Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BAHAN KONSTRUKSI KIMIA

OLEH:
Nama

: Aprilia Sulistianingsih

NIM

: 03031281320020

Dosen Pembimbing : Ir. Faisol Asip, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2014

Tugas Bab I Bahan Konstruksi Kimia


1. Dasar dasar pemilihan Bahan Konstruksi Teknik Kimia
Untuk memilih material kita patut berpegang kepada most important characteristics
dari suatu material, dan hal ini juga bergantung dengan keadaan geografis atau lingkungan suatu
tempat. Pedoman ini dapat dijadikan penentuan skala prioritas untuk memilih suatu material, dan
hal itu adalah:
a. Material properties
b. Thermal properties
c. Corrosion resistance
d. Thermal conductivity and electrical resistance
e. Ease of fabrication
f. Availability in standard size
g. Cost
h. Contamination
i. Recycle
Tetapi secara umum ada 3 dasar yaitu
1. Biaya
Jumlah bahan yang digunakan akan tergantung pada berat jenis material dan kekuatan
(desainstress) dan ini harus diperhitungkan ketika membandingkan biaya material. Peringkat
dihitung biayanya, relatif terhadap rating untuk baja ringan (karbon rendah), ditunjukkan pada
Tabel 7.6.
Bahan dengan stres desain relatif tinggi, seperti paduan stainless dan rendah baja, dapat
digunakan lebih efisien daripada baja karbon. Biaya relatif peralatan yang terbuat dari bahan

yang berbeda akan tergantung pada biaya fabrikasi, serta biaya dasar materi. Kecuali bahan
tertentu memerlukan teknik fabrikasi khusus, biaya relatif peralatan jadi akan lebih rendah dari
biaya bahan relatif terbuka.
Sebagai contoh, biaya yang dibeli dari stainless steel tangki penyimpanan akan menjadi 2
sampai 3 kali biaya dari tangki yang sama dalam baja karbon, sedangkan biaya relatif dari logam
adalah antara 5 sampai 8. Jika laju korosi seragam, maka materi yang optimal dapat dipilih
dengan menghitung tahunan biaya untuk bahan kandidat yang mungkin. Biaya tahunan akan
tergantung pada diperkirakan hidup, dihitung dari laju korosi, dan biaya pembelian peralatan.
Dalam situasi tertentu, mungkin terbukti lebih ekonomis untuk menginstal bahan yang lebih
murah dengan tingkat korosi yang tinggi dan menggantinya sering; ketimbang memilih lebih
tahan tetapi lebih mahal material. Strategi ini hanya akan dipertimbangkan untuk relatif
sederhana.
Tabel 7.6. Relatif biaya peringkat untuk logam
Baja karbon
Al-paduan (Mg)
Stainless steel 18/8 (Ti)
Inconel
Kuningan
Perunggu
Alumunium
Monel
Tembaga
Nikel

1
4
5
12
10-15
16
18
19
27
35

Desain stres (N / mm2)


100
70
130
140
76
87
14
120
46
70

Catatan: Angka desain stres ditunjukkan untuk tujuan ilustrasi saja dan tidak boleh digunakan
sebagai desain nilai-nilai.
Peralatan dengan biaya fabrikasi rendah, dan di mana kegagalan prematur tidak akan
menyebabkan bahaya serius. Misalnya, baja karbon dapat ditentukan untuk limbah cair di tempat

stainless steel, menerima kebutuhan kemungkinan untuk penggantian. Pipa dinding tebal akan
dipantau in situ sering untuk menentukan kapan dibutuhkan pengganti.
Lebih mahal tahan korosi, paduan sering digunakan sebagai cladding pada baja
karbon. Jika piring tebal diperlukan untuk kekuatan struktural, penggunaan bahan secara
substansial dapat mengurangi biaya.
2. Ketersediaan
Ketersediaan bahan konstruksi kimia sehingga mudah didapat, diproduksi sesuai dengan
jenis atau kriteria bahan yang diinginkan.
3. Sifat-sifat Umum Bahan Knstruksi Kimia
a. Sifat Mekanik Bahan
Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik menyatakan
kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima
beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan / komponen tersebut. Seringkali
bila suatu bahan mempunya sifat mekanik yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain,
maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang
diperlukan.
Misalkan saja baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja
mempunyai sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk suatu
pemakaian tetapi mempunyai sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik.
Untuk mengatasi hal itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi
tersebut diperbaiki dengan cara pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus
mencari bahan lain seperti selain kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan yang

syarat pada sifat mekaniknya sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi. Berikut
adalah beberapa sifat mekanik yang penting untuk diketahui :
Kekuatan (strength), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis
beban yang bekerja atau mengenainya. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan,
kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
Kekerasan (hardness), dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan
terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan
sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan kekuatan.

