Anda di halaman 1dari 17

36

dilakukan oleh guru atau dosen, kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai
peneliti, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang
dilakukan. Perbedaan karakteristik yang dimiliki PTK dengan penelitian jenis
lain adalah masalah yang dipecahkan haruslah berasal dari persoalan praktek
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.
Desain atau model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
menurut Kemmis dan Taggart. Suandhi (2006:16-17) menyatakan bahwa desain
Kemmis dan Mc. Taggart terdiri dari tiga tahapan pada setiap siklusnya. Adapun
tahapannya yaitu: (1) Perencanaan adalah tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi. (2)
Tindakan dan observasi/evaluasi adalah apa yang dilakukan oleh guru atau
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau monitoring terhadap hasil
dampak dari tindakan yang dilakukan oleh siswa, dan (3) Refleksi adalah peneliti
mulai mengkaji, melihat dan mempertimbangkan serta mengevaluasi atas hasil
dari tindakan dengan cara kolaborasi yaitu diskusi terhadap berbagai masalah
dengan teman sejawat dan guru terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas
penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus.
Adapun pelaksanaan penelitian dalam siklus tersebut dapat divisualisasikan pada
Gambar 13 berikut ini.
RENCANA

RENCANA
YANG DIREVISI

RENCANA
YANG DIREVISI

TINDAKAN /
OBSERVASI

TINDAKAN /
OBSERVASI

TINDAKAN /
OBSERVASI

REFLEKSI

REFLEKSI

REFLEKSI

SIKLUS II

SIKLUS III

SIKLUS I

Gambar 13 Diagram Alur PTK Model Kemmis & Mc. Taggart


A. Kehadiran Peneliti

Dst

37

Salah satu ciri penelitian kualitatif mempunyai latar alamiah, ketika


penelitian dilaksanakan peneliti berusaha masuk ketempat penelitian dan menjadi
bagian keutuhan kelas (Moleong, 2012:8). Agar dapat memenuhi syarat tersebut,
peneliti sendiri berperan sebagai alat pengumpulan data utama selama penelitian
dilaksanakan, selain itu peneliti juga meminta bantuan kepada teman sejawat
untuk menjadi observer dalam membantu mengamati atau mengobservasi
aktivitas yang dilakukan siswa maupun guru. Meskipun peneliti sendiri bertindak
sebagai instrumen kunci namun dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan
beberapa instrumen penunjang, seperti pedoman pengamatan, pedoman
wawancara dan lembar aktivitas siswa. Selain itu peneliti juga berperan sebagai
guru di tempat penelitian tersebut.
Jadi kehadiran peneliti di tempat penelitian adalah sebagai perencana,
pelaksana, guru, pengumpul data dan penganalisis data selama penelitian
dilakukan.
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Lokasi yang ditetapkan sebagai tempat penelitian adalah SMP Negeri 5
Denpasar yang terletak di Jl. Cokroaminoto Gg.Angsoka Denpasar dan yang
menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC SMP Negeri 5
Denpasar semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak
38 orang yang terdiri dari 20 siswa putra dan 18 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan difokuskan untuk menjawab masalah yang telah
dirumuskan pada bab I sehingga data yang dijaring berupa data aktivitas belajar
siswa, data prestasi belajar siswa, dan catatan lapangan yaitu sebagai berikut:
1. Data Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa
skor. Data aktivitas belajar siswa menggambarkan tentang suasana kelas serta
partisipasi siswa saat pembelajaran berlangsung yang bersumber dari hasil
observasi yang dilakukan oleh teman sejawat.
2. Data Prestasi Belajar Siswa

