RUANG 305
KELOMPOK 2
Desi Apriyani
(1110711012)
Rini Wahyuningsih
(1110711022)
(1110711062)
Hesy Oktiany
(1110711088)
(1110711089)
Sandres
(1110711099)
Putri Srilestari
(1110711111)
(1110711115)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ANEMIA, tepat
pada waktunya.
Penulisan makalah ini juga merupakan penugasan dari mata kuliah hematologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dalam pembuatan
makalah ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam
pembuatan makalah ini, serta rekan-rekan lain yang membantu pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna mengingat penulis masih tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf
apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI
II.
Anemia Kronik....................................................................................................... 8
1. Pengertian Anemia ......................................................................................... 8
2. Etiologi............................................................................................................. 8
3. Patofisiologi..................................................................................................... 9
4. Manifestasi klinis............................................................................................ 11
5. Klasifikasi......................................................................................... ................ 11
6. Komplikasi..................................................................................................... 14
7. Pemeriksaan penunjang ............................................................................... 14
8. Penatalaksanaan........................................................................................... 15
9. Asuhan Keperawatan.................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya
sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat,
vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik
penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal.
2. TUJUAN
Tujuan umum :
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu
mahasiswa dalam mempelajari tentang anemia dan asuhan keperawatan aritmia
Tujuan khusus :
1. Mengetahui pengertian dari anemia kronik
2. Menngetahui penyebab dari anemia kronik
3. Mengetahui tanda dan gejala dari anemia kronik
4. Mengetahui klasifikasi dari anemia kronik
5. Mempelajari asuhan keperawatan anemia kronik
3. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian anemia kronik?
2) Apa saja penyebab anemia kronik?
3) Apa saja tanda dan gejala yang timbul pada pasien anemia kronik?
4) Bagaimana proses perjalanan anemia kronik?
5) Dan bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien anemia kronik?
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI HEMATOLOGI & ANEMIA KRONIK
I.
Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
elektrolit, dan protein darah.
Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponenkomponen berikut ini.
a) Eritrosit : sel darah merah (SDM red blood cell).
b) Leukosit : sel darah putih (SDP white blood cell).
c) Trombosit : butir pembeku darah platelet.1.
Antigen A, B dan O
Antigen Rh
Proses penghacuran sel darah merah terjadi karena proses penuaan dan
proses patologis. Hemolisis yang tejadi pada eritrosit akan mengakibatkan
Eosinofil
basofil
neutrofil
Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang
lama,kemudian
bermigrasi
menuju
timus.
Setelah
untuk
mengenalinya.
Setelah
dirangsang
oleh
mikrooranisme
dan
memberitahu
sel
Limfosit B
Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah
sampaimenjumpai antigen dimana mereka telah diprogram
untuk mengenalinya. Pada tahap ini limfosit B mengalami
pematangan lebih lanjut dan menjadi el plasma serta
menghasilkan antibodi.
b. Monosit
Monosit dibentuk dalam bentuk imatur dan mengalami proses
pematanganmenjadi
makrofag
setelah
msuk
ke
jaringan.
lain dalam trombosit yaitu untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah
berikatan dengan pembuluh darah yang cedera.
4. Plasma darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening kekuningkuningan. Hampir 90% plasma terdiri atas air. Plasma diperoleh dengan
memutar sel darah, plasma diberikan secara intravenauntuk: mengembalikan
volume darah, menyediakan substansi yang hilang dari darahklien.
5. Limpa
Limpa merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan
tangan.Limpa terletak pada pojok atas kiri abdomen dibawah kostae. Limpa
memiliki permukaan luar konveks yang berhadapan dengan diafragma dan
permukaan medialyang konkaf serta berhadapan dengan lambung, fleksura,
linealis kolon dan ginjalkiri.Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel
limpa (masa jaringan limpa),dan pilpa merah ( jaringan ikat, sel eritrost, sel
leukosit). Suplai darah oleh arterilinealis yang keluar dari arteri coeliaca.
Fungsi limpa :
Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
Destruksi sel eritrosit tua.
Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang dihancurkan.
Produksi bilirubin dari eritrosit.
Pembentukan limfosit dalam folikel limpa.
Pembentukan immunoglobulin.
Pembuangan partikel asing dari darah.
B. Fisiologi Sistem Hematologia.
Sebagai alat pengangkut yaitu :
Mengambil O2/zat pembakaran dari paru-paru
untuk
diedarkan
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping
proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan
hemplitik)
maka
(hemoglobinemia). Apabila
hemoglobin
konsentrasi
akan
muncul
plasmanya
dalam
melebihi
plasma
kapasitas
Gangguan
Kebutuhanmetabolisme
nutrisi kurang
Nafsu
makan
menurun
tubuh
dari kebutuhan
tubuh
Gangguan perfusi
Resiko
terjadinya
jaringan
Penurunan transport O2 ke jaringan
Beban
Hipoksia,
Payah
jantung
pucat,
jantung
meningkat
lemah
Takikardi
Intolerasni
aktivitas
infeksi
D. Manifestasi Klinik
Menurut harirson ( 1999, Hal : 56) Presentase klinis dari pasien yang
anemik bergantung pada penyakit yang mendasarinya, demikian juga dengan
keparahan serta kronisitasnya anemia. Manifestasi anemia dapat dijelaskan
melalui prinsip-prinsip patofisologik, sebagian besar tanda dan gejala anemia
mewakili penyesuaian kardiovaskuler dan ventilasi yang mengkompensasi
penurunan massa sel darah merah.
Derajat saat gejala-gejala timbul pada pasien anemik tergantung pada
beberapa faktor pendukung. Jika anemia timbul dengan cepat, mungkin tidak
cukup waktu untuk berlangsungnya penyesuaian kompensasi. Dan pasien akan
mengalami gejala yang lebih jelas dari pada jika anemia dengan derajat
kesakitan yang sama, yang timbul secara tersamar. Lebih lanjut, keluhan pasien
tergantung pada adanya penyakit vaskuler setempat. Misalnya, angina pektoris,
klaudikasio intermiten, atau leukeumia serebral sepintas yang tersamar oleh
perjalanan anemia.
Gejala awal yang tersembunyi dan derajat beratnya anemia dapat timbul
pada saat menentukan diagnosis. Biasa terjadi diare dan berat badan yang
berkurang, pireksia ringan ikterus karena hemolisis dan warna pucat membuat
kulit berwarna kuning lemon, lidah halus, atrofi dan dapat nyeri tekan.
Splenomegali merupakan hal yang lazim. Perubahan degeneratif pada saluran
medula spinalis posterior dan lateral dapat menyebabkan degenerasi kombinasi
subakut dengan kerusakan sensasi permukaan seperti sarung tangan dan kaus
kaki dengan hilangnya rasa vibrasi dan proprioseptif. Reflek tendo cepat tetapi
sentakan pergelanngan kaki sering berkurang. Refleks plantar berupa ekstensor.
Ataksia dan keadaan konfusional toksik dapat timbul. Jika tidak diberikan terapi,
demensia akan timbul.
E. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1) Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a) Anemia aplastik
Penyebab:
- agen neoplastik/sitoplastik
- terapi radiasi
- antibiotic tertentu
10
menstruasi
Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis,
11
besar
defenitifmeskipun
kasus
ada
anemia
beberapa
untuk
kasus
mendapatkan
yang
diagnosis
diagnosisnya
tidak
12
feritin serum.
Anemia megaloblastik: asam folat darah/ertrosit, vitamin B12.
Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis
Hb.
Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
b. Pemeriksaan laboratorium nonhematogolis meliputi
1) Faal ginjal
2) Faal endokrin
3) Asam urat
4) Faal hati
5) Biakan kuman
c. Pemeriksaan penunjang lainnya, pada bebrapa kasus anemia diperlukan
pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
1) Biopsy kelenjar uang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi
2) Radiologi: torak, bone survey, USG, atau linfangiografi.
3) Pemeriksaan sitogenetik.
4) Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH =
fluorescence in situ hybridization).