Kekenyalan (elasticity), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa


mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila
suatu benda mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Apabila tegangan yang
bekerja besarnya tidak melewati batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi hanya
bersifat sementara, perubahan bentuk tersebut akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan
yang diberikan. Akan tetapi apabila tegangan yang bekerja telah melewati batas kemampuannya,
maka sebagian dari perubahan bentuk tersebut akan tetap ada walaupun tegangan yang diberikan
telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak perubahan bentuk elastis yang
dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, atau dapat dikatakan
dengan kata lain adalah kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan
ukuran semula setelah menerima bebang yang menimbulkan deformasi.
Kekakuan (stiffness), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa hal
kekakuan ini lebih penting daripada kekuatan.

Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi


plastik (permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi
bahan yang akan diproses dengan berbagai macam pembentukan seperti forging, rolling,
extruding dan lain sebagainya. Sifat ini juga sering disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan
yang mampu mengalami deformasi plastik cukup besar dikatakan sebagai bahan yang memiliki
keuletan tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan yang tidak menunjukkan terjadinya
deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan rendah atau getas (brittle).
Ketangguhan (toughness), menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi
tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya
energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat
ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur.
Kelelahan (fatigue), merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan
berulang ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya.
Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan ini.
Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur
karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.
Creep, atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan kecenderungan suatu logam
untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi waktu, pada
saat bahan atau komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap.

Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu :
Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya tetap atau
bebannya mengalami perubahan yang lambat.

Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar berubah
ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.

b. Sifat Thermal Bahan


Sifat termal bahan adalah perubahan sifat yang berkaitan dengan suhu. Sifat termal ini
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu
1. Kandungan uap air
Apabila suatu benda berpori diisi air, maka akan berpengaruh terhadap konduktifitas termal.
Konduktifitas termal yang rendah pada bahan insulasi adalah selaras dengan kandungan udara
dalam bahan tersebut
2. Suhu
Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil, namun secara umum
dapat dikatakan bahwa konduktifitas termal akan meningkat apabila suhu meningkat.
3. Kepadatan dan porositas
Konduktifitas termal berbeda pengaruh terhadap kepadatan, apabila pori-pori bahan semakin
banyak maka konduktifitas termal rendah. Perbedaan konduktifitas termal bahan dengan
kepadatan yang sama akan tergantung pada perbedaan struktur yang meliputi ukuran, distribusi,
hubungan pori / lubang. Sifat termal bahan dikaitkan dengan perpindahan kalor.
Perpindahan kalor ada 2 jenis, yaitu
1. Keadaan tetap (steady heat flow)

2. Keadaan berubah (transien heat flow)


c. Sifat Elektrik/ Listrik Bahan
Berdasarkan sifat listriknya, material/bahan dikelompokkan menjadi 3 sebagai berikut :
Konduktif jika resistansinya < 105 ohm. Disini elektron mudah bergerak atau mengalir, jadi
netralisasi dapat dilakukan dengan mudah dengan cara grounding. Contoh : logam dan tubuh
manusia.
Insulatif jika resistansinya > 1011 ohm Elektron bisa dikatakan tak dapat bergerak, jadi
netralisasi

hanya

mungkin

dilakukan

dengan

ionisasi.

