Anda di halaman 1dari 31

Penyusun :

Ivana Putri Oktavia


030.07.123

Pembimbing:
dr. Sukaenah Shebubakar, Sp.P

PENDAHULUAN
Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang biasa disebut sebagai PPOK
merupakan penyakit paru yang dapat dicegah dan ditanggulangi,
ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya
reversible, bersifat progresif dan berhubungan respon inflamasi
paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau
berbahaya,disertai efek ekstra paru yang berkontribusi terhadap
derajat berat penyakit. Gejala utama Penyakit Paru Obstruktif
Kronik adalah sesak napas yang memberat saat aktivitas , batuk
dan produksi sputum.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan penyebab morbiditas
dan kematian ke 4 terbesar di dunia. WHO memprediksi pada tahun
2020 PPOK akan meningkat dari peringkat 12 menjadi peringkat 5
penyakit terbanyak dan dari peringkat 6 menjadi peringkat 3
penyebab kematian di seluruh dunia.

ANATOMI PARU

Paru-paru manusia berjumlah sepasang


kanan dan kiri.
Setiap paru-paru dibungkus oleh
selaput pembungkus paru-paru yang
dikenal dengan pleura
Paru-paru kanan ada 3 gelambir, paruparu kiri ada 2 gelambir.
Di dalam paru-paru terdapat kantong
udara sebagai tempat difusi gas yaitu
alveolus
Permukaan alveolus dilingkupi kapiler
darah sehingga memungkinka
terjadinya difusi gas

DEFINISI
PPOK penyakit paru kronik yang ditandai oleh

hambatan aliran udara di saluran napas, bersifat


progresif, nonreversibel/ reversibel parsial.
PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan keduanya.
Pada tahun 2009, The Global Initiative for Chronic

Obstructive Lung Disease (GOLD) mendefinisikan


PPOK sebagai gangguan aliran udara yang kronis
dengan beberapa perubahan patologis disertai efek
ekstra pulmonal dan berbagai komorbiditas yang
dapat berpengaruh terhadap derajat beratnya
penyakit

Emfisema
Suatu kelainan
anatomis paru yang
ditandai oleh pelebaran
rongga udara distal
bronkiolus terminal,
disertai kerusakan
dinding alveoli

Bronkitis kronik
Kelainan saluran
napas yang ditandai
oleh batuk kronik
berdahak minimal 3
bulan dalam setahun,
sekurang-kurangnya
dua tahun berturut turut, tidak
disebabkan penyakit
lainnya.

EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang


kekerapan PPOK. Pada Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) 1986 bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke 5 sebagai
penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab
kesakitan utama. SKRT Depkes RI 1992
menunjukkan angka kematian karena bronkitis
kronik dan emfisema menduduki peringkat ke 6
dari 10 penyebab tersering kematian di Indonesia

PATOGENESIS PPOK

GEJALA KLINIS

Pemeriksaan Fisik

Pink puffer gambaran yang khas pada

emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan


pernapasan pursed lips breathing.
Blue bloater gambaran khas pada bronkitis
kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat
edema tungkai dan ronki basah di basal paru,
sianosis sentral dan perifer.
Pursed - lips breathing sikap seseorang yang
bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi
yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai
mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi
CO2 yang terjadi sebagai mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi
pada gagal napas kronik.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

PEMERIKSAAN PENUNJANG

DIAGNOSIS BANDING

KLASIFIKASI PPOK
DERAJAT

FAAL PARU

Derajat I

VEP1 / KVP < 70%

PPOK ringan

VEP1 80% prediksi

Derajat II

VEP1 / KVP < 70%

PPOK Sedang

50% < VEP1 < 80% prediksi

Derajat III

VEP1 / KVP < 70%

PPOK Berat

30% < VEP1 < 50% prediksi

Derajat IV

VEP1 / KVP < 70%

PPOK

VEP1 < 30% prediksi atau

Sangat Berat

VEP1 < 50% prediksi disertai gagal napas kronik.

PENATALAKSANAAN
Tujuan Penatalaksanaan PPOK meliputi:
- Mencegah progresivitas penyakit,
- Mengurangi gejala,
- Meningkatkan toleransi latihan,
- Mencegah dan mengobati komplikasi,
- Mencegah dan mengobati eksaserbasi berulang,
- Mencegah atau meminimalkan efek samping
obat,
- Memperbaiki dan mencegah penurunan faal
paru,
- Meningkatkan kualitas hidup penderita,
- Menurunkan angka kematian.

Penatalaksanaan menurut derajat PPOK di antaranya


adalah :
- Berhenti merokok/mencegah pajanan gas/partikel
berbahaya,
- Menghindari faktor pencetus,
- Vaksinasi Influenza,
- Rehabilitasi paru,
- Pengobatan/medikamentosa di antaranya
penggunaan bronkodilator kerja singkat
antikolinergik kerja singkat), penggunaan
bronkodilator kerja lama (antikolinergik kerja lama),
dan obat simtomatik. Pemberian kortikosteroid dapat
digunakan berdasarkan derajat PPOK,
- Pada PPOK derajat sangat berat diberikan terapi
oksigen,
- Reduksi volume paru secara pembedahan atau
endoskopi (transbronkial).

Penatalaksanaan secara umum


PPOK

Bahan Edukasi Yang Harus


Diberikan

Obat - obatan

Bronchodilator

mukolitik

Anti inflamasi

antitusif

Antibiotika

Anti oksidan

Tabel penatalaksanaan PPOK

TATALAKSANA
Tergantung dari jenis ppok
- ppok stabil
- ppok eksaserbasi akut

Algoritme tatalaksana PPOK stabil

Algoritme tatalaksana PPOK stabil

Algoritme penatalaksanaan PPOK


eksaerbasi akut di rumah dan
pelayanan kesehatan
primer / Puskesmas

KOMPLIKASI

PENCEGAHAN

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai