Bab III Metode Penelitian 2
Bab III Metode Penelitian 2
dilakukan oleh guru atau dosen, kolaborasi (tim peneliti) yang sekaligus sebagai
peneliti, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang
dilakukan. Perbedaan karakteristik yang dimiliki PTK dengan penelitian jenis
lain adalah masalah yang dipecahkan haruslah berasal dari persoalan praktek
pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.
Desain atau model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
menurut Kemmis dan Taggart. Suandhi (2006:16-17) menyatakan bahwa desain
Kemmis dan Mc. Taggart terdiri dari tiga tahapan pada setiap siklusnya. Adapun
tahapannya yaitu: (1) Perencanaan adalah tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi. (2)
Tindakan dan observasi/evaluasi adalah apa yang dilakukan oleh guru atau
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau monitoring terhadap hasil
dampak dari tindakan yang dilakukan oleh siswa, dan (3) Refleksi adalah peneliti
mulai mengkaji, melihat dan mempertimbangkan serta mengevaluasi atas hasil
dari tindakan dengan cara kolaborasi yaitu diskusi terhadap berbagai masalah
dengan teman sejawat dan guru terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas
penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus.
Adapun pelaksanaan penelitian dalam siklus tersebut dapat divisualisasikan pada
Gambar 13 berikut ini.
RENCANA
RENCANA
YANG DIREVISI
RENCANA
YANG DIREVISI
TINDAKAN /
OBSERVASI
TINDAKAN /
OBSERVASI
TINDAKAN /
OBSERVASI
REFLEKSI
REFLEKSI
REFLEKSI
SIKLUS II
SIKLUS III
SIKLUS I
Dst
37
38
Data prestasi belajar siswa dinyatakan dengan skor yang bersumber dari
hasil tes yang dilakukan pada pertemuan terakhir pada masing-masing siklus.
Hasil tes siswa selanjutnya di analisis sehingga diperoleh rata-rata nilai tes, daya
serap dan ketuntasan belajar.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah segala hasil pencatatan yang berisikan kendalakendala yang dijumpai selama proses pembelajaran berlangsung melalui
penerapan kooperatif tipe NHT dan disusun kembali setelah pembelajaran selesai,
dimana hasilnya akan didiskusikan dengan guru kelas dan teman sejawat. Hasil
diskusi tersebut dicatat dalam catatan lapangan yang digunakan sebagai bahan
refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan. Menurut Bogdan & Biklen (dalam
Moleong, 2012:209), catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan
refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Jadi catatan lapangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
hasil pencatatan yang terdapat dalam jurnal tentang apa yang dapat dijadikan
sebagai sumber data yang konkret dan hasilnya didiskusikan dengan guru kelas
dan teman sejawat. Pencatatan ini dapat dilakukan oleh peneliti atau teman
sejawat (observer) pada saat pembelajaran berlangsung.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data Aktivitas Belajar Siswa
Data mengenai aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan
teknik observasi dan dicatat dalam lembar observasi yang memuat indikatorindikator aktivitas belajar siswa yang telah disesuaikan dengan keperluan dalam
penelitian ini. Teknik observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data
dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan yaitu mengimplementasikan
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Aktivitas belajar siswa yang diamati dan
dicatat dalam lembar observasi dapat dilihat pada Tabel 04 berikut ini.
Tabel 04 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
39
No
1
Skor
0
40
Teknik pengumpulan data mengenai prestasi belajar siswa pada pra siklus
diperoleh dari hasil wawancara dengan guru matematika SMP Negeri 5 Denpasar
Kelas VIII C. Sedangkan teknik pengumpulan data mengenai prestasi belajar
siswa pada tiap akhir siklus dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar
dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Tes prestasi belajar siswa ini
berbentuk tes objektif (pilihan ganda) dan tes uraian yang dibuat sesuai dengan
petunjuk pada kisi-kisi tes. Kisi-kisi tes dibuat berdasarkan aspek-aspek yang
terdapat pada indikator pembelajaran dan tiga ranah dalam belajar (ranah kognitif,
ranah afektif, ranah psikomotor). Tes prestasi belajar siswa ini diberikan kepada
siswa dan dilakukan pada setiap akhir masing-masing siklus sesuai dengan materi
yang telah diajarkan. Tes prestasi belajar siswa terdiri dari 10 soal obyektif dan 5
soal uraian.
Pemberian skor untuk soal obyektif apabila jawaban siswa benar mendapat
skor 1, jika salah diberi skor 0. Sehingga skor maksimal untuk soal obyektif yaitu
10 dan skor minimal 0. Pemberian skor untuk soal uraian dilakukan dengan cara
menyiapkan sebuah model jawaban. Jawaban masing-masing siswa dibandingkan
dengan model jawaban tersebut diberikan skor sesuai dengan tingkat kebenaran
jawabannya. Berikut lima kriteria jawaban siswa dengan skor masing-masing
dapat dilihat pada Tabel 05.
