Kak RDTR 2014
Kak RDTR 2014
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan
penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi pengaturan,
pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah
provinsi dan kabupaten/kota serta terhadap pelaksanaan penataan ruang
kawasan strategis provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam tataran perangkat peraturan perundangan yang berkaitan dengan tata
ruang, sejak tahun 1992 telah terjadi perubahan kebijakan penataan ruang
dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 1992, dan kemudian diganti
dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang
merupakan payung hukum bagi kegiatan penataan ruang di Indonesia. UndangUndang tersebut salah satunya ditindaklanjuti dengan Permendagri Nomor 1
Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan sebagai
pengganti Permendagri No. 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kota yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan kemudian secara teknis diterbitkan
Peraturan Menteri PU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman RDTR dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten dan Kota merupakan penjabaran dari
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan
bangunan serta bukan bangunan pada kawasan perkotaan maupun kawasan
fungsional kabupaten dan kota. Dengan kata lain, RDTR Kabupaten mempunyai
fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh
perencanaan ruang di atasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang,
aman, nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR kegiatan
berskala kecamatan/ kawasan/ lokal dan lingkungan, dan atau kegiatan khusus
yang mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya.
Hal-hal lain yang tidak kalah pentingnya dengan adanya perubahan mendasar
tersebut di atas, didalam Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang diamanatkan ketentuan bahwa pemerintah daerah provinsi diberikan
waktu selama 2 (dua) tahun dan pemerintah daerah kabupaten/kota diberikan
waktu selama 3 (tiga) tahun untuk melakukan penyesuaian terhadap rencana
tata ruang yang ada, yaitu dengan melakukan peninjauan kembali atau
penyempurnaan rencana tata ruang agar sesuai dengan apa yang diamatkan
oleh Undang-undang Nomor 26 tahun 2007.
Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus
menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.
Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan
perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/ kota. RDTR merupakan rencana
yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke
dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam
kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTR
Page 1
Page 2
Page 3
Page 4
a.
Lokasi Pekerjaan
Kawasan perkotaan Tais sebagai ibukota Kabupaten Seluma
b.
c.
Standar Teknis
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
d.
Studi-Studi Terdahulu
1. RTRW Kabupaten Seluma
2. Tata Ruang yang pernah disusun pada Kawasan Perencanaan.
3. RTBL/Master Plan yang pernah disusun
e.
Lingkup Pekerjaan
Kegiatan penyusunan RDTR dan peraturan zonasi secara teknis perlu dibedakan
antara penyusunan RDTR dan penyusunan peraturan zonasi.
Proses penyusunan RDTR Ibukota Kabupaten mencakup persiapan penyusunan,
pengumpulan data, pengolahan data, dan perumusan konsepsi dan rencana
RDTR Ibukota Kabupaten.
a. Persiapan penyusunan RDTR Ibukota Kabupaten
Persiapan penyusunan RDTR Ibukota Kabupaten terdiri atas:
Page 5
Analisis Data
Pengolahan dan analisis data untuk penyusunan RDTR ibukota kabupaten
meliputi:
1)
analisis karakteristik kawasan perencanaan, meliputi:
i.
kedudukan dan peran bagian dari kawasan dalam wilayah yang lebih
luas (kabupaten/kota);
ii.
keterkaitan antar wilayah kabupaten/kota dan antara bagian dari
wilayah kabupaten/kota;
iii.
keterkaitan antar komponen ruang di kawasan;
iv.
karakteristik fisik bagian dari wilayah kabupaten/kota;
v.
kerentanan terhadap potensi bencana, termasuk perubahan iklim;
vi.
karakteristik sosial kependudukan;
vii.
karakteristik perekonomian; dan
viii.
kemampuan keuangan daerah.
ix.
Kataristik fisik dan lingkungan.
2) analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan, meliputi:
Page 6
i.
ii.
d.
pelaksanaan
bidang
perumusan KLHS
Agar pelaksanaan kegiatan ini dapat memperoleh hasil yang optimal, maka perlu
dilaksanakan langkah-langkah pendekatan sebagai berikut:
a.
Melakukan studi literatur berupa produk hukum dan produk-produk
peraturan perundang-undangan termasuk kajian lainnya yang berkaitan
dengan penyusunan RDTR .
b. Melakukan orientasi/ peninjauan lapangan didukung peta guna mengenali
permasalahan yang dihadapi.
c.
Melakukan proses 'belajar praktis' (learning by doing) dalam proses
penyusunan masukan teknis RDTR dengan melibatkan BKPRD sehingga
proses 'perencanaan partisipatif dapat tercapai.
d. Melakukan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dengan para stakeholder,
Kerangka Acuan Kerja (KAK) RDTR
Page 7
b.
