TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vitamin C (Asam Askorbat)
Vitamin C atau yang disebut dengan asam askorbat (AA) adalah vitamin larut air
yang dapat ditemukan di berbagai jenis buah dan sayuran.13
2.1.1. Sifat dan Struktur Kimia
Asam askorbat memiliki rumus kimia C6H8O6 dan memiliki struktur
seperti pada gambar 1.14 Struktur AA terdiri dari dua atom hidrogen enolat yang
dapat terionisasi. Atom hidrogen inilah yang memberikan karakteristik asam dari
AA. Asam askorbat memiliki sifat yang relatif stabil, berbentuk solid, tidak
berbau, larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan tidak larut dalam pelarut
organik. Larutan AA mudah rusak karena teroksidasi oleh oksigen dari udara
menjadi asam dehidroaskorbat (DHAA) sehingga AA lebih stabil dalam bentuk
kristal kering.15
2.1.2. Biosintesis
Asam askorbat merupakan derivat dari glukosa. Melalui serangkaian
reaksi, glukosa dikonversi menjadi L-gulonolakton (gambar 2). Selanjutnya,
L-gulonolakton
dioksidasi
dengan
L-gulonolakton
oksidase
sehingga
2.1.4. Metabolisme
Dalam
tubuh,
AA
mengalami
oksidasi
membentuk
asam
2.1.5. Fungsi
2.1.5.1. Enzimatik
Asam askorbat merupakan antioksidan karena potensi reduksinya
sebagai donor elektron.18 Pada manusia, AA berperan dalam proses katalisis
reaksi-reaksi kimia dalam tubuh yaitu dalam proses hidroksilasi kolagen,
biosintesis karnitin, norepinefrin, hormon peptida, dan dalam metabolisme
tirosin.18
Kolagen adalah protein yang memberikan kekuatan pada jaringan
ikat.18,19 Jaringan kolagen berperan penting pada tulang, pembuluh darah, dan
penyembuhan luka. Molekul kolagen terdiri dari tiga rantai polipeptida yang
membentuk struktur triple helix. Asam askorbat berperan dalam pembentukan
struktur triple helix tersebut. Asam askorbat mengubah struktur lisin dan
prolin menjadi hidroksilisin dan hidroksiprolin (gambar 4) sehingga jaringan
ikat yang terbentuk menjadi lebih kuat.19
Asam askorbat juga berperan dalam biosintesis karnitin. 19 Karnitin
diperlukan untuk transportasi asam lemak ke dalam mitokondria untuk
menghasilkan energi. Asam askorbat berperan sebagai kofaktor dalam proses
hidroksilasi karnitin.1,19 Asam askorbat juga berperan sebagai kofaktor enzim
6
dopamine--hydroxylase, yang mengkatalisis neurotransmiter dopamin
menjadi norepinefrin.1
Gambar 5. Fungsi AA Dalam Hidroksilasi Kolagen19
kolesterol
dalam
hati
sehingga
dapat
menyebabkan
Pria
Wanita
Hamil
(mg/hari)
(mg/hari)
(mg/hari)
40
40
50
50
15
15
25
25
45
45
75
65
80
90
75
85
diperlukan tambahan 35 mg/hari
Menyusui
(mg/hari)
115
120
Sajian
mentah
mentah
dimasak
dimasak
mentah
dimasak
dimasak
Takaran
1/2 gelas
3/4 gelas
sedang
3/4 gelas
sedang
1/2 gelas
1/2 gelas
1/2 gelas
3/4 gelas
1/2 gelas
1/2 gelas
1/2 gelas
sedang
1/2 gelas
Kadar (mg)
95
93
70
70
64
60
51
49
33
29
28
26
17
9
8
Tekanan darah arteri rata-rata adalah tekanan yang mendorong darah
masuk ke dalam jaringan.23 Tekanan ini harus dijaga dalam batasan normal.
Jika terlalu tinggi akan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa
darah, namun jika terlalu rendah darah dan nutrisi tidak dapat mencapai
organ-organ dan jaringan. Cara mengukur tekanan arteri rata-rata adalah
menggunakan rumus, yaitu tekanan diastolik ditambah 1/3 tekanan nadi,
dimana tekanan nadi adalah tekanan sistolik dikurang dengan tekanan
diastolik.23 Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan arteri rata-rata. 22
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan rata-rata arteri
(gambar 5):
Gambar 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri rata-rata22
9
faktor-faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah. Sebaliknya, faktorfaktor yang menurunkan
total
resistensi
perifer.
Diameter
arteriol
dipengaruhi
Vasopresin
dan
angiotensin
II
merupakan
senyawa
10
arteri
rata-rata
diatur
secara
berkesinambungan
oleh
baroreseptor yang ada di dalam sistem peredaran darah. Ada pengaturan jangka
pendek dan pengaturan jangka panjang.22
2.2.2.1. Pengaturan Jangka Pendek
Pengaturan jangka pendek terjadi dalam hitungan detik sampai
menit dan penyesuaiannya dilakukan melalui perubahan curah jantung,
total resistensi perifer yang dimediasi oleh sistem saraf otonom.25
Refleks baroreseptor merupakan salah satu faktor penting untuk
meregulasi tekanan darah jangka pendek. Perubahan dalam tekanan arteri
rata-rata memicu refleks baroreseptor yang dapat mempengaruhi
pembuluh darah dan jantung untuk menyesuaikan curah jantung dan total
resistensi perifer sehingga tekanan darah dapat normal kembali.
