Anda di halaman 1dari 3

Sinopsis Penelitian

ANALISIS SEBARAN KLOROFIL-a DALAM MENENTUKAN DAERAH


PENANGKAPAN IKAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI LAUT JAWA
Oleh : Onesimus Dhyas Dwi Atmajaya, NRP : C451140111
Program Studi Teknologi Perikanan Laut
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan
jumlah pulau yang besar. Panjang Pantai Indonesia mencapai 95.181 km (World Resources
Institute, 1998) dengan Luas Wilayah Laut 5,4 juta km, mendominasi total luas teritorial
Indonesia sebesar 7,1 juta km. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang
dikaruniai sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan
non hayati kelautan terbesar. (KKP, 2010)
Ikan Lemuru (Sardinella lemuru), merupakan ikan jenis pelagis yang sangat potensial
di wilayah Laut Jawa khususnya Jawa Timur. Ikan lemuru tergolong dalam jenis ikan pelagis
kecil yang populasinya hampir menyebar di seluruh wilayah tropis di Indonesia. Ikan lemuru
jenis Sardinella lemuru memiliki tubuh elongated dengan warna kuning keemasan pada linea
lateralisnya. Memiliki 13 21 jari-raji lunak sirip punggung dan 12 23 jari-jari lunak sirip
anal. Yang membedakan dengan satu famili di ikan clupeidae ini adalah memiliki 8 jari-jari
sirip perut. Penyebarannya berada di Samudera Hindia sebelah timur, Thailand, pantai
Selatan Jawa timur dan Bali, Laut Jawa hingga Selatan Jepang. Secara umum daerah
penangkapan ikan lemuru tidak ada yang bersifat tetap, tergantung dari kondisi lingkungan,
dimana ikan lemuru akan memilih habitat yang sesuai, yaitu habitat yang sangat dipengaruhi
oleh kondisi atau parameter oseanografi perairan seperti suhu permukaan laut, klorofil-a,
salinitas, kecepatan arus dan lain sebagainya (Zainuddin et all., 2006 dalam Indrayani, 2012).
Menurut Indrayani et. Al. (2012), faktor utama penentu keberhasilan usaha penangkapan ikan
dalam menentukan daerah penangkapan ikan adalah kombinasi suhu optimal dengan
kesuburan klorofil-a, dimana ikan pelagis lebih suka tinggal di habitat tersebut
Fitoplankton didefinisikan sebagai organisme tumbuhan mikroskopik yang hidup
melayang, mengapung didalam air dan memiliki kemampuan gerak yang terbatas.
Fitoplankton terdiri dari divisi chrysophyta(diatom), chlorophyta, dan cyanophyta. Biasanya
chlorophyta dan cyanophyta mudah ditemukan pada komunitas plankton perairan tawar dan
asin (Soetrisno, 2008). Klorofil-a merupakan ikatan siklik tetrapirol (cyclic tetrapyrole)
dengan atom magnesium terletak di tengah-tengah sistim rantai kimia dengan ukuran sekitar
10 Angstrom (10 mm). Sifat spectral dari fitoplankton cenderung memiliki kisaran
penyerapan (absorption) dan pemantulan (reflectan) yang terbatas, namun bervariasi
tergantung dari umur, vitalitas, kepadatan dan jenis dari fitoplankton itu sendiri. (Yentsch dan
Phinney, 1985).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian tentang penentuan daerah
potensial penangkapan ikan menggunakan analisis sebaran klorofil-a layak untuk dikaji dan
diteliti, dengan tujuan agar dapat diketahui hubungan secara langsung sebaran klorofil-a
dengan pembentukan daerah penangkapan ikan, serta mengetahui seberapa banyak stok ikan
yang berada pada zona penangkapan ikan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Pulau Jawa memiliki potensi perikanan yang besar, khususnya ikan lemuru. Dalam
menentukan posisi daerah penangkapan ikan khususnya lemuru di Laut Jawa, banyak sekali
penelitian yang mengkaji tentang dinamika populasi, kesuburan klorofil-a dan variasi suhu,
namun untuk penentuan daerah penangkapan ikan dengan menganalisis kondisi atau
parameter oseanografi masih jarang dilakukan. Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas
kelimpahan klorofil-a memiliki peranan besar bagi keberadaan ikan lemuru.
Antara permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hubungan antara sebaran klorofil-a dengan stok ikan lemuru di Pulau Jawa dengan
pemanfaatan citra satelit MODIS-Aqua dan pengkajian data yang ada di Lapangan.
2. Penentuan posisi Daerah Penangkapan ikan dengan menganalisis hubungan antara sebaran
klorofil-a dengan kelimpahan ikan lemuru pada waktu dan tempat yang sama pada bulan
Maret-Mei 2015.
C. Metodologi Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Muncar Banyuwangi dan DKP
Kabupaten Banyuwangi
b. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian yang direncanakan adalah selama 3 (satu) bulan
2. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data Primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama
dari kejadian yang lalu. (Nazir, 2005)
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah catatan tentang adanya suatu peristiwa, ataupun catatan-catatan
yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinil. (Nazir, 2005)
D. Analisis Data
Analisis data dalam kajian ini merangkumi dua metode, yaitu metode deskriptif yaitu
menjelaskan tentang analisa yang menjelaskan tentang kelimpahan klorofil-a serta tingkat
kesuburannya dalam satu musim dan metode komparatif, untuk menganalisa hubungannya
secara langsung antara klorofil-a dan pembentukan daerah penangkapan ikan melalui VGPM
primary production.
Daftar Pustaka
Indrayani, A. Mallawa dan M. Zainuddin. 2012. Penentuan Karakteristik Habitat Daerah
Potensial Ikan Pelagis Kecil dengan Pendekatan Spasial di Perairan Sinjai.
[Jurnal Penelitian]. Fakultas Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin, Makasar
KKP, 2010. Potensi Dan Permasalahan. Rencana Strategis Kementrian Kelautan dan
Perikanan 2011. Jakarta
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Halaman 50, 175,177, 200
Soetrisno, G Y. 2008. Penerepan Metode Pengendapan Pada Penentuan Kelimpahan
Fitoplankton Di Perairan Pesisir Dan Laut (Studi Status Kualitas Perairan
Pesisir Pulau Harapan Kepulauan Seribu). Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia.
www.google.com//iptek.net.id. Diakses tanggal 10 November 2011. Pukul 17.33

Yentsch, CS and Phinney, DA. 1985. Spectral fluorescence: an ataxonomic tool for
studying the structure of phytoplankton populations. J. Plankton Res. 7: 617632

Anda mungkin juga menyukai