Anda di halaman 1dari 34

IDENTITAS

: An. A
Nama
: 10 tahun
Umur
: Islam
Agama
: pelajar
Pekerjaan
Tanggal pemeriksaan : 24 Desember 2014

KELUHAN UTAMA
Kontrol jadwal operasi kedua katarak OD

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


2 bulan yang lalu mata kanan pasien terkena gunting.
Awalnya mata kanannya berwarna merah akibat kejadian itu.
Penglihatan didapatkan cukup buram pada pasien. Keluhan
gatal, berarir, secret disangkal. Setelah dilakukan operasi
hecting kornea, penglihatan yang didapatkan masih buram,
namun mata sudah tidak merah lagi seperti sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu (-)


Riwayat HT (-), DM (-), Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa.

STATUS GENERALIS

Keadaan umum : Tampak sakit ringan.

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital : Frekuensi Nadi: 84 kali/menit

Frekuensi Nafas: 20 kali/menit

Kepala/leher

Thorax, Jantung: dalam batas normal

Paru

: pembesaran KGB preauriukuler (-)

: dalam batas normal

Abdomen

Ekstremitas: dalam batas normal

: dalam batas normal

KETERANGAN

OD

OS

1/300

6/6

1.

VISUS

Visus jauh

Koreksi

Addisi

Kaca mata lama

Persepsi warna

1.

KEDUDUKAN BOLA MATA

Eksoftalmus

Endoftalmus

Deviasi

Gerakan Bola Mata

1.

SUPERSILIA

Warna

Simetris

Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Hitam

Hitam

Normal

Normal

Tanda peradangan

Rontok

1. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR


-

Edema

Nyeri tekan

Ektropion

Entropion

Blefarospasme

Distrikiasis

Sikatriks

Pungtum lakrimal

Fissura palpebra

Tes anel

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

1. KONJUNGTIVA PALBEBRAE SUPERIOR INFERIOR


-

Hiperemis

Folikel

Papil

Sikatriks

1. KONJUNGTIVA BULBI
-

Sekret

Injeksi Konjungtiva

Injeksi Siliar

Perdarahan Subkonjungtiva

Pterigium

Pinguekula

Nevus Pigmentosus

Kista Dermoid

1. SKLERA
-

Warna

Normal

Normal

Ikterik

Nyeri Tekan

1. KORNEA
-

Kejernihan

keruh

jernih

Permukaan

Rata

Rata

Ukuran

12 mm

12 mm

Sensibilitas

Baik

Baik

Infiltrat

Keratik Presipitat

Sikatriks

Ulkus

Perforasi

Arcus senilis

Edema

Uji fluoresein

Tidak
dilakukan

Tidak dilakukan

Kedalaman

Sedang

Sedang

Kejernihan

Jernih

Jernih

Hifema

Hipopion

Efek Tyndall

1. IRIS
-

Warna

Coklat

Coklat

Kripte

Sinekia

Kolobama

Sulit dinilai

Tengah

1. PUPIL
-

Letak

Bentuk

Isokor

Ukuran

3 mm

Refleks Cahaya Langsung

1. LENSA
-

Kejernihan

Sulit

Jernih

Letak

dinilai
Tengah

Tengah

Test Shadow

Jernih

Jernih

1. BADAN KACA
-

Kejernihan

1. PALPASI
-

Nyeri tekan

Massa tumor

Tensi okuli

N/palpasi

N/palpasi

Tonometer schiotz

1. KAMPUS VISI

Tidak
dilakukan

Tidak
dilakukan

1. FUNDUS OKULI

Tegas

Batas

Sulit dinilai

Warna

Sulit dinilai Kuning


kemerahan

Ekskavasio

Sulit dinilai

AVR

Sulit dinilai

2:3

CDR

Sulit dinilai

0,3

Macula lutea

Sulit dinilai

Retina

Eksudat

Perdarahan

Sikatriks

Ablasio

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Slit-lamp

RESUME
Pasien datang dengan keluhan mata kanannya terasa buram
semenjak 2 bulan lalu. Awalnya mata pasien dapat melihat
jelas namun pernah terkena trauma gunting di kornea
matanya. Awalnya mata pasien sempat merah. Pasien sudah
sempat dilakukan operasi hecting kornea beberapa lama lalu.
Visus mata kanan pasien 1/300. Pada bagian kornea terdapat
sikatriks. Pasien diduga menderita katarak traumatic.