Baroreseptor letaknya sangat strategis yaitu pada sinus karotis dan arkus
aorta, sehingga jika ada perubahan pada tekanan darah dapat langsung
terdeteksi oleh baroreseptor tersebut. Refleks baroreseptor memiliki jalur
aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan organ efektor. Pusat integrasi
yang menerima impuls dari jalur aferen adalah pusat kontrol jantung
(cardiovascular control center) yang terletak pada medula batang otak.
Pusat integrasi ini mempertahankan rasio aktivitas parasimpatis dan
simpatis yang pada akhirnya mempengaruhi aktivitas jantung dan
pembuluh darah (gambar 7).22,25
Nitric Oxide (NO) merupakan faktor lain yang berperan dalam
regulasi tekanan darah jangka pendek. Pembuluh darah memiliki sel
endotel, yaitu lapisan tunggal sel epitel. Salah satu fungsi dari sel endotel
yang normal adalah menghasilkan NO yang dapat berdifusi ke otot polos
dalam pembuluh darah dan menyebabkan vasodilatasi. Pengeluaran NO
distimulasi oleh tegangan geser (shear stress) pada sel-sel endotel.26,27
Enzim Nitric Oxide Synthase (NOS) mensintesis NO dari arginin
dan oksigen. Setelah itu, NO mengaktivasi soluble guanylate cyclases di
sel otot polos pembuluh darah dan mengubah cyclic guanosine
triphosphate (cGTP) menjadi cyclic guanosine monophosphate (cGMP)
11
serta mengaktivasi cGMP-dependent protein kinase (PKG) yang dapat
membuat pembuluh darah relaksasi (gambar 8). Ketika aliran darah
melewati pembuluh darah, hal tersebut menimbulkan tegangan geser
(shear stress) yang memicu pengeluaran NO yang lebih banyak sehingga
terjadi relaksasi pembuluh darah. Pembentukan dan pengeluaran NO juga
distimulasi oleh beberapa vasokontriktor seperti angiotensin II, yang
berikatan dengan reseptor spesifik pada sel endotelium. Jika sel endotel
rusak karena hipertensi atau aterosklerosis, maka sintesis NO akan
terhambat dan terjadi vasokonstrisi secara berlebihan sehingga dapat
memperburuk keadaan seseorang yang menderita hipertensi.26,27
12
untuk mengeluarkan hormon aldosteron, yang dapat merangsang
reabsorpsi sodium pada ginjal, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan tekanan darah.24 Sebaliknya, jika ada peningkatan tekanan
darah maka ada hormon natriuretic peptide yang dapat mempengaruhi
tekanan darah. Hormon natriuretic peptide ini dikeluarkan di atrium dan
ventrikel jantung jika ada peningkatan tekanan darah arteri maupun
peningkatan volume ECF. Hormon ini dapat mencegah reabsorpsi
sodium sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah.22,24
2.3 Hipertensi
2.3.1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau yang dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana tekanan darah arteri seseorang lebih tinggi dari 140/90mmHg. 26
Pengukuran tekanan darah dilakukan setelah seseorang duduk dalam 5 menit
dengan posisi kaki di lantai dan lengan setinggi level jantung. Kafein, olahraga,
dan merokok harus dihindari sekurang-kurangnya 30 menit sebelum pengukuran
tekanan darah dilakukan. Pengukuran tekanan darah dilakukan paling sedikit dua
kali dan diambil rata-ratanya.28
2.3.2. Klasifikasi dan Stadium Hipertensi
Pada umumnya hipertensi dapat digolongkan menjadi dua yaitu,
hipertensi esensial (idiopatik/primer) dan hipertensi sekunder.26,29 Sekitar 9095% penderita hipertensi menderita hipertensi esensial.29 Hipertensi esensial
adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui dan tidak dijelaskan secara
pasti, sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang dapat ditetapkan
13
penyebabnya.26 Hampir semua hipertensi sekunder didasarkan pada dua
mekanisme yaitu gangguan sekresi hormon dan gangguan fungsi ginjal.26
The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)
menggolongkan tekanan darah pada orang dewasa menjadi 4 kelompok yaitu
kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat I, dan hipertensi derajat II.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan definisi dan klasifikasi tekanan darah
pada manusia dewasa berusia 18 tahun keatas.28
Tabel 3. Klasifikasi Tekanan Darah34
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Normal
Prehipertensi
Hipertensi Derajat 1
Hipertensi Derajat 2
Sistolik
Diastolik
(mmHg)
<120
120-139
140-159
160
(mmHg)
<80
80-89
90-99
100
14
berperan untuk meregulasi tonus vasomotor, aktivitas trombosit dan adhesi
leukosit melalui pelepasan faktor-faktor parakrin termasuk Nitric Oxide (NO)
dan prostasiklin.27
