BAB II Halaman 7-20
BAB II Halaman 7-20
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu (ASI)
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
organik yang desekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi
(Soetjiningsih, 1997).
ASI bukan minuman, namun ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling
sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang
dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ
pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Sistim pencernaan bayi usia dini
belum memiliki cukup enzim pencerna makanan, oleh karena itu berikan pada bayi ASI saja
hingga usia 6 bulan, tanpa tambahan minuman atau makanan apapun (Arief, 2009).
Kandungan zat gizi ASI yang sempurna membuat bayi tidak akan kekurangan gizi
tetapi, makanan ibu harus bergizi guna mempertahankan kuantitas dan kualitas ASI.
Memberikan susu formula sebelum bayi berusia 6 bulan akan meningkatkan risiko diare, dan
sudah pasti memboroskan dana rumah tangga karena harga susu formula tidak murah (Arif,
2009).
bingung/pikiran kacau, takut, merasasakit atau malu ketika menyusui, dan cemas
(soetjiningsih, 1997)
Berdasarkan stadium laktasi komposisi ASI di bagi menjadi 3 bagian yaitu kolostrum,
ASI transisi atau pliharaan dan ASI matur. Kolostrum adalah cairan emas, cairan paling yang
paling kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi yaitu 10-17 kali lebih banyak di banding
ASI matur, serta kadar karbohidrat dan lemak yang rendah. Volume kolostrum antara 150-300
ml/24 jam, volume tersebut mendekati kapasitas lambung bayi yang baru berusia 1-2 hari dan
kolostrum harus diberikan pada bayi.
ASI transisi/peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sebelum menjadi ASI
yang matang, kadar protein semakin rendah sedangkan karbohidrat dan lemak semakin tinggi
dengan volume yang makin meningkat. ASI matur merupakan ASI yang keluar sekitar hari ke
-14 sampai seterusnya, dengan komposisi yang relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan
produksi ASI yang cukup, ASI merupakan satu-satunya makanan yang paling baik dan cukup
untuk bayi sampai umur 6 bulan (Roesli, 2000)
10
ASI mudah dicerna karena ASI mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi
yang terdapat dalam ASI tersebut.
b.
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak.
c.
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Caesin
yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Caesin merupakan salah satu keunggulan ASI
dibanding dengan susu sapi. ASI mengandung Whei lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap, sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whei:Casein adalah 20:80, sehingga tidak mudah diserap.
1.
a.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai
panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang
optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan
dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari
substansi pembentuknya (precursor), yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat)
dan Omega 6 atau asam linoleat (Arif, 2009).
11
Perlindungan terhadap infeksi dan diare, ASI mengandung berbagai zat antibodi yang mampu
melindungi tubuh terhadap infeksi serta zat-zat lain yang dapat menghancurkan dinding sel
bakteri.
b.
Perlindungan terhadap alergi, salah satu zat yang terkandung dalam ASI adalah
immunoglobulin yang mampu melindungi tubuh terhadap alergi. Sedangkan immunoglobulin
pada tubuh manusia baru terbentuk setelah bayi berusia beberapa minggu. Oleh sebab itu
apabila bayi lahir langsung diberi ASI, kemungkinan terserang alergi relatif kecil.
c.
Mempererat hubungan dengan ibu, ASI bagi seorang bayi selain untuk memenuhi kebutuhan
gizinya, juga untuk lebih mengenal ibunya dan mendapatkan rasa nyaman. Belaian ibu pada
saat menyusui anak akan membuatnya merasa aman dan terlindungi.
d.
Memperbagus gizi dan bentuk rahang, pemberian ASI dapat mengurangi kerusakan pada
gigidan bentuk rahang.
e.
Mengurangi kegemukan/obesitas, zat mineral yang terdapat dalam ASI hanya sedikit, jika
dibandingkan dengan mineral yang terdapat pada susu sapi/non eksklufif sehingga bayi
cendrung cepat haus dan orang tua cendrung memberikan kembali susu boto/sapi. Akibatnya
bayi akan kelebihan kalori sehingga bayi tersebut menjadi gemuk (obesitas).
f.
Perlindungan dalam penyempurnaan otak, ASI mampu memproduksi hormon tixoid yang
dapat melindungi otak bayi. Walaupun bayi mampu memproduksi hormon tersebut namun
kemampuannya terbatas. Selain hal tersebut asam lemak yang terkandung pada ASI sangat
berperan dalam proses pertumbuhan dan penyempurnaan sel-sel otak.
g.
Dengan ASI bayi selalu mendapat susu yang segar, ASI yang masih tersimpan dalam
payudara ibu, selalu bersih, aman, segar, dan tidak pernah basi. Bagi ibu pekerja, sekembali
12
dari bekerja, ASI dapat diberikan langsung kepada bayi, ibu tidak perlu membuang ASI
terlebih dahulu.
h.
Semakin sering menyusukan semakin banyak produksi ASI, beda dengan susu bubuk apabila
semakin sering diberikan kepada bayi semakin cepat habis (mahal). Asi malah sebaliknya,
semakin sering di hisab semakin banyak asi di produksi, khususnya pada tahun pertama
menyusui.