Tabel 05 Kriteria Penskoran Tes Prestasi Belajar Siswa untuk Soal Bentuk
Uraian
No
1
2
3
4
5
Skor
0
1
2
3
4
Berdasarkan uraian di atas, skor maksimal dari 5 soal uraian adalah 20 dan
skor minimal adalah 0. Skor maksimal untuk seluruh soal yang diterima oleh
setiap siswa yaitu 30 dan skor minimal 0. Nilai prestasi belajar masing-masing
siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dari soal
obyektif dan uraian kemudian dirubah menjadi nilai dengan skala seratus
41
Contohnya: apabila jumlah skor yang diperoleh siswa adalah 20, maka siswa
tersebut memperoleh nilai =
3. Pencatatan Lapangan
Untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan kegiatan pembelajaran
diperoleh melalui catatan lapangan. Catatan lapangan dibuat pada saat
pembelajaran berlangsung. Hasil dari catatan lapangan didiskusikan dengan guru
kelas dan teman sejawat. Hal-hal yang dicatat adalah perilaku spesifik yang dapat
menjadi petunjuk adanya permasalahan dan hal itu tidak dimuat dalam lembar
observasi.
E. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul, kemudian dianalisis menggunakan teknik sebagai
berikut.
1.
, MI
1
1
SMI , SDI MI
2
3
Katagori
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat Kurang Aktif
42
1
1
SMI
24 12
2
2
SDI
1
1
MI 12 4
3
3
Katagori
Sangat Aktif
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Sangat Kurang Aktif
dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui prestasi belajar siswa yaitu dengan
menentukan nilai rata-rata prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS) dan
ketuntasan belajar (KB), yang divariasi dengan rumus yang dikemukakan oleh
Nurkancana dan Sunartana (dalam Ovini, 2011:42) yaitu sebagai berikut.
a. Nilai Rata-rata Prestasi Belajar siswa ( X )
X
N
Keterangan:
= Nilai rata-rata prestasi belajar siswa
X
43
X
100%
SMI
Keterangan:
DS = Daya Serap
= Nilai rata-rata prestasi belajar siswa
X
SMI = Skor maksimal ideal
c. Ketuntasan Belajar (KB)
KB
Ni
100%
N
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
Ni = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 70
N = Banyak siswa yang ikut tes
Prestasi belajar siswa telah optimal berdasarkan KTSP SMP Negeri 5
Denpasar tahun pelajaran 2012/2013 apabila nilai rata-rata prestasi belajar siswa (
X
) 70, daya serap (DS) 70%, serta ketuntasan belajar (KB) 85 % (KTSP
44
sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat
mereview persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.
Dalam penelitian ini, triangulasi dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi
dilakukan secara terpadu, yang melibatkan dua orang teman sejawat dan seorang
guru. Hasil triangulasi dan pemeriksaan sejawat dikonsultasikan pada dosen
pembimbing untuk mendapatkan arahan atau revisi bila diperlukan dalam upaya
mendapatkan data dengan derajat kepercayaan yang diharapkan.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
direncanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga komponen
yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan dan observasi, (3) refleksi.
1.
Refleksi Awal
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam perencanaan tindakan adalah
refleksi awal yang berdasarkan atas hasil observasi. Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah seorang guru matematika di SMP Negeri 5 Denpasar khususnya
siswa kelas VIII C pada tanggal 28 Januari 2013, didapatkan informasi bahwa
siswa pada jaman sekarang masih kurang dalam menangkap dan menerima
pelajaran matematika di kelas. Menurut data yang diperoleh dari guru tersebut
bahwa nilai rata-rata, daya serap dan ketuntasan belajar untuk mata pelajaran
matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 5 Denpasar dalam evaluasi nilai
ulangan semester I tahun pelajaran 2012/2013 adalah 55, 55% dan 40%.
Pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas VIII C masih di bawah
kriteria ketuntasan minimal yang diisyaratkan dalam KTSP SMP Negeri 5
Denpasar tahun 2012/2013 yaitu nilai rata-rata prestasi belajar siswa ( X ) 70,
daya serap (DS) 70%, dan ketuntasan belajar (KB) 85% (KTSP SMP negeri 5
Denpasar, 2012). Melihat rendahnya prestasi belajar siswa kelas VIII C SMP
Negeri 5 Denpasar, maka diadakanlah pengamatan pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung di kelas VIII C SMP Negeri 5 Denpasar. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan ditemukan beberapa hal penting yang mempengaruhi
kegiatan pembelajaran. Hal-hal penting yang mempengaruhi kegiatan
pembelajaran yaitu: (1) proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, (2)
45
Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, dimana pada dua
46
yaitu dua kali tindakan dan satu kali tes pada akhir siklus. Masing-masing
pertemuan sebanyak dua jam pelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan tindakan pada siklus I yaitu: (1) Pertemuan pertama, hal-hal yang
perlu dipersiapkan adalah menyusun silabus sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan materi yang akan diajarkan, menyiapkan materi atau bahan
pembelajaran, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (RPP 1) yang
mengacu pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT, membuat
Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1), menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar
siswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, menyiapkan buku catatan
lapangan, dan merancang pembentukan kelompok belajar yang masing-masing
kelompok terdiri dari 3 sampai 5 siswa. (2) Pertemuan kedua, hal-hal yang perlu
dipersiapkan adalah menyiapkan materi atau bahan pembelajaran, membuat RPP 2
yang mengacu pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT, membuat
LKS 2, menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran, menyiapkan buku catatan lapangan, dan merancang
pembentukan kelompok belajar yang masing masing kelompok terdiri dari 3
sampai 5 siswa. Dan (3) Pertemuan ketiga, hal yang perlu dipersiapkan adalah tes
prestasi belajar siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan perencanaan tindakan, pada tahap pelaksanaan tindakan ini,
pembelajaran menerapkan RPP 1 dan RPP 2 yang disusun mengacu pada langkahlangkah metode kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar
pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 5 Denpasar.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah unsur-unsur kubus
dan jaring-jaring kubus. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut.
