Anda di halaman 1dari 41

Tonsillitis

Pembimbing :
Dr.Olivia Santoso, Sp. THT-KL,Msc
Penyaji:
Sherynne Sulaiman
Consistania Ribuan

Embriologi
5 pasang kantong faring kantong faring ke 2
tonsila palatina
Bulan ke 3 terbentuk limfosit
Bulan ke 6 nodul limfoid jaringan ikat limfoid
Kripta bulan ke 3 6

Anatomi
Waldeyers Ring :
Tonsil Palatina
Tonsil Faringeal (Adenoid)
Tonsil Lingual

MALT (mucosa-associated lymphoid tissue)

Adenoid
Jaringan limfoid berbentuk triangular yang terletak
pada bagian posterior nasofaring.
Terbentuk dari bulan ke 3 7 embriogenesis.
Saat lahir terpapar dengan koloni bakteri
mengalami pembesaran saat anak anak (respon
antigenik) regresi saat puber.
Nasofaring adalah tempat mengalirnya udara
inspirasi dan sekresi sinonasal menuju orofaring,
resonansi untuk suara, drainase area tuba
eustasius/teinga tengah/ kompleks mastoid.

Adenoid
Vaskularisasi adenoid berasal dari cabang arteri
faringeal dari arteri karotid externa, cabang arteri
maksilaris interna dan arteri facialis.
Drainase vena : plexus faringeal plexus pterygoid
vena facial dan vena jugularis interna.
Nodus limfatik : retrofaringeal, faringomaxillaris.
Persyarafan sensorik dari Nervus Glossofarigeal,
Nervus Vagus reffered pain ke telinga dan
tenggorokan.

Adenoid

Tonsil

Lokasi Anatomis

Dinding posterior
Dinding lateral
nasofaring
orofaring
Dapat meluas ke koana Meluas sampai
osterior
nasofaring/ hipofaring

Bentuk

Triangular
Invaginasi dari lipatan
dalam
Sedikit kripta

Ovoid shape
Bilobus
Invaginasi 20 30
kripta

Histologi

3 tipe epitel :
- cilliated
pseudostratified
- columnar
- squamosa
Transitional Antigen
(Ag) Processing
No afferent lymphatic

Specialized antigen
(Ag) processing
No afferent lymphatic

Tonsil
Berpasangan, berbentuk ovoid, terletetak di dinding
lateral orofaring.
Excessive growth perluasan :
Nasofaring Velopharyngeal Insufficiency (VPI) /
Obstruksi Nassal
Hipofaring (posterior airway space antara dasar lidah
dan dinding posterior faring) gangguan tidur
obstruksi

Tonsil dan Adenoid sering terstimulasi oleh proses


infeksi kronis/berulang , hiperplasia obstruktif.

Fossa tonsial :
otot konstriktor superior.
otot palatoglossus ( anterior pillar)
otot palatofaringeus ( posterior pillar)

Tonsillar
bed

Jaringan limfoid Tonsil Palatina > tonsil lingual dan


faringeal.

Persarafan sensorik : Nervus Glossofaringeal, cabang


Nervus palatina via ganglion sphenopalatine.

Struktur Histologi
Sebagai organ imunologik
Memiliki 10- 30 kripta yang mengalami invaginasi kedalam
parenkim tonsil, dan dilapisi oleh kapsul epitel berlapis squamosa
yang terspesialisasi untuk memproses antigen.
Kapsul tonsil merupakanling bagian khusus pada fascia
pharyngobasilar yang membungkus permukaan tonsil dan membentu
septa yang menyalurkan nervus dan pembuluh darah.
epitel kripta ini memiliki sistem kompleks sebagai antigen-presenting
cells dan micropores yang dapat membawa antigen menuju sel
limfoid aktif dibawah epitel tonsil.
4 area penting :

Specialized Aquamous epithelium


Extrafollicular area (Kaya akan sel T)
Mantle zone dari folikel limfoid
Germinal center dari folikel limfoid (sel B)

Imunologi
Adenoid dan Tonsil memediasi proteksi imunologis dari
traktur respiratorius atas
Pada Tonsil dan adenoid : 50%-60% B-cell organ, 40% Tcell organ, 3% mature plasma cel
Sel imunoreaktif (tonsil dan adenoid) ditemukan pada :

Sel epitel retikuler


Area extrafolikuler
Zona mantle dari folikel limfoid
Germinal center dari folikel limfoid.

Kripta pada tonsil bfungsi untuk perangkap materi asing


dan membawanya menuju folikel limfoid.

Imunologi
Mekanisme lini pertahanan intratonsilar
mengeliminasi antigen lemah
Konsentrasi antigen tinggi proliferasi sel B pada
germinal center (fugsi tonsilar yang paling penting)
Produksi Ig IgG,IgA,IgM,IgD
Fungsi sel T produksi interferon, limfokin.
Tonsil, paling aktif secara imunologis pada usia 4- 10
tahun puber involusi populasi sel B, rasio
selT: selB.

DEFINISI
Infeksi akut pada tonsila
palatina
Sering disertai dengna
peradangan pada faring
tonsilofaringitis

EPIDEMIOLOGI

15-30% pada usia 3-15 tahun


10% pada usia dewasa
Musim dingin dan musim semi >>>
Perempuan=laki-laki

Tonsilitis akut
common cold penyebab
paling sering infeksi THT
pada anak.

