LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. RE
Umur
: 59 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Jakarta
Ruangan
: Wijaya Kusuma
Tanggal Masuk
: 14 Juni 2014
Tanggal Keluar
: 19 Juni 2014
ANAMNESA (Alloanamnesa)
Keluhan Utama
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Sopor
Tekanan Darah
: 140/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit, reguler
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,8o C.
KEPALA
Bentuk
: Normal, simetris
Rambut
Mata
Mulut
LEHER
Inspeksi
Palpasi
THORAK
o Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas atas
Auskultasi
Inspeksi
o Paru
Palpasi
: Fremitus taktil dan vokal sama pada paru kanan dan kiri
Perkusi
Auskultasi
ABDOMEN
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Hepar
Lien
EKSTREMITAS
Superior
Inferior
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb
: 14,3 mg/dl
Leukosit
: 18.000 /mm3
Ht
: 43 %
Trombosit
: 231.000 /mm3
Ureum
: 35 mg/dl
SGOT
: 14 U/L
Creatinin
: 1,02 mg/dl
SGPT
: 10 U/L
4
Kalium
: 3,1 mEq
Natrium
: 140 mEq/L
Chlorida
: 108 mEq/L
GDS
: 27 mg/dl
DIAGNOSIS KERJA
Hipoglikemia
DM tipe 2
DIAGNOSIS BANDING
Hiperglikemia
Gagal Hati
RENCANA PEMERIKSAAN
HbA1C
TERAPI :
-
IVFD
D10% 20 tpm
Inj. Incephin 1 x 2gr
PCT 3 x 500mg
Plan :
PROGNOSA
Qua ad vitam
: Dubia ad bonam
Qua ad fungsionam
: Dubia ad bonam
Qua ad sanationam
: Dubia ad bonam
FOLLOW UP
Hari/tgl
sabtu
Hasil Pemeriksaan
S : Lemas, pusing, nafsu makan berkurang
14/06/14
(24.00)
VS
: TD : 160/80 mmHg
N : 88 x/mnt
Mata
R : 20 x/mnt
S : 36,8o C
: SI -/- , CA -/-
Instruksi Dokter
Plan : Jika GDS > 100, cek
GDS tiap 2 jam
Jika GDS < 100, cek GDS
tiap 1 jam + 2 flash D40%
Hari/tgl
Minggu
Hasil Pemeriksaan
S : Lemas, pusing, nafsu makan berkurang
Instruksi Dokter
Plan : Jika GDS > 100, cek
15/06/14
(06.00)
VS
: TD : 150/80 mmHg
N : 88 x/mnt
Mata
R : 20 x/mnt
S : 36,5o C
: SI -/- , CA -/-
A : Hipoglikemia, DM
P: -
Hasil Laboratorium:
GDS 01.00 378 mg/dl
13.00
- mg/dl
03.00
57 mg/dl *
15.00
- mg/dl
04.00
- mg/dl
16.00
91mg/dl *
05.00
90 mg/dl *
06.00
- mg/dl
07.00
86 mg/dl *
20.00
09.00
72 mg/dl *
- mg/dl
22.00
- mg/dl
24.00
- mg/dl
Hari/tgl
Senin
Hasil Pemeriksaan
S : Lemas <<, pusing <<
16/06/14
O : KU/KS : Baik / CM
(06.00)
VS
: TD : 140/80 mmHg
N : 88 x/mnt
Mata
Instruksi Dokter
Plan: cek GDS tiap 6 jam
R : 20 x/mnt
S : 36,5o C
: SI -/- , CA -/-
A : Hipoglikemia, DM
P: -
Hasil Laboratorium:
GDS 07.00 257 mg/dl
09.00 199 mg/dl
11.00 179 mg/dl
17.00 125 mg/dl
23.00 138 mg/dl
Hari/tgl
Selasa
Hasil Pemeriksaan
S : sudah tidak ada keluhan
17/06/14
O : KU/KS : Baik / CM
(06.00)
VS
: TD : 140/80 mmHg
N : 88 x/mnt
Mata
Instruksi Dokter
Plan: cek GDN 2 jam PP
R : 20 x/mnt
S : 36,5o C
: SI -/- , CA -/-
Hasil Laboratorium:
GDS 05.00 160 mg/dl
11.00 179 mg/dl
17.00 303 mg/dl
8
134 mg/dl
2 jam PP
530 mg/dl
Hari/tgl
Rabu
Hasil Pemeriksaan
S : sudah tidak ada keluhan
18/06/14
O : KU/KS : Baik / CM
(06.00)
VS
: TD : 140/80 mmHg
N : 88 x/mnt
Mata
Instruksi Dokter
Plan: Aff infus
Cek elektrolit
R : 20 x/mnt
S : 36,5o C
: SI -/- , CA -/-
99 mg/dl
96 mg/dl
Hari/tgl
Kamis
Hasil Pemeriksaan
S : sudah tidak ada keluhan
19/06/14
O : KU/KS : Baik / CM
(06.00)
VS
: TD : 140/80 mmHg
R : 20 x/mnt
S : 36,5o C
N : 88 x/mnt
Mata
Instruksi Dokter
Plan: Acc rawat jalan
: SI -/- , CA -/-
Glucophage 1 x 500mg
Hasil Laboratorium:
GDN
69 mg/dl
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut anamnesis yang dilakukan pada pasien, Pasien datang ke IGD RS. MRM
dengan diantar oleh keluarga, menurut keluarga pasien, pasien tidak sadarkan sesaat sebelum
akhirnya dibawa keluarga ke RS. Menurut keterangan keluarga pasien, sebelum pasien tidak
sadarkan diri, pasien sempat mengeluhkan pusing dan disertai dengan lemas.
