Anda di halaman 1dari 6

2.

4 Manifestasi klinis Hipertensi pada kehamilan

Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :


-

Tekanan darah diastolik < 100 mmHg


Proteinuria samar sampai +1
Peningkatan enzim hati minimal

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:


-

Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih


Proteinuria + 2 persisten atau lebih
Nyeri kepala
Gangguan penglihatan
Nyeri abdomen atas
Oliguria
Kejang
Kreatinin meningkat
Trombositopenia

10. Peningkatan enzim hati

11. Pertumbuhan janin terhambat

12. Edema paru


Gejala klinis HDK yang perlu ditemukan atau dipantau keberadaannya adalah :
1)

Kenaikan Berat Badan

Gejala pertama yang mencurigakan adanya HDK ialah terjadi kenaikan berat badan yang melonjak tinggi
dan dalam waktu singkat. Kenaikan berat badan 0,5 kg setiap minggu dianggap masih dalam batas wajar,
tetapi bila kenaikan berat badan mencapai 1 kg per minggu atau 3 kg sebulan harus diwaspadai
kemungkinan timbulnya HDK. Ciri khas kenaikan berat badan penderita HDK ialah kenaikan yang
berlebihan dalam waktu singkat dan bukannya kenaikan berat badan yang merata sepanjang waktu
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh berat badan yang berlebihan tersebut yang merupakan akibat dari
adanya penimbunan cairan/edem.

2)

Kenaikan Tekanan Darah

Gambaran klinik yang khas pada HDK yaitu ditemukannya kenaikan tekanan darah ataupun
didapatkannya tekanan darah yang tinggi. Hipertensi ditegakkan apabila :
a.
Terdapat kenaikan tekanan sistolik > 30 mmHg atau tekanan sistolik mencapai 140 mmHg
atau lebih
b.
Bila didapatkan kenaikan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg atau tekanan diastolik
mencapai 90 mmHg atau lebih.
3)

Proteinuri

Proteinuri merupakan kelainan yang ditemukan pada fase lanjut dan jarang sekali ditemukan pada fase
dini HDK. Dalam keadaan normal, tidak dijumpai protein dalam urin dan masih dalam batas normal bila
secara kuantitatif (Esbach) dijumpai 0,3 gram/24 jam. Apabila jumlahnya di temukan melebihi 0,3
gram/24 jam maka dianggap patologis dan secara kualitatif dapat dinyatakan dengan (+1) - (+4)
4)

Nyeri Kepala

Nyeri kepala jarang ditemukan pada HDK ringan dan lebih sering ditemukan pada HDK berat. Nyeri
kepala ini dirasakan di daerah frontal atau daerah oksiput dan sukar diatasi dengan obat-obat analgesik.
Bila ditemukan nyeri kepala hebat, harus berhati-hati karena ada kemungkinan akan terjadi eklamsi.
5)

Nyeri Epigastrium

Nyeri epigastrium merupakan gejala lanjut HDK dan juga merupakan gajala akan terjadi kejang. Rasa
nyeri ini mungkin disebabkan oleh regangan kapsul hati sebagai akibat perdarahan atau edem hati,
tetapi mungkin juga kelainannya terletak pada susunan saraf pusat.
6)

Gangguan Penglihatan

Gangguan penglihatan bervariasi dari derajat ringan sampai derajat berat yaitu dari penglihatan kabur
sampai kebutaan. Penyebabnya adalah spasmus arteriol, iskernia, edem, dan pada keadaan berat dapat
terjadi ablasio retina. Gangguan penglihatan ini bersifat reversibel. Jarang terjadi perdarahan atau
eksudat pada retina, tetapi bila dijumpai berarti adanya hipertensi kronis
7)

Gejala Lainnya

Sejumlah gejala lain bisa mengikuti preeklamsi dan eklamsi seperti, oliguri atau anuri, edem paru sampai
sianosis, dan gejala perdarahan sampai DIC. Pada umurnnya gejala-gejala ini merupakan tanda dari
beratnya dan sudah lanjutnya

2. Secara Biokimia Dan Biofisik (4)

Identifikasi dari perfusi uteroplasenta yang menurun, disfungsi sel endothel, aktivasi koagulasi :
1.

Infus Angiotensin II

Tes ini menggunakan Angiotensin II infus sampai diastole naik 20 mmHg. Pada wanita yang memerlukan
< 8 ng/kgBB/mnt nilai prediktif positif untuk menjadi 20-40 %. Walaupun lebih baik dari tes yang lain
tapi sulit dilakukan secara klinis
2.

Roll-Over test

Ialah respon hipertensi pada wanita yang terbaring terlentang dari yang tadinya posisi miring. Nullipara
28-32 yang tekanan diastolnya meningkat minimal 20 mmHg saat dilakukan manuver ini berkembang
menjadi HDK. Sedangkan yang tensinya tetap normotensif. Wanita yang positif pada roll over test juga
sensitif terhadap angiotensin II, ini menunjukkan manifestasi peningkatan respon vaskuler atau aktifitas
berlebih dari simpatis.
3.

Asam Urat

Kadar asam urat darah menunjukkan ekskresi menurun ditemukan pada preeklamsi. Nilai > 5,9 mg/dL
agak prediktif, nilai prediktif positif = 33%. Kurang berguna untuk memperkirakan preeklamsi dalam
kehamilan lanjut tidak dapat membedakan HDK dari preeklamsi.

4.

Metabolisme Calsium

Hipokalsiuria
5.