ETIOLOGI
Tonsilitis akut/ kronis :
-Infeksi polimikrobial
-Peningkatan mikroorganisme yang memproduksi Beta-laktamase
-Peran bakteri Anaerob
-Peran konsentrasi antigen bakteri
-Peran Haemophillus influenzae dan mikroorganisme yang memproduksi betalaktamase
-Obstruksi kripta bacterial stasis infeksi kronis
-Perubahan sifat bakteri komensalisme patogen
-Peran mediator inflamasi
-Peran flora normal (Streptococcus oralis) untuk mencegah kolonisasi bakteri patogen

Patofisiologi

Klasifikasi Penyakit pada Tonsil dan


Adenoid

KLASIFIKASI KLINIS
Acute Tonsillitis
Nyeri tenggorokan
Demam
Disfagia
PF:
Tonsil eritem + eksudat
Nyeri KGB servikal
Recurrent Acute Tonsilitis
MK=tonsilitis akut
4-7 episode tonsilitis dalam 1 tahun
5 episode dalam 2 tahun berturut-turut
3 episode dalam 3 tahun berturut-turut

KLASIFIKASI KLINIS
Chronic (Persistent) Tonsilitis

Nyeri tenggorongan kronis


Rasa mengganjal dan kering di tenggorokan
Bau mulut
Debris tonsillar >>> (tonsillolith)
Pembesaran KGB servikal yang nyeri
PF: hipertrofi & eritema tonsil + pelebaran kripta yang terisi
debris

Obstructive Tonsillar Hiperplasia


Tonsil >>> snoring + gangguan obstruksi, disfagia,
struktur craniofacial berubah, perubahan suara

DIAGNOSIS
Anamnesis
Keluhan utama: demam, batuk, pilek, nyeri
menelann, nyeri tekan KGB servikal
Keluhan tambahan: snoring, halitosis, otalgia

DIAGNOSIS
PF
Faring:
Edema peritonsilar, eksudat, trismus

Tonsil:
Pembesaran, eritema, debris

Palpasi KGB leher


Fokus infeksi lain:
Sinus, telinga, gigi, saluran pernapasan

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah rutin
2. Throat culture
Surface tonsils vs deep tonsillar crypts

3. Rapid antigen testing (RAT)


Identify GABHS

TATALAKSANA
1. Bed rest
2. Edukasi banyak minum
3. Analgesik:
Dewasa:
Ibuprofen 400 mg 3x sehari/ paracetamol 1 gr 4x
sehari

Anak:
Paracetamol / ibuprofen

TATALAKSANA
4. Antibiotik:
Centor scoring system patient's risk for
GABHS infection
Penicillin V 500 mg 4x sehari (10 hari) atau
makrolide

TATALAKSANA

TATALAKSANA

TATALAKSANA

TATALAKSANA

TATALAKSANA

TATALAKSANA
Tonsilektomi

Tatalaksana Post-Op
Nyeri:
Perbanyak minum
Ibuprofen (8-10mg/kgBB/kali tiap 6 jam)

Antibiotik:
Amoxicillin (5o mg/kg/hari 3x1 kali selama 10
hari)
Diet cair diet lunak diet regular

KOMPLIKASI
1. Non Supuratif
Scarlet Fever
MK: eritema kulit, severe lymphadenopathy +
nyeri tenggorokan, muntah, sakit kepala, demam
PF: eritem pada tonsil & faring, eksudat kuning
pada tonsil, faring, dan nasofaring, takikardia
Tanda dx: Strawberry tongue + rash +
pembesaran papila glosalis
Dx: kultur, Dick test (+)
Tx: Penicillin G IV

KOMPLIKASI
Rheumatic Fever
Jarang insidens: 0,3%
E/: streptococcus grup A
MK: carditis (murmur, kardiomegali, congestive heart
failure, perikarditis), eritema marginatum, artritis
Tx: Penicillin, cephalosporin

KOMPLIKASI
Poststreptococcal Glomerulonephritis
1-2 minggu setelah infeksi streptococcal
MK: hematuria, proteinuria, edema, hipertensi,
oligouria
Tx: restriksi gram dan air, diuretik/ Ca-channel
blocker/ ACE-inhibitor, penicillin G, tonsilektomi
(eliminasi sumber infeksi)

KOMPLIKASI
2. Supuratif
Abses Peritonsillar (quinsy)
Tonsilitis rekuren/ tonsilitis kronik terapi
adekuat
Penumpukan pus di antara kapsul fibrosa tonsil
dan otot konstriktor superior pharing
MK: odinofagia, disfagia, drooling, trismus, refferef
otalgia, demam
Tx: hidrasi, antibiotik (penicillin, clindamycin),
needle aspiration, drainage abscess dengan
tonsilektomi

KOMPLIKASI
Parapharyngeal space abscess
Berkembang jika infeksi, aliran pus dari tonsil/ abses
peritonsillar
Lokasi: diantara otot konstriktor superior dan fascia
servical dalam
MK: demam, nyeri, trismus
PF: pembengkakan dinding lateral faring
PP: leukositosis
Tx: antibiotil, terapi cairan, observasi, operasi

KOMPLIKASI
Retropharyngeal space infections
Sumber abses: rantai limfonodus di kedua sisi garis
tengah ruang retrofaring drainase dar: hidung,
sinus paranasal, faring, tuba eustachius
Sering: anak < 2 tahun
MK: iritabel, demam, sulit menelan, muffled sound,
kaku leher, perbesaran KGB leher
PF: pembengkakan posterior faring unilateral
TX: insisi dan drainase transoral

DAFTAR PUSTAKA
Bailey BJ, Johnson JT. Head and neck surgeryotolaryngology. 4th ed. Baltimore: Lippincot Williams &
Wilkins; 2006.
Choby BA. Diagnosis and treatment of strptococcal
pharyngitis. Am Fam Physician. 2009;79(5):383-390.
Baugh RF, Archer SM, Mitchell RB, et. al.. Clinical
practice guideline: tonsillectomy in children.
Otolaryngology Head and Neck Surgery 144(1S) S1
S30.

Anda mungkin juga menyukai