H. Penatalaksaan Medis
1) Rekombinan eritropoetin (Epo), dapat
diberikan
pada
pasienpasien
kemungkinan
juga
bermanfaat
untuk
memperbaiki
anemia
pada
8)
14
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama
: Nn. Gapuci
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 23 Februari 1989
Umur
: 23 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Betawi
Pekerjaan
: Pegawai swasta
Status perkawinan
: Belum nikah
Status pendidikan
: Tamat SMP
2) Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien mengeluh lemah, pusing dan sering mengantuk
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan anemia
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien telah mengalami anemia selama waktu yang cukup lama
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hemofilia
3) Pemeriksaan fisik
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
a) Aktivitas / istirahat
- Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
menunujukkan keletihan.
b) Sirkulasi
- Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia
-
kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi
15
mempengaruhi
pilihan
16
DATA OBJEKTIF
1. TTV =
Nadi : 130 X / menit
Napas : 30 x / menit
Suhu : 40oC
TD : 80 / 50 mmHg
2. Klien terlihat pucat
3. Pada klien ditemukan kuku pucat
dan kapillary refill : 3 detik
4. Pada pasien ditemukan ceepat dan
(sedang)
4. Klien mengeluh napas nya pendek
17
dangkal
5. Klien terlihat sesak napas pada
terasa pusing
6. Klien mengatakan menstruasi (berat)
7. Klien mengeuh nyeri mulut atau
kekuatan
8. Klien terlihat pucat pada kulit dan
membran mukosa
9. Kulit klien terlihat seperti berlilin,
pucat (aplastik, AP) atau kuning
lemon terang (AP).
10. Mata klien tampak sklera : biru atau
konstipasi.
11. Klien mengatakan sakit kepala dan
berdenyut
12. Klien mengatakan ketidak mampuan
berkonsentrasi
13. Klien mengeluh susah tidur,
daging/halus
14. Klien tampak lebih kurus, terjadi
penurunan berat badan
15. Turgor kulit klien buruk, kering,
tampak kisut/hilang elastisitas
16. Klien terlihat gelisah dan depresi
17. Klien tak mampu berespons
18. Pada pemeriksaan laboratorium :
Hb : 7 10 g/dl
Kadar porfirin eritrosit bebas :
meningkat
Konsentrasi besi serum : menurun
Saturasi transferin : menurun
Konsentrasi feritin serum : menurun
2. ANALISA DATA
DATA
DS :
PROBLEM
Perubahan nutrisi kurang
ETIOLOGI
Kegagalan untuk
18
mampuan mencerna
kesulitan menelan
makanan /absorpsi
Klien mengeluh
mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia
darah merah.
Intoleransi aktivitas
Ketidakseimbangan
dan kelemahan
(pengiriman) dan
kebutuhan.
cenderung tidur
dispnea pada waktu
bekerja atau istirahat.
Klien terlihat menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang
tertarik pada sekitarnya.
Klien juga terlihat lemah
dan penurunan
kekuatan.
Tubuh klien terlihat tidak
tegak, bahu menurun,
postur lunglai, dan
berjalan lambat
DS :
Perubahan perfusi
Penurunan komponen
jaringan
dan kelemahan
untuk pengiriman
DO:
oksigen/nutrient ke sel.
TTV =
Nadi : 130 x / menit
Napas : 30 x /menit
Suhu : 40oC
TD : 80/50 mmHg
Pada klien ditemukan
kuku pucat dan kapillary
refill : 3 detik
Klien terlihat pucat pada
kulit dan membrane
mukosa
Pada kulit klien terlihat
seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau
kuning lemon terang
20
(AP).
Pada mata klien sklera :
biru atau putih seperti
mutiara (DB).
Kuku klien mudah patah,
berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB).
Pada pemeriksaan
laboratorium : Hb : 7
10 g/dl
DS :
kerusakan integritas
neurologist.
kulit
DO:
Turgor kulit klien buruk,
kering, tampak
kisut/hilang elastisitas
DS :
perubahan proses
pencernaan; efek
Kurang pengetahuan
Kurang
terpajan/mengingat ;
salah interpretasi
informasi ; tidak
21
mengenal sumber
yang dialami.
informasi.