38

Data prestasi belajar siswa dinyatakan dengan skor yang bersumber dari
hasil tes yang dilakukan pada pertemuan terakhir pada masing-masing siklus.
Hasil tes siswa selanjutnya di analisis sehingga diperoleh rata-rata nilai tes, daya
serap dan ketuntasan belajar.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah segala hasil pencatatan yang berisikan kendalakendala yang dijumpai selama proses pembelajaran berlangsung melalui
penerapan kooperatif tipe NHT dan disusun kembali setelah pembelajaran selesai,
dimana hasilnya akan didiskusikan dengan guru kelas dan teman sejawat. Hasil
diskusi tersebut dicatat dalam catatan lapangan yang digunakan sebagai bahan
refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan. Menurut Bogdan & Biklen (dalam
Moleong, 2012:209), catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan
refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Jadi catatan lapangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
hasil pencatatan yang terdapat dalam jurnal tentang apa yang dapat dijadikan
sebagai sumber data yang konkret dan hasilnya didiskusikan dengan guru kelas
dan teman sejawat. Pencatatan ini dapat dilakukan oleh peneliti atau teman
sejawat (observer) pada saat pembelajaran berlangsung.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data Aktivitas Belajar Siswa
Data mengenai aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan
teknik observasi dan dicatat dalam lembar observasi yang memuat indikatorindikator aktivitas belajar siswa yang telah disesuaikan dengan keperluan dalam
penelitian ini. Teknik observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data
dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan yaitu mengimplementasikan
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Aktivitas belajar siswa yang diamati dan
dicatat dalam lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 04 berikut ini.
Tabel 04 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

39

No
1

Aspek aspek Yang Diamati

Skor
0

Antusiasme siswa dalam proses pembelajaran


a. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Siswa tidak mengganggu teman saat proses pembelajaran
c. Siswa menyampaikan pendapat sesuai dengan pengetahuanya
d. Siswa tidak terpengaruh dengan situasi lain di luar kelas selama
pelajaran berlangsung
Interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
a. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru terkait dengan materi
pelajaran yang belum dimengerti
b. Siswa berusaha menjawab pertanyaan dari guru
c. Siswa berusaha memperbaiki jawaban yang dijawab salah sebelumnya
dari pertanyaan yang diberkan guru
d. Siswa berani mengemukakan pendapatnya kepada guru terkait materi
pelajaran
Interaksi siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung
a. Siswa bertanya kepada teman satu kelompok
b. Siswa menjawab pertanyaan teman satu kelompok
c. Siswa bertanya dengan temanya dikelompok lain
d. Siswa mejawab pertanyaan temannya dikelompok lain
Kerjasama siswa dalam kelompok belajar
a. Siswa membantu teman yang menghadapi masalah dalam kelompok
b. Siswa meminta bantuan teman jika menghadapi masalah dalam
kelompok
c. Siswa mengerjakan tugas secara bersama-sama dalam kelompok belajar
d. Siswa membantu memperbaiki jawaban yang salah dari teman satu
kelompok
Aktivitas siswa dalam satu kelompok belajar
a. Siswa mengancungkan tangan untuk ikut menyimpulkan materi yang
telah dibahas
b. Siswa merespon pernyataan (kesimpulan) temannya
c. Siswa melengkapi kesimpulan yang dinyatakan oleh teman
d. Siswa mencatat kesimpulan yang diberikan guru
Partisipasi siswa dalam membuat kesimpulan atas materi pembelajaran
a. Siswa mengancungkan tangan untuk ikut menyimpulkan materi yang
telah dibahas
b. Siswa merespon pernyataan (kesimpulan) temannya
c. Siswa melengkapi kesimpulan yang dinyatakan oleh teman
d. Siswa mencatat kesimpulan yang diberikan guru

Dalam lembar observasi aktivitas belajar siswa, setiap indikator terdapat 4


deskriptor. Setiap deskriptor yang teramati selama observasi diberikan skor satu
(1), sedangkan deskriptor yang tidak teramati diberikan skor nol (0). Jika semua
deskriptor yang ada teramati pada siswa maka akan diperoleh skor maksimal ideal
(SMI) yaitu 24.
2. Teknik Pengumpulan Data Prestasi Belajar Siswa