Faktor genetik juga merupakan faktor yang berperan penting terhadap
terjadinya insiden penyakit hipertensi. Jika ada anggota keluarganya yang
mempunyai riwayat hipertensi maka kemungkinan seseorang menderita
hipertensi juga akan meningkat.33
2.3.4. Mekanisme Hipertensi
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam regulasi tekanan darah
seseorang. Curah jantung dan resistensi perifer adalah kedua faktor yang sangat
mempengaruhi tekanan darah.33 Curah jantung ditentukan oleh isi sekuncup
(stroke volume) dan denyut jantung. Isi sekuncup ditentukan oleh kontraktilitas
otot jantung dan ukuran pembuluh darah, sedangkan resistensi perifer ditentukan
oleh struktur pembuluh darah setempat. Selain itu, ada 4 faktor lain yang
mempengaruhi tekanan darah seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah volume
intravaskular, sistem saraf otonom, sistem renin-angiotensin-aldosteron serta
mekanisme vaskular.29,33
2.3.4.1. Volume intravaskular
Volume intravaskular menentukan tekanan darah seseorang pada
jangka waktu yang lama. Pada dasarnya, perubahan total volume cairan
ekstraseluler berhubungan dengan perubahan volume darah.29 Natrium adalah
ion ekstraseluler yang lebih berpengaruh dan merupakan penentu utama
volume cairan ekstraseluler. Ketika asupan NaCl melebihi kapasitas ginjal
untuk mengeksresikan garam (natrium), maka volume vaskular akan
bertambah sehingga curah jantung juga akan bertambah.
parasimpatik
berfungsi
untuk
mempertahankan
homeostasis
15
singkat, sedangkan adrenergik dan hormonal serta faktor yang berhubungan
dengan volume mempengaruhi regulasi tekanan darah dalam waktu yang
lama.33
Ada tiga katekolamin endogen yaitu norepinefrin, epinefrin, dan
dopamin. Ketiganya mempunyai peranan yang penting dalam regulasi
jantung. Norepinefrin dan epinefrin bersifat agonis terhadap semua reseptor
adrenegik namun dengan afinitas yang berbeda-beda. Berdasarkan fisiologi
dan farmakologinya, reseptor adrenergik dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe
dan tipe . Tipe ini kemudian dibagi lagi menjadi 1, 2, 1, dan 2. Reseptor
lebih banyak diaktifkan oleh norepinefrin. Namun sebaliknya, reseptor
lebih banyak diaktifkan oleh epinefrin. Reseptor 1 terletak pada otot polos
dan menimbulkan vasokontriksi, sedangkan reseptor 2 terletak pada
membran presinaptik dari terminal saraf postganglionik yang mensintesis
norepinefrin. Ketika diaktifkan oleh katekolamin, reseptor 2 berperan
sebagai pengendali umpan balik negatif yaitu dengan cara menghambat
pelepasan norepinefrin yang lebih lanjut.29,33
2.3.4.3. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS)
Faktor yang ketiga adalah sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron.
Sistem tersebut juga berperan dalam regulasi tekanan darah melalui sifat
vasokonstriktor yang dimiliki oleh angiotensin II serta kemampuan retensi
sodium yang dimiliki aldosteron.24 Terdapat tiga stimulus utama yang
mempengaruhi sekresi renin, yaitu pengurangan transport NaCl pada
lengkung henle ascending, pengurangan tekanan arteriol aferen ginjal, dan
merangsang sistem saraf simpatis terhadap sel-sel untuk mensekresi renin.24
Sekresi renin dihambat oleh peningkatan transport NaCl pada
lengkung henle ascending, meningkatkan kelenturan arteriol aferen ginjal,
selain itu, sekresi renin juga dapat dipengaruhi oleh faktor humoral, termasuk
angiotensin II. Angiotensin II secara langsung menghambat sekresi renin
melalui reseptor angiotensin II tipe 1 pada sel juxtaglomerulus.24,29
2.3.4.4. Mekanisme vaskuler
Faktor yang terakhir adalah mekanisme vaskular. Radius pembuluh
darah dan daya kembang (compliance) dari pembuluh darah merupakan faktor
16
penting yang mempengaruhi tekanan darah seseorang. 29,33 Resistensi aliran darah
berbanding terbalik dengan pembuluh darah sehingga jika ada sedikit perubahan
pada ukuran lumen pembuluh darah maka resistensi aliran darah akan meningkat
secara signifikan.25
Diameter dari sebuah lumen pembuluh darah juga berhubungan dengan
kelenturan pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah dengan derajat kelenturan
yang tinggi dapat mengakomodasi peningkatan volume dengan sedikit
perubahan pada tekanan darah, demikian pula sebaliknya.28
Endotel pembuluh darah juga mempengaruhi tonus pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah mensintesis dan mengeluarkan substansi vasoaktif
seperti
NO
yang
merupakan
vasodilator
pembuluh
darah. 29,33
Sistem