasa Indonesia setidaknya berasal dari
perkembangan tuntutan kebahasaan dari perkembangan jaman, antara lain perkembangan
IPTEK, politik, ekonomi dan lainnya. Selain itu rasa nasionalisme yang semakin menurun
menyebabkan kebanggaan sebagian masyarakat Indonesia untuk memakai bahasa Indonesia juga
berkurang. Oleh karena itu, perlu upaya-upaya untuk mengembangkan bahasa Indonesia yang
lebih dinamis sesuai dengan perkembangan jaman dewasa ini.
3.2
Saran
Dalam hal ini, upaya-upaya dalam mengembangkan bahasa Indonesia perlu dilakukan
berbagai pihak. Pemerintah wajib mengeluarkan kebijakan dan program yang mampu
meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia, baik di bidang penelitian dan pengajaran bahasa
Indonesia. Juga, rakyat Indonesia sebagai penutur aslinya harus meningkatkan kebanggaannya
terhadap penggunaan bahasa Indonesia, misalnya dengan membatasi penggunaan bahasa asing
yang sudah ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdullah Ambary. 1983. Intisari Tatabahasa Indonesia. Djatnika: Bandung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Tata Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:Jakarta.
Iyo Mulyono. 2000. Dasar-dasar Belajar Bahasa I. Karakteristik Pembelajar. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra UPI: Bandung
Makagiansar, M. 1990. Dimensi dan Tantangan Pendidikan dalam Era Globalisasi. dalam
Mimbar Pendidikan. Th. IX/4. Bandung: University Press IKIP Bandung.
Moeliono, Anton. 1985. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Ancangan Alternatif di dalam
Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan.
Pateda, Mansoer. 1990. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1975. Seminar Politik Bahasa Nasional. Jakarta:
Pusat Bahasa
MAKALAH
Oleh:
MUHAMADI
11120093
Daftar Isi
Daftar
Isi............................................................................................................
.. ii
Kata
Pengantar.................................................................................................
.. iii
Pembahasan...........................................................................................
.. 2
1.
Pentingnya Bahasa.............................................................................. 2
2.
3.
4.
C. Penutup..................................................................................................
.. 9
1.
Kesimpulan.......................................................................................... 9
2.
Saran-saran.......................................................................................... 10
Daftar
Pustaka....................................................................................................
11
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr Wb
Atas berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat
menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia yaitu menyusun Makalah sebagai tugas
Wassalamualaikum Wr Wb
Penulis
A. Latar Belakang
Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh sangat penting. Informasi
apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi
dan interaksi yang hanya dimiliki manusia. Di Indonesia kebutuhan dunia
komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah memungkinkan bahasa tersebut
mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bahasa Indonesia sebagai media
B.
Pembahasan
1.
Pentingnya Bahasa
Pada waktu-waktu terakhir ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala
macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina
dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang.
Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada
2.
Fungsi bahasa dapat diturunkan dari dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu
sendiri. Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya dapat
berupa:
a.
1)
2)
b.
Alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang
lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan,
pikiran, dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita
mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek-moyang kita,
serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita.
c.
d.
3.
seperti para politisi atau para kritisi yang seharusnya para politikus atau para
kritikus.
Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak
remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul
dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan
penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Bahasa gaul merupakan salah satu
cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai
muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai
bahasanya para anak jalanan yang disebabkan dalam pergaulan sebagai
preman.
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang
digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua
pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa
nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam
konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang
terutama digunakan disuatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa
gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan
kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang
bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999. Contoh penggunaan bahasa gaul
sebagai berikut :
Aku, Saya diartikan Gue
Kamu menjadi Elo
Tidak menjadi Gak
Contoh kalimatnya:
Tidak peduli emang gue pikirin !
Gak juga kali !
Loe aja, gue engak !
4.
diterapkan dan dibiasakan apalagi berbicara disebuah forum yang sangat resmi
tentu tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Walaupun secara alamiah
berbicara setiap orang mampu akan berbicara, namun berbicara secara formal atau
dalam situasi yang resmi sering menimbulkan kegugupan sehingga gagasan yang
dikemukakan menjadi tidak teratur dan akhirnya bahasanyapun menjadi tidak
teratur pula. Bahkan yang lebih parah lagi, ada yang tidak berani berbicara sama
sekali. (Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S 1991:23)
Kemampuan berbicara bukanlah kemampuan yang berdiri sendiri, tetapi saling
berkaitan dengan kemampuan yang lain. Kegiatan berbicara berhubungan erat
dengan kegiatan mendengarkan. Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan
komunikasi dua arah. Keefektifan berbicara tidak hanya ditentukan oleh pembicara,
tetapi juga oleh para pendengar.
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan dan penempatan
persendian. Jika dilakukan dengan tatap muka, gerak tangan dan mimik juga
berperan.
Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan
pembicaraan secara efektif, sebaiknya pembicara betul-betul memahami isi
pembicaraanya. Seorang pembicara, berbicara karena ingin pikiranya dimiliki oleh
orang lain. Karena itu pembicara ingin disimak, dan ingin didengar. Seseorang
pembicara yang merasa tidak didengar, tentulah merasa tidak senang, dan hal ini
dapat membuat seluruh kegiatanya gagal. Hendaknya pendengar bersedia
memahami dan mengangap apa yang didengarnya sehingga timbul hubungan
timbal balik yang aktif. Usaha menjadikan kegiatan berbicara ini menjadi aktivitas
forum yang hidup dan terlepas dari persyaratan adanya pendengar yang baik.
Tentu saja mendengar bukanlah sekedar mendengar. Dalam mendengarkan kita
juga berpikir agar kita mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya. Misalnya
pendengar yang cakap, pandai memilih dan mengingat apa yang penting dan
mengabaikan yang tidak penting. Seseorang yang terampil menyimak akan mampu
menganalisis secara kritis dan menyimpulkan pokok-pokok suatu pembicaraan. Hal
ini tentu memerlukan latihan, sama halnya dengan kemampuan berbicara. Apabila
kita terbiasa berbicara dan terlatih tentu akan memudahkan kita dalam
mengungkapkan pendapat ataupun mendengarkan.
C. Penutup
1.
Kesimpulan
a.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam sebuah kehidupan
sosial. Bahasa juga merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
b.
c.
Bahasa juga mempunyai fungsi yang dapat diturunkan dari dasar dan motif
pertumbuhan bahasa itu sendiri diantaranya yaitu :
1)
2)
3)
4)
d.
Didalam bahasa Indonesia yang terjadi di masyarakat saat ini dipengaruhi dari
media cetak maupun media elektronik serta terbiasanya menggunakan bahasa gaul
yang digunakan para anak remaja sekarang.
e.
2.
Saran-saran
a.
Gunakanlah bahasa Indonesia yang sesuai dalam situasi yang resmi dan formal.
b.
Berbicara itu mudah jika kita mau membiasakanya dan belajar dengan rajin.
c.
d.
Dalam situasi yang resmi jangan merasa canggung agar kita tidak kehilangan
konsentrasi. Kita harus percaya diri untuk menghilangkan kecanggungan itu.
Teruslah menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia kita.
Daftar Pustaka
Anonimous.
2009.
Perubahan
Penggunaan
Bahasa
Indonesia. Dalamhttp://mgmpbismp.co.cc/2009/06/17/perubahan-penggunaan- bah
asa-indonesia/ . Diunduh Pada Tanggal 30 Desember 2011, pukul 15.21 WIB.
Anton M Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Gorys Keraf. 1973. Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende-Flores: Nusa
Indah.
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
St Y. Slamet. 2008. Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS
Press.