40

Teknik pengumpulan data mengenai prestasi belajar siswa pada pra siklus
diperoleh dari hasil wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 5 Denpasar
Kelas VIII C. Sedangkan teknik pengumpulan data mengenai prestasi belajar
siswa pada tiap akhir siklus dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar
dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Tes prestasi belajar siswa ini
berbentuk tes objektif (pilihan ganda) dan tes uraian yang dibuat sesuai dengan
petunjuk pada kisi-kisi tes. Kisi-kisi tes dibuat berdasarkan aspek-aspek yang
terdapat pada indikator pembelajaran dan tiga ranah dalam belajar (ranah kognitif,
ranah afektif, ranah psikomotor). Tes prestasi belajar siswa ini diberikan kepada
siswa dan dilakukan pada setiap akhir masing-masing siklus sesuai dengan materi
yang telah diajarkan. Tes prestasi belajar siswa terdiri dari 10 soal obyektif dan 5
soal uraian.
Pemberian skor untuk soal obyektif apabila jawaban siswa benar mendapat
skor 1, jika salah diberi skor 0. Sehingga skor maksimal untuk soal obyektif yaitu
10 dan skor minimal 0. Pemberian skor untuk soal uraian dilakukan dengan cara
menyiapkan sebuah model jawaban. Jawaban masing-masing siswa dibandingkan
dengan model jawaban tersebut diberikan skor sesuai dengan tingkat kebenaran
jawabannya. Berikut lima kriteria jawaban siswa dengan skor masing-masing
dapat dilihat pada Tabel 05.
Tabel 05 Kriteria Penskoran Tes Prestasi Belajar Siswa untuk Soal Bentuk
Uraian
No
1
2
3
4
5

Kriteria Jawaban Siswa


Tidak memberikan suatu penyelesaian sama sekali
Mencoba memberikan penyelesaian tetapi salah total
Memberikan suatu penyelesaian yang ada unsur benarnya tetapi belum
memadai
Melaksanakan algoritma yang relevan dengan lengkap, tetapi ada
kesalahan dalam istilah dan notasi perhitungan matematis
Memberikan suatu penyelesaian yang benar dan lengkap

Skor
0
1
2
3
4

Berdasarkan uraian di atas, skor maksimal dari 5 soal uraian adalah 20 dan
skor minimal adalah 0. Skor maksimal untuk seluruh soal yang diterima oleh
setiap siswa yaitu 30 dan skor minimal 0. Nilai prestasi belajar masing-masing
siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dari soal
obyektif dan uraian kemudian dirubah menjadi nilai dengan skala seratus

41

Contohnya: apabila jumlah skor yang diperoleh siswa adalah 20, maka siswa
tersebut memperoleh nilai =

3. Pencatatan Lapangan
Untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran
diperoleh melalui catatan lapangan. Catatan lapangan dibuat pada saat
pembelajaran berlangsung. Hasil dari catatan lapangan didiskusikan dengan guru
kelas dan teman sejawat. Hal-hal yang dicatat adalah perilaku spesifik yang dapat
menjadi petunjuk adanya permasalahan dan hal itu tidak dimuat dalam lembar
observasi.
E. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul, kemudian dianalisis menggunakan teknik sebagai
berikut.
1.

Teknik Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa


Data yang diperoleh dari aktivitas belajar siswa dianalisis dengan

menggunakan analisis statistik deskriptif. Menurut Nurkancana & Sunartana


(dalam Rinjani, 2012:45) penggolangan aktivitas belajar berdasarkan skor ratarata aktivitas belajar siswa (M), skor maksimal ideal (SMI), mean ideal (MI) dan
standar deviasi ideal (SDI).
M

Jumlah Skor Aktivitas Siswa


Banyak Siswa

, MI

1
1
SMI , SDI MI
2
3

Penggolongan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa secara klasikal


ditetapkan berdasarkan lima jenjang katagori dapat disajikan pada Tabel 06 di
bawah ini.
Tabel 06 Pedoman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa
Interval Skor Rata-rata
MI + 1.5 SDI M
MI + 0.5 SDI M MI + 1.5 SDI
MI - 0.5 SDI M MI + 0.5 SDI
MI - 1.5 SDI M MI - 0.5 SDI
M MI - 0.5 SDI