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa (true glucose) adalah 60
mg %, dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah di bawah 60 % disebut
11
sebagai hipoglikemia. Pada umumnya gejala-gejala hipoglikemia baru timbul bila kadar
glukosa darah lebih rendah dari 45 mg %.
2.2. PATOFISIOLOGI
Pada waktu makan (absorptive) cukup tersedia sumber energi yang diserap dari usus.
Kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai makro molekul, karena itu fase ini
dinamakan sebagai fase anabolic. Hormon yang berperan adalah insulin. 60 % dari glukosa
yang diserap usus dengan pengaruh insulin akan disimpan di hati sebagai glikogen, sebagian
lagi akan disimpan di jaringan lemak dan otot juga sebagai glikogen. Sebagian lain dari
glukosa akan mengalami metabolisme anaerob maupun aerob untuk memperoleh energi
yang digunakan seluruh jaringan tubuh terutama otak. Sekitar 70 % dari seluruh penggunaan
glukosa berlangsung di otak.
Berbeda dengan jaringan lain otak tidak dapat menggunakan asam lemak bebas
sebagai sumber energi. Pada waktu sesudah makan atau sesudah puasa 5 6 jam kadar
glukosa darah mulai turun, keadaan ini menyebabkan retensi insulin juga
menurun, sedangkan hormon kontralateral yaitu glikogen, epinefrin, kortisol dan hormon
pertumbuhan meningkat. Terjadilah keadaan sebaliknya (katabolik) yaitu sintesis glikogen,
protein dan trigliserida akan menurun sedangkan pemecahan zat-zat tersebut akan meningkat.
Pada keadaan penurunan glukosa darah mendadak glukagon dan epinefrin yang berperan.
Kedua hormon tersebut akan memacu glikogenolisis dan glukenogenesis dan proteolisis di
otot dan liposis di jaringan lemak. Dengan demikian tersedia bahan untuk glukoneogenesis
yaitu asam amino terutama alanin, asam laktat, piruvat dan gliserol.
Hormon kontraregulator yang lain berpengaruh sinergistik terhadap glukagon
dan adrenalin tetapi perannya lambat. Selama homeostasis glukosa tersebut di atas berjalan
hipoglikemia tidak akan terjadi. Hipoglikemia terjadi karena ketidakmampuan hati
memproduksi glukosa.
Ketidakmampuan
hati
tersebut dapat
disebabkan karena
penurunan bahan pembentuk glukosa, penyakit hati atau ketidakseimbangan
hormonal. Kenaikan
penggunaan
glukosa
di
perifer
tidak
menimbulkan
hipoglikemia selama hati masih mampu mengimbangi dengan menambah produksi glukosa.
2.3. ETIOLOGI
a. Makan kurang dari diet yang ditentukan.
b. Sesudah olahraga
c. Sembuh sakit
d. Sesudah melahirkan
e. Makan obat yang mempunyai sifat serupa.
2.4. GEJALA-GEJALA
Terdiri atas dua fase yaitu:
a. Fase I yaitu gejala-gejala yang timbul akibat aktivasi pusat autonom
di hipotalamus sehingga dilepaskannya hormon epinefrin. Gejalanya berupa palpitasi,
keluar banyak keringat, tremor, ketakutan, rasa lapar, dan mual (glukosa darah turun
50 mg %).
12
b. Fase II yaitu gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terjadinya gangguan fungsi otak
gejalanya berupa pusing, pandangan kabur, ketajaman mental menurun, hilangnya
keterampilan motorik yang halus, penurunan kesadaran, kejang-kejang dan koma
(Glukosa darah 20 mg %).
Gejala-gejala hipoglikemia yang tidak khas:
-
Pemberian gula murni 30 g (2 sendok makan), sirup, atau makanan yang mengandung
karbohidrat.
Pada keadaan koma, berikan larutan glukosa 40 % IV sebanyak 10 25 cc, setiap 10
20 menit sampai pasien sadar, disertai infus dekstrosa 10 % 6 jam/kolf
Bila belum teratasi, dapat diberikan antagonis insulin.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC.
Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007. Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI.
14
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta:
EGC.
Murray, Robert K. Granner, Daryl K. Mayes, Peter A. Rodwell, Victor W. 2003. Harpers
Illustrated Biochemistry, Twenty-Sixth Edition. New York: Mc. Graw Hill.
Shils, Maurice E. Shike, Moshe. Ross, A Catharine. Caballero, Benjamin. Cousins, Robert J.
2006. Modern Nutrition in Health and Disease, 10th Edition. Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins.
Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti.
2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
15