OD

OS

1/300

Visus

6/6

N/palpasi

TIO

N/palpasi

Tidak Hiperemis

Cts

Tidak Hiperemis

Tidak Hiperemis

Cti

Tidak Hiperemis

Tidak Hiperemis

Cb

Tidak Hiperemis

Sikatriks +

Jernih

Dalam

CoA

Dalam

Sulit dinilai

Bulat, 3mm RC +

Sulit dinilai

Sinekia -

Sulit dinilai

Jernih

Sulit dinilai

Dbn

DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
Katarak traumatic OD
Post hecting kornea OD
DIAGNOSIS BANDING
Sikatriks kornea

PENATALAKSANAAN
Floxa ed 1gtt / 2 jam OD
Sefadroxil

PROGNOSIS

:
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam

OKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)

Bonam

Bonam

Dubia

Bonam

Dubia

Bonam

Definisi
Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai
akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma
perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa
hari ataupun beberapa tahun.Katarak traumatik ini dapat
muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata

Etiologi
Peluru senapan angin dan petasan merupakan penyebab
katarak traumatik paling sering, sedangkan batu, panah,
kontusio,overexposurepanas (glassblowers cataract), dan
radiasi ion merupakan penyebabkatarak traumatikyang
jarang.

Insiden
Di Amerika Serikat terjadi kurang lebih sebanyak 2,5 juta trauma mata per
tahun. Diperkirakan sebanyak kurang lebih 4-5% dari jumlah tersebut akan
menjadi trauma mata sekunder.Perbandingan laki-laki dan perempuan yang
mengalami katarak traumatik adalah 4:1. Sementara itu, kelompok usia
yang paling sering terkena adalah anak-anak dan dewasa muda. Menurut
penelitian yang dilakukan olehNational Eye Trauma Systemantara tahun
1985-1991, reratausia penderita katarak traumatik adalah usia 28 tahun
dari 648 kasus yang berhubungan dengan trauma mata.

PATOFISIOLOGI
.Luka memar/tumpul
Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai mata dapat menyebabkan lensa
menjadi opak. Trauma yang disebabkan oleh benturan dengan bola keras adalah salah satu
contohnya. Kadang munculnya katarak dapat tertunda sampai kurun waktu beberapa tahun. Bila
ditemukan katarak unilateral, maka harus dicurigai kemungkinan adanya riwayat trauma
sebelumnya, namun hubungan sebab dan akibat tersebut kadang cukup sulit untuk dibuktikan
dikarenakan tidak adanya tanda-tanda lain yang dapat ditemukan mengenai adanya trauma
sebelumnya tersebut.

Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior ataupun posterior. Kontusio lensa
menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak (imprinting)
yang disebut cincinVossius.

LUKA PERFORASI
Saat kapsul lensa pada anak ruptur, maka akan diikuti oleh reaksi inflamasi di
bilik anterior dan masa lensa biasanya secara berangsur-angsur akan diserap,
jika tidak ditangani dalam waktu kurang lebih 1 bulan. Namun demikian, pasien
tidak dapat melihat dengan jelaskarena sebagian besar dari kemampuan
refraktif mata tersebut hilang. Keadaan ini merupakan konsekuensi yang serius
dan kadang membutuhkan penggunaan lensa buatan intraokular. Bila ruptur
lensa terjadi pada dewasa, juga diikuti dengan reksi inflamasi seperti halnya
pada anak namun tendensi untuk fibrosis jauh lebih tinggi, dan jaringan fribrosis
opak yang terbentuk tersebut dapat bertahan dan menghalangi pupil.

Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat,


perforasi kecil akan menutup dengan cepat akibat proliferasi
epitel sehingga bentuk kekeruhan terbatas kecil. Trauma
tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya
katarak dengan cepat disertai dengan terdapatnya masa
lensa di dalam bilik mata.

Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa


lensa yang akan difagosit makrofag dengan cepatnya, yang
dapat memberikan bentuk endoftalmitis fakoanalitik. Lensa
dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat
korteks lensa sehingga akan mengakibatkan terbentuknya
cincinSoemeringatau bila epitel lensa berproliferasi aktif
akan terlihat mutiaraElschnig.

Sinar infra merah yang berkepanjagan (prolong), juga dapat menjadi


penyebab katarak, ini dapat ditemui pada pekerja bahan-bahan kaca dan
pekerja baja. Namun penggunaan kacamata pelindung dapat setidaknya
mengeliminasi sinar X ini dan sinar gamma yang juga dapat
mengakibatkan katarak.

Katarak traumatik disebabkan oleh radiasi ini dapat ditemukan pada


pasien-pasien yang mendapat radioterapi (seluruh tubuh) leukemia,
namun resiko terjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar X.

Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah


kekeruhan berbentuk roset (rosette cataract), biasanya pada
daerah aksial yang melibatkan kapsul posterior lensa. Pada
beberapa kasus, trauma tumpul dapat berakibat dislokasi
dan pembentukan katarak pada lensa. Katarak traumatik
ringan dapat membaik dengan sendirinya (namun jarang
ditemukan).

.Kimia
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak,
selain menyebabkankerusakan kornea, konjungtiva, dan iris.
Komponen basa yang masuk mengenai mata menyebabkan
peningkatanpHcairan akuos dan menurunkan kadar glukosa dan
askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun perlahan-lahan.
Trauma kimia dapat juga disebabkan oleh zat asam, namun karena
trauma asam sukar masuk ke bagian dalam mata dibandingkan basa
maka jarang menyebabkan katarak.

DIAGNOSIS: ANAMNESIS
1.Riwayat dan mekanisme trauma, apakah tajam atau tumpul
2.Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi,
glakoma, ,retinal detachment, penyakit mata karena gangguan
metabolik.

3.Riwayat penyakit lain, seperti diabetes, sickle cell, sindroma marfan,


homosistinuria, defisiensi sulfat oksidase.

4.Keluhan mengenai penglihatan, seperti penurunan visus, pandangan


ganda pada satu mata atau kedua mata,dannyeri pada mata.

PEMERIKSAAN FISIK
1.Visus, lapangan pandang, dan pupil
2.Kerusakan ekstraokular - fraktur tulang orbita, gangguan saraf traumatik.
3.Tekanan intraokular - glaukoma sekunder, perdarahan retrobulbar.
4.Bilik anterior -hifema, iritis, iridodonesis, robekan sudut.
5.Lensa -subluksasi, dislokasi, integritas kapsular (anterior dan posterior),
katarak (luas dan tipe).

6.Vitreus - ada atau tidaknya perdarahandanperlepasan vitreus posterior.


7.Fundus -Retinal detachment, ruptur khoroid, perdarahan pre intra dan
sub retina, kondisi saraf optik.

PENATALAKSANAAN
Harus diberikan antibiotik sistemik dan topikal serta
kortikosteroid topikal dalam beberapa hari untuk
memperkecil kemungkinan infeksi dan uveitis. Atropin sulfat
1%, 1 tetes 3 kali sehari, dianjurkan untuk menjaga pupil
tetap berdilatasi dan untuk mencegah pembentukan sinekia
posterior.

Merencanakan pendekatan pembedahan sepenuhnya penting pada kasuskasus katarak traumatik. 1.Penurunan visus yang berat (unacceptable)

2.Hambatan penglihatan karena proses patologis pada bagian posterior.


3.Inflamasi yang diinduksi lensa atau terjadinya glaukoma.
4.Ruptur kapsul dengan edema lensa.
5.Keadaan patologis okular lain yang disebabkan trauma dan
membutuhkan tindakan bedah.

KOMPLIKASI
1. Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan
bersamaan dengan katarak traumatik.

2.Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti


phakolitik, phakomorpik, blok pupil, glaukoma sudut tertutup,
uveitis,retinal detachment, ruptur koroid, hipema,
perdarahan retrobulbar, neurophati optik traumatik.

PROGNOSIS
Prognosis sangat bergantung kepada luasnya trauma yang
terjadi pada saat terjadinya trauma dan kerusakan yang
terjadi akibat trauma.

Anda mungkin juga menyukai