DO :
Klien terlihat gelisah dan
depresi
3. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan anemia adalah
sebagai berikut :
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan
untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan
Klien mengeluh mual/muntah, dyspepsia, anoreksia
Klien mengeluh diare atau konstipasi.
DO :
Ditemukan lidah tampak merah daging/halus
Klien tampak lebih kurus, terjadi penurunan berat badan
BB : 38 kg
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
Ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluh keletihan dan kelemahan
Klien mengatakan sakit kepala dan berdenyut
Klien mengeluh penurunan semangat untuk bekerja
Klien mengatakan kebutuhan tidur dan istirahat nya lebih banyak.
DO:
Klien tak mampu berespons
Klien peka rangsang, gelisah, dan saat depresi cenderung tidur
Klien terlihat sesak pada waktu bekerja atau istirahat.
Klien terlihat menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Klien juga terlihat lemah dan penurunan kekuatan.
Tubuh klien terlihat tidak tegak, bahu menurun, postur lunglai, dan berjalan
lambat
3) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Ditandai dengan :
DS :
22
untuk
mencerna
atau
23
ketidak
mampuan
mencerna
dan
kelemahan,
anjurkan
pasien
melakukan
aktivitas
TD : 120/80 mmHg
Pada klien ditemukan kuku pucat dan kapillary refill : 3 detik
Klien terlihat pucat pada kulit dan membrane mukosa
Pada kulit klien terlihat seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
terang (AP).
Pada mata klien sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB).
Kuku klien mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Pada pemeriksaan laboratorium : Hb : 7 10 g/dl
Mandiri
a. Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa,
dasar kuku.
Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi
jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.
b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
c. Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi
adventisius.
Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena
regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
d. Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial
risiko infark.
e. Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air
mandi dengan thermometer.
Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan
oksigen.
Kolaborasi
a. Pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah
lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons
terhadap terapi.
b. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.
4) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan sirkulasi dan neurologist.
Tujuan : Dapat mempertahankan integritas kulit.
Kriteria hasil :
DS :
Klien mengatakan kulit nya sudah seperti biasa (lembab)
26
DO:
Turgor kulit klien baik, lembab, sudah kembali elastis
Mandiri
a. Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat
local, eritema, ekskoriasi.
Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi.
Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
b. Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien tidak
bergerak atau ditempat tidur.
Rasional : meningkatkan sirkulasi kesemua kulit, membatasi iskemia
jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.
c. Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun.
Rasional : area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat
baik untuk pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan
kulit secara berlebihan.
d. Bantu untuk latihan rentang gerak.
Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
Kolaborasi
a. Gunakan alat pelindung, misalnya kulit domba, keranjang, kasur tekanan
udara/air. Pelindung tumit/siku dan bantal sesuai indikasi.
Rasional : menghindari kerusakan kulit dengan mencegah /menurunkan
tekanan terhadap permukaan kulit.
5) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet;
perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.
Tujuan : Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
Kriteria hasil :
DS :
Klien sudah tidak mengeluh buang buang air besar
DO :
Klien terlihat lebih segar
Terjadi peningkatan BB : 40 kg
Mandiri
a. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.
Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan
intervensi yang tepat.
b. Auskultasi bunyi usus.
Rasional : bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun
pada konstipasi.
c. Awasi intake dan output (makanan dan cairan).
27
No.DX
1
Paraf
laboraturium.
10. Memberikan obat sesuai indikasi.
1. Mengkaji kemampuan ADL pasien.
2. Mengkaji kehilangan atau gangguan
keseimbangan, gaya jalan dan
kelemahan otot.
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah aktivitas.
4. Memberikan lingkungan tenang,
batasi pengunjung, dan kurangi
suara bising, pertahankan tirah
baring bila di indikasikan.
5. Menggunakan teknik menghemat
energi, anjurkan pasien istirahat bila
terjadi kelelahan dan kelemahan,
anjurkan pasien melakukan aktivitas
semampunya (tanpa memaksakan
diri).
1. Mengawasi tanda vital kaji pengisian
kapiler, warna kulit/membrane
mukosa, dasar kuku.
2. Meninggikan kepala tempat tidur
sesuai toleransi
3. Mengawasi upaya pernapasan ;
auskultasi bunyi napas perhatikan
bunyi adventisius.
4. Mencari penybeb keluhan nyeri
dada/palpitasi
5. Menghindari penggunaan botol
penghangat atau botol air panas.
6. Mengukur suhu air mandi dengan
thermometer.
30
sesuai indikasi.
1. Mengkaji integritas kulit, catat
perubahan pada turgor, gangguan
warna, hangat local, eritema,
ekskoriasi.
2. Mereposisi secara periodic dan pijat
permukaan tulang apabila pasien
tidak bergerak atau ditempat tidur
3. Menganjurkan pemukaan kulit kering
dan bersih. Batasi penggunaan
sabun.
4. Membantu untuk latihan rentang
gerak
5. Menggunakan alat pelindung,
misalnya kulit domba, keranjang,
kasur tekanan udara/air. Pelindung
tumit/siku dan bantal sesuai indikasi.
(kolaborasi
1. Mengobservasi warna feses,
konsistensi, frekuensi dan jumlah.
2. Melakukan auskultasi bunyi usus
3. Mengwasi intake dan output
(makanan dan cairan).
4. Memasukkan cairan 2500-3000
ml/hari
5. Menghindari makanan yang
membentuk gas
6. Mengkaji kondisi kulit perianal
dengan sering, catat perubahan
31
Metamucil. (kolaborasi).
1. Memberikan informasi tentang
anemia spesifik. Diskusikan
kenyataan bahwa terapi tergantung
pada tipe dan beratnya anemia
2. Meninjau tujuan dan persiapan untuk
pemeriksaan diagnostic.
3. Mengkaji tingkat pengetahuan klien
dan keluarga tentang penyakitnya
4. Memberikan penjelasan pada klien
tentang penyakitnya dan kondisinya
sekarang
5. Menganjurkan klien dan keluarga
untuk memperhatikan diet makanan
nya
6. Meminta klien dan keluarga
mengulangi kembali tentang materi
yang telah diberikan.
6. EVALUASI
32
Hari / Tanggal
No. DX
1
Evaluasi
S: Klien mengatakan sudah tidak nyeri
mulut atau lidah, klien sudah tidak
kesulitan menelan, klien sudah tidak
mengeluh mual/muntah, dyspepsia,
klien terlihat nafsu makan, klien sudah
tidak mengeluh diare atau konstipasi.
O: Bb= 40kg
A: Masalah kebutuhan nutrisi sudah
teratasi
P: Intervensi dihentikan
S: Klien mengatakan tidak letih dan
lemah, klien mengatakan tidak sakit
kepala dan berdenyut
O: Klien mampu berespon dengan baik,
teratasi
P: Intervensi dihentikan
S: Klien mengatakan kulitnya tidak
kering dan elastis lagi
O:Turgor kulit klien terlihat baik, tidak
kering,
tidak
tampak
elastisitas lagi
A: Masalah risiko
tinggi
kisut/hilang
terhadap
Paraf
34
BAB III
PENUTUP
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai
di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999). Anemia berarti
kekurangan sel darah merah, yang dapat di sebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu
cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah. (Guyton,1997). Macammacam atau klasifikasi dari anemia berdasarkan etiolognya yaitu: anemia pasca
pendarahan (kehilangan darah mendadak, kehilangan darah menahun), anemia
defisiensi besi, anemia megaloblastik (defisiensi asam folat dan B12), anemia hemolitik
dan anemia aplastik
35
DAFTAR PUSTAKA
Wiwik. H., & Haribowo, A. S (2008) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sitem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
Harrison (1999) Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Editor Edisi Bahasa Indonesia :
Asdie, A. H. Jakarta : EGC.
Hidayat, A, A, A. ( 2008 ) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi Kedua. Jakarta :
Salemba Medika
36