Manfaat menyusui bagi ibu:
a.
Memberi kepuasan batin, ibu-ibu yang berhasil menyusui anaknya akan merasa senang dan
puas karena dapat memenuhi kebutuhan bayi dan melaksanakan tugas mulianya sebagai
seorang ibu.
b.
Lebih praktis dan ekonomis, pemberian ASI lebih praktis dan murah, karena tidak
merepotkan, yakni ibu tidak perlu mensterilkan botol, menyiapkan air hangat dan sebagainya.
Disamping itu tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk membeli susu
kaleng.
c.
Mengembalikan bentuk tubuh, apabila ibu-ibu menyusui bayinya dengan baik dan teratur
maka tubuh yang bertambah besar selama kehamilan akan kembali seperti semula dengan
cepat. Hari-hari pertama saat menyusui maka rahim akan berkontraksi saat bayi menghisap
puting susu. Kontraksi tersebut akan mempercepat pengembalian bentuk rahim dan
mengeluarkan darah serta jaringan yang tidak diperlukan dalam rahim.
d.
Menunda masa subur (efek KB), pemberian ASI dapat membantu menjarangkan kelahiran
dengan cara menunda terjadinya evolusi dan haid, namun itu tidak berarti bahwa dengan
menyusui tidak akan terjadi kehamilan, bila tanda-tanda haid muncul ibu tetap dianjurkan
menggunakan alat kontrasepsi.
e.
13
dan disimpan ditempat yang aman (pada gelas dan disimpan di lemari es atau termos), dan
segera di berikan kepada bayi dengan sesendok setelah ibu tiba di rumah (UNICEF,1997).
14
Adapun faktor lain yang memengaruhi pemberian ASI adalah faktor sosial budaya (ibu
bekerja, meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberi susu botol, merasa
ketinggalan jaman jika menyusui), faktor psikologis (takut kehilangan daya tarik sebagai
wanita, tekanan batin), faktor fisik ibu (ibu yang sakit, misalnya mastitis, panas dan
sebagainya), faktor kurangnya petugas kesehatan sehingga masyarakat kurang mendapat
penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif, meningkatnya iklan
susu formula (Soetjiningsih, 1997).
Selain itu perilaku seseorang juga sangat memengaruhi pemberian ASI eksklusif.
Menurut Laurence W. Green dalam Notoatmodjo (2007), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor
utama yaitu: 1. Faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu faktor pencetus timbulnya
perilaku seperti umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, kepercayaan, keyakinan dan lain
sebagainya. 2. Faktor pendukung (enabling factors) yaitu faktor yang mendukung timbulnya
perilaku seperti lingkungan fisik, dana dan sumber-sumber yang ada di masyarakat misalnya
iklan susu formula. 3. Faktor pendorong (reinforcing factors) yaitu faktor yang memperkuat
atau mendorong seseorang untuk berperilaku yang berasal dari orang lain misalnya peraturan
dan kebijakan pemerintah, dukungan suami dan lain sebagainya.
2.2.1 Umur
Semakin tua umur ibu, semakin tinggi kecendrungan menyusui bayinya dibandingkan
ibu-ibu muda, hal ini disebabkan karena semakin tua seorang ibu maka semakin banyak
pengalaman dalam menyusui bayi (Daldjoni, 2008).
15
Proses pencarian dan penerimaan informasi ini akan cepat jika ibu berpendidikan tinggi
(Soetjiningsih, 1995).
16
d. Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan
ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan sebelum batas maksimal
yang diijinkan (3-6 bulan).
e. Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke refrigerator semalam sebelumnya, esoknya
baru cairkan dan hangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke
refrigerator (Yamina, 2010).
17
18
19
Sebelum mulai mendidik ibu-ibu, para petugas kesehatan harus yakin bahwa
nasihatnya adalah berdasarkan pengetahuan yang cukup. Karena itu perlu diketahui seberapa
jauh pengetahuan petugas. Dalam kaitan ini diharapkan bahwa petugas kesehatan
pengetahuannya sudah siap untuk membina dan mengelola ibu-ibu menyusui berdasarkan
pengetahuan yang di dapat selama pendidikan dan bekerja, jika disetiapi instansi kesehatan
tersedia tenaga yang terampil dan terlatih mengenai aplikasi klinis dari seluk beluk proses
menyusui, serta didukung oleh program laktasi, maka dapatlah diharapkan bahwa gabungan
kedua komponen ini menjadi kunci keberhasilan proses laktasi (Roesli, 2000).
Bayi
Usia 06 bulan
proses
Perbedaan
Dampak
Pemberiaan ASI
Eksklusif dan
NON Eksklusif
Output
1. Baik
2. Buruk
20
Kerangka kerja tersebut dapat dilihat bahwa objek yang diteliti adalah Perbedaan
Danpak Pemberian ASI Eksklusif dan NON Eksklusif pada Bayi Usia 0 - 6 Bulan.