Anda di halaman 1dari 11

Antihistamin adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek

histamine yang berlebihan atas tubuh dengan jalan memblock reseptor-reseptor histamine
(penghambat saingan). Dapat dibedakan dua jenis antihistamin,yakni :
a) H1-blockers atau antihistaminika-H1 yang memblock reseptor H1,dengan efek
terhadap penciutan bronchi, usus, dan rahim, terhadap ujung saraf (vasodilatasi,
naiknya permeabilitas). Kebanyakan antihistaminika termasuk kelompok ini.
b) H2-blockers atau histaminika-H2 yang khusus memblok reseptor-H2 dengan efek
terhadap hipersekresi asam klorida dan untuk sebagian terhadap vasodilatasi dan
turunnya tekanan darah. Kini baru digunakan dua obat dari kelompok ini dalam terapi.

Penggunaan H1-blockers
Selain daya antihistamin, obat-obat ini kebanyakan memiliki berbagai khasiat lainnya, yaitu
daya antikolinergik, daya menekan SSP dan beberapa diantaranya efek antiserotonin dan
lokal anestetik (lemah).
Berdasarkan efek-efek ini antihistaminika banyak digunakan untuk mengobati bermacammacam gangguan, yang terpenting adalah sebagai berikut:
a) asma yang bersifat alergi, guna melawan bronchokonstriksi. Meskipun kerjanya baik
namun efek totalnya ringan berhubung tidak berdaya terhadap mediator-mediator lain
(SRS-A) yang juga mengakibatkan penciutan bronchi. Ada indikasi bahwa
penggunaan sebagai inhalasi menghasilkan efek yang lebih baik. Beberapa obat
dengan efek antikolinergik kuat dahulu sering digunakan, misalnya tiazinamium dan
deptropin (Brontine, GB). Obat-obat baru ketotifen dan oksatomida berdaya
mencegah degranulasi mastcells dan dikatakan efektif sebagai profilaktik serangan.
b) hay fever (rhinitis allergica, pollinosis), yaitu reaksi alergi terhadap saribunga, guna
melawan gejala-gejalanya seperti bersin, keluar air mata, pilek dan gatal-gatal.
c) Sengatan serangga, khususnya tawon dan lebah, yang mengandung antara lain
histamin dan suatu enzim yang mengakibatkan pelepasannya dari mastcells. Agar
memberikan sukses, obat perlu diberikan serta-merta, sebaiknya per injeksi. Dalam
hal-hal hebat biasanya diberikan injeksi adrenalin i.m. atau hidrokortison i.v.

Efek-Efek Samping
Yang paling sering terjadi adalah efek sedative-hipnotiknya (rasa kantuk) akibat
depresi SSP (dan daya antikolinergiknya). Efek ini terkuat pada prometazin dan
difenhidramin dan agak ringan pada d-klorfeniramin dan mebhidrolin, walaupun sifat ini
sangat berfariasi secara individual. Dua obat baru, terfenadin dan astemizol, tidak memiliki
efek samping ini dan merupakan antihistaminika satu-satunya yang boleh diberikan dengan
aman pada pengemudi kendaraan bermotor. Pada umumnya dalam beberapa minggu terjadi
toleransi untuk efek sedative-hipnotik ini.
1. Efek-efek sental lainnya berupa pusing-pusing, gelisah, rasa letih, lesu,dan
tremor(tangan gemetar), sedangkan overdose dapat mengakibatkan konvulasi
dan koma.
2. Gangguan-gangguan lambung-usus juga sering terjadi dan berkisar antara
mual, muntah dan diarea sampai anoreksia dan obstipasi. Efek-efek ini dapat
dikurangi dengan menelan obat setelah makan.
3. Efek-efek antikolinergik dapat terjadi, seperti mulut kering, gangguan
penglihatan dan gangguan lambung-usus, obstipasi dan retensi kemih.
Berhubung sifat ini antihistaminika hendaknya jangan diberikan pda pasien
glukoma dan hipertrofia prostat.
4. Efek antiserotonin ada hubungannya dengan meningkatnya nafsu makan
dan berat badan, maka bila efek ini tidak diinginkan, untuk penggunaan lam
sebaiknya jangan diberikan siproheptadin dan oksatomida.
5. Alergi dapat terjadi pada pemberian oral, tetapi khususnya pada penggunaan
local. Obat-obat denga efek stabilisasi atas mastcell pada dosis tinggi
mempertunjukkan efek paradorsal, yaitu justru menstimulasi pelepasan
histamine (histamine-liberator) bahkan tanpa adanya antigen. Efek ini
mungkin disebabkan kerja merusaknya terhadap membrane sel.
6. Efek teratogen dari siklizin dan turunannya meklozin serta klorsiklizin telah
dibuktikan pada hewab percobaan, tetapi tak pernah pada manusia. Namun
obat-obat ini tidak dianjurka pada wanita hamil.