Contoh:

plastik

dan

karet

Dari pengukuran tribocharging, kita bisa menentukan apakah muatan listrik mudah ditimbulkan
pada bahan tersebut jika tidak mudah membangkitkan muatan (atau muatan yang dihasilkan
cukup rendah), maka bahan itu dapat dikatakan sebagai anti-statik.
Statik disipatif resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm Disini, elektron dapat bergerak
tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time. Untuk mengetahui berapa cepat
grounding dapat menetralisasi muatan. Pengukuran tribocharging juga perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah bahan tersebut anti-statik atau tidak. Umumnya bahan yang masuk kategori
statik disipatif adalah bahan buatan, artinya memang khusus dibuat untuk mempunyai resistansi
tertentu, misalnya bahan dasarnya adalah insulatif tapi diberi tambahan karbon dalam kadar
tertentu untuk membuatnya bersifat statik disipatif. Jika kadarnya berlebih, bahan juga bisa
bersifat konduktif. Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan Mega Ohmmeter (atau
Surface Resistance Meter) ini semacam multimeter biasa tetapi dengan jangkauan pengukuran
sampai 100 G Ohm atau lebih. Kita juga dapat menggunakan electrometer (misalnya
Electrostatic Voltmeter/ Fieldmeter) untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging dan

dengan bantuan stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara kualitatif. Untuk hasil
yang

lebih

akurat,

kita

perlu

menggunakan

Charged

Plate

Monitor.

Jadi, jika adanya muatan listrik statik menimbulkan masalah, maka salah satu solusinya adalah
dengan menetralkan mutan listrik bersangkutan. Cara efektif untuk menetralkan muatan listrik
dilakukan berdasarkan sifat listrik material/bahan.Pada dasarnya netralisasi muatan dapat
dilakukan dua cara, yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer.
Grounding dilakukan jika elektron dapat bergerak atau mengalir dalam bahan
bersangkutan, yaitu dengan menghubungkan bahan tersebut ke tanah/bumi atau bagian ground
dari kabel listrik karena tanah/bumi adalah reservoar muatan (sumber muatan yang takterhingga). Sebaliknya, untuk bahan yang tak dapat mengalirkan muatan, maka tidak ada jalan
lain untuk menetralkan muatan kecuali memberikan muatan yang berlawanan dari udara.
Sebetulnya udara mengandung sejumlah molekual uap air yang dapat menetralkan permukaan
suatu benda, tapi netralisasi secara alami ini akan berlangsung sangat lama.
Untuk mempercepat proses netralisasi, maka digunakan alat/peralatan yang disebut
Ionizer. Ionizer dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar ion positif maupun negatif dan
ion-ion tersebut diarahkan ke permukaan benda yang akan dinetralisasi. Selain itu, netralisasi
juga dapat dilakukan dengan membasahi permukaan bahan bersangkutan dengan air biasa (bukan
DI water) atau larutan yang mengandung air seperti IsoPropyl Alcohol (IPA).

MATERIAL TEKNIK
Secara garis besar bahan dapat kita bagi menjadi tiga golongan besar, yaitu :
1

Logam

2
3

Polimer atau plastik


Keramik
Pembagian kelompok besar ini didasarkan oleh perbedaan sifat-sifat bahan

konstruksi kimia ini sendiri.


1 Logam
Logam memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
-

Daya hantar panas tinggi


Daya hantar listrik tinggi
Kedap cahaya, Sifat kedap cahaya dari logam disebabkan oleh ketanggapan elektron yang

terdislokasi terhadap getaran elektromagnet pada frekuensi yang tinggi


Dapat dipoles sampai mengkilap
Dapat diubah bentuknya sesuai fungsi dan kegunaan, logam memiliki sifat mudah
dibentuk karena didalam logam terdapat elektron yang terdislokasi sehingga dapat

dengan mudah memindahkan muatan listrik dan energi termal.


Modulus logam sangat besar dan tinggi, Logam memiliki sifat modulus yang tinggi,
menyebabkan logam memiliki ketahanan yang tinggi pula sehingga sukar untuk
dibengkokkan.
Dari beberapa ciri umum yang dimiliki logam diatas sekiranya kita sudah dapat mereka-

reka untuk keperluan dibagian mana kita pergunakan logam. Secara umum logam bisa dibedakan
atas dua yaitu : logam- logam besi (ferous) dan logam-logam bukan besi (non feorus). Sesuai
dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau paduan yang mengandung besi sebagai
unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi adalah logam yang tidak atau sedikit sekali
mengandung besi. Logam-logam besi terdiri atas :
- besi tuang (cast iron)
- baja karbon (carbon steel)
- baja paduan (alloy steel)