Katagori
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat Kurang Aktif

42

Setiap deskriptor dari masing-masing indikator aktivitas belajar siswa yang


nampak selama observasi dicatat pada lembar observasi dengan memberi tanda
rumput (chek list). Jika suatu deskriptor tampak, maka diberi skor satu (1) dan jika
tidak tampak diberi skor nol (0). Sehingga jika semua indikator teramati maka
skor maksimal idealnya adalah 24. Jika semua indikator tidak teramati pada siswa,
maka akan menjadi skor terendah ideal yaitu nol (0). Sehingga dapat dihitung
mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI), yaitu:
MI

1
1
SMI
24 12
2
2

SDI

1
1
MI 12 4
3
3

Sehingga kriteria penggolangan aktivitas belajar siswa dapat disajikan pada


Tabel 07 berikut.
Tabel 07 Penggolongan Aktivitas Belajar Siswa
Interval Skor Rata-rata
18 M
14 M 18
10 M 14
6 M 10
M 6

Katagori
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat Kurang Aktif

Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan optimal apabila aktivitas


belajar siswa minimal mencapai katagori aktif.
2.

Teknik Analisis data Prestasi Belajar Siswa


Data hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes pada tiap akhir siklus

dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui prestasi belajar siswa yaitu dengan
menentukan nilai rata-rata prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS) dan
ketuntasan belajar (KB), yang divariasi dengan rumus yang dikemukakan oleh
Nurkancana dan Sunartana (dalam Ovini, 2011:42) yaitu sebagai berikut.
a. Nilai Rata-rata Prestasi Belajar siswa ( X )

X
N

Keterangan:
= Nilai rata-rata prestasi belajar siswa
X

43

X = Jumlah nilai prestasi belajar siswa

= Banyaknya siswa yang mengikuti tes

b. Daya Serap (DS)


DS

X
100%
SMI

Keterangan:
DS = Daya Serap
= Nilai rata-rata prestasi belajar siswa
X
SMI = Skor maksimal ideal
c. Ketuntasan Belajar (KB)
KB

Ni
100%
N

Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
Ni = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 70
N = Banyak siswa yang ikut tes
Prestasi belajar siswa telah optimal berdasarkan KTSP SMP Negeri 5
Denpasar tahun pelajaran 2012/2013 apabila nilai rata-rata prestasi belajar siswa (
X

) 70, daya serap (DS) 70%, serta ketuntasan belajar (KB) 85 % (KTSP

SMP Negeri 5 Denpasar, 2012).


F. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik
triangulasi, pemeriksaan sejawat dan guru serta melalui diskusi dan komunikasi
dengan dosen pembimbing. Moleong (2010:332) menyatakan
Triangulasi berarti cara terbaik uktuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan . Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat merecheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai
sumber, metode, atau teori.
Triangulasi dilakukan dengan membandingkan data dan hasil pengamatan
sehingga data yang diperoleh representatif. Menurut Moleong (2012:334), teknik
pemeriksaan sejawat merupakan teknik pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang

44

sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat
mereview persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.
Dalam penelitian ini, triangulasi dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi
dilakukan secara terpadu, yang melibatkan dua orang teman sejawat dan seorang
guru. Hasil triangulasi dan pemeriksaan sejawat dikonsultasikan pada dosen
pembimbing untuk mendapatkan arahan atau revisi bila diperlukan dalam upaya
mendapatkan data dengan derajat kepercayaan yang diharapkan.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
direncanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga komponen
yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan dan observasi, (3) refleksi.
1.