PENGGOLONGAN ANTIHISTAMIN (AH1), DENGAN MASA KERJA, BENTUK


SEDIAAN DAN DOSISNYA
Golongan obat & Masa
contohnya

Bentuk Sediaan

Dosis

Kerja

Tunggal

(jam)

Dewasa

1.Etalonamin
Difenhindramin

4-6

HCl

Kapsul 25mg dan 50mg. 50 mg


eliksir 5mg-10mg/ml,

4-6
Dimenhidrinat
3-4
Karbinoksamin

Larutan suntikan 10mg/ml

50 mg

Tablet 50mg

50 mg

Larutan suntikan 50mg/ml

50 mg

Tablet

mg,

Eliksir 4 mg

5mg/5ml

maleat
2.Etilendiamin
Tripenelamin HCl

4-6

Tablet 25mg & 50mg

50 mg

Krem 2% ; saleb 2%
Tripenelamin sitrat

4-6

Eliksir 37,5 mg/5ml

75 mg

Pirilamin maleat

4-6

Kapsul 75mg; Tablet 25mg 25-50 mg


& 50mg

3.Alkilamin
Bromfeniramin

4-6

Tablet

maleat

4-6

2mg/5ml

Klorfeniramin

4-6

Tablet

4mg,

maleat

2,5mg/5ml

Deksbromfenirami

Tablet 4mg

Eliksir 4 mg
2-4 mg

4mg;

Sirop 2-4 mg

n maleat
4.Piperazin
Klorsiklizin HCl

8-12

Tablet 25mg & 50 mg

50 mg

Siklizin HCl

4-6

Tablet 50mg ;

50 mg

Supositoria

50mg

& 50-100 mg

100mg
Siklizin laktat

4-6

Meklizin HCl

12-24

(rektal)
50 mg

Larutan suntikan 50mg/ml

25-50 mg

Hidroksizin HCl

6-24

Tablet 25 mg

25 mg

Tablet 10 & 25mg


Sirop 10mg/5ml

5.Fenotiazin
Prometazin HCl

4-6

Tablet 12,5mg, 25mg & 25-50 mg


50mg

25-50 mg

Lar. suntikan 50mg & 25-50 m


MetadilazinHCl

4-6

50mg/5ml
Supositoria 25mg & 50mg
Tablet

4mg.

Sirop

$mg/5ml
6.Piperidin
(Antihistamin
Nonsedatif)

12-24

Tablet 50 mg

60 mg

Terfenadine

<24

Tablet 10 mg

10 mg

Astemizol

12

Tablet 10 mg

10 mg

Azatadin

12

Tablet

Siproheptadine

0,5mg/ml

4 mg

Mebhidrolin

Tablet 4mg, sirop 2mg/5ml

50-100 mg

Loratadine
7.Lain-Lain

napadisilat

1mg.

Tablet 50 mg

sirop 1 mg

Penggolongan
Menurut struktur kimianya antihistaminika dapat dibagi dalam beberapa kelompok,
antara lain :
I.