Page 8
IV.
a)
Page 9
VI. PEMBIAYAAN
Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Seluma pada Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun
Anggaran 2014.
VII.
PELAPORAN
f.
Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan meliputi Gambaran umum wilayah yang berisi potensi
dan permasalahan, Metode pendekatan, yang meliputi proses penyusunan,
pelaksanaan pekerjaan, penggunaan model dan penggunaan konsep,
Organisasi dan Program Kerja yang menjelaskan keterkaitan hubungan kerja,
koordinasi dan penjadwalan. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya:
30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan. Buku laporan
Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku asli.
g.
Page 10
asli (jilid hard cover) dan 5 (lima) buku copy (jilid soft cover) untuk keperluan
pemeriksaan dan dokumentasi.
h.
Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan hasil final dari seluruh pekerjaan perencanaan yang
disempurnakan dari serangkaian diskusi (termasuk konsep naskah surat
keputusan Bupati atau Peraturan Daerah). Buku Laporan Akhir dibuat
sebanyak 10 (sepuluh) buku, terdiri dari 5 (lima) buku asli (jilid hard cover)
dan 5 (lima) copy-nya (jilid soft cover).
i.
Executive Summary
Laporan ini materinya memuat ringkasan / rangkuman Laporan Akhir Rencana
yang esensial (disertai petapeta / gambar yang relevan) sebagai materi /
bahan pokok lampiran naskah legalisasi (surat keputusan Bupati atau
Peraturan Daerah). Buku sebanyak 10 (sepuluh) buku.
j.
Album Peta
Album Peta terdiri atas peta-peta rencana dalam berbagai tema sesuai
dengan kedalaman rencana sebanyak 5 (lima) album peta berwarna asli (full
block colour);
l.
k. Back-up data digital berupa soft copy dalam 1 (satu) buah harddisk external
minimal 500 GB dan 5 (lima) buah CD yang memuat seluruh peta dan hasil
pekerjaan dan 5 (lima) buah CD citra foto udara terbaru (up to date);
Dokumen Naskah Raperda
Dokumen ini berisi tentang penuangan materi teknis peraturan zonasi ke
dalam bentuk pasal-pasal dengan mengikuti kaidah penyusunan peraturan
perundang-undangan sebanyak 5 (lima) buku asli (jilid soft cover)
7.2
Teknik Penyajian
a. Buku-Buku Laporan, menggunakan ukuran kertas standard kertas A4 dengan
font (tipe huruf) Arial ukuran mayoritas (isi materi) 11 pitch dan ukuran
spasi baris 1,5.
Buku laporan ini terdiri dari kategori asli dan copy yaitu :
Asli
:
Setiap halaman merupakan hasil cetak (print- out)
menggunakan bahan kertas A4 80 gr dengan menggunakan
printer, sesuai ragam warna hasil pengolahan komputer kecuali
pada halaman yang keseluruhan isinya berwarna hitam dapat di
copy sesuai kualitas aslinya.
Copy :
Setiap halaman merupakan hasil penggandaan dari
cetakan asli (print- out) yang menggunakan mesin foto copy
dengan kualitas yang baik, sehingga segala tampilan dan atau
makna yang ingin disajikan pada halaman tersebut dapat jelas
terlihat serta mudah dimengerti oleh setiap pengguna hasil.
b. Cover/sampul/kulit buku berwarna putih dengan tulisan/huruf
berwarna hitam. Jenis dan disain cover bebas tapi proporsional;
c. Album Peta
Page 11
kapital
Presentasi untuk semua laporan serta Album gambar dan peta dibuat
berwarna tidak dalam bentuk blok tapi di arsir serta menggunakan bahan
kertas HVS tebal dengan ukuran standard kertas A1 dengan skala peta untuk
peta profil wilayah perencanaan disesuaikan sedangkan untuk peta RDTR
Skala peta 1:5.000, bila tidak dapat disajikan secara utuh dalam 1 lembar
kertas, peta disajikan beberapa lembar. Pembagian lembar penyajian peta
harus mengikuti angka bujur dan lintang geografis yang beraturan, seperti
halnya pada peta dasar.
KELENGKAPAN
DOKUMEN
HASIL
Page 12
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Rencana
Pengembangan
Pengembangan
Pengembangan
Pengembangan
Pengembangan
Pengembangan
Jaringan Energi/Kelistrikan
Jaringan Telekomunikasi
Jaringan Air Minum
Jaringan Drainase
Jaringan Air Limbah
Prasarana Lainnya
Page 13
Mei 2014
Page 14