25 Nilai Strategis Pengembangan SDM
25 Nilai Strategis Pengembangan SDM
Pendahuluan
Ujung tombak sekaligus kekuatan suatu organisasi pada umumnya terletak pada
kehandalan, kepintaran dan kebolehan SDM-nya. Apabila setiap personil dalam organisasi
mendapatkan kesempatan dan penghargaan atas bakat dan kemampuannya serta
menggunakannya secara tepat, dapat dipastikan organisasi tersebut akan berkembang pesat
dan menjadi dinamis. Pada akhirnya setiap personil akan dengan semangat dan senang hati
melakukan tugas dan termotivasi untuk gembira bekerja dan memberikan kontribusi
secara optimal. Mantan Pimpinan GE, Jack Welch, telah mengatakan, Satu-satunya cara
yang saya lihat untuk mendapatkan lebih banyak produktivitas adalah dengan membuat
orang terlibat dan gembira dengan pekerjaan mereka.
Pendapat Jack Welch cukup menarik perhatian penulis. Sebab pada dasarya
kegembiraan akan menimbulkan semangat dan kegairahan. Kegembiraan akan
menumbuhkan motivasi yang kuat untuk melakukan suatu pekerjaan. Di sisi lain, secara
luas motivasi ada hubungannya dengan jenis, macam atau peringkat kebutuhan manusia.
Abraham G. Maslow mengatakan bahwa motif manusia bekerja didasarkan pada
pemenuhan kebutuhan pokok yang bertingkat-tingkat. Seseorang bekerja karena ada motif
tertentu, sehingga mampu menimbulkan semangat dan gairah dalam bekerja (Alex S.
Nitisemito). Dalam hal ini dapat disampaikan bahwa semangat kerja adalah keinginan
untuk melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik dan cepat. Sedangkan kegairahan bekerja adalah kesenangan
yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Meski seseorang pada dasarnya memiliki potensi yang baik, tidak berarti dengan
serta merta akan terampil dalam mengerjakan semua pekerjaan. Demikian juga tidak ada
korelasi langsung antara potensi yang baik dengan motivasi, semangat serta gairah kerja.
Ada pihak yang memiliki kelebihan di satu bidang tetapi menghadapi kesulitan di bidang
lain. Ada pihak yang memiliki semangat tinggi serta bergairah dalam melakukan suatu
kegiatan, dan ada pula yang bekerja secara alakadarnya. Oleh karena itu, kesempatan
pengembangan diri sangat penting bagi setiap karyawan, bahkan terhadap seseorang yang
potensial sekalipun. Dalam hal ini yang menjadi sasaran dari pelaksanaan pengembangan
adalah tercapainya suatu kinerja yang optimal sesuai dengan yang diinginkan, baik secara
organisatoris maupun individual.
Pengertian Pengembangan
Pengembangan merupakan upaya sadar yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan, kebolehan dan kepintaran seseorang. Gary Dessler mengatakan bahwa
pengembangan adalah suatu usaha
Dengan adanya persaingan tersebut apabila SDM kita tidak mampu bersaing, maka
akan terpinggirkan dan akhirnya mendapat bagian yang kurang penting sehingga tidak
memotivasi seseorang untuk gembira bekerja. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan
usaha dari SDM melalui pengembangan diri.
Tujuan Pengembangan
Pada umumnya perusahaan dengan prestasi keuangan di atas rata-rata menganggap
pelatihan dan pengembangan karyawan sabagai faktor penting dalam menentukan
keberhasilan. Program pengembangan dilakukan untuk mencapai kinerja yang diinginkan,
meliputi perubahan perilaku, dan pencapaian kondisi yang berfungsi sebagai standar
untuk mengukur prestasi kerja.
Apabila suatu perusahaan dapat menggunakan SDM secara tepat, mampu
membangun komitmen, sehingga termotivasi untuk gembira bekerja, nantinya karyawan
akan memberikan kontribusi secara opimal, yang pada gilirannya akan menghasilkan
produktivitas atau keuntungan. Oleh karena itu, tujuan program pengembangan tidak
Pelaksanaan Pengembangan
Selain
pendidikan
formal,
pengalaman
kerja
dan
keterbukaan
untuk
mengembangkan diri merupakan hal yang berpengaruh pada pencapaian prestasi. Untuk
melakukan pengembangan yang tepat perlu dilakukan
1. Analisis Kebutuhan
Langkah awal untuk menyusun program pengembangan adalah dengan melakukan
analisis kebutuhan. Dalam hal ini berupa tindakan mengidentifikasi keterampilan yang
dibutuhkan untuk menunjang pekerjaan yang harus diselesaikan. Untuk itu diperlukan
studi yang rinci dari sebuah pekerjaan untuk mengetahui keterampilan khusus yang
dibutuhkan.
proses mengajarkan
melakukan pekerjaan searah dengan tujuan organisasi. Sedangkan bagi karyawan lama
adalah
tindakan
analisis
prestasi
untuk
menentukan
apakah
telah
terjadi
2. Penentuan Program
Setelah diagnosa kebutuhan ditemukan, diperlukan langkah penentuan materi
meliputi rancangan
program. Untuk melihat keakuratan dan kesesuaian rancangan yang disusun perlu
dilakukan uji kelayakan berupa kajian dan validasi program. Uji kelayakan ini
dilakukan untuk melihat kesesuain antara rancangan program dengat target dan untuk
mengurangi kesalahan-kesalahan atau kekurang efisienan. Untuk itu diperlukan kajian
atau bahkan uji coba akan rancangan program.
3. Implementasi Program
Setelah diperoleh informasi akan adanya kesesuaian antara rancangan dengan
target yang akan dicapai, langkah berikutnya barulah menuju pada tahap implementasi.
Pelaksanaan program pengembangan dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik
yang berfokus pada penambahan
perilaku yang diharapkan. Isi program pengembangan diarahkan pada beberapa hal
seperti
a. Memenuhi kebutuhan organisasi dan peserta
b. Memilih materi yang relevan dengan kebutuhan
c. Memotivasi peseta untuk mengikuti program
4. Evaluasi Program
Untuk mengetahui efektivitas program
perubahan
dapat dilakukan
dengan mendeteksi
dengan melaksanakan
Penutup
Keberhasilan program pengembangan dapat dideteksi melalui pengamatan dan
pencocokan antara tujuan dan hasil yang dicapai. Bila telah terjadi perubahan,
penambahan ataupun peningkatan dari berbagai aspek seperti telah disebut dalam tujuan
program, maka dapat dikatakan bahwa pengembangan yang dilakukan cukup berhasil. Di
lain pihak, jika setelah dilakukan pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan, namun
tidak terjadi perubahan, baik dari sisi pengetahuan, perilaku maupun keterampilan maka
dapat dikatakan bahwa program pengembangan yag dilakukan tidak berhasil.Berbagai
pihak memberikan andil untuk mencapai keberhasilan program
pengembangan, baik
DAFTAR BACAAN
A.Sihotang. 2007. Manajemen Sumber daya Manusia. Padnya Paramita: Jakarta.
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya manusia. Edisi ke-10. Indeks: Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia. Cetakan ketujuh, Edisi
Revisi. PT Bumi Aksara: Jakarta.
TV Rao. 1996. Penilaian Prestasi Kerja, Teori dan Praktek. PT Pustaka Binawan
Pessindo: Jakarta.