Refleksi Awal
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam perencanaan tindakan adalah

refleksi awal yang berdasarkan atas hasil observasi. Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah seorang guru matematika di SMP Negeri 5 Denpasar khususnya
siswa kelas VIII C pada tanggal 28 Januari 2013, didapatkan informasi bahwa
siswa pada jaman sekarang masih kurang dalam menangkap dan menerima
pelajaran matematika di kelas. Menurut data yang diperoleh dari guru tersebut
bahwa nilai rata-rata, daya serap dan ketuntasan belajar untuk mata pelajaran
matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 5 Denpasar dalam evaluasi nilai
ulangan semester I tahun pelajaran 2012/2013 adalah 55, 55% dan 40%.
Pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas VIII C masih di bawah
kriteria ketuntasan minimal yang diisyaratkan dalam KTSP SMP Negeri 5
Denpasar tahun 2012/2013 yaitu nilai rata-rata prestasi belajar siswa ( X ) 70,
daya serap (DS) 70%, dan ketuntasan belajar (KB) 85% (KTSP SMP negeri 5
Denpasar, 2012). Melihat rendahnya prestasi belajar siswa kelas VIII C SMP
Negeri 5 Denpasar, maka diadakanlah pengamatan pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung di kelas VIII C SMP Negeri 5 Denpasar. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan ditemukan beberapa hal penting yang mempengaruhi
kegiatan pembelajaran. Hal-hal penting yang mempengaruhi kegiatan
pembelajaran yaitu: (1) proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, (2)

45

siswa kurang diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan suatu konsep atau


materi dengan teman dalam suatu kelompok, (3) siswa kurang diberikan
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide dengan
kata-kata secara verbal, dan (4) guru kurang menggunakan alat peraga dalam
menjelaskan materi yang dipelajari.
Memperhatikan permasalahan di atas, agar pembelajaran matematika dapat
menarik minat siswa untuk belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 5 Denpasar
tahun pelajaran 2012/2013, maka perlu diterapkan suatu metode pembelajaran
matematika yang dapat menumbuhkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Model
pembelajaran yang akan diuji cobakan adalah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT, dimana proses pembelajaran kooperatif tipe NHT
berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil yang biasanya terdiri dari 3 sampai
5 orang. Data yang diperoleh dari nilai prestasi siswa semester I digunakan untuk
pembentukan kelompok. Nilai tersebut akan dirangking dari peringkat tertinggi
sampai peringkat terendah. Masing-masing akan disusun berdasarkan peringkat
tersebut agar setiap anggota kelompok bersifat heterogen serta data yang
diperoleh akan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki prestasi belajar siswa
pada hasil perolehan data pra siklus sebelumnya.
2.

Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dimana pada dua

pertemuan pertama yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua digunakan


untuk melakukan proses pembelajaran, sedangkan pertemuan ketiga dilaksanakan
tes akhir siklus I. Materi yang disajikan pada pertemuan pertama adalah unsur
unsur kubus dan jaring-jaring kubus. Materi yang disajikan pada pertemuan kedua
adalah unsur-unsur balok dan jaring-jaring balok. Sedangkan pertemuan ketiga
digunakan untuk melaksanakan tes prestasi belajar siklus I. Siklus I terdiri dari
tiga tahapan yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan
observasi serta refleksi.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang dilakukan untuk menyelesaikan siklus I dengan
materi pokok bangun ruang sisi datar, yang dilakukan dengan tiga kali pertemuan

46

yaitu dua kali tindakan dan satu kali tes pada akhir siklus. Masing-masing
pertemuan sebanyak dua jam pelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan tindakan pada siklus I yaitu: (1) Pertemuan pertama, hal-hal yang
perlu dipersiapkan adalah menyusun silabus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan materi yang akan diajarkan, menyiapkan materi atau bahan
pembelajaran, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (RPP 1) yang
mengacu pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT, membuat
Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1), menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar
siswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, menyiapkan buku catatan
lapangan, dan merancang pembentukan kelompok belajar yang masing-masing
kelompok terdiri dari 3 sampai 5 siswa. (2) Pertemuan kedua, hal-hal yang perlu
dipersiapkan adalah menyiapkan materi atau bahan pembelajaran, membuat RPP 2
yang mengacu pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT, membuat
LKS 2, menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran, menyiapkan buku catatan lapangan, dan merancang
pembentukan kelompok belajar yang masing masing kelompok terdiri dari 3
sampai 5 siswa. Dan (3) Pertemuan ketiga, hal yang perlu dipersiapkan adalah tes
prestasi belajar siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan perencanaan tindakan, pada tahap pelaksanaan tindakan ini,
pembelajaran menerapkan RPP 1 dan RPP 2 yang disusun mengacu pada langkahlangkah metode kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar
pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 5 Denpasar.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah unsur-unsur kubus
dan jaring-jaring kubus. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut.
Tabel 08 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I Siklus I
No
1

Kegiatan Guru
Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan arahan
tentang cara belajar dengan
model pembelajaran kooperatif

Kegiatan Siswa

Alokasi Waktu

Mendengarkan dan memahami


penjelasan mengenai
pembelajaran kooperatif tipe

10 menit

47

Lanjutan Tabel 08
tipe NHT sebelum pelajaran
dimulai.
Memberikan apersepsi tentang
unsur-unsur kubus dan jaringjaring kubus

Guru menyampaikan tujuan


pembelajaran yang ingin dicapai
dan mengingatkan kembali
materi bangun datar yang telah
dipelajari di kelas VII
Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi
kelompok kecil dengan setiap
kelompok terdiri dari 3 sampai 5
siswa dan setiap anggota
kelompok diberi nomor secara
terurut sesuai dengan jumlah
anggota dalam setiap kelompok,
kemudian siswa bergabung
dengan anggotanya masingmasing sesuai dengan
kelompoknya
Sambil tanya jawab guru
menjelaskan secara singkat
tentang unsur-unsur kubus dan
jaring- jaring kubus
Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk mengerjakan soalsoal yang ada di LKS
Guru menyuruh siswa bekerja
dalam kelompok yang telah
dibagi sebelumnya

Guru membimbing siswanya


yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas yang
telah diberikan
Guru memanggil siswa dengan
nomor tertentu, kemudian yang
nomornya sesuai mengacungkan
tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan atau
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru melakukan hal yang sama
untuk menunjuk beberapa orang
lagi dari kelompok lain untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya

NHT yang disampaikan guru.


Mendengarkan penjelasan
mengenai unsur-unsur kubus
dan jaring-jaring kubus yang
disampaikan guru
Siswa mengingat materi
pelajaran yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas

Siswa bergabung dengan


anggotanya masing -masing
sesuai dengan kelompoknya

Siswa mendengarkan penjelasan


yang disampaikan guru
Siswa mngerjakan tugas yang
diberikan dengan kelompoknya
Siswa menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan
yang ada dalam LKS tersebut
serta meyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui
jawaban tersebut
Siswa mempersiapkan dan
mengecek kembali hasil
diskusinya yang akan
dipresentasikan
Siswa yang nomornya sesuai
maju kedepan untuk menjawab
pertanyaan yang telah
didiskusikan bersama
kelompoknya
Kelompok yang lain bersiapsiap mendapat giliran untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya sesuai dengan yang
ditunjuk guru

55 menit

48

Lanjutan Tabel 08

Guru mengamati hasil yang


diperoleh oleh masing-masing
kelompok yang berhasil dengan
baik
Guru memberikan penghargaan
dalam bentuk verbal yaitu
dengan pemberian point pada
siswa yang menjawab dengan
benar
Kegiatan Penutup
Guru menyimpulkan materi
yang telah diajarkan
Guru memberikan PR kepada
siswa dan mengingatkan siswa
untuk mempelajari materi
selanjutnya

Siswa memperhatikan
pengamatan yang dilakukan
guru
Siswa bersemangat untuk
mendapatkan penghargaan dari
guru

Siswa merangkum materi yang


telah dijelaskan
Siswa mencatat tugas yang
diberikan guru dan bersedia
mempelajari materi selanjutnya

15 menit

2) Pertemuan II
Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah unsur-unsur balok dan
jaring-jaring balok. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut.
Tabel 09 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan II Siklus I
No
1

Kegiatan Guru
Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan arahan tentang
cara belajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
sebelum pelajaran dimulai.
Memberikan apersepsi tentang
unsur-unsur balok dan jaringjaring balok
Guru menyampaiakn tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
dan mengingatkan kembali materi
bangun datar yang telah dipelajari
di kelas VII
Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi
kelompok kecil dengan setiap
kelompok terdiri dari 3 sampai 5
siswa dan setiap anggota
kelompok diberi nomor secara
terurut sesuai dengan jumlah
anggota dalam setiap kelompok,
kemudian siswa bergabung
dengan anggotanya masingmasing sesuai dengan
kelompoknya

Kegiatan Siswa

Alokasi Waktu

Mendengarkan dan memahami


penjelasan mengenai
pembelajaran kooperatif tipe
NHT yang disampaikan guru.
Mendengarkan penjelasan
mengenai unsur-unsur balok
dan jaring-jaring balok yang
disampaikan guru
Siswa mengingat materi
pelajaran yang berkaitan
dengan materi yang akan
dibahas

10 menit

Siswa bergabung dengan


anggotanya masing-masing
sesuai dengan kelompoknya

55 menit

49

Lanjutan Tabel 09
Sambil tanya jawab guru
menjelaskan secara singkat
tentang unsur-unsur balok dan
jaring -jaring balok
Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk mengerjakan soalsoal yang ada di LKS
Guru menyuruh siswa bekerja
dalam kelompok yang telah
dibagi sebelumnya

Guru membimbing siswanya yang


mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas yang telah
diberikan
Guru memanggil siswa dengan
nomor tertentu, kemudian yang
nomornya sesuai mengacungkan
tangannya dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan atau
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
Guru melakukan hal yang sama
untuk menunjuk beberapa orang
lagi dari kelompok lain untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya

Guru mengamati hasil yang


diperoleh oleh masing-masing
kelompok yang berhasil dengan
baik
Guru memberikan penghargaan
dalam bentuk verbal yaitu dengan
pemberian point pada siswa yang
menjawab dengan benar
Kegiatan Penutup
Guru menyimpulkan materi yang
telah diajarkan
Guru memberikan PR kepada
siswa dan mengingatkan siswa
untuk mempelajari materi
selanjutnya

Siswa mendengarkan
penjelasan yang disampaikan
guru
Siswa mngerjakan tugas yang
diberikan dengan
kelompoknya
Siswa menyatukan
pendapatnya terhadap jawaban
pertanyaan yang ada dalam
LKS tersebut serta
meyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui
jawaban tersebut
Siswa mempersiapkan dan
mengecek kembali hasil
diskusinya yang akan
dipresentasikan
Siswa yang nomornya sesuai
maju kedepan untuk
menjawab pertanyaan yang
telah didiskusikan bersama
kelompoknya
Kelompok yang lain bersiapsiap mendapat giliran untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya sesuai dengan yang
ditunjuk guru
Siswa memperhatikan
pengamatan yang dilakukan
guru
Siswa bersemangat untuk
mendapatkan penghargaan
dari guru
Siswa merangkum materi
yang telah dijelaskan
Siswa mencatat tugas yang
diberikan guru dan bersedia
mempelajari materi
selanjutnya

15 menit

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kontinyu selama proses


pembelajaran berlangsung. Dimana kegiatan observasi yang dilaksanakan yaitu
untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan mengamati

50

prilaku siswa yang menunjukkan deskriptor-deskriptor pada lembar observasi


dengan tanda chek list disamping itu mencatat hal-hal yang tidak terangkum
dalam instrument penelitian dan mencatat segala sesuatu yang terkait dengan
pelaksanaan tindakan yang diberikan dengan catatan lapangan. Sedangkan
kegiatan evaluasi belajar siswa dilaksanakan pada tiap akhir siklus yaitu untuk
mengetahui prestasi belajar siswa, dengan menggunakan metode tes berupa tes
objektif dan tes uraian yang dikerjakan secara individu.
c. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi yang dicatat dalam
lapangan yang berisikan kendala-kendala atau hambatan-hambatan dijumpai
selama proses pembelajaran berlangsung. Refleksi yang dilaksanakan pada akhir
siklus akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya, yaitu
bertitik tolak dari hasil tes prestasi belajar siswa dan hasil diskusi dengan siswa
mengenai kesulitan yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
pembelajaran kooperatif tipe NHT, selanjutnya hasil dari refleksi ini ditunjukkan
sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan
pelaksanaan tindakan pada siklus II.
3.

Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan jika hasil yang diperoleh pada siklus I

belum sesuai yang diharapkan. Pada dasarnya prosedur atau langkah-langkah pada
siklus II sama dengan siklus I. Segala macam kendala yang dihadapi pada siklus I
diupayakan pemecahannya pada siklus II. Materi yang dibahas pada siklus II
adalah Luas Permukaan Kubus dan Balok dan Volume Kubus dan Balok. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus II
yaitu: (1) pertemuan pertama, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah menyusun
silabus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi yang akan
diajarkan, menyiapkan materi atau bahan pembelajaran, membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran 3 (RPP 3) yang mengacu pada langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe NHT, membuat Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3),

51

menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi


keterlaksanaan pembelajaran, menyiapkan buku catatan lapangan, dan merancang
pembentukan kelompok belajar yang masing-masing kelompok terdiri dari 3
sampai 5 siswa, (2) pertemuan kedua, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah
menyiapkan materi atau bahan pembelajaran, membuat RPP 4 yang mengacu pada
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT, membuat LKS 4,
menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran, menyiapkan buku catatan lapangan, dan merancang
pembentukan kelompok belajar yang masing-masing kelompok terdiri dari 3
sampai 5 siswa, dan (3) pertemuan ketiga, hal yang perlu dipersiapkan adalah tes
prestasi belajar siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II secara
umum hampir sama dengan langkah-langkah pembelajaran pada siklus I, namun
dengan pembentukan kelompok-kelompok yang berbeda, dimana kelompok yang
dibentuk berdasarkan nilai tes prestasi belajar pada siklus I. Dimana
pengelompokan ulang ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling bekerja sama satu dengan yang lain. Sedangkan kegiatan observasi
dilaksanakan selama berlangsungkan pelaksanaan tindakan siklus II. Kegiatan
observasi pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I, dimana
kegiatan observasi yang dilaksnakan yaitu untuk mengamati aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran serta mengamati prilaku siswa yang menunjukkan
deskriptor-deskriptor pada lembar observasi dengan tanda chek list disamping itu
mencatat segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan tindakan yang diberikan
dengan catatan lapangan. Sedangkan kegiatan evaluasi belajar siswa dilaksanakan
pada tiap akhir siklus yaitu untuk mengetahui prestasi belajar siswa, dengan
menggunakan metode tes berupa tes objektif dan tes uraian yang dikerjakan secara
individu.
c. Tahap Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil dari observasi, dalam tahap ini dikaji
kekurangan-kekurangan dan kendala dari tindakan yang telah dilakukan pada

52

siklus II. Refleksi yang dilakukan pada siklus II, lebih digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil simpulan, tujuannya adalah untuk mengkaji dan
melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa yang dicapai dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Apabila tidak terdapat kendalakendala yang berarti serta proses pembelajaran telah optimal yang tercapainya
nilai rata-rata prestasi belajar siswa, daya serap dan ketuntasan belajar minimal
berturut-turut: 70, 70% dan 85%. Oleh karena itu, rekomendasi penelitian
ini akan dirumuskan dan siklus dihentikan, namun apabila belum mencapai
kriteria keberhasilan pembelajaran akan dilakukan siklus berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai