Anda di halaman 1dari 2

CEGAH

Pneumonia

pembunuh utama anak-anak di dunia


Pneumonia adalah salah
satu penyakit infeksi
saluran pernapasan akut
(ISPA). Kuman penyebab
infeksinya dapat berupa
bakteri, virus, atau jamur
(fungi). Di dalam paruparu, kuman penyebab
infeksi akan berkembang
biak sehingga terjadi
peradangan pada
paru. Bagian paru yang
terkena infeksi akan terisi
oleh cairan atau nanah
sehingga penderita
merasakan sesak napas
dan demam tinggi.

enurut laporan
WHO, pneumonia
merupakan
penyebab
kematian utama
anak-anak di
dunia. Setiap
tahunnya, sekitar 1,4 juta balita
meninggal karena pneumonia di
seluruh dunia, atau merupakan
18% dari jumlah balita yang
meninggal karena berbagai
sebab di seluruh dunia. Angka
ini jauh lebih besar dari angka
kematian anak gabungan yang
disebabkan oleh AIDS, malaria,
dan tuberculosis.
Kuman penyebab pneumonia
akan disebarkan ke udara

34

bersama dengan percikan


ludah (droplet) pada saat
penderita batuk atau bersin.
Pada gilirannya, bilamana
ada orang lain kebetulan
menghirup droplet yang
mengandung kuman tersebut,
kemungkinan akan tertular
penyakit itu.
Gejala penyakit pada
pneumonia yang terutama
adalah demam tinggi, batuk
dan sesak napas yang
ditandai dengan meningkatnya
frekuensi pernapasan lebih
dari 40 kali per menit (yang
normal adalah sekitar 20-an/
menit). Karena demam yang
tinggi, anak dapat merintih

dan menggigil kedinginan


sampai giginya mengeluarkan
suara gemeletuk. Pada saat
bernapas, dapat terdengar
suara wheezing atau mengi.
Bila sesak napasnya sangat
berat, pada bayi akan terlihat
cekungan di dada bagian
bawah (chest indwelling)
saat menarik napas. Gejala
tambahan pneumonia di
antaranya adalah anak tidak
nafsu makan, tidak mau
menetek atau minum susu,
oleh karenanya anak akan
menjadi lemah.
Gejala pada pneumonia
berat (gawat) adalah bibir
terlihat biru (sianosis) karena

CEGAH

kekurangan oksigen, suhu


badan yang semula tinggi
menjadi dingin (hipotermi),
anak mulai menunjukkan
tanda-tanda gangguan
kesadaran (tidak acuh, tidak
dapat berkomunikasi), timbul
kejang-kejang, bahkan dapat
terjadi renjatan (syok).
Sebagian besar bayi dan anak
yang sehat dapat bertahan
terhadap serangan bakteri
atau virus berkat daya tahan
tubuh (kekebalan tubuh) alami
yang ada pada dirinya. Pada
bayi dan anak yang karena
sesuatu hal sistem pertahanan
tubuhnya menurun, akan
rentan terhadap pneumonia.
Menurunnya sistem kekebalan
tubuh dapat disebabkan oleh
berbagai hal, di antaranya
adalah gizi buruk dan kurang
gizi seperti yang sering
terjadi pada bayi yang
tidak mendapat ASI
secara eksklusif.
Penyakit infeksi
seperti tuberculosis
dan infeksi yang
disebabkan oleh
virus, misalnya
campak, cacar air,
dan HIV dapat juga
meningkatkan risiko
terhadap pneumonia.
Sudah sejak lama faktor
lingkungan diketahui
mempunyai peran penting
dalam berjangkitnya ISPA,
termasuk pneumonia.
Beberapa hal yang dituding
oleh para ahli kesehatan
sebagai penyebab naiknya
risiko terhadap pneumonia
di antaranya adalah polusi
udara dalam rumah akibat
penggunaan bahan bakar

Upaya mengurangi angka kematian


anak karena pneumonia:
Imunisasi terhadap kuman
Haemophilusinfluenzae
tipe b (Hib),
pneumococcus, campak,
difteri, dan batuk rejan
(pertussis) adalah cara
yang paling efektif dalam
pencegahan pneumonia.
Pemberian gizi yang
cukup sangat bermanfaat
dalam meningkatkan
daya tahan tubuh alami
anak, diawali dengan
pemberian ASI eksklusif
pada enam bulan pertama
usia bayi. Daya tahan
tubuh yang baik dapat
mencegah pneumonia,

Faktor
lingkungan
diketahui
mempunyai
peran penting
dalam
berjangkitnya
ISPA.

Salah satu dari penyakit infeksi saluran


pernapasan akut (ISPA).

atau sekurang-kurangnya
dapat mempercepat
penyembuhan pada
anak saat terserang
pneumonia.
Mengusahakan perbaikan
lingkungan rumah dan
perumahan, terutama
pada permukiman yang
berpenghuni padat,
dapat mengurangi angka
kesakitan dan kematian
anak karena pneumonia.
Pada anak yang terinfeksi
HIV pemberian obat
cotrimoxazole dapat
mengurangi risiko
terhadap pneumonia.

biomass seperti kayu bakar


atau kotoran binatang ternak,
permukiman penduduk
yang terlampau padat
(overcrowded), dan yang
termasuk penting juga
adalah orang tua yang
perokok.
Pneumonia dapat diobati
dengan antibiotika yang
mudah didapat di tempat
pelayanan kesehatan
(Puskesmas), klinik, dan
rumah sakit. Sebagian besar
penderita pneumonia dapat
diobati dengan rawat jalan.
Hanya penderita pneumonia
bayi dan penderita pneumonia
berat yang perlu perawatan
inap di rumah sakit.

Dr. Muljono Wirjodiardjo, Sp.A


(K), Ph.D.
Konsultan Respirologi Anak
RS Pondok Indah-Pondok Indah

35

Anda mungkin juga menyukai