Tabel 08 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I Siklus I
No
1
Kegiatan Guru
Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan arahan
tentang cara belajar dengan
model pembelajaran kooperatif
Kegiatan Siswa
Alokasi Waktu
10 menit
47
Lanjutan Tabel 08
tipe NHT sebelum pelajaran
dimulai.
Memberikan apersepsi tentang
unsur-unsur kubus dan jaringjaring kubus
55 menit
48
Lanjutan Tabel 08
Siswa memperhatikan
pengamatan yang dilakukan
guru
Siswa bersemangat untuk
mendapatkan penghargaan dari
guru
15 menit
2) Pertemuan II
Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah unsur-unsur balok dan
jaring-jaring balok. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut.
Tabel 09 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan II Siklus I
No
1
Kegiatan Guru
Kegiatan Pendahuluan
Guru memberikan arahan tentang
cara belajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT
sebelum pelajaran dimulai.
Memberikan apersepsi tentang
unsur-unsur balok dan jaringjaring balok
Guru menyampaiakn tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
dan mengingatkan kembali materi
bangun datar yang telah dipelajari
di kelas VII
Kegiatan Inti
Guru membagi siswa menjadi
kelompok kecil dengan setiap
kelompok terdiri dari 3 sampai 5
siswa dan setiap anggota
kelompok diberi nomor secara
terurut sesuai dengan jumlah
anggota dalam setiap kelompok,
kemudian siswa bergabung
dengan anggotanya masingmasing sesuai dengan
kelompoknya
Kegiatan Siswa
Alokasi Waktu
10 menit
55 menit
49
Lanjutan Tabel 09
Sambil tanya jawab guru
menjelaskan secara singkat
tentang unsur-unsur balok dan
jaring -jaring balok
Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk mengerjakan soalsoal yang ada di LKS
Guru menyuruh siswa bekerja
dalam kelompok yang telah
dibagi sebelumnya
Siswa mendengarkan
penjelasan yang disampaikan
guru
Siswa mngerjakan tugas yang
diberikan dengan
kelompoknya
Siswa menyatukan
pendapatnya terhadap jawaban
pertanyaan yang ada dalam
LKS tersebut serta
meyakinkan tiap anggota
dalam timnya mengetahui
jawaban tersebut
Siswa mempersiapkan dan
mengecek kembali hasil
diskusinya yang akan
dipresentasikan
Siswa yang nomornya sesuai
maju kedepan untuk
menjawab pertanyaan yang
telah didiskusikan bersama
kelompoknya
Kelompok yang lain bersiapsiap mendapat giliran untuk
mempresentasikan hasil
diskusinya sesuai dengan yang
ditunjuk guru
Siswa memperhatikan
pengamatan yang dilakukan
guru
Siswa bersemangat untuk
mendapatkan penghargaan
dari guru
Siswa merangkum materi
yang telah dijelaskan
Siswa mencatat tugas yang
diberikan guru dan bersedia
mempelajari materi
selanjutnya
15 menit
50
Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan jika hasil yang diperoleh pada siklus I
belum sesuai yang diharapkan. Pada dasarnya prosedur atau langkah-langkah pada
siklus II sama dengan siklus I. Segala macam kendala yang dihadapi pada siklus I
diupayakan pemecahannya pada siklus II. Materi yang dibahas pada siklus II
adalah Luas Permukaan Kubus dan Balok dan Volume Kubus dan Balok. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus II
yaitu: (1) pertemuan pertama, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah menyusun
silabus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi yang akan
diajarkan, menyiapkan materi atau bahan pembelajaran, membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran 3 (RPP 3) yang mengacu pada langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe NHT, membuat Lembar Kerja Siswa 3 (LKS 3),
51
52
siklus II. Refleksi yang dilakukan pada siklus II, lebih digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil simpulan, tujuannya adalah untuk mengkaji dan
melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa yang dicapai dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Apabila tidak terdapat kendalakendala yang berarti serta proses pembelajaran telah optimal yang tercapainya
nilai rata-rata prestasi belajar siswa, daya serap dan ketuntasan belajar minimal
berturut-turut: 70, 70% dan 85%. Oleh karena itu, rekomendasi penelitian
ini akan dirumuskan dan siklus dihentikan, namun apabila belum mencapai
kriteria keberhasilan pembelajaran akan dilakukan siklus berikutnya.