Devirat-devirat Etanolamin (X=0)


a. Zat-zat ini berdaya antikolinergik dan sedative agak kuat
o Diferenhidramin : Benadryl(P.D)
disamping daya antikolinergik dan sedative yang kuat, antihistamin ini
juga bersifat spasmolitik, anti-emetik & antivertigo (pusing-pusing).
Berguna sebagai obat tambahan pada penyakit Parkinson, juga
digunakan sebagai obat anti gatal pada urticaria akibat alergi.
Dosis: oral 4xsehari 25-50mg, i.v.10-50mg
o 2-metildifenhidramin = orfenadrin (Disipal,G.B) denagn efek antikolinergik dan sedative ringan, lebih disukai sebagai obat tambahan
Parkinson dan terhadap gejala-gejala ekstrapiramidal pada terapi
dengan neuruleptika. Dosisnya: oral 3 kali sehari 50mg.
o 4-metildifenhidramin (Neo-Benodin) lebih kuat sedikit dari zat
induknya. Digunakan pada keadaan-keadaan alergi pula dengan dosis
oral 3xsehari 20-40mg.
o Dimenhidrinat (Dramamine, Searle) adalah senyawa klorteofilinat
dari diferenhidramin yang digunakan khusus pada mabuk jalan dan
muntah-muntah sewaktu hamil. Dosisnya 4x sehari 50-100mg, i.m.
50mg.
o Klorfenoksamin (Systral,Astra) adalah derivate klor & metal, yang
antara lain digunakan sebagai obat tambahan pada penyakit Parkinson.
Dosisnya : oral 2-3x sehari 20-40mg (klorida), dalam krem 1,5%.
o Karbinoksamin (Polistin,Pharbil) adalah derivate piridil dan klor
yang digunakan pada hay fever dengan dosis oral 3-4x sehari 4mg
(maleat,bentuk-dl).
o Klemastine : Tavegyl (Sandoz)
memiliki struktur yang mirip klorfenoksamin, tetapi dengan substituent
siklik (pirolidin). Daya antihistaminikanya amat kuat, mulai kerjanya
pesat, dalam beberapa menit dan bertahan lebih dari 10 jam. Antara
lain mengurangi permeabilitas dari kapiler dan efektif guna melawan

pruritus alergis (gatal-gatal). Dosis oral 2x sehari 1mg a.c.


(fumarat),i.m.2x2mg.
II.

Devirat-devirat Etilendiamin (X= N)

Obat-obat dari kelompok ini umumnya memiliki daya sedatife yang lebih ringan.

Antazolin: fenazolin, Antistin (Ciba)


Daya antihistaminiknya kurang kuat, tetapi tidak merangsang
selaput lender. Maka layak digunakan untuk mengobati gejala-gejala
alergi pada mata dan hidung (salesma) sebagai preparat kombinasi
dengan nafazolin (Antistin-Privine, Ciba).
Dosis oral 2-4x sehari 50-100mg (sulfat).

Tripelenamin

(Tripel,Corsa-azaron,

Organon)

kini

hanya

digunakan sebagai krem 2% pada gatal-gatal akibat reaksi alergi

(terbakar sinar matahari,sengatan serangga,dll).


Mepirin (Piranisamin) adalah derivate metoksi dari tripenelamin
yang

digunakan

dalam

kombinasi

dengan

feniramin

dan

fenilpropanolamin (Triaminic,wander) pada hay fever dengan dosis

2-3x sehari 25 mg (bitab).


Klemizol (Allercur, Schering) adalah derivate klor yang kini hanya
digunakan

dalam

(Apracur,Schering)

preparat
atau

dalam

kombinasi

anti-selesma

salep/suppositora

antiwasir

(Scheriproct, Ultraproct, Schering)


III.

Devirat-devirat Propilamin (X=C)

Obat-obat dari kelompok ini memiliki daya antihistaminic kuat.


a) Feniramin : Avil (Hoechst)
Zat ini berdaya antihistaminic baik dengan efek meredakan batuk yang cukup
baik, maka digunakan pula dalam obat-obat batuk. Dosis oral 3x sehari 12,525mg (maleat) pada malam hari atau 1x 50mg tablet retart; i.v. 1-2x sehari
50mg; krem 1,25%.
Klorfenamin (klorfeniramin,dl-,Methyrit,SKF) adalah deriver klor
dengan daya 10x lebih kuat, sedangkan derajad toksisitasnyapraktis tidak
berubah. Efek-efek sampingnya antara lain sifat sedatifnya ringan. Juga

digunakan dalam obat batuk. Bentuk dextronya adalah isomer aktif,


maka2

kali

lebih

kuat

daripada

bentuk

dl

(rasemis)

nya

dexklorfeniramin (Polaramin, scering). Dosis: 3-4 kali sehari 3-4 mg

(dl, maleat) atau 3-4 kali sehari mg (bentuk-d).


Bromfeniramin (komb. Ilvico, Merck) adalah derivat brom yang sama
kuatnya dengan klorfenamin, padamana isomer-dextro juga aktif dan
isomer-levo tidak. Juga digunakan sebagai obat batuk. Dosis: 3-4 kali
sehari 3 mg (maleat).

b) Tripolidin: Pro-Actidil (Wellcome)


Derivat dengan rantai-sisi pirolidin ini berdaya agak kuat, mulai kerjanya
pesat dan bertahan lama, sampai 24 jam (sebagai tablet retard). Dosis: oral 1
kali sehari 10 mg (klorida) pada malam hari berhubung efek sedatifnya.

IV.

Derivat-derivat piperazin

Obat-obat kelompok ini tidak memiliki inti etilamin, melainkan piperazin. Pada
umumnya bersifat long-acting, lebih dari 10 jam.
a.Siklizin: Marzine (Wellcome)
Mulai kerjanya pesat dan bertahan 4-6 jam lamanya. Terutama digunakan sebagai
anti-emetik dan pencegah mabuk jalan. Pada binatang percobaan siklizin dan meklozin
bekerja teratogen. Berdasarkan sifat ini peredarannya di Indonesia dilarang sejak bulan
Januari 1963, meskipun pada manusia efek teratogen belum pernah dibuktikan. Namun
demikian obat-obat ini sebaiknya jangan diberikan pada wanita hamil selama trimester
pertama.
o Meklozin (meklizin, Postafene/Suprimal) adalah derivat metivenil dengan efek
lebih panjang, tetapi mulai kerjanya baru sesudah 1-2 jam. Khusus digunakan sebagai
anti-emetik dan pencegah mabuk jalan juga. Dosis: oral 3 kali sehari 12.5-25 mg.
o Buklizin (Longifene, Syntex) adalah derivat siklik dari klorsiklizin dengan efek longacting dan mungkin efek antiserotonin. Disamping sebagai antiemetik, juga
digunakan sebagai obat anti pruritus dan untuk menstimulasi nafsu makan. Dosis: oral
1-2 kali sehari 25-50 mg.
o Homoklorsiklizin (Homoclomin, Eisai) adalah derivat klor pada mana cincin
piperazin diganti dengan cincin tujuh diazepin (1,4). Berdaya antiseratonin dan
dianjurkan pada pruritus yang bersifat alergi. Dosis: oral 1-3 kali sehari 10 mg.
b. Sinarizin: Stugeron (J & J), Cinnipirine (KF).
Derivat cinnamyl dari siklizin ini disamping kerja antihistaminnya juga berdaya
vasodilatasi perifer. Sifat ini berkaitan dengan efek relaksasinya terhadap arteriole-arteriole
perifer dan di otak (betis, kaki tangan) yang disebabkan oleh penghambatan masuknya ion-Ca
kedalam sel otot polos. Mulai kerjanya agak cepat dan bertahan 6-8 jam, efek sedatifnya
ringan. Banyak digunakan sebagai obat pusing-pusing dan kuping berdengung (vertigo,
tinnitus). Dosis: oral 2-3 kali sehari 25-50 mg.
o Flunarizin (Sibelium, Janssen) adalah derivat dengan daya antihistamin lemah.
Sebagai antagonis-kalsium daya vasorelaksasinya kuat. Digunakan pula pada vertigo
dan sebagai pencegah migrain.
o oksatomida: Tinset (Janssen)