Ekskresi Kallikrein Urin

Merupakan regulator darah, dan menurun ekskresinya pada preeklamsi


6.

Fibronectin

Pada wanita yang preeklamsi / impending. Pada trimester I meningkat pada wanita bakat preeklamsi,
pada trimester II meningkat pada wanita yang HDK
7.

Aktivasi Koagulasi

Gambaran trombositopeni dan fungsi trombosit (agregasi). Aktivasi trombosit berlebihan vasokonstriksi
ibu vasokontriksi kerusakan sel endothel, infark plasenta dan disfungsi ginjal.
Preeklamsi
Sehingga dicoba untuk mencegah preeklamsi dengan pemberian aspirin dosis rendah.
Hitung trombosit menurun pada PEB. Volume trombosit meningkat sehubungan dengan konsumsi
trombosit dan produksi meningkat pada trombost. Volume trombosit yang meningkat merupakan tanda
impending preeklamsi.

8.

Faktor imunologi

Cytokine (protein messenger) dari sel imun mengatur fungsi sel imun dan diproduksi oleh makrofag
dan limfosit terdiri dari interleukin, interferon, growth factor, tumor necrosis factor. Bebrapa cytokine
meningkat pada preeklamsi.
9.

Placental Peptida

CRH, chorionic gonadotropin, Activin A, Inhibin A. Inhibin A dan Activin A : tanda preeklamsi.
10. Doppler Velocimetry A.Uterina
Pada trimester II sebagai skrining awal preeklamsi.

D. Manifestasi klinik
Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori, yaitu:
1. Hipertensi kronik: hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur setelah beristirahat
selama 5-10 menit dalam posisi duduk) yang telah didiagnosis sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi
yang timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu.
2. Preeklamsia-Eklamsia: peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia kehamilan mencapai
20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan
pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam air seni (proteinuria). Eklamsia: preeklamsia
yang disertai dengan kejang.
3. Preeklamsia superimposed pada hipertensi kronik: preeklamsia yang terjadi pada perempuan hamil
yang telah menderita hipertensi sebelum hamil.
4. Hipertensi gestasional: hipertensi pada kehamilan yang timbul pada trimester akhir kehamilan,
namun tanpa disertai gejala dan tanda preeklamsia, bersifat sementara dan tekanan darah kembali
normal setelah melahirkan (postpartum). Hipertensi gestasional berkaitan dengan timbulnya hipertensi
kronik suatu saat di masa yang akan datang.
DEFINISI
1. Hipertensi Gestasional
kehamilan

TD mencapai > 140/90 mmHg, tetapi proteinuri (-) untuk pertama kali dalam masa

Transient hipertension jika tidak berkembang menjadi preeklamsi dan TD kembali ke


normal dalam 12 minggu post partum

Dengan klasifikasi demikian maka diagnosis bahwa seorang wanita tidak/bukan preeklamsi
dibuat hanya pada postpartum
-

Sehingga diagnosisnya hipertensi gestasional

Yang paling penting ialah bahwa wanita dengan hipertensi gestasional dapat mengalami
tanda-tanda yang berhubungan dengan preeklamsi, misalnya :
Nyeri kepala
Nyeri ulu hati
Atau trombositopeni

2. Preeklamsi
Preeklamsi merupakan sindroma spesifik dalam kehamilan akibat berkurangnya perfusi organ sekunder
terhadap vasospasme dan aktivasi endothelial. Proteinuria merupakan tanda penting pada preeklamsi.
Bila tidak ada maka dipertanyakan.
Proteinuria > 300 mg/24 jam atau persistent 30 mg/dl (+1 dipstick) pada urin random.
Proteinuria +2 atau lebih atau protein dalam urin 24 jam 2 gr atau lebih adalah preeklamsi berat, dimana
filtrasi glomerulus terganggu dan kreatinin meningkat.
Nyeri epigastrium/kuadran kanan atas : akibat nekrosis hepatoseluler, iskemia dan edema karena
regangan kapsul Glissons. Sering disertai meningkatnya enzim liver dan merupakan tanda untuk
terminasi kehamilan. Nyeri akibat infark/perdarahan sama seperti karena ruptur hematoma
subkapsuler. Ruptur hepar jarang dan sering berhubungan dengan hipertensi pada orang yang lebih tua
dan multipara
Trombositopeni, merupakan tanda memburuknya preeklamsi akibat aktivitas platelet dan agregasi
dan hemolisis mikroangiopati akibat vasospame hebat. Gross hemolisis hemoglobinemia,
hemoglobinuria, hiperbilirubinemia merupakan tanda beratnya penyakit.

3. Eklamsi
Ialah kejang pada wanita yang preeklamsi dan bukan akibat etiologi lain. Kejang bersifat grand mal dan
terjadi selama dan setelah persalinan. Kejang terjadi > 48 jam post partum terutama pada nullipara
sampai 10 hari post partum.

4. Superimposed preeklamsi

1)

Hipertensi (> T 140/90 mmHg) sebelum kehamilan

2)

Hipertensi > 140/90 mmHg sebelum 20 minggu (kecuali pada penyakit gestational trofoblas)

3)

Riwayat tambahan : - Multiparitas

- Hipertensi kehamilan sebelumnya


- Riwayat keluarga hipertensi essensial.
5. Hipertensi Kronis

Hipertropi ventrikel

Dekompensasio kordis

Cerebrovaskular accidents

Kerusakan ginjal intrinsik

Anda mungkin juga menyukai