- baja spesial (specialty steel)


Untuk logam bukan besi contohnya adalah logam dan paduan seperti : aluminium,
tembaga, timah, emas, magnesium dsb.
2 Polimer atau Plastik
Mungkin dalam keseharian kita jarang mendengar kata polimer, apalagi buat orang yang
masih awam. Sungguh ia akan bertanya apa sesungguhnya polimer itu. Sedikit memberikan
penjelasan polimer itu berasal dari kata Poly yang berarti banyak dengan mer yang saya secara
sederhana menafsirkan sebagai singkatan dari monomer yang berarti 1 mer.
Maka dapat kita simpulkan bahwa polimer merupakan kumpulan dari monomermonomer yang menjadi satu sehingga memiliki sifatnya sendiri. Polimer yang sering kita jumpai
adalah plastik itu lah mengapa polimer diidentikkan dengan polimer, padahal sesungguhnya
masih banyak contoh polimer yang terdapat dikeseharian kita.
Polimer atau plastik memiliki keunggulan sebagai berikut :
-

Berat jenis kecil


Isolator terhadap panas dan listrik
Mudah diberi warna
Tahan terhadap larutan kimia
Tidak banyak memantulkan cahaya dan cendrung tembus cahaya

Reaksi suatu polimer disebut dengan reaksi polimerisasi. Reaksi polimerisasi ini dapat
berlangsung secara adisi atau pun kondensasi. Sebagai contoh dari polimer selain plastik yang
sudah lazim digunakan adalah Poliester resin yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat
kotak pelindung mesin. Polivinil klorida (PVC) dapat digunakan sebagai bahan pembuat pipapipa yang tahan terhadap bahan kimia.
1. Polietilen

Poli etilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lunak sampai
yang kaku. Ada dua jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah (low-density polyethylene /
LDPE) dan polietilen densitas tinggi (high-density polyethylene / HDPE). Polietilen densitas
rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk pembuatan kantong kemas, tas, botol,
industri bangunan, dan lain-lain. Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih keras, kurang transparan
dan tahan panas sampai suhu 1000C. Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen densitas
tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak, dan lain-lain.
2. Polipropilen
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan
kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan
untuk membuat alat-alat rumah sakit, komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus
tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat karung.

3. Polistirena
Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat
jernih, keras, halus, mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak
reaktif. Busa polistirena digunakan untuk membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena
juga digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah raga, sikat gigi, dan lainnya.
4. Polivinil klorida (PVC)

Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat
diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku
keras. Banyak barang yang dahulu dapat dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan
PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong kemas, isolator kabel listrik, ubin lantai,
piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel.
5. Potetrafluoroetilena (teflon)
Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 2600C)
Keistimewaan teflon adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya.
Penggorengan yang dilapisi teflon dapat dipakai untuk menggoreng telur tanpa minyak.
6. Polimetil pentena (PMP)
Plastik poli metil pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 2400C.
Barang yang dibuat dari PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 2000C dan daya
tahannya terhadap benturan lebih tinggi dari barang yang dibuat dari polistiren.
Bahan ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif dan tahan terhadap pelarut organik,
kecuali pelarut organik yang mengandung klor, misalnya kloroform dan karbon tetraklorida.
PMP cocok untuk membuat alatalat laboratorium dan kedokteran yang tahan panas dan
tekanan, tanpa mengalami perubahan, Barang-barang dari bahan ini tahan lama.
3 Keramik
Keramik adalah campuran yang terdiri dari unsur logam dan unsur yang bukan logam, memiliki
sifat umum sebagai berikut :
-

Keras dan rapuh


Tahan terhadap lingkungan suhu tinggi dan lingkungan yang lebih berat persyaratannya.

Tahan terhadap perubahan kimia.


Mempunyai titik cair yang tinggi dibandingkan dengan logam atau organik.
Berikut ialah pembagian jenis-jenis besi campuran,

Tugas Bab II Bahan Konstruksi Kimia


1 Cacat Volume pada Logam
Cacat ini mempengaruhi logam secara makroskopik, cacat volume ini umumnya akibat
proses-proses yang terjadi selama manufakturing. Pada cacat jenis ini kerugiannya jauh lebih

banyak dari pada keuntungannya. Orang tentu saja ingin produk mereka bebas dari cacat
volume namun, dalam produksi masal inisulit sekali terpenuhi karena proses ideal akan
menaikkan ongkos produksi. Beberapa jenis cacat volume ini adalah sebagai berikut :
1) renik (voids), cacat ini berupa rongga-rongga kecil dalam material yang mungkin disebabkan
oleh sejumlah mekanisme, seperti jebakan udara, pelepasan gas selama penuangan logam
kedalam cetakan atau adanya butir-butir embun yang menguap begitu bersentuhan dengan logam
cair yang panas. Renik juga dapat ditimbulkan akibat pengerutan selama pembekuan.
2) Retak (crack), retak berawal sejak pencetakan, biasanya akibat tidak meratanya laju
pendinginan dan timbulnya tegangan-teganagn didalam cetakan. Retak juga dapat terjadi akibat
penempaan serta tidak jarang dijumpai pada dan didekat las-lasan.
3) Inklusi, inklusi adalah terjebaknya partikel-partikel material asing dalam padatan yang tentu
saja bukan bagian dari struktur kisi kristal logam itu sendiri. Unsur-unsur yang terlibat dalam
inklusi mungkin membeku lebih cepat sehingga terperangkap sebagai partikel-partikel individu
didalam logam ketika yang belakangan ini akhirnya membeku. Pada kasus lain, unsur-unsur lain
itu mengkin membeku belakangan sesudah logam tuan rumah membeku, dan dalam hal ini
inklusi terperangkap dalam batas-batas butir.

2. Scrap pada Logam


Skrap proses diketahui komposisi kimia dan mutunya suatu logam.
b Skrap bekas tidak jelas komposisinya sehingga menghambat daur ulang. Seperti: kapal,
mesin atau rangka konstruksi tua.

3. Jenis- Jenis Ikatan Sekunder

a. Gaya van der waals : gaya tarik di antara atom atau molekul, gaya ini jauh lebih lemah
dibandingkan gaya yang timbul karena ikatan valensi dan besarnya ialah 10 -7 kali jarak antara
atom-atom atau molekul-molekul. Gaya ini menyebabkan sifat tak ideal pada gas dan
menimbulkan energi kisi pada kristal molekular. Ada tiga hal yang menyebabkan gaya ini :
1. Interaksi dwikutub-dwikutub, yaitu tarikan elektrostatistik di antara dua molekul dengan
moment dwikutub permanen.
2. Interaksi dwikutub imbasan, artinya dwikutub timbul karena adanya polarisasi oleh
molekul tetangga.
3. Gaya dispersi yang timbul karena dwikutub kecil dan bersifat sekejap dalam atom.
b. Gaya dipol-dipol adalah ikatan yang mengikat molekul-molekul polar. HCl, HBr, dan H2S
adalah molekul-molekul polar, sehingga ikatan antar molekul dalam masing-masing senyawa
tersebut adalah gaya dipol-dipol.
c. Ikatan hidrogen adalah ikatan antara atom H dari suatu molekul dengan atom N/F/O dari
molekul lainnya. Contoh molekul-molekul yang mempunyai ikatan H dalam senyawanya
adalah NH3, HF, dan H2O.

4. Bilangan koordinasi: adalah jumlah dari ligan atom yang diikat pada satu ion pusat. Bilangan
koordinasi dari Co 3+ dalam [Co(NH 3 )6] adalah 6 karena enam atom ligan(N dari NH 3) terikat
disini. Geometri (bentuk) dari ion kompleks bergantung pada bilangan koordinasi dan sifat alami
dari ion logam, Tabel 23.6 menunjukan geometri dengan angka koordinasi 2, 4, dan 6 dengan
beberapa contoh dari masing-masing. Ion kompleks yang ion logamnya punya angka koordinasi
2, seperti [Ag(NH 3)2] +,bentuknya yaitu linier. Bilangan koordinas 4 punya 2 bentuk yaitu segi
empat datar seperti[Ni(CN)4]2- dan tetrahedral seperti [Zn(NH3)4]2+. Bilangan koordinasi 6
punya bentuk oktahedral, seperti [FeCl6]3- .

Anda mungkin juga menyukai