Derivat siklizin baru ini (1982) memiliki daya antihistamin, antiseratonin dan antiSRS-A, lagipula efek menstabilisasi mastcells. Maka dianjurkan sebagai obat pencegah dan
pemeliharaan asma dan hay fever. Juga menstimulasi nafsu makan. Dosis: oral 2 kali sehari
30 mg p.c., pada asma 120 mg sehari.
V.

Derivat-derivat Fenotiazin

Senyawa-senyawa trisiklik ini memiliki daya antihistamin dan antikolonergik yang


tidak begitu kuat dan sering kali berdaya sentral kuatdengan efek neuroleptik. Maka banyak
turunannya digunakan sebagai neuroleptika pada keadaan psikosis. Berhubung dengan efek
sedative dan meredakan batuknya,sering digunakan pula dalam obat batuk.
a.Prometazin : Phenergan(R.P)
Antihistamin tertua ini (1949) digunakan pada reaksi-reaksi alergi akibat serangga dan
tumbuh-tumbuhan, sebagai antiemetic untuk mencegah mual dan mabuk jalan. Selain itu juga
pada pusing-pusing(vertigo) dan sebagai sedativum pada batuk dan sukar tidur, terutama pada
anak-anak.
Efek-efek

sampingnya

berupa

umum,

kadang-kadang

terjadi

hipotensi,

fotosensibilisasi, hipotermia (suhu badan rendah) dan efek-efek darah (leucopenia,


agranulocytosis). Semua fenotiazin dapat menimbulkan reaksi-reaksi ini.
Dosis oral 3x sehari 25-50mg sebaiknya dimulai pada malam hari,;i.m.50mg.
Tiazinamium (Multergan,R.P) adalah derivate N-metil dengan efek antikolinergik
kuat. Dahulu sering digunakan pada terapi pemeliharaan terhadap asma, tetapi sudah
terdesak oleh obat-obat yang lebih efektif.
Oksomemazin (Doxergan,R.P)adalah derivate di-oksi (pada atom S) denagn kerja
dan penggunaan sama dengan prometazin, antara lain dalam obat batuk (komp
Toplexi). Dosis oral 2-4 kali sehari 5-10mg.
Alimemazin (Nedeltran) adalah analog etil dengan efek anti serotonin dan daya
neuroleptik cukup baik. Digunakan pada urticaria dan digunakan sebagai obat
menidurkan anak-anak, ada kalanya juga pada psikosis ringan. Dosis oral 2-4 kali
sehari 5-10mg.
Fonazin (Dimetiotiazin, Migristene, R.P.) adalah derivate sulfonamide dengan efek
antiserotonin kuat yang dianjurkan pada terapi interval migraine. Dosis oral 3-4 kali
sehari 10mg.

b. Isotipendil : Andantol (Homburg)


Derivate azo-fenotiazin ini kerjanya lebih pendekdari prometazin dengan efek
sedative lebih ringan. Dosis oral 3-4 kali sehari 4-8mg, i.m. atau i.v. 10mg.
Mequitazin (Mircol, ACP) adalah derivate prometazin dengan rantai sisi heterosiklik
dengan kerja lebih panjang daripada prometazin. Mulai kerjanya juga cepat, efek-efek
neurologinya lebih ringan. Digunakan pada hay fever, urticaria dan reaksi-reaksi alregi
lainnya. Dosis oral 2 kali sehari 5mg.
Metdilazin (Ticaryl, M.J.) adalah derivate heterosiklik pula (pirolidin) dengan efek
antiserotonin kuat. Terutama dianjurkan pada urticaria. Dosis oral 2 kali sehari 8 mg.
VI.

Derivat-derivat Trisiklik Lainnya

Sejumlah antihistaminika memiliki rumus dasar yang terdiri atas suatu cincin tujuh
yang terikatpada dua cincin-enam di kanan dan kiri. Zat-zat ini memiliki daya antiserotonin
kuat dan daya menstimulasi nafsu makan. Penggunaannya terutama sebagai stimulan nafsu
makan dan pada urticaria, juga sebagai obat interval pada migraine.
a. Siproheptadin : Periactin (MSD), Actinal (Apex)
Banyak digunakan pada pasien-pasien yang kurus dan buruk nafsu makannya berhubung efek
stimulasinya terhadap pertumbuhan jaringan-jaringan normal. Lama kerjanya 4-6 jam, daya
antikolinergiknya ringan. Efek-efek samping berupa umum, rasa kantuk biasanya lewat
sesudah seminggu. Dosis oral sebagai stimulant nafsu makan 3 kali sehari 4mg (klorida).
Azatadin (Zadine, Schering-Optimum, Essex) adalah derivate long action dengan
efek serotonin kuat. Nafsu makan dapat distimulasi, tatapi dapat pula ditekan.
Terutama digunakan pada profilaksis hay fever dan pada urticaria. Dosis oral 2 kali
sehari 1 mg.
b. Pizotifen : Sandomigran/Mosegor (Wander)
Zat ini memiliki struktur yang menyerupai siproheptadin, juga daya kerja dan penggunaannya
sama. Selain itu juga digunakan pada terapi interval migraine. Dosis oral semula 1kali sehari
0,5mg (maleat), berangsur-angsur dinaikkan sampai 3 kali 0,5mg.
Ketotifen (Zaditen, Wander)adalah derivate-keto long-action tanpa efek antiserotonin.
Berkat daya stabilisasinya terhadap mastcell obat ini dianjurkan sebagai pencegah
asma. Dosis oral 2 kali sehari 1-2 mg (fumarat).

7. Zat-zat non-Sedatif
Antihistaminika dari generasi kedua memiliki daya antihistamin tanpa efek sedativehipnotik. Maka layak sekali diberikan pada pasien-pasien yang pada siang hari harus waspada
(alert), seperti sopir-sopir kendaraan bermotor.
a. Terfenadine : Triludan(G.B.), Aldane (Merrell),teldane
Derivat butilamin (heterosiklik) baru ini (1982) tidak memiliki daya sentarl, antikolinergik
atau antiadrenergik. Daya histamine (H1)nya menyerupai klorfeniramin. Mulai kerjanya cepat
dan bertahan 8 jam (plasma-t 1/2nya 4,5jam). Digunakan pada rhinitis allergic dan reaksireaksi alergi lainnya.
Efek-efek sampingnya jarang terjadi dan berupa gangguan lambug-usus,nyeri kepala dan
berkeringat. Dosis oral 2 kali sehari 60mg.
b. Astemizol : Hismanal (Janssen)
Senyawa flour baru ini (1985) berdaya histamine kuat tanpa efek-efek sentral dan
antikolinergik pula. Penggunaan dan efek-efek samping sama dengan terfenadine,
penambahan berat badan telah dilaporkan. Jangka waktu kerjanya panjang sekali.
Dosis 1kali sehari 10mg sebelum makan.
8. Sisanya
a. Mebhidrolin : Incidal (Bayer) digunakan pada pruritus, dosisnya 2-3 kali sehari
50mg.
b. Dimetinden : Fenistil juga dianjurkan pada pruritus, dosisnya 3 kali sehari 1-2mg
(maleat)
c. Difenilpiralin : Piprinhidrinat, Kolton (BYK) Lergon (Riker) digunakan pada
rhinitis alergis, dosisnya 6kali sehari 2 mg atau 2kali sehari 5mg retard(HCl).

Anda mungkin juga menyukai